Resensi Buku. Mas Wigrantoro Roes Setiyadi. Mahasiswa S3 Manajemen Strategi di Universitas Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Buku Mandiri (Critical Review) CHINDIA. How China and India Are Revolutionizing Global Business. Pete Engardio, Editor. Nama Mahasiswa / NPM :

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

PENGANTAR BISNIS. Memahami Sistem Bisnis Amerika Serikat. Oleh: Catur Widayati, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONIMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan net ekspor baik dalam

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut aktif melalui

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. yang penuh patriotisme, Indonesia berusaha membangun perekonomiannya. Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka membuat kondisi

BAB I PENDAHULUAN. berisi masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Tujuan penelitian berisi tentang

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM EKONOMI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. telah memanfaatkan pinjaman luar negeri dalam pembangunannya. Pinjaman luar

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bambang P.S Brodjonegoro FEUI & KPPOD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

10Pilihan Stategi Industrialisasi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pilihan gaya hidup seseorang. Sayangnya banyak di antara

10 Cara China Salip Ekonomi Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir ini sedang dalam fase

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

Pengantar Ekonomi Mikro PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA & PERMINTAAN PASAR & PERILAKU KONSUMEN.

Di Balik Sukses Ekonomi China dan India

BAB I PENDAHULUAN. modal (IDX, 2016). Dibandingkan dengan investasi surat berharga lainnya di

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semenjak merdeka 1945 hingga 1966 atau selama pemerintahan Orde Lama,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perusahaan selalu mempunyai masalah-masalah yang terkait

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat dalam sektor perbankan menuntut

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

BAB VIII TIGA BUTIR SIMPULAN. Pada bagian penutup, saya sampaikan tiga simpulan terkait kebijakan

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pembangunan diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan semakin liberal. Perjanjian perjanjian perdagangan internasional telah

Transkripsi:

Resensi Buku Judul: CHINDIA, How China and India Are Revolutionizing Global Business Editor: Pete Engardio Penerbit: McGraw-Hill Companies Tahun: 2007 Tebal: 384 termasuk Reference dan Indeks Oleh: Mas Wigrantoro Roes Setiyadi Mahasiswa S3 Manajemen Strategi di Universitas Indonesia. 1

Buku ini terinspirasi dari pembahasan mengenai Cina dan India dalam majalah BusinessWeek, yang meneliti implikasi perekonomian dari kebangkitan kedua negara, membandingkan model perekonomian, dan peran keduanya dalam perekonomian global. Pembahasan diawali dari munculnya korporasi, teknologi, dan sistem keuangan, serta berbagai hambatan seperti faktor sosial, politik dan lingkungan di kedua negara yang harus diatasi agar dapat terus mengembangkan potensi perekonomian. Dari uraian panjang ini penulis mengajukan pertanyaan, negara manakah yang akan memiliki posisi yang lebih baik dalam meneruskan perkembangan jangka panjang? Apakah Cina, dengan kemampuannya mengerahkan modal dan buruh untuk membangun infrastruktur dan skala manufaktur secara besar besaran? Atau India, dengan usaha yang berfokus pada teknologi manufaktur, piranti lunak, jasa outsoucing dengan kualitas tinggi pada harga yang sangat rendah? Apa yang akan terjadi jika kedua negara raksasa Asia tersebut bergabung menjadi satu negara raksasa Chindia? Perbedaan dan Persamaan Saat ini, Cina dan India merupakan pasar yang sangat penting bagi perekonomian dunia. Jika dicermati, terdapat perbedaan di antara konsumen India dan Cina. Pertama, ukuran pasar. Meski populasi penduduk hampir berimbang, pendapatan perkapita Cina tiga kali lebih besar dibandingkan India. Kemudian terdapat perbedaan budaya. Masyarakat India lebih suka membeli barang berkualitas bagus dengan harga yang rendah, sedangkan masyarakat Cina tidak memandang apakah harga suatu barang terlalu mahal atau murah. Dalam tempo relatif singkat Cina menunjukkan kemampuannya sebagai negara pengekspor dan sekaligus pasar domestik terbesar di dunia untuk berbagai barang industri. Di sisi lain, India lebih menguasai industri software, desain, dan jasa sehingga membawa berperan penting dalam rantai inovasi teknologi global. Banyak perusahaan teknologi besar, seperti Microsoft, Motorola, Hewlett-Packard, dan lain-lain yang mempercayakan ilmuwan India untuk merancang software dan multimedia feature pada produk-produk mereka selanjutnya. 2

Penerapan business culture di Cina terlihat tidak jelas. Penurunan pembagian output perekonomian untuk negara menurun sekitar 30% selama 2 dekade terakhir. Kepemilikan pemerintah dipusatkan pada sektor utilities, transportasi dan industri berat. Tetapi birokrat pemerintah Cina masih menyebar ke seluruh bagian perekonomian walaupun kebanyakan eksekutif perusahaan-perusahaan besar dikuasai oleh Partai Komunis. Akibatnya, keberhasilan bisnis di Cina bergantung pada hubungan dengan pejabat dan penguasa Partai Komunis. Business culture di India pun tidak jauh berbeda. Walaupun sistem perbankan dan industri utama merupakan milik pribadi, hingga tahun 1990-an, ketatnya peraturan dan kelambanan birokrasi menghalangi pengusaha untuk memperoleh dana investasi. Infrastruktur yang sudah tua, birokrasi yang lamban dan hukum buruh yang ketat membuat India sulit untuk memberhentikan pekerja yang memperlambat pengembangan industri. Jika India dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, maka akan dapat menandingi Cina dengan model industri yang sama sekali berbeda. Kesadaran masyarakat India terhadap pendidikan sangat tinggi, termasuk dalam menguasai bahasa internasional sehingga mendorong sumber daya manusia India menjadi semakin produktif. Dalam membangun perekonomiannya, pemerintah India mendapat dukungan dari para pengusaha maupun masyarakat pada level individu. Walapun tergolong negara miskin, di India terdapat berbagai perusahaanperusahaan bertaraf internasional. Cina dan India memiliki perusahaan-perusahaan besar yang namanya mulai dikenal di seluruh dunia, seperti perusahaan Huawei, CNOOC, ZTE, Wipro, Tata, dan Infosys. Kedua negara tersebut menjadi sangat kuat terutama dikarenakan kemampuan mereka yang saling melengkapi. Cina akan tetap mendominasi barang-barang manufaktur tetapi lemah dalam industri teknologi, sedangkan India sebaliknya. Seandainya industri kedua negara tersebut disatukan dalam Chindia, maka mereka akan mengambil alih teknologi industri di seluruh dunia. Dalam setiap dimensi perekonomian, seperi konsumen, investor, produsen, dan penggunaan energi dan komoditi, kedua negara termasuk dalam kelas berat. Konsumen dan perusahaan Cina dan India selalu menuntut teknologi dan feature terbaru. Pada dekade selanjutnya, 3

Cina dan India akan dapat menguasai buruh, industri, perusahaan dan pasar di dunia dan menggantikan dominasi Amerika. Dilema Bagi Amerika Industri Amerika mulai dikacaukan dengan kedatangan pesaing dari Cina, dari industri peralatan dapur, ban mobil hingga peralatan elektronik. Harga jual barangbarang yang berasal dari Cina lebih murah 30% sampai 50%. Amerika pun mengalami dilema. Di satu sisi, Amerika memperoleh keuntungan besar dari hubungannya dengan Cina. Amerika mendapatkan pasar yang besar untuk produkproduk industrinya. Murahnya harga barang-barang Cina dapat menekan inflasi di Amerika dan mengeluarkan Amerika dari ancaman terjadinya resesi. Namun di sisi lain, Amerika mengalami defisit perdagangan yang sangat besar sehingga dapat menyebabkan turunnya nilai dolar yang akhirnya dapat mengacaukan sistem keuangan dunia. Amerika tentu saja tetap memanfaatkan ekspansi Cina tetapi jika Amerika tidak memenangkan tantangan industri tersebut, maka Amerika akan kehilangan kekuatan dan pengaruh dalam perekonomian. Keuangan dan Perbankan Modernisasi sistem keuangan merupakan prioritas utama bagi India dan Cina. Dengan adanya peranan public listing di Cina, bank milik negara dapat menyiagakan sistem perbankan negara. Bursa efek yang tidak berkembang di Shanghai dan Shenzen, sebagian besar bergerak dalam perdangangan jangka pendek dibandingkan kebutuhan perusahaan perusahaan Cina untuk meningkatkan kapital. Dan saat ini banyak sistem peminjaman yang tidak resmi berkembang untuk ikut serta dalam sistem keuangan di Cina. Model perekonomian Cina dirancang dengan pengerahan kapital secara besarbesaran. Birokrasi pemerintah dari Beijing turun ke kota-kota kecil bertujuan untuk membangun kawasan industri dengan mendorong investasi terutama investasi dari luar negeri. Sebagai konsekuensi atas tinggginya investasi asing, Cina menikmati pembangunan di seluruh negara. Sedangkan sistem keuangan India dalam perkembangan, ditandai dengan banyaknya pinjaman bank, dominasi perusahaan 4

pemerintah, dan proyek-proyek yang menguntungkan. Secara keseluruhan, pasar keuangan India mengalokasikan modal dengan lebih efisien dibandingkan dengan Cina. Banyak ekonom beranggapan India dapat terus berkembang terutama karena mampu meningkatkan efisiensi dan investasi asing. Tantangan di India berbeda dengan di Cina karena sistem perbankan India lebih sehat dan bursa efek India merupakan salah satu dari yang terbesar dan lebih berpengalaman dalam perkembangan dunia. Pembatasan yang ketat terhadap investasi asing juga telah memperlambat proses industrialisasi. Beberapa bank India memberikan kredit mikro dengan bunga rendah kepada orang miskin yang ingin memulai bisnis kecil sementara liberalisasi mulai membuka sektor-sektor yang menguntungkan bagi investor asing untuk dapat ikut serta dalam kegiatan perekonomian India. Faktor Politik Meski tidak secara eksplisit dinyatakan, Engardio meyakini bahwa kemakmuran China di masa mendatang tidak akan terpengaruh oleh kondisi politik domestik. Politik dianggap sebagai konstanta. Jika pemimpin China setuju bahwa politik dianggap konstan, maka dalam beberapa tahun mendatang China akan meneguhkan sebagai negara kapitalis-komunis. Di India, demokrasi lebih baik dari China, pergantian pemimpin nasional relatif lebih sering dibanding China, peran swasta dalam perekonomian lebih menonjol dibandingkan pemerintah, namun karena sebagian besar rakyatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan, dapat dipertanyakan keberhasilan pemerataan kesejahteraan di India. Untuk China buku ini tidak banyak mengupas hubungan keberhasilan ekonomi dengan politik, sementara untuk India, tidak banyak penjelasan mengenai pemerataan kesejahteraan yang baru dinikmati oleh mereka yang berpendidikan saja. Chindonendia? Bagi akademisi dan praktisi manajemen buku ini dapat menambah wawasan makro dalam strategi pembangunan ekonomi. Kajian pembangunan ekonomi 5

bagaimanapun memiliki relevansi dengan bidang manajemen strategi. Kasus China dan India dapat menjadi pelajaran berharga bagi para ahli strategi perusahaan untuk memahami lingkungan eksternal perusahaan. Buku ini dapat melengkapi pemahaman tentang model strategi outside-in, atau menjadi acuan dalam meneguhkan pemahaman tentang organisasi industri, business cluster, inovasi, maupun leadership. Bagi eksekutif pemerintah dan politisi buku ini dapat memberi pencerahan bahwa hubungan timbal balik antara pemerintah dan swasta yang mutual dalam jangka panjang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti dikatakan Marie Lavigne (1999) keberanian China mengubah iklim politik, membuka perekonomiannya, membuat sesuatu yang semula dianggap tidak mungkin menjadi dapat terwujud. Bagi Indonesia, mempelajari sukses yang diraih China dan India, dan kemudian beraksi mengejar ketertinggalan dari mereka, apabila dilakukan secara konsisten, bukan tidak mungkin kelak terbit buku berjudul Chindonendia, menampilkan trio kekuatan dunia baru, tiga negara yang jumlah populasi penduduknya mencapai lebih dari separo penduduk dunia. Luar biasa. ***** 6