PERBEDAAN KUALITAS SEMEN DAN PRODUKSI SEMEN BEKU PADA BERBAGAI BANGSA SAPI POTONG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGANTIAN BOVINE SERUM ALBUMIN PADA CEP-2 DENGAN SERUM DARAH SAPI TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN PADA SUHU PENYIMPANAN 3-5 o C

PENGARUH UMUR PEJANTAN DAN FREKUENSI PENAMPUNGAN TERHADAP VOLUME DAN MOTILITAS SEMEN SEGAR SAPI SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

Pengaruh lama gliserolisasi terhadap keberhasilan produksi semen beku Sapi Simmental

PERBEDAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF SEMEN SEGAR PADA BERBAGAI BANGSA SAPI POTONG. Candra Aerens D.C, M. nur ihsan, Nurul Isnaini ABSTRACT

PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE

KUALITAS SEMEN SEGAR DAN PRODUKSI SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL PADA UMUR YANG BERBEDA

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

KAJI BANDING KUALITAS SPERMATOZOA SAPI SIMMENTAL, LIMOUSIN, DAN FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PROSES PEMBEKUAN

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI SIMMENTAL YANG DIKOLEKSI DENGAN INTERVAL YANG BERBEDA DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

MUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer

PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC


PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

ABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT

KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN SELAMA PENDINGINAN MENGGUNAKAN PENGENCER CEP-2 DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI SANTAN

PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN

PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK

KUALITAS SEMEN SAPI BALI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEKUAN MENGGUNAKAN PENGENCER SARI WORTEL

KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI PEJANTAN PADA PENYIMPANAN DAN LAMA SIMPAN YANG BERBEDA

KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN PADA PENGENCER YANG BERBEDA SELAMA PENDINGINAN

Keberhasilan IB menggunakan semen beku hasil sexing dengan metode sedimentasi putih telur pada sapi PO cross

Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 10 No. 2, September 2016 P-ISSN : X; E-ISSN :

Pengaruh Suhu Thawing pada Kualitas Spermatozoa Sapi Pejantan Friesian Holstein

Dedi Muhammad 1), Trinil Susilawati 2), Sri Wahjuningsih 2) ABSTRAK

PENGARUH SUHU DAN LAMA SIMPAN SEMEN SEGAR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)

KARAKTERISTIK SEMEN SEGAR SAPI BANGSA LIMOUSIN DAN SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

Sari Buah Lontar Sebagai Pengencer Alami Dalam Mempertahankan Kualitas Spermatozoa Babi. Nancy Diana Frederika Katerina Foeh dan Chyintia Dewi Gaina

KUALITAS SEMEN SAPI FRIESIAN HOLSTEIN SELAMA PENDINGINAN MENGGUNAKAN PENGENCER CEP 2 DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI KUNING TELUR

Penambahan Bovine Serum Albumin Mempertahankan Motilitas Progresif Spermatozoa Kalkun pada Penyimpanan Suhu 4 C

PRODUKSI SEMEN SEGAR DAN SEMEN BEKU SAPI PEJANTAN DENGAN BODY CONDITION SCORE (BCS) YANG BERBEDADI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

Motility of Spermatozoa Brahman Bull in CEP-D Diluent with Egg Yolk Suplementation of Gallus sp. of Hisex Brown Strain during Refrigerator Storage

TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN DENGAN KUALITAS DAN DEPOSISI SEMEN YANG BERBEDA PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE

Semen beku Bagian 1: Sapi

MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA SEMEN SEXING MENGGUNAKAN METODE SEDIMENTASI PUTIH TELUR DENGAN PENGENCER YANG BERBEDA

F.K. Mentari, Y. Soepri Ondho dan Sutiyono* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

Semen beku Bagian 1: Sapi

PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN

Effect of Quality Chilled Semen of Cross Bred Goat (Nubian and Ettawa) which Dilluted with Skim Milk and Yolk Citrate Extender

Nisa us Sholikah, Nurul Isnaini, Aulia Puspita Anugra Yekti, Trinil Susilawati

Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

PERBEDAAN VOLUME SEMEN, KONSENTRASI, DAN MOTILITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SAPI FH DI BIB LEMBANG DENGAN INTERVAL PENAMPUNGAN 72 JAM DAN 96 JAM

Kualitas semen dan produksi semen beku pada bangsa sapi dan bulan penampungan yang berbeda

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN

PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus)

OBSERVASI KUALITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SIMMENTAL DAN PO DALAM STRAW DINGIN SETELAH PENYIMPANAN 7 HARI PADA SUHU 5 C

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. DAYA TAHAN SPERMATOZOA SAPI FRISIEN HOLSTEIN DALAM BERBAGAI BAHAN PENGENCER PADA SUHU 5 o C BIDANG KEGIATAN : PKM-AI

Jurnal Pertanian ISSN Volume 2 Nomor 1, April PENGARUH VITAMIN B 2 (Riboflavin) TERHADAP DAYA TAHAN SPERMATOZOA DOMBA PADA SUHU KAMAR

Contak person: ABSTRACT. Keywords: Service per Conception, Days Open, Calving Interval, Conception Rate and Index Fertility

MOTILITAS DAN VIABILITAS SEMEN SEGAR KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DENGAN MENGGUNAKAN PENGENCER CAUDA EPIDIDYMAL PLASMA

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

Pengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen

APLIKASI IB DENGAN SPERMA HASIL PEMISAHAN DI SUMATERA BARAT

KORELASI KADAR ph SEMEN SEGAR DENGAN KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

J. Ternak Tropika Vol. 15, No.1:

Pengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Kuning... Riga Pradistya Hardian

PENGARUH UMUR PEJANTAN DAN FREKUENSI EJAKULASI TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA SAPI ACEH

PENGARUH JUMLAH SPERMATOZOA PER INSEMINASI TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWAH

SKRIPSI. Oleh : SYAHRUDI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.

SKRIPSI OLEH SARI WAHDINI

Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba

Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C

ANALISIS KUALITAS SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL MENGGUNAKAN PENGENCER ANDROMED DENGAN VARIASI WAKTU PRE FREEZING

LAPORAN AKHIR TAHUN I PROGRAM VUCER MULTITAHUN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Kualitas Semen Kambing Peranakan Boer. Quality of Semen Crossbreed Boer Goat. M. Hartono PENDAHULUAN. Universitas Lampung ABSTRACT

Keberhasilan IB menggunakan semen beku hasil sexing dengan metode sentrifugasi gradien densitas percoll (SGDP) pada sapi Peranakan Ongole (PO)

Embrio ternak - Bagian 1: Sapi

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

PERSENTASE MOTILITAS SPERMATOZOA BABI YORKSHIRE DALAM PENGENCER BTS (BELTSVILLE THAWING SOLUTION) DAN ZORLESCO

Semen beku Bagian 2: Kerbau

Pengaruh Metode Thawing terhadap Kualitas Semen Beku Sapi Bali, Sapi Madura dan Sapi PO

KEBERHASILAN IB MENGGUNAKAN SEMEN SEXING SETELAH DIBEKUKAN

KUALITAS SPERMATOZOA SAPI PO HASIL SEXING DENGAN TEKNIK SENTRIFUGASI MENGGUNAKAN GRADIEN PUTIH TELUR DALAM BEBERAPA IMBANGAN Tris-buffer: SEMEN

Keunggulan-keunggulan tersebut harus didorong dengan kemajuan teknologi khususnya teknologi reproduksi Inseminasi Buatan (IB) untuk meningkatkan efisi

KUALITAS DAN PROPORSI SPERMATOZOA X DAN Y SAPI Limousin SETELAH PROSES SEXING MENGGUNAKAN GRADIEN DENSITAS ALBUMIN PUTIH TELUR ABSTRACT

EVALUASI KUALITAS SPERMATOZOA HASIL SEXING PADA KEMASAN STRAW DINGIN YANG DISIMPAN PADA SUHU 5 C SELAMA 7 HARI

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI

Keberhasilan inseminasi buatan menggunakan semen beku dan semen cair pada sapi Peranakan Ongole

KUALITAS SEMEN DOMBA LOKAL PADA BERBAGAI KELOMPOK UMUR SEMEN QUALITY OF RAM AT DIFFERENT AGE-GROUP

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP MOTILITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA SEMEN CAIR SAPI SIMMENTAL

Mahasiswa Pascasarjana PS Peternakan Universitas Diponegoro

SKRIPSI. Oleh FINNY PURWO NEGORO. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PADA PENGENCER SKIM KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI BALI

Kualitas Semen Produksi UPTD Bengkulu dan Tingkat Keberhasilan Inseminasi pada Sapi Bali dan Peranakan Simental di Bengkulu

Korelasi Motilitas Progresif dan Keutuhan Membran Sperma dalam Semen Beku Sapi Ongole. Terhadap Keberhasilan Inseminasi

Sayed Umar* dan Magdalena Maharani** *)Staf Pengajar Departemen Peternakan FP USU, **)Alumni Departemen Peternakan FP USU

2013, No TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI PADA KEMENTERIAN PERTANIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

A. D. Tuhu, Y. S. Ondho dan D. Samsudewa Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,Semarang ABSTRACT

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

Transkripsi:

PERBEDAAN KUALITAS SEMEN DAN PRODUKSI SEMEN BEKU PADA BERBAGAI BANGSA SAPI POTONG Abd Al Karim Khalifa Mabrok Zamuna, Trinil Susilawati, Gatot Ciptadi dan Marjuki Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya E-mail : trinil_susilawati@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi semen beku pada berbagai bangsa sapi potong dan untuk mengetahui produksi semen pada masing-masing individu pada bangsa yang sama. Penelitian dilakukan di Balai Inseminasi Buatan Daerah Ungaran Jawa Tengah Indonesia. Materi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah catatan produksi semen yang terdiri kualitas semen segar dan jumlah straw semen beku pada bulan Januari sampai Desember tahun 2014 sebanyak 39 ekor sapi yang terdiri dari 18 ekor sapi Simental, 8 ekor sapi Limousin, 8 ekor PO dan 5 ekor sapi Brahman. Pengencer yang dipergunakan adalah skim kuning telur. Metode yang dipergunakan adalah studi kasus dengan rancangan acak kelompok. Variabel yang diamati adalah Volume semen, Konsentrasi, Motilitas individu, total spermatozoa dan total spermatozoa yang motil. Hasilnya menunjukkan volume sapi Limousin yang terbanyak = 7,2 + 1,3 ml, diikuti oleh oleh sapi simental = 6,8 + 1,6 ml, sapi PO = 6,1 + 1,2 ml dan yang paling sedikit adalah sapi Brahman = 4,2 + 1,8 ml. Rata-rata volume semen pada berbagai bangsa terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Rata-rata persentase motilitas spermatozoa sapi Simental = 57,8 + 13,05 %, Sapi Limousin = 61,17 + 1.37%, sapi PO = 63,5 + 6,62 % dan Brahman = 44,8 + 25,33 %, Rata-rata persentase motilitas pada berbagai bangsa tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Rata-rata Total spermatozoa dan total spermatozoa yang motil pada sapi Simental adalah 9.320,3 + 2.461,2 and 5.532,9 + 2.314,2 ; Sapi Limousin = 11.266,9 + 1.159,6 dan 7.908,9 + 3.851,2; Sapi PO = 8.995,1 + 2.860,8 dan 5.651,6 + 2.418,4, Sapi Brahman = 6.189,3 + 22,6 dan 3.053,3 + 4.356,6. Rata-rata kedua parameter ini tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada berbagai bangsa sapi (P>0,05). Rata-rata produksi semen beku per hari pada sapi Simental 280,67 + 68,57 straw ; sapi Limousin 315,6 + 44,32 straw ; sapi PO 275,15 +70,61 straw dan sapi Brahman 225,18 + 59,74 straw. Rata-rata produksi semen beku tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada berbagai bangsa sapi (P>0,05). Volume semen, motilitas individu dan produksi semen beku harian masing-masing individu pada bangsa yang sama pada sapi Limousin, Simental, PO dan Brahman terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,05). Keyword: Sapi Limousin, Sapi Simental, Sapi PO dan Sapi Brahman ABSTRACT This study aims to determine differences in the production of frozen semen in various breed beef cattle and To determine the production of semen in each individual in the same breed. The study was conducted at the Center for Artificial Insemination Regional Ungaran at Central Java Indonesia. The material used in this study is a record production of semen consisting fresh semen quality and the amount of frozen semen straw in January to December 2014 many as 39 bull consisting of 18 Simental bull, 8 Limousin bull, 8 Filial Ongole bull and 5 Brahman bull. The diluent used is skim yolk. The method used is a case study with a randomized block design. The variables measured were semen volume, J. Ternak Tropika Vol. 16, No.2: 01-06, 2015 1

concentration, motility individual, total spermatozoa and total motile spermatozoa. The results show that the highest volume Limousine bull = 7,2 + 1,3 ml, followed by the simental bull = 6,8 + 1,7 ml, Filial Ongole bull = 6,1 + 1,2 ml. and the least is Brahman bull = 4,2 + 1,8 ml. The average volume of semen in various breed there is a significant difference (P<0,05). The average percentage of sperm motility Simmental bull = 57,8 + 13,06%. Limousine bull= 61,17 + 1.37 %, Filial Ongole bull = 63,5 + 7,08% and Brahman = 44,8 + 25.33%. The average percentage of motility in various breed did not show significant differences (P>0.05). The average total spermatozoa (000) and total motile spermatozoa (000) in Simental bull is 9.320,3 + 2461,2 and 5.532,9 + 2314,2 ; Limousin bull = 11.266,9 +1.159,6 and 7.908,9+ 3.851,2 ; Filial Ongole bull= 8.995,1 + 2.860,8 and 5.651,6 + 2.418,4, Brahman Bull = 6189,3 + 22,6 and 3.053,3+ 43566. An average of these two parameters did not show significant differences in various breed cattle (P>0,05). Average production of frozen semen in Simental bull = 280,7 ± 68,6 straw per day ; Limousin bull = 315,6 + 44,32 straw per day ; Filial Ongole bull = 275,15 +70,61 straw per day, and Brahman bull = 225,18 + 59,74 straw. Average production of frozen semen in various breed did not show significant differences (P>0,05). Semen volume, motility individual and daily production of frozen semen of each individual in the same breed in Limousin, Simental, PO and Brahman bull there is a highly significant difference (P<0,05). Keyword: Limousin bull, Simental bull, Filial Ongole bull and Brahman bull PENDAHULUAN Produk peternakan adalah salah satu yang terpenting didalam pertanian dunia, sebagian besar populasi dunia membutuhkan produk daging, lemak, susu, produk olahan susu, telur dan wool oleh sebab itu produk peternakan perlu terus ditingkatkan (Ulvevadet and Hausner, 2011). Peningkatan produksi peternakan dibutuhkan berbagai teknologi dan terintegrasinya beberapa unsur pertanian lainnya (Tow, 2011). Inseminasi Buatan (IB) pada sapi perah telah dilakukan di Asia pasifik lebih dari setengah abad yang lalu dan saat ini diprediksi lebih dari 75% sapi perah telah menggunakan teknologi reproduksi ini. IB yang dilakukan secara terus menerus akan meningkatkan produktifias sapi potong, akan tetapi menggunakan IB juga dapat menghilangkan sifat ternak lokal dan menurunkan angka jarak beranak (Thornton, 2010). Inseminasi Buatan didalam pelaksanaannya terdiri dari koleksi semen, proses pembekuan dan deposisi semen pada alat reproduksi betina, sehingga memungkinkan spermatozoa untuk mengalami Fertilisasi seperti halnya proses alami ( Hopkins and Evans, 2003). Spermatozoa semen beku mengalami kerusakan membran plasma dan membran akrosom, sehingga akan menyebabkan kematian spermatozoa sekitar 20-80% atau rata-rata 50% (Thornton, 2010). Bangsa, Umur, lingkungan serta sistem pemeliharaan sapi akan mempengaruhi kualitas semen, juga metode pengenceran dan pembekuan akan berpengaruh terhadap kualitas semen setelah pembekuan (Susilawati, 2013) and (Susilawati, 2011) Kualitas semen yang ditetapkan oleh standard Nasional Indonesia (SNI) pada semen segar yang dapat di bekukan adalah > 70% dan persentase motilitas > 2+. Balai Inseminasi Buatan Daerah Ungaran memproduksi semen beku dari berbagai bangsa sapi, sehingga data yang ada dapat digunakan untuk mengetahui kualitas semen dan produksi semen beku pada berbagai bangsa sapi potong. J. Ternak Tropika Vol. 16, No.2: 01-06, 2016 2

MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Balai Inseminasi Buatan Daerah Ungaran Jawa Tengah.Jl. MT.Haryono No. 53 A. Sidomulyo-Ungaran. Semarang, Jawa Tengah. Materi Penelitian Materi yang dipergunakan didalam penelitian ini adalah catatan produksi semen yang terdiri kualitas semen segar dan jumlah straw semen beku pada bulan januari sampai desember tahun 2014 sebanyak 39 ekor yang terdiri dari 18 ekor Sapi Simental, 8 ekor sapi Limousin, 8 ekor PO dan 5 ekor sapi Brahman. Metode Penelitian : Metode yang dipergunakan adalah studi kasus dengan rancangan acak kelompok. Data yang diambil adalah data sekunder dari catatan produksi semen dan kualitas semen sapi Limousin, Simental, PO dan Brahman. Pengambilan adalah semua data dari bulan januari desember 2014. Sapi dilakukan penampungan semen dan proses produksi semen beku 2 kali dalam satu minggu. Pengencer yang dipergunakan adalah skim kuning telur. Variabel yang diamati adalah : Volume semen Volume diamati pada tabung reaksi bergaris yang dipergunakan saat penampungan semen ( Susilawati, 2013) Konsentrasi Konsentrasi semen diamati menggunakan Spectrophotometer yang telah distandardisasi untuk penghitungan konsentrasi spermatozoa (Ax et al, 2008) Motilitas individu Motilitas individu spermatozoa dihitung dengan cara meneteskan semen pada objek glass kemudian ditutup dengan coverglass, diamati spermatozoa yang bergerak progresif (maju kedepan) menggunakan mikrokop cahaya dengan pembesaran 400X sebanyak 200 ekor spermatozoa ( Ax et al, 2008; Bayemi et al, 2010, Boonkusol et al, 2010, Susilawati, 2013). Total Spermatozoa Total spermatozoa adalah konsentrasi X Volume semen (Susilawati, 2013). Total Spermatozoa yang Motil Total spermatozoa yang motil secara umum digunakan untuk mengevaluasi produksi semen yaitu Volume X Konsentrasi X persentase spermatozoa yang motil ( Ax et al., 2008; Bayemi et al, 2010, Boonkusol et al., 2010 ) Analisa Statistik Data di proses menggunakan analisis of varian (ANOVA) untuk membedakan berbagai bangsa sapi dan individu sapi didalam satu bangsa sapi HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Semen dan Produksi Semen Beku Pada Berbagai Bangsa Sapi Potong Volume sapi Limousin yang terbanyak = 7,2 ± 1,3 ml, diikuti oleh by sapi simental = 6,8 ± 1,6 ml, sapi PO =6,1 ± 1,2 ml dan yang paling sedikit adalah sapi Brahman =4,2 ± 1,8 ml. Volume semen terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Menurut Melita et al., (2014) Volume semen adalah salah satu standard didalam uji kualitas semen. Ax et al., (2008) menjelaskan bahwa volume semen dipengaruhi oleh umur dan frekuansi penampungan. Volume semen sapi Limousin dan Simental lebih banyak dibandingkan dengan Sapi PO dan sapi Brahman, dan volume yang dihasilkan masih dalam ketegori normal, hal ini sesuai dengan pendapat Garner and Hafez (2008) bahwa volume semen berkisar antara 5-8 ml per ejakulasi. Hasil J. Ternak Tropika Vol. 16, No.2: 01-06, 2016 2

penelitian Nyuwita dkk (2015). Volume semen sapi Simental pada umur yang berbeda antara umur 3 8 tahun menunjukkan perbedaan, semakin tua maka terjadi peningkatan hingga 9 ml per ejakulasi. Salah satu parameter kualitas semen yang terpenting adalah persentase motilitas spermatozoa. Rata-rata persentase motilitas spermatozoa sapi Simental adalah 57,8 ± 13,05 %, sapi Limousin = 6.17 ± 1,37, sapi PO = 63,5 ± 6,62 % dan sapi Brahman= 44,8 ± 25,33 %, Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa persentase motilitas tertinggi adalah pada sapi PO diikuti oleh sapi Lomousin, Simental and Brahman. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata persentase motilitas tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05). Rata-rata persentase motilitas standard ISO adalah >70%, sehingga sapi PO, Limousin, Simental dan Brahman banyak yang tidak memenuhi standrad untuk di proses lebih lanjut. Hasil penelitian Nyuwita dkk (2015) persentase motilitas individu mengalami penurunan dengan bertambahnya umur antara 3-8 tahun pada sapi Simental. Total spermatozoa yang terbanyak adalah sapi Limousin diikuti oleh sapi Simental, PO dan Brahman. Rata-rata total sperma (000) dan Total spermatozoa yang motil (000) pada sapi Simental adalah 9.320,3 ± 2.461,2 and 5.532,9 ± 2.314,2 ; Sapi Limousin adalah 11.266,9 ± 1.159,6 dan 7.908,9 ± 3.851,2 ; Sapi PO adalah 8.995,1 ± 2.860,8 dan 5651.6 ± 2.418,4, Sedangkan sapi Brahman adalah 6.189,3 ± 22,6 dan 3.053,3 ± 4.356,6. Berdasarkan hasil analisa statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Menurut pendapat Susilawati (2011) perbedaan produksi semen per bulan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, umur, berat badan, pakan dan kondisi lingkungan. Hasil penelitian Nyuwita dkk (2015) Total spermatozoa dan total spermatozoa yang motil pada sapi Simental mengalami peningkatan dari umur 3 7 tahun, akan tetapi umur 8 tahun mengalami penurunan Produksi semen beku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi volume, konsentrasi dan motilitas spermatozoa pada semen segar. Rata-rata produksi semen beku harian yang terbanyak adalah bangsa sapi Limousine, diikuti oleh sapi Simental, sapi PO dan sapi Brahman. Rata-rata produksi semen beku per hari pada sapi Simental 280,67 + 68,57 straw ; sapi Limousin 315,6 + 44,32 straw ; sapi PO 275,15 +70,61 straw dan sapi Brahman 225,18 + 59,74 straw. Hasil analisa statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05). Hal ini sesuai dengan pendapat Susilawati (2011) Konsentrasi spermatozoa, volume dan persentase motilitas sebagai faktor yang menentukan produksi semen beku. Hasil penelitian Nyuwita dkk (2015) menunjukkan bahwa pada sapi simental produksi semen beku mengalami penurunan dengan bertambahnya umur antara 3-8 tahun. Kualitas Semen dan Produksi Semen Beku Pada Berbagai Individu Pada Bangsa yang Sama Volume semen yang terbanyak pada sapi Simental adalah 10.51+ 2,41 ml pada sapi Sagola sedangkan yang terendah adalah sapi giant dengan volume 3.95+ 0,97 ml. Hasil Uji statistik menunjukkan bahwa diantara individu terdapat perbedaan yang sangat nyata (P<0,05). Volume semen yang terbanyak pada sapi Limousin adalah pada sapi dengan nama enzo yaitu 8,96 ± 1,94 ml, sedangkan yang paling sedikit pada sapi yang bernama executive yaitu 5,32 ± 1,39 ml. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.05). Volume semen yang terbanyak pada bangsa sapi PO adalah yang bernama Suryolaras dengan volume 8,21 ± 1,34 ml, sedangkan yang paling sedikit adalah sapi yang bernama perkasa yaitu 4,3 ± 1,10 ml. Hasil J. Ternak Tropika Vol. 16, No.2: 01-06, 2016 3

analisa statistik menunjukan perbedaan yang sangat nyata (P<0,05). Volume semen yang terbanyak pada sapi Brahman adalah sapi yang bernama Brago yaitu dengan volume 7,01 ± 1,66 ml, sedangkan yang terendah pada sapi yang bernama Bravo yaitu 2,71 ml ± 1,30 ml. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa volume semen terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Menurut pandapat Garner and Hafez (2008) volume semen per ejakulasi berkisar antara 5 8 ml, sedangkan menurut Hafez (2008) antara 7 10 ml. Menurut pendapat Ax el al., (2008) menjelaskan bahwa volume semen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur dan frekuensi penampungan semen. Hasil penelitian Nyuwita dkk (2015) volume semen sapi Simental berkisar antara 6,9 9,2 ml pada satu kali penampungan. Persentase motilitas yang tertinggi pada sapi Simentaal adalah sapi dengan nama Baranang yaitu 73.19 ± 2,43%, sedangkan yang terendah adalah pada sapi yang berbama uranus yaitu 41,66 + 25,4.%. Hasil uji statistik menjukan rata-rata persentase motilitas antar individu pada bangsa sapi Simental terdapat perbedaan yang nyata (P< 0,05). Persentase motilitas yang tertinggi pada sapi Limousin pada sapi yang bernama Stretch yaitu 71.86+ 2,43 %, sedangkan yang terendah adalah sapi yang bernama enka yaitu 20.97+21,73 %. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata persentase motilitas antar individu sapi Simental terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Persentase motilitas individu pada sapi PO yang tertinggi pada sapi yang bernama Suryolaras yaitu 71.13 ± 2,71%, sedangkan yang terendah pada sapi yang bernama Pathol yaitu 50.35 ± 19,64%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata persentase motilitas antar individu sapi PO terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Persentase motilitas individu pada sapi Brahman yang tertinggi pada sapi yang bernama Brago yaitu 69,65 ± 5,99%, sedangkan yang terendah sapi yang bernama S Wiguno yaitu 12,50 ± 8,02%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata persentase motilitas antar individu sapi Brahman terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Chaiprasat et al., (2006), melaporkan terjadi penurunan spermatozoa motil progresif seiring berkurangnya suhu thawing. Hasil penelitian Nyuwita dkk (2015) bahwa motilitas spermatozoa pada sapi simental pada umur yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata, yaitu antara 66,3 72,1 %. Produksi semen beku per hari pada sapi Simental yang terbanyak pada sapi yang bernama Sagola yaitu 397,79 ± 118,24 dosis straw per hari, Sedangkan yang terendah adalah Champion K Bull yaitu 154,50 ± 65,75 dosis straw. Sedangkan sapi yang bernama Hansa, Style dan charles tidak pernah dapat diproduksi semen beku. Hasil Uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata produksi semen beku per hari antar individu sapi Simental terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Produksi semen beku per hari pada sapi Limousin yang terbanyak pada sapi yang bernama Stretch yaitu 401.87 ± 101,68 dosis per hari, Sedangkan yang paling sedikit adalah sapi yang bernama Enka 200 ± 10 dosis straw perhari. Hasil Uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata produksi semen beku per hari antar individu sapi Limousin terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Produksi semen beku per hari pada sapi PO yang terbanyak pada sapi yang bernama Waluyoseto yaitu 374.35 ± 99,56 dosis straw perhari, sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah pada sapi yang bernama Perkasa yaitu sebanyak 197.03 ± 60,13 dosis straw per hari. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata produksi semen beku per hari antar individu sapi PO terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05). Produksi semen beku per hari pada sapi Brahman yang terbanyak pada J. Ternak Tropika Vol. 16, No.2: 01-06, 2016 4

sapi yang bernama Brago yaitu 280,90 ± 85,11 dosis straw per hari, sedangkan yang terendah adalah sapi yang bernama Wiguno yang tidak pernah dihasilkan semen beku. Hasil Uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata produksi semen beku per hari antar individu sapi Brahman terdapat perbedaan yang nyata (P<0.05). Hasil penelitian Nyuwita dkk (2015) menunjukkan bahwa produksi semen beku harian pada sapi Simental berkisar antara 236,6 318,7 straw per hari pada umur antara 3-8 tahun. Hafez (2008) produksi semen beku dipengaruhi oleh kualitas semen segar, pengencer semen dan proses pembekuan semen. Pengencer yang baik dapat mempertahankan kualitas semen dan melindungi membran spermatozoa dari proses coldshock. Menurut Susilawati (2011) pada proses pembekuan terjadi kerusakan fungsi dan struktur membran spermatozoa, sehingga setelah pembekuan banyak spermatozoa yang mengalami kematian. Menurut Salim dkk (2012) ketahanan spermatozoa pada proses pembekuan pada sapi lokal yaitu sapi Madura, Bali dan PO tidak menunjukkan perbedaan yang nyata sedangkan menurut Chandolia et al., (1999) menjelaskan bahwa faktor genetik mempengaruhi ketahanan spermatozoa terhadap heat shock pada saat thawing. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kualitas semen segar dan produksi semen beku yang terbaik pada sapi Limousin sedangkan yang terendah adalah sapi Brahman Saran 2. Kualitas semen segar dan produksi semen beku pada masing-masing individu didalam bangsa yang sama menunjukkan perbedaan. 1. Sapi yang menghasilkan spermatozoa tetapi tidak mampu dilakukan pembekuan perlu di culling agar tidak membebani biaya pemeliharaan. 2. Perlu dilakukan perbaikan metode pembekuan dengan memperbaiki pengencer yang digunakan dan teknik pembekuan semen 3. Perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor yang menyebabkan spermatozoa tidak mampu dibekukan walaupun kualitas awal memenuhi perysratan untuk pembekuan UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih kepada Balai Inseminasi Buatan Daerah Ungaran Jawa Tengah yang telah memfasilitasi pemberian data untuk digunakan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Ax, R.L., M. Dally, B.A. Didion, R.W. Lenz, C.C. Love, D.D. Varner, B. Hafez and M.E. Bellin, 2008. Semen evaluation in reproduction in farm animal 7th edition ed. by E.S.E Hafez and B Hafez. Blackwell Publisher, 365-375. Bayemi, P.H., I. Leinyuy, V.M. Nsongka, E.C. Webb and A.I. Ebangi, 2010. Viability of cattle sperm under different storage conditions in Cameroon. Trop. Anim. Health Prod, 42: 1779-1783. Boonkusol, D., K. Saikum and P. Ratanaphumma, 2010. Effect of extender and storage time in motility and ultrastructure of cooled-preserved boar spermatozoa. Kasetsart J.Nat.Sci.Sci., 44: 582-589. Chaiprasat, S., Benjakul, W., Chartchue, A., Joemplang, P and Punyapornwithaya, V., 2006. Effect of Bull Semen Thawing Methods J. Ternak Tropika Vol. 16, No.2: 01-06, 2016 5

on Sperm Progressive Motility. Chiang Mai Veterinary Journal 4 (1) : 25 29. Chandolia, R. K., Reinertsen E. M and Hansen, P. J., 1999. Lack of Breed Differences in Responses of Bovine Spermatozoa to Heat Shock. Short Comunication. Journal Dairy Sci. 82 : 2617 2619. Garner,D.L and Hafez, E.S.E. 2008 Spermatozoa and Seminal Plasma. In: Reproduction in farm animals. Hafez. E.S.E. 7 th ed. Lippincott Williams and Wilkins. Awollers Kluwer Company. Philadelphia : 110-125. Hafez, E.S.E., 2008. Preservation and cryopreservation of gametes and embryos. In: Reproduction in farm animals. Hafez. E.S.E. 7 th ed. Lippincott Williams and Wilkins. Awollers Kluwer Company. Philadelphia: 431-442. Hopkins S.M and L.E. Evans, 2003. Veterinary Endocrinology And Reproduction, Fifth Edition, Srate Avenue USA, Blacwell Publising Company. Nyuwita. A, Susilawati.T, Isnaini.N. 2015. Kualitas semen segar dan produksi semen beku sapi simmental pada umur yang berbeda J. Ternak Tropika 16, No.1: 61-68, Salim, M.A. Susilawati,T dan Wahyuningsih W. 2012. Pengaruh Metode Thawing terhadap Kualitas Semen Beku Sapi Bali, Sapi Madura dan Sapi PO(Effect of thawing techniqueto quality frozen semen spermatozoa in bali, madura and PO cattle) Jurnal Agripet (12) 2: 14-19 Susilawati T. 2011 Spermatologi. UB Press Susilawati (2013) Teknik Inseminasi Buatan. UB Press Thornton P.K (2010) Livestock production: recent trends, future prospects. Philos Trans R Soc BBiol Sci 365:2853 2867 Tow. P,2011, Rainfed Farming Systems, (USA : Amazon Media) Ulvevadet B and Hausner VH, (2011), Incentives and regulations to reconcile conservation and development: thirty years of governance of the Sami pastoral ecosystem in Finnmark Norway. J Environ Manage 92 (10): 2794 2802. J. Ternak Tropika Vol. 16, No.2: 01-06, 2016 6