MISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN

dokumen-dokumen yang mirip
Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO. Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015

Menggali Kehancuran di Sunda Kecil

KORUPSI MASIH SUBUR HUTAN SUMATERA SEMAKIN HANCUR OLEH: KOALISI MASYARAKAT SIPIL SUMATERA

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG

Jalan Perubahan Ketiga: Pemberantasan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup PEMBANGUNAN SEBAGAI HAK RAKYAT

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BORNEO MENGGUGAT. Pengawasan Masyarakat Sipil atas Korsup KPK Sektor Mineral dan Batubara di Kalimantan

STUDI BUDGET BRIEF SEKTOR TAMBANG :

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA

PAPARAN PROGRESS. IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo

MENGERUK BUMI, MENEBAR KORUPSI

WAJAH BENGKULU HARI INI.!!! Disampaikan Oleh : Delvi Indriadi Genesis Bengkulu

POTRET KETIMPANGAN v. Konsentrasi Penguasaan Lahan ada di sektor pertambangan, perkebunan dan badan usaha lain

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

Harmonisasi Kebijakan dan Peraturan Perundangan

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR

SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI MINERAL DAN BATUBARA

Rasionalisasi. Anggaran Prioritas Untuk Perbaikan Tata Kelola Hutan dan Lahan di Provinsi Riau Tahun Anggaran 2016

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

Dekade Berbagi Akses Penyediaan Lahan Untuk Kesejahteraan Petani Berkelanjutan

PROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

SEMINAR NASIONAL Tema Hutan Dan Lahan Kita: Bersama Mencari Harapan

Inovasi Kebijakan : Pola Redistribusi Penerimaan Sektor Pertambangan untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan di Kabupaten Aceh Besar

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disampaikan pada acara :

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

Koalisi Anti Mafia Sumber Daya Alam

PR MENTERI LKH: TUTUP CELAH KORUPSI MELALUI REVISI REGULASI SEKTOR KEHUTANAN

Kewenangan Pengelolaan FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015

BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUPWAS MINERBA di Daerah Istimewa Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

Laksanakan Penataan Kehutanan Menyeluruh, dan Batalkan Rencana Pengesahan RUU tentang Pemberantasan Perusakan Hutan

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. PPM. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

UPAYA MEWUJUDKAN 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP MINERBA DI SUMATERA BARAT

DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur Kalimantan Timur

ANNEX II LIST OF AUDITED DOCUMENTS (IN BAHASA INDONESIA) DAFTAR DOKUMEN PERKEBUNAN

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Korupsi Sumber Daya Alam Bakoel Coffee, 25 Mei Tama S. Langkun Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan

PROGRES IMPLEMENTASI 6 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI SUMATERA BARAT

Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun

KEBIJAKAN REKLAMASI PADA LAHAN BEKAS TAMBANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2012

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

SUMBER DAYA ALAM INDONESIA: DI BAWAH CENGKRAMAN MAFIA

BUPATI KAUR PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT

1 TAHUN PELAKSANAAN INPRES 10/2011: Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola pada Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

MEDAN, 25 MARET 2015 OLEH : GUBERNUR ACEH

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah

24 Oktober 2015, desa Sei Ahass, Kapuas, Kalimantan Tengah: Anak sekolah dalam kabut asap. Rante/Greenpeace

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. 4

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

Peran PPNS Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan. Oleh: Muhammad Karno dan Dahlia 1

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

REGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERIAN HAK ATAS TANAH UNTUK PERKEBUNAN

PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PENATAAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN & PERKEBUNAN DI PROVINSI BENGKULU

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP

Hidup dan Sumber Daya Alam

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

Masyarakat Adat di Indonesia dan Perjuangan untuk Pengakuan Legal

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Dampak Pertambangan Terhadap Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Bagi Masyarakat Sekitar Tambang

Transparansi merupakan komponen kunci

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN

WILAYAH PERTAMBANGAN DALAM TATA RUANG NASIONAL. Oleh : Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

A. RENEGOSIASI KONTRAK KARYA (KK) / PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA (PKP2B)

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM

I. PENDAHULUAN A. Urgensi Rencana Makro Pemantapan Kawasan Hutan.

SISTEMATIKA PENYAJIAN :

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

DAMPAK NEGATIF KEBIJAKAN ANGGARAN SEKTOR HUTAN & LAHAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSII JAWA TENGH NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

RAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI

Berlindung di balik selimut CnC

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI SULAWESI UTARA, GORONTALO, DAN SULAWESI BARAT

RAPAT KOORDINASI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM BIDANG KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Jakarta, April 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG

Pemberantasan Korupsi di Sektor Kehutanan dan Perkebunan

Transkripsi:

SENGKARUT TAMBANG MENDULANG MALANG Disusun oleh Koalisi Anti Mafia Hutan dan Tambang. Untuk wilayah Bengkulu, Lampung, Banten. Jakarta, 22 April 2015 MISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN

No Daerah Hutan Konservasi (Ha) Fungsi Kawasan Hutan Hutan Lindung (Ha) Total 1 Bengkulu 5.098,75 113.600,97 118.699,72 2 Lampung 20.26 9.777,22 9.797,48 3 Banten 841,54 315,55 1.157,09 Total 5.960,3 123.693,74 129.654,04 Sebanyak 129.654,04 Ha kawasan hutan lindung dan konservasi di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) telah terbebani izin pertambangan Data Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2014) menyebutkan terdapat 123.693,74 hektar wilayah pertambangan yang masuk di kawasan hutan lindung di tiga provinsi: Bengkulu, Lampung dan Banten dengan total unit izin usaha sebesar 34 unit (2 Kontrak Karya dan 32 Izin Usaha Pertambangan (IUP)). Sementara itu, terdapat 5.960,3 hektar wilayah pertambangan yang masuk hutan konservasi yang terdiri atas 31 izin tambang (1 KK, 30 IUP). Hutan lindung dan konservasi di provinsi Bengkulu yang luasnya mencapai 713.715 hektar, sebanyak 118.699,72 hektar atau 17% nya telah diterbitkan IUP sebanyak 41 IUP. Demikian juga halnya di Lampung yang luas hutan lindung dan konservasi mencapai 779.645 hektar telah diterbitkan 15 IUP dan 1 KK seluas 9.797,48 hektar.

NO PROVINSI CnC TOTAL IUP CnC Non CnC Eksplorasi Operasi Eksplorasi Operasi TOTAL IUP Non CnC JUMLAH IUP 1 Bengkulu 44 47 91 32 34 66 157 2 Lampung 32 116 148 64 29 93 241 3 Banten 6 21 27 13 47 60 87 50% IUP di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) Masih Berstatus non CnC TOTAL 82 184 266 109 110 219 485 IUP Non CnC Lebih dari 70% IUP yang non CnC di 3 Provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) bermasalah secara administratif No Provinsi IUP Non CnC PERMASALAHAN ADMINISTRASI PERMASALAHAN WILAYAH MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA 1 Bengkulu 43 23 7 17 36 6 2 Lampung 74 19 71 12 3 7 3 Banten 59 1 51 0 8 1

NO PROVINSI JUMLAH IUP JAMINAN REKLAMASI BELUM ADA PASCA TAMBANG 1 BENGKULU 157 11 IUP DATA 5 IUP DATA 2 LAMPUNG 241 TIDAK ADA DATA TIDAK ADA DATA 3 BANTEN 87 1 IUP ADA DATA TIDAK ADA DATA sejak tahun 2010 2013 diperkirakan potensi kerugian penerimaan mencapai Rp 25,05 miliar di Bengkulu; Rp 10,46 miliar di Lampung dan Rp 5,35 miliar di Banten. Dengan demikian total potensi kerugian penerimaan di lima provinsi tersebut adalah sebesar Rp 40,876 miliar lebih 98% pemegang izin pertambangan di 3 provinsi (Bengkulu, Lampung dan Banten) belum memiliki jaminan reklamasi dan hampir 100% belum memiliki jaminan pascatambang

HANYA 8% DARI KAWASAN HUTAN DI BENGKULU, LAMPUNG DAN BANTEN YANG MEMILIKI KEPASTIAN HUKUM Sebagian besar kawasan hutan di Bengkulu Lampung dan Banten belum memiliki kepastian hukum. Hanya 8,4 % kawasan hutan di tiga provinsi ini yang telah dilakukan penetapan. Hal ini menimbulkan ketidakpastian dalam pengelolaan hutan maupun wilayah kelola masyarakat. Dampaknya, Pembukaan lahan (opening of farm), penebangan liar (illegal logging) dan pemberian izin konsensi untuk perkebunan dan pertambangan menjadi tidak terkendali. Situasi ini sangat dimungkinkan menjadi pemicu konflik tenurial baik antara masyarakat versus pemerintah, masyarakat versus perusahaan atau pemerintah versus perusahaan. Serta terjadi ketimpangan distribusi lahan ruang kelola masyarakat. SEBANYAK 24 PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN BENGKULU DAN LAMPUNG MENYEBABKAN TANAH MASYARAKAT MENJADI RUANG KONFLIK

25 PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI BENGKULU DAN LAMPUNG MERUPAKAN BAGIAN DARI LANDBANKING TAIPAN BESAR DI INDONESIA Total landbank kelapa sawit dari 25 grup bisnis, akhir 2013 (ha) (TUK Indonesia)

KASUS KASUS PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM 1. Tumpang tindih IUP dengan kawasan hutan produksi dan hutan lindung di Kabupaten Bengkulu Tengah. 2. Dampak lingkungan dan sosial masyarakat akibat pertambangan batubara, misalnya, kerusakan daerah tangkapan air dan DAS Air Bengkulu. 3. Penyedotan pasir hitam Gunung Anak Kerkatau berkedok mitigasi bencana. 4. Tumpang tindih kawasan hutan dan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten mukomuko seluas 1.200 hektar. 5. Konflik HGU PT. SIL dengan masyarakat di kabupaten seluma dan perpanjangan HGU di Akhir masa jabata Kepala BPN. 6. Hanya 6,91 % kawasan hutan di Bandar Lampung yang dialokasikan untuk pengelolaan hutan skala kecil (hutan rakyat). 7. Penunjukan sepihak kawasan hutan dan perluasan wilayah konservasi tanpa persetujuan masyarakat lokal dan adat menyempitkan lahan kelola masyarakat di Banten.

Rekomendasi Minerba Pemerintah selaku pemberi izin untuk segera menghentikan pertambangan di Kawasan Konservasi dan Lindung. Mendesak KPK menyelidiki kemungkinan adanya kasus korupsi dalam pemberian izin di Kawasan Konservasi dan Lindung. Berdasarkan amanat UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, mendesak Gubernur untuk mencabut izin izin pertambangan yang bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk yang non CnC. Meminta pemerintah untuk melakukan moratorium dan sekaligus mereview seluruh izin izin yang telah diterbitkan agar sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Tim Korsup Minerba KPK dan pemerintah untuk mempublikasikan izin yang telah dicabut kepada publik agar bisa dilakukan pengawasan paska pencabutan. Mendorong pemerintah untuk melakukan fungsi pengawasan dan penegakan hukum secara maksimal untuk memastikan tak ada alih fungsi lahan atau kejahatan di sektor hutan dan lahan dengan melibatkan masyarakat sipil.

Rekomendasi Minerba Pemerintah perlu mengembangkan skema blacklist (daftar hitam) bagi perusahaan dan pemilik usahanya yang melakukan pelanggaran terhadap penggunaan izin dan merugikan negara. Pemerintahan Jokowi perlu merealisasikan agenda pembentukan satgas anti mafia SDA dan memperkuat pengadilan yang secara khusus untuk penegakan hukum lingkungan. Meminta Korsup KPK dan pemerintah mengakomodir aspek keselamatan warga dan lingkungan hidup dalam penertiban, penataan izin dan penegakan hukum. Mendorong pemerintah untuk memperbaiki mekanisme pengelolaan PNBP yang berpotensi terhadap kehilangan penerimaan negara dari iuran land rent dan royalti. Pemerintah untuk memperjelas status wilayah paska pencabutan IUP. Jika wilayah tersebut dijadikan wilayah pencadangan negara (WPN) atau wilayah pertambangan (WP), maka harus dipastikan mekanismenya dilakukan secara transparan serta terlebih dahulu dilakukan rehabilitasinya.

Rekomendasi Hutan dan Kebun Meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pemerintah Daerah menyelesaikan pengukuhan kawasan hutan dengan cara yang partisipatif dan memperhatikan hak hak masyarakat atas hutan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Pertanian terkait melakukan audit perizinan dan kinerjanya terhadap seluruh kegiatan usaha perkebunan dan kehutanan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Pertanian beserta Pemerintah Daerah untuk menyelesaikan konflik dengan masyarakat. Aparat Penegak Hukum, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pejabat Penyidik Negeri Sipil (PPNS) agar menilisik dugaan tindak pidana kehutanan dan korupsi khususnya terhadap korporasi. Pemerintah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Lebong hendaknya mempercepat proses penyusunan Peraturan Daerah pengakuan dan perlindungan masyarakat adat Kasepuhan dengan tidak melupakan pemetaan dan penetapan wilayah adatnya.