BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk smartphone baru yang muncul, telah mendorong perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah kemajuan komunikasi dan teknologi informasi, serta perkembangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasanya dengan merangsang unsur unsur emosi konsumen yang menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan inovatif untuk menciptakan suatu bisnis yang berkelas dan bisa bersaing dengan

BAB V PENUTUP. Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisa deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan path analysis, antara

BAB I PENDAHULUAN. Berusaha bangkit dari krisis ekonomi tahun 1998, Indonesia mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menciptakan penjualan (Musfar dan vivi, 2012).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRACT. Key words: consumer behavior, experiential marketing, customer loyalty. Universitas Kristen Maranatha

Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, CUSTOMER RELATIONSHIP MARKETING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan variabel Customer-Based Brand Equity

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. menyebarkan pengalaman para peserta JIHW, yakni sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

98 berpindah merek konsumen pada smartphone dapat terjadi karna pelayanan yang diberikan smartphone Blackberry pada pengguna nya tidak dilayani dengan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Persepsi konsumen terhadap Experiential Marketing Street Gourmet

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan untuk brand XL dan untuk

Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. terutama bisnis produk kecantikan/kosmetik dan masyarakat yang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data Structural Equation Modelling maka dapat disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan suatu bisnis tergantung pada ide, peluang dan pelaku bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan juga pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ±

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan kondisi persaingan yang semakin banyak antar perusahaan,

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Dalam penulisan skripsi

BAB V RINGKASAN, KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN PENELITIAN YANG AKAN DATANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. semakin penting dari pemasaran di abad ke-21. Hal ini didukung oleh Levy dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. deskriptif dan verifikatif, dengan menggunakan regresi berganda, antara service

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi

BAB V PENUTUP. Keputusan Konsumen Berpindah ke Smartphone Merek Samsung, dapat. cukup memikat konsumennya untuk berpindah merek.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut survei perusahaan global AT Kearney, Indonesia menduduki peringkat ke-12 dunia dalam Indeks

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Dengan bersaing, pedistribusian yang cepat dan tepat waktu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian mengenai analisis pengaruh atribut produk terhadap

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Loyalitas menurut Aaker (dalam margaretha, 2004:297) dinyatakan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

Promosi. Disusun oleh Tim Pengampu: Sulistiyono Ahmad Nasrulloh

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian dan cara mendapatkannya seperti media online yang dibantu oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

public service yang menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para

BAB I PENDAHULUAN. pada dunia usaha. Adanya kemajuan teknologi menuntut banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan.

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penawaran produk atau jasa dengan merangsang unsur unsur emosi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Denim Bandung, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis saat ini berkembang dengan begitu pesat. Setiap perusahaan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. karena bisnis yang bergerak di bidang kuliner ini termasuk bisnis dengan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. partisipasi (identitas komunitas, kepuasan komunitas, dan degree of influence) terhadap

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation Modelling (SEM) mengenai pengaruh experiential marketing terhadap customer satisfaction serta dampaknya pada customer loyalty (survei pada pengguna smartphone di komunitas online Apple dan Samsung Regional Bandung) maka berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Gambaran mengenai penerapan experiential marketing yang dilaksanakan oleh merek-merek di industri teknologi smartphone, dinilai oleh sebagian pengguna yaitu pengguna merek smartphone pada komunitas online di Kota Bandung, termasuk pada kategori yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan experiential marketing telah dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan. Dimensi dari experiential marketing yang paling tinggi yaitu sense karena berkaitan dengan produk fisik. Sedangkan dimensi yang terendah yaitu relate, di mana menunjukan bahwa keterhubungan baik antara pengguna dengan merek atau pengguna dengan sesama pengguna masih dinilai rendah. Jika dilihat dari masing-masing merek, untuk pengguna merek Apple menilai experiential marketing termasuk ke dalam kategori tinggi, begitu pun pengguna merek Samsung menilai experiential marketing berada pada

242 kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa experiential marketing pada industri smartphone menurut persepsi pengguna di Kota Bandung termasuk pada kategori tinggi. 2. Gambaran dari customer satisfaction diukur berdasarkan kepuasan terhadap desain dan model smartphone, kepuasan terhadap kejernihan suara smartphone, kepuasan terhadap kenyamanan layar smartphone, kepuasan terhadap aksesoris-aksesoris smartphone, kepuasan terhadap aplikasi-aplikasi, kepuasan terhadap manfaat yang ditawarkan, kepuasan terhadap pelayanan pelanggan, kepuasan terhadap sistem operasi, dan kepuasan terhadap keseluruhan fungsi smartphone. Indikator customer satisfaction yang memiliki penilaian paling tinggi menurutpengguna smartphone pada komunitas online Apple dan Samsung di Kota Bandung adalah tingkat kepuasan terhadap aplikasi-aplikasi yang disediakan App Store. Sedangkan indikator dengan penilaian terendah yaitu kepuasan terhadap pelayanan pelanggan yang diberikan. Jika dilihat dari masing-masing merek, Apple dan Samsung mendapat penilaian customer satisfaction pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa gambaran customer satsifaction pada keseluruhan pengguna smartphone di Kota Bandung pun masuk pada kategori tinggi. 3. Gambaran dari customer loyalty diukur berdasarkan keinginan menggunakan lini produk dari merek yang digunakan, keinginan membeli aksesoris smartphone, keinginan melakukan pembelian ulang, keinginan untuk merekomendasikan merek pada orang lain, keinginan untuk tidak berpindah

243 merek, kerelaan membayar mahal, dan komitmen untuk setia pada merek. Indikator customer loyalty yang memiliki penilaian paling tinggi dari pengguna smartphone pada komunitas online Apple dan Samsung di Kota Bandung adalah keinginan melakukan pembelian ulang terhadap smartphone versi terbaru dari merek yang sama,. Sedangkan indikator dengan penilaian terendah yaitu keinginan merekomendasikan merek pada orang lain. Jika dilihat dari masing-masing merek, gambaran customer loyalty pada pengguna merek Apple dan Samsung berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa gambaran customer loyalty pada keseluruhan pengguna smartphone di Kota Bandung termasuk pada kategori yang tinggi pula. 4. Experinetal marketing memiliki pengaruh yang positif terhadap customersatisfaction dengan pengaruh sebesar 0,614. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik program experiential marketing yang diterapkan para vendor smartphone, maka akan semakin tinggi customer satisfaction masing-masing merek. Begitu juga dengan pengaruh experinetal marketing terhadap customer loyalty memiliki pengaruh sebesar 0,624. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik program experiential marketing yang diterapkan para vendor smartphone, maka akan semakin tinggi customer loyalty pada masingmasing merek. Dan pengaruh antara customer satisfaction terhadap customer loyalty sebesar 0,463, yang menunjukan bahwa semakin pengguna merasa puas, semakin ia ingin terlibat dan berpartisipasi dengan merek dalam jangka waktu yang panjang.

244 5.2 Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian, penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai experiential marketing terhadap customer satisfaction dan customer loyalty, yaitu: 1. Penerapan experiential marketing yang telah dilakukan merek Apple dan Samsung secara menyeluruh memiliki pengaruh positif dan signifikan serta dikategorikan baik pengaruhnya terhadap customer satisfaction dan customer loyalty, tetapi terdapat hal yang perlu dilakukan perbaikan yaitu perlu diperhatikan kembali aktivitas dalam penerapan relate marketing. Pengguna Apple dan Samsung menilai program relate marketing. Relate berkaitan dengan upaya mengaitkan pribadi dengan lingkungan di luarnya yang lebih luas, seperti kerabat, orang lain, kelompok sosial lain, atau bahkan kebudayaan lain. Upaya mengaitkan ini, salah satunya medianya yaitu melalui komunitas-komunitas sesama pengguna. Merek harus mampu membangun komunitas yang kuat, caranya dengan mengadakan gathering, event, dan acara-acara bersama yang dilaksanakan secara berkala, sehingga pengguna tidak hanya berinteraksi melalui media online, tetapi secara langsung bertemu dan bertatap muka. Karena Schmitt mengungkapkan inti dari relate marketing adalah mengajak orang untuk bersosialisasi, berhubungan, atau mempunyai ikatan dengan orang lain atau kelompok sosial lain, atau bahkan dengan kebudayaan lain. Event atau gathering yang diselenggarakan merek bisa juga diberi tema sesuai dengan keadaan-keadaan tertentu, misalnya dalam rangka memperingati hari-hari bersejarah sehingga

245 pengguna juga terkait dengan kebudayaan yang ada di lingkungannya. Selain itu, pertemuan yang diselenggarakan harus produktif, bukan sekedar pertemuan santai, merek bisa menyelenggarakan seminar atau penyuluhan tentang teknologi, informasi, dan gaya hidup modern yang sesuai dengan kondisi saat ini. 2. Tanggapan pengguna terhadap indikator-indikator customer satisfaction cukup baik, namun masih terdapat indikator yang harus diperbaiki yaitu pada dimensi pelayanan pelanggan yang diberikan merek. Experience lebih timbul ketika pengguna secara langsung terlibat dengan merek melalui inetraksi. Interaksi yang baik harus mampu diciptakan oleh para karyawan perusahaan agar penguna mendapatkan kesan pengalaman dan komunikasi yang bernilai. Maka dari itu peneliti menyarankan merek dapat merancang pelayanan pelanggannya supaya berkinerja lebih baik lagi. Misalnya, dengan melatih para karyawan untuk bersikap ramah dan membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi pelanggan, cepat tanggap, serta interaktif. Akan tetapi, pengalaman muncul bukan dari segi service saja, melainkan apa yang dilihat pelanggan konsumen menarik, itu sudah merupakan bagian dari pengalaman bernilai. Merek bisa mendesain para forntline atau karyawan perusahaan yang langsung berinteraksi dengan pelanggan, melalui penampilan yang menarik yang mampu mencerminkan identitas perusahaan. Misalnya, penggunaan seragam yang baik, gaya rambut atau atribut lain yang sesuai dengan karakteristik atau pesan merek yang ingin disampaikan kepada pelanggan. Merek juga harus menciptakan Professional Brand Ambassador,

246 yang mempunyai kelebihan interaksi face to face dengan baik, mampu mengikat dan mengedukasi pelanggan tentang produk dan pelayanan yang ditawarkan merek, tanpa menekan mereka untuk melakukan pembelian. 3. Tanggapan pengguna terhadap indikator-indikator customer loyalty cukup baik, adapun masih terdapat indikator yang harus diperbaiki yaitu pada tingkat merekomendasikan merek pada orang lain. Kecenderungan konsumen untuk merekomendasikan merek pada lingkungan sekitarnya, merupakan hal penting yang menjadi asset perusahaan karena membantu menekan biaya promosi untuk menarik pelanggan baru. Merek harus mampu membuat penggunanya secara sukarela merekomendasikan merek pada lingkungan sekitarnya. Misalnya dengan memberikan pelayanan yang sangat baik yang mampu memberikan kepuasan secara maksimal, sehingga mampu merangsang konsumen untuk menyampaikan kepuasannya kepada orangorang disekitarnya. Perusahaan harus mengedukasi konsumen untuk selalu membicarakan hal-hal positif tentang merek, misalnya melalui media online, merek memberikan informasi-informasi tentang produk dan pelayanan yang ditawarkannya. Sehingga konsumen memiliki banyak informasi tentang merek yang mampu dibagikan kepada lingkungan disekitarnya. Atau merek juga bisa memberikan insentif, discount, award dan bentuk penghargaan lainnya, apabila konsumen berhasil menarik sejumlah pelanggan baru. Penelitian ini juga memberikan informasi tingkatan loyalitas pada industry smartphone, untuk itu strategi yang diterapkan pada setiap tingkatan loyalitas berbeda berasarkan tipe pengguna yang ada pada tingkat loyalitas tersebut.

247 Berikut dirinci rekomendasi penulis mengenai strategi yang harus diterapkan merek dalam setiap tingkatannya. 1) The platinum tier, strategi yang tepat diterapkan untuk para pengguna dengan tipe premium loyalty ini adalah strategi yang semakin menghubungkan pengguna dengan merek, misalnya dengan mengadakan event-event gathering yang mendekatkan hubungan pengguna dengan merek dan sesama pengguna merek. Merek juga bisa mengadakan program reward untuk pengguna setia yang mampu menarik jumlah pengguna baru, diharapkan perusahaan bukan hanya memiliki jumlah yang besar atas pengguna setia yang menguntungkan, tetapi juga memiliki jumlah besar untuk pengguna baru. 2) The gold tier, Karena karakteristik pengguna tipe ini adalah menyukai potongan harga, maka stratei yang tepat diterapkan yaitu pemberian discout, voucher, bonus, dan insentif-insentif lainnya yang berhubungan dengan pemotongan harga. 3) The iron tier, strategi yang digunakan yaitu mengarah pada upaya menaikkan tipe loyalitas pelanggan ini ke tipe gold atau premium agar lebih profitable. Contohnya adalah, dengan promosi yang agresif, menginformasikan kelebihan-kelebihan produk yang ditawarkan merek, dan memberikan konsumen kesempatan untuk mencoba menggunakannya. Sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian dalam jumlah yang banyak atau secara berulang.

248 4) The lead tier, tipe pengguna ini yang harus diwaspadai oleh merek, maka dari itu strategi yang tepat adalah dengan memberikan service excellence, merek harus mampu menghadirkan sebuah produk yang mampu memberikan kepuasan yang tinggi untuk para pengguna tipe ini. Ditambah dengan pengalaman yang diberikan merek kepada pengguna sebelum mengkonsumsi, selama mengkonsumsi dan setelah mengkonsumsi harus mampu memberikan kepuasan, sehingga diharapkan pengguna tidak mengeluh. 4. Hasil penelitian menyatakan experiential marketing berpengaruh secara positif dalam meningkatkan customer satisfaction, dan customer satisfaction merupakan langkah utama pembentukan customer loyalty. Artinya jika experiential marketing baik maka customer satisfaction akan semakin tinggi dan semakin tingginya customer satisfaction akan berdampak pada tingginya pula customer loyalty. Maka, penulis merekomendasikan agar para vendor smartphone dapat terus berinovasi dalam menerapkan experiential marketing melalui produk dan berbagai pelayanan pelengkapnya. Saran yang bisa diterapkan oleh merek terkait strategi experiential marketing ini adalah, (a) build an attractive display, membangun display atau tandatanda merek yang dilihat konsumen secara nyata dengan semenarik mungkin, misalnya dengan merancang atmosfer store yang menunjukan ciri khas merek, (b) bring the brand alive, membuat merek hidup dengan cara mendesain tempat (retail store, booth, dan lain sebagainya) yang memberikan kumpulan pengalaman di dalamnya, membuat konsumen secara langsung menyentuh

249 dan mengoperasikan produk, mengadakan demonstrasi dan sampling sehingga mereka merasakan pengalaman sebelum pembelian yang akhirnya mengarah pada pembelian dan hubungan jangka panjang dengan merek, (c) attractive promotion, mengadakan promosi yang menarik misalnya melakukan interactive games, yang membuat konsumen terkesan dan merasa feel good, (d) menjaga hubungan dengan pelanggan dengan cara selalu memfollow-up dan melayani dialog dengan konsumen dan menyediakan juga insentif, dan informasi produk serta pelayanan yang ditawarkan, (e) integrative promotion, yaitu dengan melakukan iklan dan promosi di berbagai media seperti media-media tradisonal dan online, menyelenggarakan event, trade show dan gathering komunitas. Adapun, hal yang perlu diperhatikan dalam strategi experiential marketing ini adalah consumer-centric, artinya perusahaan harus memfokuskan lebih banyak aktivitasnya terhadap konsumen daripada sekedar terhadap produk. Merek harus mampu menjawab dan memfaslitasi minat, preferensi, dan keinginan konsumen, dengan terus melakukan survei terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen, serta survei kepuasan dan keluhan. Selanjutnya, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lain mengenai experiential marketing tetapi dengan indikator serta objek yang berbeda.

257