PENERAPAN KEWASPADAAN UNIVERSAL DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Adriana Palimbo 1 Fitri Yuliana 1, Yuni Sri Rezeki Hartiningsih* 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *Korespondensi Penulis: Telp: 0821-4833-6780, E-mail: Yunisri.ysr@gmail.com ISSN: 2086-3454 ABSTRAK Latar Belakang: Pasien dengan terinfeksi HIV dan HIB meningkat lebih dari 50% setiap tahunnya, terlihat dari data register ruang rawat inap kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Tidak ada data petugas yang terpapar ataupun terkena jarum suntik sehingga tidak dapat di evaluasi bagaimana penerapan kewaspadaan universal oleh petugas. Tujuan: Mengetahui Penerapan Kewaspadaan Universal Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Metode: Penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan pada 5 orang informan utama yaitu sebagai bidan pelaksana, triangulasi 6 orang informan triangulasi yaitu kepala ruangan, ketua tim PPI, Kepala Bidang Keperawatan dan 3 orang pasien. Teknik pengolahan dan analisis data hasil wawancara melalui 5 tahap yaitu, Transkripsi, pengorganisasian data, pengenalan, coding, dan pembuatan kesimpulan. Hasil: Aspek Input dari SDM, sarana prasarana yang terbatas dan tidak tersedianya SPO. Pada aspek proses tidak terdapatnya Kebijakan yang mendukung serta Penerapan oleh petugas dirasakan kurang maksimal karena dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, ketersediaan sarana prasarana dan kebiasaan Simpulan: Kurangnya pengetahuan, informasi, sosialisasi, tujuan yang jelas oleh petugas, serta belum tersedianya SPO dan kebijakan yang mendukung penerapan kewaspadaan universal. Kata Kunci: Penerapan Kewaspadaan Universal, Rumah Sakit, Petugas Kesehatan 185
PENDAHULUAN Kejadian penyakit infeksi di Rumah Sakit dianggap sebagai suatu masalah yang serius karena mengancam keselamatan pasien dan juga petugas kesehatan secara global selain dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor HK 02.03/I/0115/2014 Tentang penetapan RSUD dr. Doris Sylavanus sebagai Rumah Sakit Pendidikan yang merupakan Rumah Sakit Provinsi Kalimantan Tengah yang menjadi itu, kejadian infeksi berdampak terhadap pusat rujukan dari 13 Kabupaten dan 1 Kota kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan dan sejak tanggal 1 Maret 2009 sudah pembiayaan pelayanan kesehatan. Setiap tahunnya jumlah kasus HIV dan HIB meningkat di ruang kebidanan RSUD dr.doris Sylvanus Palangka Raya, Tahun 2014 dengan jumlah HIV positif sebanyak 3 kasus, sebanyak 6 kasus pada tahun 2015, HIB sebanyak 6 kasus pada tahun 2014, sedangkan pada tahun 2015 HIB meningkat sebanyak 20 kasus, seiring dengan peningkatan jumlah pasien rata-rata 4,3% pertahun. kasus tersebut akan semakin meningkat di setiap tahun dan semakin tingginya resiko pada petugas terpapar infeksi pada saat memberikan pelayanan. (Profil RSUD dr Doris Sylvanus, 2015) RSUD dr. Doris Sylvanus sebagai Rumah Sakit non pendidikan type B sesuai melakukan pembentukkan komite pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), ini sebagai salah satu upaya untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diharapkan mampu memberikan pelayanan pasien secara maksimal, karena itu salah satu dalam pemberian pelayanan utama oleh petugas khususnya petugas kesehatan dalam pelayanan sangat beresiko terpapar infeksi, secara potensial dapat membahayakan jiwa tenaga kesehatan itu sendiri dan menjadi agen infeksius dapat berkembang biak dan kemudian menularkan infeksi dari satu pasien kepasien lainnya. Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi hepatitis B, terbesar kedua di negara South East Asian Region setelah Myanmar. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan 186
Dasar tahun 2013 (Riskesda s), studi dan uji saring darah donor PMI maka diperkirakan di antara 100 orang Indonesia, 10 diantaranya telah terinfeksi hepatitis B atau C, sehingga saat ini diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang teinfeksi hepatitis, 14 juta di antaranya berpotensi untuk menjadi kronis dan 1,4 juta orang berpotensi untuk menderita kanker hati. Besaran masalah tersebut tentunya akan berdampak sangat besar terhadap masalah kesehatan masyarakat, produktifitas, umur universal di ciptakan untuk mencegah tranmisi silang sebelum diagnosis di tegakkan atau hasil pemeriksaan laboratorium belum ada. (Kemenkes RI, 2014) Prinsip dari kewaspadaan universal di pelayanan kesehatan adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan, serta sterilisasi peralatan. Kewaspadaan universal diciptakan untuk melindungi terhadap kecelakaan yang paling umum adalah jarum suntik yang dipakai pada pasien dapat menusuk harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi kulit petugas yang memberikan pelayanan lainnya kesehatan. (Nursalam, 2012) Sebagai salah satu langkah strategis pencegahan penularan yang dapat diupayakan khususnya bagi bidan yang memberikan pelayanan pada pasien dengan kasus obstetric ginekologi dan perinatal diharapkan mampu menerapkan tindakan kewaspadaan universal secara standard yang dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh pasien dalam rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik terdiagnosis infeksi, diduga terinfeksi, kewaspadaan Apabila penerapan kewaspadaan universal diterapkan secara pilih-pilih dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan alasan meminimalkan sarana medis maka kemungkinan besar akan mempermudah terpaparnya petugas dan penularan infeksi ke pasien lainnya. Apabila pasien di lakukan tes laboratorium, selain biaya sangat tinggi dan dilakukannya test HIV tanpa konseling dan informed consent melanggar aturan pemerintah dan hak asazi manusia, 187
karena dianggap tidak praktisnya dilakukan tes HIV pada setiap pasien yang datang karena tes bersikap diskriminatif (dan tidak efektif antara lain akibat masa jendela) maka kewaspadaan universal mewajibkan agar semua pasien di anggap terinfeksi (Nursalam, 2012). Berdasarkan data yang terlihat di Profil RSUD Dr Doris Sylvanus Palangka Raya terlihat peningkatan jumlah pasien setiap tahunnya dengan HIV positif, HIB dan tidak adanya data yang tercatat berapa jumlah petugas yang terpapar ataupun terkena jarum dan memberi pemahaman dan interprestasi tentang berbagai perilaku dan pengalaman manusia dalam berbagai bentuk. dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka penelitian ini mengetahui Penerapan Kewaspadaan Universal oleh Bidan di Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Subjek penelitian dalam populasi penelitian ini adalah semua bidan sebanyak 38 orang yang bekerja di Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus suntik, maka perlu dilakukan penelitian Palangka Raya, sedangkan sampel penelitian bagaimana penerapan kewaspadaan universal oleh petugas kesehatan khususnya bidan di Ruang Rawat Inap kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, serta apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksaaan penerapan tersebut. adalah : 1. Informan Utama Informan utama terdiri dari 5 orang bidan dengan kriteria 1 orang bidan dengan pendidikan terakhir DIII kebidanan baru bekerja, orang bidan dengan pendidikan terakhir DIII METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pada umumnya menjelaskan kebidanan dengan masa kerja 10 tahun, 1 orang bidan dengan pendidikan terakhir DIV kebidanan baru bekerja, 1 orang bidan dengan pendidikan terakhir 188
DIV kebidanan masa kerja 20 tahun, 1 orang bidan dengan pendidikan terakhir DIII kebidanan masa kerja 30 tahun pedoman wawancara dengan menggunakan beberapa cara dalam pengumpulan data meliputi wawancara, observasi (situasi, 2. Informasi Triangulasi kondisi yang terkait dengan Penerapan Informan Triangulasi terdiri dari 6 Kewaspadaan Universal) dalam melakukan orang yaitu Kepala Ruangan Rawat tindakan pelayanan kepada pasien, studi Inap, Ketua Tim Pengendalian Infeksi Indonesia (PPI), Kepala bidang Keperawatan dan pasien yang telah dilakukan pelayanan. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability dokumentasi register di Ruangan Rawat Inap Kebidanan pada RSUD Dr Doris Sylavanus Palangka Raya. Pengumpulan data primer adalah dengan wawancara mendalam ( indepth interview) kepada 4 (empat) orang bidan yaitu bidan dengan sampling dengan metode snowball. masa kerja, pendidikan terakhir yang Pengambilan sampel secara snowball merupakan salah satu bentuk judgement sampling. Menurut Sugiyono (2013) snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Pengambilan sampel secara berbeda dan bekerja di ruang rawat inap kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya dan 3 (tiga) informan sebagai triangulasi yaitu Kepala Ruangan VK dan Ketua PPI-RS (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi), Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan dan 3 orang pasien snowball merupakan salah satu bentuk yang telah diberikan pelayanan oleh bidan. judgement sampling. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah 189
HASIL Aspek input dari penerapan Kewaspadaan Universal di ruang rawat inap kebidanan RSUD dr.doris Sylvanus Palangka Raya. 1. SDM/ Pengetahuan/ Pelatihan Pengetahuan bidan pelaksana dalam kewaspadaan universal selama ini didapatkan berbagi informasi antara petugas, untuk pelatihan ataupun sosialisasi secara khusus belum di dapatkan. 2. Sarana prasarana Berdasarkan informasi yang di dapatkan untuk ketersediaan sarana dan prasarana memang masih di batasi oleh pihak farmasi sebagai penyedia sarana dan prasarana khususnya APD dan bahan-bahan lainnya sebagai penunjang kewaspadaan universal tim PPI-RS dan pihak farmasi masih melakukan diskusi dalam pemenuhan kebutuhan dalam sarana prasarana ini bisa tercukupi dengan jumlah pasien yang fluktuatif setiap bulannnya. Belum tersedianya Standard Prosedur Operasional (SPO) tentang kewaspadaan universal secara detail, sehingga bidan tidak memiliki pedoman atau acuan dalam memberikan pelayanan pada petugas itu sendiri dan pasien yang diberikan pelayanan. Berdasarkan informasi yang di dapatkan dari ketua Tim PPI-RS bahwa sekarang ini sedang dilakukan update untuk semua SPO termasuk SPO PPI yang termasuk didalamnya ada tentang kewaspadaan universal, karena rumah sakit juga sedang dalam persiapan akreditasi jadi harus dilakukan pembenahan dari semua unsur, termasuk kelengkapan dan ketersediaan dari SPO. Aspek proses dari penerapan Kewaspadaan Universal di ruang rawat inap kebidanan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. 1. Perencanaan/ persiapan/ kebijakan kewaspadaan universal RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. 3. Ketersediaan SOP 190
Kebijakan yang ditetapkan merupakan Untuk pelaksanaan cuci tangan salah satu faktor pendukung sebagai sebelum dan sesudah memang tidak acuan atau pedoman dalam penerapan kewaspadaan universal oleh petugas, sehingga ada keseragaman dalam setiap tindakan dan kebijakan merupakan bentuk kepedulian manajemen terhadap petugas sebagai pemberi layanan. Walaupun belum ada kebijakan yang diberikan oleh pihak manajemen, sebagai kepala bagian keperawatan akan selalu berusaha melakukan evaluasi bisa terlaksana dengan maksimal, karena tidak semua petugas melakukan hand hygiene dengan benar. b. APD Petugas cukup mengetahui bagaimana kriteria penggunaan APD sesuai pajanan hanya pada penerapannya kurang maksimal, petugas masih menggunakan sandal seperti meminta laporan dari setiap jepit tidak menggunakan sandal Kepala seksi pelayanan dan kepala seksi keperawatan, serta kepala ruangan untuk rapat rutin setiap bulannya, dan melakukan kunjungan ke ruangan untuk mengevaluasi pelaksanaan pelayanan oleh petugas. 2. Implementasi/ pelaksanaan dari penerapan kewaspadaan universal oleh petugas di ruang rawat inap RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. a. Hand Hygine atau sepatu tertutup. c. Prosedur pengelolaan alat habis pakai. RSUD dr. doris sylvanus Palangka Raya mempunyai pusat strerilisasi yaitu CSSD akan tetapi masih ada beberapa petugas yang melakukan sterilisasi pada autoclaf yang terdapat di ruangan. d. Pengelolaan sampah infeksius dan non infeksius serta benda tajam 191
Masih ada beberapa beberapa petugas yang tidak melakukan pemisahan sampah dengan alas an factor kebiasaan dan plastic sampah yang kurang sehingga tidak melakukan pemisahan sampah memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang prima dan professional yaitu dengan melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit yang memiliki pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan surat PEMBAHASAN Salah satu upaya yang dilakukan untuk perlindungan diri sebagai pencegahan, pengendalian infeksi secara sederhana adalah menerapkan kewaspadaan universal sebagai pedoman petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Prinsip kewaspadaan universal adalah hand hygiene, pemakaian alat perlindungan diri (APD) untuk mencegah kontak darah dan cairan infeksius lainnya, pengelolaan alat habis pakai kemudian bagaimana pengelolaan limbah oleh petugas. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 382/ Menkes/ SK/ III/ 2007 bahwa Rumah Sakit sebagai salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan keputusan menteri kesehatan yang telah ditetapkan. Tujuan dari pencegahan dan pengendalian infeksi pada Rumah Sakit adalah melindungi tenaga kesehatan dan masyarakat dari penularan penyakit infeksi yang mungkin timbul baik yang ditularkan melalui droplet, udara atau kontak. Rumah sakit wajib memberikan informasi kepada petugas kesehatan mengenai konsep dasar penyakit infeksi, fakta-fakta penting tentang penyakit menular, kewaspadaan universal/ kewaspadaan isolasi, pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, petunjuk pencegahan dan pengendalian infeksi untuk pengunjang dan kesiapan pandemik penyakit 192
menular ( Emergencing Infectious Deases). (Pedoman PPI RS, 2011) Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Informan bidan bahwa untuk meningkatkan pengetahuan dengan pelatihan atau sosialiasi yang didapatkan hanya secara umum saja seperti hand hygiene, harus memakai APD sesuai pajanan tetapi tidak ada pelatihan khusus bagaiman pemakaian APD yang benar. Petugas kesehatan khususnya bidan beresiko terpajan penularan penyakit infeksi melalui darah dan Sylvanus Palangka Raya pada setiap tahunnya terjadinya peningkatan angka penyakit infeksi di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya pada tahun 2014 dengan kasus HBsAg (+) sebanyak 6 kasus meningkat menjadi 20 kasus pada tahun 2015, sedangkan kasus dan HIV positif sebanyak 3 kasus pada tahun 2014 menjadi 6 kasus pada tahun 2015 periode Januari Desember. Terjadinya peningkatan jumlah pasien yang terinfeksi penyakit menular sehingga menjadi masalah yang serius cairan tubuh pasien, tidak adanya SOP dan mengancam keselamatan pasien yang dirawat kebijakan berupa aturan tertulis sebagai bentuk nyata dukungan terhadap kewaspadaan universal, tidak ada data jumlah petugas yang terpajan setiap tahunnya sehingga tidak terpantau dan terevaluasi bagaimana cara kerja petugas selama ini dalam bentuk perlindungan dirinya. Banyak petugas tidak mengetahui bagaimana bila terjadi pajanan pada petugas itu dan petugas kesehatan khususnya bidan yang bekerja di ruang rawat inap kebidanan RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kami ucapkan kepada ketua STIKES yang telah memberikan dukungan dalam melakukan penelitian dan direktur RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang sendiri. Selama ini petugas tidak cukup yakin telah memfasilitasi tempat penelitian. bentuk perlindungan diri yang mereka terapkan selama ini, apakah sudah sesuai standard. Berdasarkan data profil RSUD dr Doris DAFTAR PUSTAKA Afiyanti, Yati. Rahmawati, Nur. 2014 Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Keperawatan. Jakarta: Rajagravindo 193
Akademi Kebidanan Sari Mulia, 2015. Panduan Tugas Akhir, Banjarmasin: STIKES Sari Mulia. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. 2014. Laporan Tahunan. Palangka Raya. Bungin, Burhan. 2010. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo. Depkes RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal Di Pelayanan Kesehatan. Cetakan III. Jakarta. Depkes RI. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit. Cetakan I. Jakarta. Hidayat, Aziz. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Dan Analisa Data. Jakarta: Salemba. Irianto. 2010. Kewaspadaan universal. [internet]. tersedia dalam: http: keperawatanku. blogspot. co. id. [diakses 21 Desember 2015]. Profil RSUD Dr Doris Sylvanus. 2014. Laporan Tahunan. Palangka Raya. Profil RSUD Dr Doris Sylvanus. 2015. Laporan Tahunan. Palangka Ray.a Retnaningsih, dwi. 2015. Pengelolaan universal precation dalam pencegahan penyakit hiv/aids di rsud tugurejo semarang. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan. Stikes Widya Husada Semarang. Sahara. Ayu. 2011. Faktor-faktor yang behubungan dengan kepatuhan perawat dan bidan [skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia. Sujianto, Untung. 2013. Dalam penerapan kewaspadaan universal di rumah sakit palang merah bogor. Universitas Indonesia. Muninjaya, Gde. 2014. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC. Palimbo, A, 2012. Pelaksanaan sistem rujukan kasus ibu hamil resiko tinggi oleh bidan desa ke puskesmas poned kabupaten banjar kalimantan selatan. [tesis]. Universitas Diponegoro. Perhimpunan PPI. 2015. Materi Pelatihan Dasar PPI RSUD Dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Jakarta: PPI. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. 2012. Laporan Tahunan. Palangka Raya. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. 2013. Laporan Tahunan. Palangka Raya. 194