I. PENDAHULUAN. banyak sumber daya dengan meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data sekunder dan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan angka yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Sedangkan ritel modern adalah sebaliknya, menawarkan tempat

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar.

BAB I PENDAHULUAN. dahulu keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh tersebut sangat terlihat dengan semakin banyaknya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. atau segmen secara jelas. Sebagian besar kegagalan usaha yang terjadi disebabkan

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. para peritel asing. Salah satu faktornya karena penduduk Indonesia adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Judul : Analisis Pendapatan Usaha Warung Tradisional Dengan Munculnya Minimarket Di Kota Denpasar Nama : Ida Ayu Sima Ratika Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel modern di Indonesia saat ini berkembang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Untuk hal itu, orang mencari tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. faktor untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan tersebut adalah kegiatan. konsumen mempunyai pandangan baik terhadap perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran secara mudahnya adalah kegiatan memasarkan barang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanyaera globalisasi yang semakin pesat dan perkembangan gaya hidup

PENGARUH TATA LETAK PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA MINIMARKET ALFAMART A. YANI WONOGIRI TAHUN 2009/2010

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, namun perekonomian Indonesia mampu tumbuh dalam tingkat

PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, baik itu berupa kebutuhan material maupun non- material. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. industri dan produksi serta pada kegiatan perdagangan eceran di Indonesia

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan serta memberikan konstribusi positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan yang signifikan, sumber:

BAB I PENDAHULUAN. dijadikannya sebagai tujuan berbelanja, serta produk ditempat belanja

I. PENDAHULUAN. yang adil, makmur dan sejahtera. Salah satu strateginya adalah melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

I. PENDAHULUAN. Definisi industri dalam istilah ekonomi dikategorikan dalam lingkup mikro dan

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

Oleh : M. Dian Azhari F BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah dengan mengembangkan tempat perbelanjaan. Pola

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota dari Provinsi Lampung. Secara

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan barang

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pembeli, antara dunia usaha dan masyarakat. Pasar memainkan peranan yang amat

I. PENDAHULUAN. dalam bentuk barang publik maupun jasa publik pada prinsipnya menjadi

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan seberapa pentingnya kualitas pelayanan, kepuasan dan. kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kotler (2009 ; 215) : Eceran (retailing)

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian dan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB 1V NILAI KEADILAN USAHA WARALABA INDOMARET DAN ALFAMART. A. Prinsip-prinsip Keadilan Bisnis Waralaba di Kecamatan Pesantren Kota

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami fluktuasi harga dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jenis usaha yang bermunculan menyebabkan persaingan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah persaingan bisnis saat ini, para pelaku bisnis harus selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah usaha untuk meningkatkan manfaat yang dapat kita peroleh dari sumber daya. Kenaikan manfaat itu dapat dicapai dengan menggunakan lebih banyak sumber daya dengan meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya tanpa menaikkan sumber daya yang akan kita pakai. Pembangunan di Indonesia dilaksanakan secara merata di seluruh daerah. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan suatu masyarakat adil makmur dan merata sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dari segala hal tersebut kegiatan ekonomi sektor perdagangan merupakan suatu penggerak roda perekonomian sehingga tercapainya pembangunan yang baik. Di era globalisasi sekarang ini, bisnis khususnya pemasaran dari waktu ke waktu semakin meningkat. Banyak sekali perusahaan yang berusaha memenangkan persaingan dengan cara memanfaatkan peluang bisnis yang ada yaitu dengan menetapkan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka menguasai pasar. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan dengan cara menciptakan citra yang baik di mata para pelanggan yang nantinya akan menimbulkan rasa loyalitas berkelanjutan. Hal tersebut bisa dicapai

2 oleh suatu perusahaan melalui upaya menghasilkan dan menyampaikan barang serta jasa yang diinginkan konsumen, dimana kegiatan tersebut sangat bergantung pada perusahaan atau pedagang dengan bermacam macam atribut harga, produk, pelayanan umum, lokasi, dan prilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli. Bertambahnya tingkat pendatang yang terus menerus, akan menyebabkan kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi. Sedangkan yang dimaksud kesejahteraan masyarakat adalah suatu keadaan hidup masyarakat dengan kondisi kehidupan yang layak dimana kebutuhan hidup sehari-hari dapat terpenuhi. Tingkat pendapatan inilah yang menjadi salah satu dasar seorang konsumen pun memilih tempat pemenuhan kebutuhan hidupnya salah satunya adalah memilih membeli kebutuhan hidup melalui pedagang ritel. Perdagangan ritel mempunyai arti penjualan secara eceran. Ada beberapa macam ritel diantaranya, ritel dengan masih menggunakan konsep tradisonal yang bersifat sederhana dengan tempat yang tidak terlalu luas, barang yang dijual terbatas dan sistem manajemen yang sangat sederhana memungkinkan adanya proses tawar menawar harga. Macam ritel lain adalah ritel modern dimana ritel ini menawarkan tempat yang lebih luas, menjual banyak jenis barang, manajemen sudah dikelola dengan baik dan harga yang diterakan sudah menjadi harga tetap. Dalam ritel ini menggunakan konsep swalayan yaitu konsep melayani diri sendiri. Contohnya hypermart, super market dan mini market. Gerai-gerai tersebut biasa disebut pasar modern. Pada saat ini konsumen memilah-milah atau membanding-bandingkan suatu karakteristik tempat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ritel tradisional atau biasa

3 disebut warung, pada saat ini pertumbuhannnya semakin menurun karena terjepit dengan adanya persaingan ritel modern. Yang paling menjamur saat ini adalah pertumbuhan mini market yang sangat pesat dan tersebar hampir disetiap pelosok daerah tidak terkecuali di kota Bandar Lampung. Bisnis pasar modern sebagai salah satu ciri khas perkotaan mulai tumbuh pesat di Bandar Lampung, dimana pasar modern selain memberikan alternatif belanja yang menarik, juga menawarkan kenyamanan dan kualitas produk, harga bersaing bahkan kadang lebih murah dibandingkan dengan pasar tradisional. Namun, berkembangnya bisnis pasar modern dikhawatirkan dapat memberikan dampak eksternalitas negatif yaitu dapat mematikan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Perkembangan pasar modern di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan sejak dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2000 yang kemudian diperbaharui dengan Keputusan Presiden Nomor 118 Tahun 2000 tentang Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan Tertentu Bagi Penanaman Modal. Konsumen menilai kehadiran pasar modern khususnya mini market dirasakan memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat konsumen, karena banyaknya jumlah barang yang tersedia disamping keleluasaan konsumen untuk memilih sendiri barang yang akan dibeli sesuai kebutuhan, karena tidak jarang pasar modern maupun memberikan penawaran harga barang yang lebih rendah dibandingkan dengan pengecer tradisional atau warung kecil. Disisi lain kehadiran pasar modern atau mini market diduga sangat berdampak negatif

4 terhadap eksistensi pengecer kecil dengan asumsi keterbatasan daya beli konsumen untuk membeli barang kepada pengecer kecil atau warung. Berdasarkan data BPMP jumlah mini market per kecamatan di Kota Bandar Lampung dua tahun terakhir yakni tahun 2009 sampai dengan 2010 dilampirkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 1. Jumlah Mini Market di Bandar Lampung Tahun 2009 Nama Minimarket NO Nama Kecamatan Jumlah Indomart Alfamart Chamart Lokal 1 Tanjung Karang Timur 6 4 1 4 15 2 Tanjung Karang pusat 5 2 2-9 3 Tanjung Karang Barat 6 3 2-11 4 Teluk Betung utara 4 3 1-8 5 Teluk Betung Barat 1 3 - - 4 6 Teluk Betung Selatan 4 4 - - 8 7 Rajabasa 4 2-3 9 8 Kedaton 7 7 1 1 16 9 Sukarame 6 4-2 12 10 Sukabumi 3 1-2 6 11 Tanjung Senang 2 2 - - 4 12 Kemiling 3 2-2 7 13 Panjang 2 1 - - 3 Jumlah 53 38 7 14 112 Sumber : Badan Penanaman Modal dan Perizinan kota Bandar Lampung 2010

5 Tabel 2. Jumlah Mini Market di Bandar Lampung Tahun 2010 NO Nama Kecamatan Nama Minimarket Jumlah Indomart Alfamart Chamart Lokal 1 Tanjung Karang Timur 8 5 2 4 19 2 Tanjung Karang pusat 6 3 3-12 3 Tanjung Karang Barat 6 3 1-10 4 Teluk Betung utara 4 4 2-10 5 Teluk Betung Barat 1 3 1-5 6 Teluk Betung Selatan 6 5 - - 11 7 Rajabasa 4 3-4 11 8 Kedaton 9 9 2 1 21 9 Sukarame 8 5 1 4 18 10 Sukabumi 4 1-2 7 11 Tanjung Senang 4 4 1-9 12 Kemiling 5 3-2 10 13 Panjang 2 1 2-5 Jumlah 67 49 15 17 148 Sumber : Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung 2010 Dari Tabel 1 dan tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah di kota Bandar Lampung terdapat 4 usaha mini market dan terjadi pertumbuhan jumlah mini market dari tahun 2009 sebanyak 112 unit usaha mini market dan ditahun 2010 jumlahnya meningkat menjadi 148 unit mini market atau bila dipersentasekan kenaikannya adalah sebesar 32,14%.

6 Tabel.3 Jumlah Mini Market di Kecamatan Kedaton Tahun 2009 No Kelurahan kecamatan kedaton Nama Minimarket Indomart Alfamart Chamart Lokal Jumlah 1 Kedaton 1 1 1-3 2 Labuhan Ratu 1 1-1 3 3 Sepang 1 1 - - 2 4 Surabaya - 1 - - 1 5 Sukamenanti - - - - 0 6 Kampung Baru - - - - 0 7 Way Halim 2 2 1-5 8 Sidodadi 1 1 - - 2 Jumlah 6 7 2 1 16 Sumber : Badan Penanaman Modal dan Perizinan kota Bandar Lampung 2010 Tabel.4 Jumlah Mini Market di kecamatan kedaton tahun 2010 No. Kelurahan kecamatan kedaton Nama Minimarket Indomart Alfamart Chamart Lokal Jumlah 1 Kedaton 2 3 1-6 2 Labuhan Ratu 1 1-1 3 3 Sepang 1 1 - - 2 4 Surabaya 1 1 - - 2 5 Sukamenanti - 1 - - 1 6 Kampung Baru - - - - 0 7 Way Halim 2 2 1-5 8 Sidodadi 1 1 - - 2 Jumlah 8 10 2 1 21 Sumber : Badan Penanaman Modal dan Perizinan kota Bandar Lampung 2010 Dari tabel 3 dan tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah di Kecamatan Kedaton terdapat 4 usaha mini market dan terjadi pertumbuhan jumlah mini market dari tahun 2009 sebanyak 16 unit usaha mini market dan ditahun 2010 jumlahnya meningkat menjadi 21 unit mini market atau bila dipersentasekan kenaikannya adalah sebesar 31,25%.

7 Dari jumlah keseluruhan usaha, perkembangan mini market Indomaret dan Alfamart yang menunjukan perkembangan yang pesat dibandingkan mini market Chandramart dan mini market lokal. Kehadiran mini market Alfamart dan Indomaret di Kota Bandar lampung dirasakan banyak memberikan keuntungan bagi masyarakat konsumen, karena banyaknya jumlah barang yang tersedia disamping keleluasaan konsumen dalam memilih barang sesuai yang dibutuhkan, karena tidak jarang pengecer besar mampu menawarkan barang dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh para pengecer kecil. Disisi lain, kehadiran pengecer besar diduga berdampak negatif bagi eksistensi pengecer kecil dengan asumsi bahwa keterbatasan daya beli konsumen, berimplikasi pada turunnya minat konsumen untuk membeli barang kepada pengecer kecil. Pada gilirannya, pengecer kecil diduga akan mengalami kemunduran usaha dan akhirnya bisa mengarah kepada kebangkrutan. Lampost Kamis, 14 Juli 2011, mini market nasional dan super market yang beralih fungsi menjadi mini market terus bermunculan dan terus berkembang di Bandar Lampung telah mematikan usaha pedagang ritel lokal yang mempunyai keterbatasan modal usaha. Kalau pemerintah tidak segera menertibkan mini market, cepat atau lambat pedagang ritel lokal bisa menutup usahanya dan akan berdampak pada menurunnya tingkat kesejahteraan seseorang. Dalam hal tersebut dirasakan bagi pengecer kecil dimana dapat menimbulkan pengaruh terhadap penghasilan dan tenaga kerja di tempat usaha mereka. 1. Pengaruh Terhadap Penghasilan

8 Kehadiran pengecer besar seperti Alfamart dan Indomaret sangat dirasakan bagi pengecer kecil dimana semakin lama penghasilan mereka mengalami penurunan. Dimana pengecer kecil seperti toko, warung, pedagang asongan tidak mampu dalam persaingan penjualan. 2. Pengaruh Terhadap Tenaga Kerja Di dalam penjualan pengecer kecil yang tidak mampu bersaing, semakin lama mengalami penurunan omzet dan dapat mengalami kebangkrutan. Maka pemilik usaha seperti usaha seperti toko merasa sangat berat untuk memberi upah terhadap pekerjanya dan pada akhirnya harus mengurangi sebagian karyawan. Penulis memilih Kecamatan Kedaton dikarenakan dilihat dari segi perdagangan, Kecamatan Kedaton merupakan salah satu kecamatan yang berkembang cepat di Kota Bandar Lampung. B. Rumusan Masalah Dari uraian di atas dapat ditarik suatu permasalahan yaitu Apakah kehadiran usaha mini market di Bandar lampung yang terus bertambah dari tahun ke tahun menyebabkan usaha warung pendapatan menurun? C. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar usaha mini market mempengaruhi pendapatan usaha warung.

9 2. Untuk mengetahui efektivitas kebijakan-kebijakan apa yang diambil oleh pemerintah Kota Bandar Lampung untuk mengatasi problematika tehadap hadirnya mini market. D. Kerangka Pemikiran Wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang dan kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha ini menetapkan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru (Bygrave,1994 :2). Bisnis pasar modern sebagai salah satu ciri khas perkotaan mulai tumbuh dan berkembang cukup pesat di Kota Bandar Lampung, dimana bisnis pasar modern selain memberikan altenatif belanja yang menarik, juga menawarkan kenyamanan dan kualitas produk, harga bersaing bahkan kadang lebih murah dibandingkan dengan pasar tradisional. Namun, berkembangnya bisnis pasar modern dikhawatirkan dapat mematikan usaha warung kecil seperti menyebabkan jumlah pelanggan berkurang dan mengakibatkan jumlah pendapatan warung kecil pun berkurang. Jika selama ini pasar tradisional dianggap unggul dalam memberikan harga relatif lebih rendah untuk lebih banyak komoditas,dengan fasilitas yang lebih jauh lebih baik. Faktanya skala ekonomis pengeceran pada pasar modern yang cukup luas dan akses langsung terdapat produsen dapat menurunkan harga pokok penjualan mereka, sehingga mereka mampu menawarkan harga yang lebih rendah.

10 Sebaliknya, para pedagang di pasar tradisional, mereka umumnya mempunyai skala yang kecil dan menghadapi rantai pemasaran yang cukup panjang untuk membeli barang yang akan di jualnya. Keunggulan biaya rendah pedagang tradisional kini mulai terkikis bahkan nyaris lenyap, digantikan keunggulan pegeceran bermodal besar di pasar modern. Salah satu penyebab kalahnya persaingan pasar tradisional disebabkan karena kurangnya pemasaran, sedangkan pasar modern melakukan promosi. Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memutuskan kebutuhan pembeli, baik aktual maupun potensial. (W.J.Stanton) E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat, maka hipotesis dalam penelitian ini antara lain : 1. Diduga kehadiran mini market di Bandar Lampung berpengaruh terhadap pendapatan usaha warung. 2. Diduga pemerintah kurang efektif dalam memberlakukan kebijakan guna melindungi usaha warung. F. Batasan Variabel 1. Dalam penelitian ini, Penulis menganalisis dampak keberadaan mini market dan pendapatan sektor informal di Kecamatan Kedaton dan untuk

11 memperkecil ruang lingkup penelitian penulis memusatkan penelitian di wilayah Kelurahan Way Halim 2. Sektor informal yang dimaksud adalah warung. G. Penelitian Terdahulu 1. M Faisol Dalam penelitiannya berjuduk Dampak Keberadaan Mini Market Waralaba Terhadap Usaha Mikro Di Kota Metro (Studi Kasus Kecamatan Metro Selatan). Dalam penelitian ini penulis menganalisa dampak keberadaan mini market Alfamart dan Indomaret terhadap iklim usaha sektor informal di Kota Metro. Sektor informal yang dimaksud adalah toko, kios, warung dan kaki lima. Jenis data yang digunakan penulis adalah jenis data primer dan data sekunder, sumber data melalui dokumentasi dan wawancara, sementara alat analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian penulis menyimpulkan dampak keberadaan mini market berpengaruh terhadap omzet penjualan usaha mikro yang berada disekitarnya. Hasil analisis menunjukan ada perbedaan pendapatan omzet antara sebelum dan setelah hadirnya mini market. 2. Yenti Megawati Penulis merupakan Dosen Universitas Bunda Mulia, Jakarta, penelitiannya yang berjudul Pertumbuhan Mini Market Sebagai Salah Satu Bentuk Pasar modern. Dalam penelitian ini penulis menganalisa dampak keberadaan mini market terhadap masyarakat sekitar baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

12 Hasil penelitian penulis mengatakan bahwa dampak positif yang timbul akibat hadirnya mini market adalah membuka usaha lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, sedangkan dampak negatif yang timbul adalah semakin menjamurnya mini market akan mematikan pedagang-pedagang kecil atau setidaknya menurunkan penjualan dari pedagang-pedagang terutama pedagang yang berada disekitar mini market. Selain itu semakin banyaknya mini market dapat menyebabkan kecemburuan social antara pedagang kecil dengan pengusaha mini market.