Profil penurunan tekanan darah (hipotensi) pada pasien sectio caesarea yang diberikan anestesi spinal dengan menggunakan bupivakain

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL PENELITIAN. Abstrak. Abstract. Jurnal Anestesi Perioperatif

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. diinginkan (Covino et al., 1994). Teknik ini pertama kali dilakukan oleh seorang ahli bedah

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TRAMADOL DENGAN KOMBINASI TRAMADOL + KETOLORAC PADA PENANGANAN NYERI PASCA SEKSIO SESAREA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyesuaian dari keperawatan, khususnya keperawatan perioperatif. Perawat

ARTIKEL PENELITIAN. Abstrak. Abstract. Jurnal Anestesi Perioperatif

Complications Associated with Regional Anesthesia in Cesarean Section Patient in PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital

BAB I PENDAHULUAN. Dari data antara tahun 1991 sampai 1999 didapatkan bahwa proses

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PASCA ANESTESI SPINAL DENGAN PEMBERIAN PRELOAD DAN TANPA PEMBERIAN PRELOAD 20CC/KGBB RINGER LAKTAT

ARTIKEL PENELITIAN. Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Anestesi spinal telah digunakan sejak tahun 1885 dan sekarang teknik ini dapat

ELEVASI KAKI EFEKTIF MENJAGA KESTABILAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN SPINAL ANESTESI

ARTIKEL PENELITIAN. Abstrak. Abstract. Jurnal Anestesi Perioperatif

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan bedah pada pasien menunjukkan peningkatan seiring tumbuhnya

KARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PASCA ANESTESI SPINAL DENGAN PEMBERIAN PRELOAD DAN TANPA PEMBERIAN PRELOAD 20CC/KGBB RINGER ASETAT MALAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim

Bagian Anestesesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

RINI ASTRIYANA YULIANTIKA J500

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

LUARAN PARTUS LAMA DI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

SKRIPSI PENGARUH ELEVASI KAKI TERHADAP KESTABILAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN SPINAL ANESTESI

PROFIL NYERI DAN PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA PASIEN PASCA BEDAH SEKSIO SESAREA DENGAN ANALGETIK PETIDIN

ARTIKEL PENELITIAN. Efek Ondansetron Intravena terhadap Tekanan Darah dan Laju Nadi pada Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea

EFEK PEMBERIAN CAIRAN KOLOID DAN KRISTALOID TERHADAP TEKANAN DARAH

PERBANDINGAN NILAI APGAR NEONATUS PADA SEKSIO SESAR ANTARA ANESTESIA UMUM DAN ANESTESIA SPINAL

ARTIKEL PENELITIAN. Perbandingan Efek Anestesi Spinal dengan Anestesi Umum terhadap Kejadian Hipotensi dan Nilai APGAR Bayi pada Seksio Sesarea

BAB I PENDAHULUAN. untuk prosedur tersebut. Angka bedah caesar pada ibu usia 35 tahun ke atas jauh

1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN, INDIKASI SERTA KOMPLIKASI TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2011

PERBANDINGAN SKOR APGAR BAYI YANG LAHIR MELALUI BEDAH SESAR DENGAN PEMBERIAN ANALGESI SPINAL DAN ANALGESI EPIDURAL ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN HEMODINAMIK PRE DAN POST OPERASI ANTARA ANESTESI UMUM DAN ANESTESI REGIONAL PADA PASIEN SEKSIO SESAREA DENGAN PRE-EKLAMPSIA BERAT

BAB I PENDAHULUAN. abdomen dan uterus untuk mengeluarkan janin. 1 Prevalensi terjadinya sectio. keadaan ibu dan janin yang sedang dikandungnya.

PENGARUH DURASI TINDAKAN INTUBASI TERHADAP RATE PRESSURE PRODUCT (RPP) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTARA LIDOKAIN 0,50 mg/kgbb DENGAN LIDOKAIN 0,70 mg/kgbb UNTUK MENGURANGI NYERI PENYUNTIKAN PROPOFOL SAAT INDUKSI ANESTESIA

ARTIKEL PENELITIAN. Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : Yunita Ekawati J Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN

PERBEDAAN NILAI TEKANAN DARAH ANTARA ANESTESI SPINAL BUPIVAKAIN 0,5% DAN LIDOKAIN 5% PADA PASIEN TRANSURETHRAL

EFIKASI PATIENT CONTROLLED ANALGESIA MORFIN SUBKUTAN TERHADAP PATIENT CONTROLLED ANALGESIA MORFIN INTRAVENA PASCAOPERASI SEKSIO SESAREA

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

Perbandingan kadar gula darah pasca pembedahan dengan anestesia umum dan anestesia spinal

Gambaran kematian maternal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 1 Januari Desember 2015

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN LAMA PEMULIHAN PASIEN PASCA SEKSIO SESAREA DENGAN ANESTESI UMUM DAN ANESTESI SPINAL DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU PADA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

Lama Analgesia Lidokain 2% 80 mg Dibandingkan Kombinasi Lidokain 2% dan Epinefrin pada Blok Subarakhnoid

PERBANDINGAN SKOR APGAR BAYI YANG LAHIR MELALUI BEDAH SESAR DENGAN PEMBERIAN ANESTESI UMUM DAN ANALGESI SPINAL ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. letak insisi. Antara lain seksio sesaria servikal (insisi pada segmen bawah), seksio

PERBANDINGAN EFEK HEMODINAMIK ANTARA PROPOFOL DAN ETOMIDATE PADA INDUKSI ANESTESI UMUM ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Kata kunci: Preeklampsia

Profil persalinan pada era JKN-BPJS di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 30 Juni 2016

PERBEDAAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH ARTERI RERATA ANTARA PENGGUNAAN DIAZEPAM DAN MIDAZOLAM SEBAGAI PREMEDIKASI ANESTESI

ARTIKEL PENELITIAN. Efek Penggunaan Leg Wrapping terhadap Kejadian Hipotensi Selama Anestesi Spinal pada Pasien Seksio Sesarea

PENGARUH INDUKSI SUKSINILKOLIN, PROPOFOL, DAN ATRAKURIUM TERHADAP TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA SECTIO CAESARIA

BAB I PENDAHULUAN. anestesi yang dilakukan terhadap pasien bertujuan untuk mengetahui status

ARTIKEL PENELITIAN. Penggunaan Anestesi Lokal dan Adjuvan pada Analgesi Epidural di Wilayah Jawa Barat Tahun 2015

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEJADIAN OPERASI SESAR DENGAN RIWAYAT BEKAS SESAR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PADA TAHUN

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. subarachnoid sehingga bercampur dengan liquor cerebrospinalis (LCS) untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anestesi spinal merupakan salah satu teknik anestesi regional yang

PERBANDINGAN NYERI YANG TERJADI 24 JAM PASCA OPERASI PADA PENDERITA YANG DIBERIKAN ANESTESIA UMUM DAN ANESTESIA SPINAL

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

ARTIKEL PENELITIAN. Bagian Anestesiologi Rumah Sakit Agung Manggarai,

PENGARUH HIPOTENSI IBU TERHADAP APGAR SKOR BAYI YANG LAHIR SECARA SEKSIO SESAREA DENGAN ANESTESIA SPINAL DI RSU. PROF. DR. R. D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semenjak berkembangnya ilmu anestesiologi telah ada pencarian terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pindah ke ruang perawatan atau langsung dirawat di ruang intensif. Fase

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL PENELITIAN. Rumah Sakit Tentara Tingkat IV Singkawang Kalimantan Barat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ARTIKEL PENELITIAN. SMF Anestesi Rumah Sakit Umum Daerah SMC Kab. Tasikmalaya,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

Gambaran kadar hemoglobin pasien pra dan pasca operasi seksio sesarea yang tidak mendapat transfusi darah

PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

PERBANDINGAN EFEK KOLODING HES DAN RINGER LAKTAT TERHADAP HIPOTENSI AKIBAT SPINAL ANESTESI PADA WANITA HAMIL YANG MENJALANI SEKSIO SESARIA TESIS

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anestesi spinal (subarachnoid) merupakan salah satu jenis dari anestesi

ARTIKEL PENELITIAN. Kejadian Post Dural Puncture Headache dan Nilai Numeric Rating Scale Pascaseksio Sesarea dengan Anestesi Spinal

PERBANDINGAN PERUBAHAN SATURASI OKSIGEN TERHADAP PEMBERIAN BUPIVACAINE DAN BUPIVACAINE-FENTANYL PADA ANESTESI SPINAL PASIEN SECTIO CAESARIA SKRIPSI

PROFIL PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK GINJAL-HIPERTENSI.

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

PERBEDAAN EFEK PEMBERIAN PRELOAD HES 200 KD DAN RINGER LAKTAT TERHADAP HIPOTENSI Pasca Anestesi Spinal Pasien Sectio Cesarea JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. PENGARUH RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

GAMBARAN ANGKA KEJADIAN KOMPLIKASI PASCA ANESTESI SPINAL PADA PASIEN SEKSIO SESARIA

PROFIL SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-

Prosiding Farmasi ISSN:

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMATIAN PERINATAL DI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS KOMBINASI BUPIVAKAIN-PETHIDIN DENGAN BUPIVAKAIN-FENTANYL INTRATEKAL PADA PASIEN GERIATRI YANG MENJALANI PROSEDUR TUR-P

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

Transkripsi:

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2017 Profil penurunan tekanan darah (hipotensi) pada pasien sectio caesarea yang diberikan spinal dengan menggunakan bupivakain 1 Popi Tanambel 2 Lucky Kumaat 2 Diana Lalenoh 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 BagianAnestesiologi danterapi Intensif RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Email: popitanambel12082@gmail.com Abstract: Cesarean section is generally performed on pregnant women and the prevalence is continuously increasing every years. This study was aimed to determine the profile of the occurence of hypotension in patients of sectio caesarea with spinal anesthesia using bupivacaine at Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. This was a descriptive retrospective study. Data were obtained from the emergency operation room at Prof. Dr. R. D. Kandou Manado from November through December 2015. The results showed that there were 15 cases of cesarean section with spinal anesthesia using bupivacaine. According to age group, there was 1 patient (6.66%) in age group <20 years; 11 patients (73.33%) in age group 20-35 years; and 3 patients (20%) in age group >35 years. After spinal anaesthesia using bupivacaine, the highest percentage of decrease in systolic blood pressure was 18.18%, meanwhile of diastolic blood pressure was 11.11%. Conclusion: The decreases in systolic blood pressure and diastolic blood pressure after spinal anesthesia using bupivacaine were within normal limits. Keywords: spinal anesthetic, bupivacaine, hypotension Abstrak: Sectio caesarea (SC) merupakan operasi yang umum dan luas dilakukan pada wanita hamil dan prevalensi meningkat setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kejadian hipotensi pada pasien SC yang diberikan spinal dengan bupivakain di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif. Data penelitian diambil dari ruang operasi darurat periode November 2015 sampai Desember 2015. Hasil penelitian mendapatkan 15 kasus bedah SC dengan menggunakan teknik spinal. Berdasarkan golongan usia, ditemukan kelompok usia <20 tahun sebanyak 1 pasien (6,66%); usia 20-35 tahun sebanyak 11 pasien (73,33%); dan usia >35 tahun sebanyak 3 pasien (20%). Persentase penurunan tekan darah sistolik yang paling tinggi sesudah dilakukan spinal ialah sebesar 18,18% sedangkan untuk tekanan darah diastolik paling tinggi mencapai 11,11%. Simpulan: Penurunan tekan darah sistolik dan tekanan darah diastolik sesudah dilakukan spinal masih berada dalam batas normal. Kata kunci: spinal, bupivakain, hipotensi Sectio caesarea (SC) merupakan operasi yang umum dan luas dilakukan pada wanita hamil dan prevalensi meningkat setiap tahun. 1 Di Indonesia angka persalinan dengan SC di 12 Rumah Sakit Pendidikan berkisar 2,1-11,8%; di RS Sanglah Denpasar insiden SC selama sepuluh tahun (1984-1994) 8,06%-20,23%, dengan rerata pertahun 13,6%, sedangkan tahun 1994-1996 angka kejadian SC 17,99% dan angka kejadian persalinan bekas SC 18,40%. 2 Obstetric Anesthesia Guidelines merekomendasikan teknik spinal ataupun epidural dibandingkan dengan

Tanambel, Kumaat, Lalenoh: Profil penurunan tekanan darah (hipotensi)... umum untuk sebagian besar SC. Di Amerika Serikat pada tahun 1992, spinal digunakan lebih dari 80% pada SC. 3 Anestesi spinal memberikan beberapa keuntungan, antara lain adalah ibu akan tetap terbangun yang dapat mengurangi kemungkinan terjadi aspirasi dan menghindari depresi neonatus. 4 Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada spinal ialah hipotensi. 5 Anestesi spinal dapat mengakibatkan penurunan tajam pada tekanan darah ibu yang akan memengaruhi keadaan ibu dan bayi. 6 Terjadinya hipotensi berkaitan dengan tingginya blokade spinal. Semakin tinggi blokade spinal, mekanisme kompensasi akibat hambatan simpatis pun akan semakin ditekan. 7,8 Hipotensi pada spinal terutama akibat dari blokade saraf simpatis yang befungsi mengatur tonus otot polos pembuluh darah. Blokade serabut saraf simpatis preganglionik yang menyebabkan vasodilatasi vena, sehingga terjadi pergeseran volume darah terutama ke bagian splanik dan juga ekstremitas bawah sehingga akan menurunkan aliran darah balik ke jantung. 9 Angka kejadian hipotensi pada SC dilaporkan sebanyak 50%-60%. 10 Chung et al. 11 dengan 12 mg bupivakain hiperbarik 0,5%, mendapatkan insidens hipotensi 80%. Penelitian Riley et al. 12 dan Siddik- Sayyid et al. 13 dengan 12 mg bupivakain hiperbarik 0,75% mendapatkan insidens hipotensi sebesar 85% dan 87%. Selaras dengan Chung et al. 11, Bryson et al. 14, mendapatkan insidens hipotensi yang lebih dari 70%, sedangkan Bogra et al. 15, Suwardi 16, dan Akmal 17 dengan 12,5 mg bupivakain hiperbarik 0,5% mendapatkan insidens hipotensi sebesar 50%, 46%, 42%. Penggunaan anestetik lokal dengan dosis yang lebih kecil tidak memblok serabut saraf simpatis di daerah atas sehingga hipotensi tidak terjadi. Penggunaan dosis kecil akan memperkecil risiko timbulnya toksisitas sistemik obat anestetik lokal. 18,19 Pernelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil penurunan tekanan darah (hipotensi) pada pasien SC yang diberi spinal dengan bupivakain. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini ialah deskriptif prospektif. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou periode November-Desember 2015. Populasi target dari penelitian ini ialah seluruh pasien yang menjalani SC di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou. Sampel penelitian ini ialah seluruh pasien yang menjalani pembedahan SC dengan menggunakan spinal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou yang memenuhi kriteria inklusi. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai Desember 2015 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan mendapatkan 15 kasus SC dengan menggunakan spinal. Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 15 kasus bedah SC dengan menggunakan teknik spinal yang digolongkan menurut usia, ditemukan kelompok usia di bawah <20 tahun sebanyak 1 pasien (6,66%); usia 20-35 tahun sebanyak 11 pasien (73,33%), sedangkan untuk usia >35 tahun sebanyak 3 pasien (20%). Tabel 1. Distribusi pasien bedah sesar dengan spinal menurut usia Golongan usia Jumlah % (tahun) pasien <20 1 6,66 20-35 11 73,33 >35 3 20 Jumlah 15 100 Tabel 2 menunjukkan bahwa pasien SC yang masuk kategori ASA I berjumlah 0 sedangkan yang masuk kategori ASA II berjumlah 15 pasien atau sebesar 100%. Tabel 2. Distribusi pasien menurut ASA Kategori Jumlah % ASA Pasien I 0 0 II 15 100 Tabel 3 menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik (TDS) awal 110 mmhg berjumlah 2 pasien (13,33%); TDS awal

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2017 120 mmhg berjumlah 6 pasien (40%); TDS awal 130 mmhg berjumlah 2 pasien (13,33%); sedangkan untuk TDS awal 140 mmhg berjumlah 5 pasien (33,33%). Tabel 3. Distribusi pasien menurut tekanan darah sistolik awal (TDS) sebelum spinal TDS awal Jumlah pasien % (mmhg) 110 2 13,33 120 6 40 130 2 13,33 140 5 33,33 Jumlah 15 100 Tabel 4 menunjukkan bahwa sebelum spinal didapatkan TDD awal 70 mmhg berjumlah 4 pasien (26,66%); TDD awal 80 mmhg berjumlah 1 pasien (6,66%); TDD 90 mmhg berjumlah 5 pasien (33,33%); dan TDD awal 100 mmhg berjumlah 5 pasien (33,33%). Tabel 4. Distribusi pasien menurut tekanan darah diastolik awal (TDD) sebelum spinal TDD awal Jumlah pasien % (mmhg) 70 4 26,66 80 1 6,66 90 5 33,33 100 5 33,33 Jumlah 15 100 Tabel 5 menunjukkan persentase penurunan TDS sesudah spinal bervaiasi, yaitu: penurunan sebesar 4,54% (1 pasien); 8,33% (5 pasien); 5,71% (1 pasien); 18,18% (1 pasien); 13,84% (1 pasien); 0,89% (1 pasien); 3,57% (2 pasien); 14,28% (1 pasien); 7,69% (1 pasien); dan 10,71% (1 pasien). Tabel 6 menunjukkan bahwa tidak terjadi penurunan TDD sesudah spinal pada 3 pasien. Persentase penurunan TDD sesudah spinal bervariasi, yaitu: sebesar 5% (1 pasien); 7,14% (1 pasien); 10% (4 pasien); dan 11,11% (6 pasien). Tabel 5. Distribusi pasien menurut penurunan TDS sesudah spinal TDS sebelum TDS sesudah Penurunan % 110 105 5 4,54 140 132 8 5,71 110 90 20 18,18 130 112 18 13,84 120 119 1 0,83 140 135 5 3,57 140 120 20 14,28 130 120 10 7,69 140 135 5 3,57 140 125 15 10,71 Tabel 6. Distribusi pasien menurut penurunan TDD sesudah spinal TDD sebelum TDD sesudah Penurunan % 70 70 0 0 70 70 0 0 10 70 65 5 7,14 10 70 70 0 0 10 100 95 5 5 10 Tabel 7 menunjukkan bahwa persentase penurunan dari MAP awal ke MAP sesudah spinal bervariasi, yaitu: penurunan sebesar 2% (1 pasien); 3,85% (1 pasien); 8,24% (1 pasien); 12% (1 pasien); 11,52% (1 pasien); 10% (4 pasien); 0,38% (1 pasien); 7,35% (2 pasien); 8,82% (1 pasien); 9,68% (1

Tanambel, Kumaat, Lalenoh: Profil penurunan tekanan darah (hipotensi)... pasien); dan 10,94% (1 pasien). Tabel 7. Distribusi pasien menurut Mean Arterial Pressure (MAP) sebelum dan sesudah spinal MAP Awal MAP Sesudah Anestesi Persentase (%) 83,33 81,67 2 86,67 83,33 3,85 113,33 104 8,24 83,33 73,33 12 110 97,33 11,52 86,67 86,33 0,38 113,33 105 7,35 113,33 103,33 8,82 103,33 93,33 9,68 113,33 105 7,35 106,67 95 10,94 BAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di ruang operasi darurat (OK cito) RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada periode November 2015 sampai Desember 2015, diperoleh 15 kasus operasi SC yang menggunakan spinal dengan obat anestetik lokal bupivakain. Jumlah kasus yang paling banyak ditemukan berada pada kelompok usia 20-35 tahun (73,33%) (Tabel 1). Distribusi pasien menurut kategori ASA (Tabel 2) menunjukan bahwa pasien SC yang masuk kategori ASA II berjumlah 15 pasien (100%), dan tidak ada yang masuk kategori ASA I (0%). Distribusi pasien menurut TDS awal sebelum spinal menunjukk an bahwa TDS seluruh pasien sangat bervariasi yaitu secara berurut: TDS awal 120 mmhg berjumlah 6 pasien (40%); TDS awal 140 mmhg berjumlah 5 pasien (33,33%); dan TDS awal 130 mmhg berjumlah 2 pasien (13,33%). Berdasarkan data distribusi pasien menurut TDS sesudah spinal, menunjukkan bahwa terjadi penurunan TDS untuk seluruh pasien. Persentase penurunan TDS yang paling tinggi mencapai 18,18%. Persentase penurunan TDD yang paling tinggi mencapai 11,11%. Terdapat 3 pasien yang tidak mengalami penurunan TDD sesudah spinal. Penurunan tekanan darah yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tinggi pasien, r usia, dan obat yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno dan Sutiyono 20 yang menyatakan bahwa teknik spinal ditentukan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya ialah dosis obat. Penggunaan dosis bupivakain sebagai k lokal dalam spinal yang disarankan pada beberapa literatur ialah 12-15 mg dengan mula kerja 5-10 menit, lama kerja antara 90-120 menit. Sejumlah penelitian berusaha menentukan dosis bupivakain, tetapi hasil temuan yang ada berbeda-beda dengan dosis berkisar 5-20 mg. Penggunaan dosis rendah bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya hipotensi. 20 Dari hasil suatu penelitian dikatakan bahwa berat dan tinggi badan merupakan variabel yang signifikan untuk memrediksi ketinggian maksimal blokade spinal. Tinggi badan dan berat badan memberikan pengaruh terhadap penyebaran blokade yang luas sehingga dosis bupivakain yang digunakan harus disesuaikan. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2004 menyatakan bahwa dosis bupivakain hiperbarik yang disesuaikan dengan tinggi badan dan berat badan pasien jika digunakan kombinasi dengan diamorfin 0,4 mg akan memberikan level a yang optimal pada pasien yang menjalani seksio sesarea. 21 Hasil penelitian lain juga memperlihatkan bahwa penyuntikan lambat bupivakain hiperbarik 10 mg selama 60 detik dan 120 detik dapat mengurangi insidensi serta efek samping hipotensi selama spinal pada operasi seksio sesarea. 22

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2017 SIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien yang menjalani operasi sectio caesarea dengan spinal menggunakan bupivakain di ruang operasi darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode November-Desember 2015, dapat disimpulkan bahwa penurunan tekan darah sistolik dan tekanan darah diastolik sesudah dilakukan spinal masih berada dalam batas normal. DAFTAR PUSTAKA 1. Gondo HK, Sugiharta K. Profil operasi seksio sesarea di SMF obstetri & ginekologi RSUP Sanglah Denpasar, Bali tahun 2001 dan 2006. CKD. 2010;37:97-101. 2. Afolabi BB, Lesi FEA, Merah NA. Regional versus general anesthesia for cesarean section (Review). The Cochrane Collaboration. 2006;4:1-44. 3. Petropoulos G, Siristatidis C, Salamalekis E, Creatsas G. Spinal and epidural versus general anesthesia for elective cesarean section at term: effect on the acid base status of the mother and newborn. J Mat-Fet & Neon Med. 2003;13:260-6. 4. Brown DL. Local anesthesia toxicity. In: Finucane BT. Complication of Regional Anesthesia. NewYork: Churchill Livingstone, 2000. 5. Birnbach DJ. General anesthesia for cesarean section-who needs it? European Society of Anaesthesiologists, Refresher Course. 2003:165 7. 6. Wlody D. Complication of regional anesthesia in obstetrics. Clin Obstet Gynecol. 2003;46:667-78. 7. Ronald D, Miller MD. Anesthesia (6th ed). New York: Churchill Livingstone, 2005; p. 232-329. 8. Flora L, Redjeki SI, Wargahadibrata HA. Perbandingan efek spinal dengan umum terhdap kejadian hipotensi dan nilai APGAR bayi pada seksio sesarea. Jurnal Anestesi Perioperatif. 2014;2:105-6. 9. Sahoo T, Sendasgupta C, Goswami A, Hazra A. Reduction in spinal-induced hypotension with ondansetron in parturients undergoing caesarean section: a double-blind randomised, plasebocontrolled study. Int J Obstet Anesthesia. 2012;2(1):24-8. 10. Chung CJ, Choi SR, Yeo KH, Park HS, Lee SI, Chin YJ. Hyperbaric spinal ropivacaine for cesarean delivery: A comparison to hyperbaric bupivacaine. Anesth Analg. 2001;93:157-61. 11. Riley E, Cohen SE, Rubenstein AJ, Flanagan B. Prevention of hypertension after spinal anesthesia for cesarean section: 6% hetastarch versus lactated Ringer s solution. Anesth Analg. 1995;81:838-42. 12. Siddik-Sayyid SM, Aouad MT, Jalbout MI, Zalaket MI, Berzina CE, Baraka AS. Intrathecal versus intravenousfentanyl for supplementation of subarachnoid block during cesarean delivery. Anesth Analg. 2002;95:209 13. Bryson GL, Macneil R, Jeyaraj LM, Rosaeg OP. Small dose spinal bupivacaine for caesarean delivery does not reduce hypotension but accelerates motor recovery. Can J Anesth. 2007;54:531-7. 14. Bogra J, Arora N, Srivastava P. Synergis effect of intrathecal fentanyl and bupivacaine in spinal anesthesia forcesarean section. BMC Anesthesiol. 2005;5:5. 15. Suwardi C. Perbandingan analgesia spinal pada bedah sesar antara kombinasi 10 mg bupivakain hiperbarik 0,5% + 12,5 mcg dengan 12,5 mg bupivakain hiperbarik 0,5%. Jakarta: FKUI; 2005. 16. Akmal E. Penyebaran anestetik lokal dan efek hemodinamik pada operasi seksio sesaria dalam a spinal. Jakarta: FKUI; 2008. 17. Russel F, Holmqvist ELO. Subarachnoid analgesia for caesarean section. Br J Anaesth. 1987;59:347-53. 18. Richardson MG, Collins HV, Wissler R. Intrathecal plain vs hyperbaric bupivacaine with mophine for cesarean section: A comparison of effectiveness, side-effects and sedation. Anesthesiol. 1997;87:A890. 19. Barbeau TR. Cardiovascular physiology. Florence: Francis Marion University, 2004. 20. Winarno I, Sutiyono D. Jarum spinal dan pengaruh yang mungkin terjadi. Jurnal Anestesiologi Indonesia. 2009;1(3): 21. Rodrigues FR, Brandao MJN. Regional

Tanambel, Kumaat, Lalenoh: Profil penurunan tekanan darah (hipotensi)... anesthesia for cesarean section in obese pregnant woman: a retrospective study. Rev Bras Anestesiol. 2011;61(1):13-20. 22. Singh SI, Morley-Forster PK, Shamsah M. Influence of injection rate of hyperbaric bupivacaine on spinal block in parturients: a randomized trial. Can J Anesth.2007;54(4):290-5.