PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PRAKTIKUM II PENGUJIAN TERHADAP GRANUL

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

TUGAS INDUSTRI TEACHING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

PENGEMBANGAN SEDIAAN LEPAS LAMBAT SISTEM MATRIKS BERBASIS ETILSELULOSA HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DENGAN TEKNIK DISPERSI SOLIDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN Heni Sumanti, Iskandar Sudirman, Indri Hapsari

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM BIJI DURIAN

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

PERBANDINGAN DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 6000 DAN PVP

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang terjadi di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM GARUT (Maranta arundinaceae Linn) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH SIRSAK

PENGARUH KONSENTRASI ADEPS LANAE DALAM DASAR SALEP COLD CREAM TERHADAP PELEPASAN ASAM SALISILAT

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KONSENTRASI PATI BIJI DURIAN SEBAGAI PENGIKAT TERHADAP MUTU FISIK GRANUL EFFERVESCENT

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati

LEACHING (EKSTRAKSI PADAT CAIR )

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

Metodologi Penelitian

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

Ahmad Zaki Mubarok Kimia Fisik Pangan. Silika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak. kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan. teknologi pembuatan sediaan farmasi

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA TEGANGAN PERMUKAAN

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

ARTIKEL PENELITIAN. Rini Agustin 1 & Hestiary Ratih 2

PENGGUNAAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK DAUN DEWA (Gynura pseudochina [Lour.

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PATI BIJI ALPUKAT

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PATI BIJI ALPUKAT

Transkripsi:

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6 Agus Siswanto, Iskandar Sudirman, Santi Patrinia Feranses Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh PO Box 202, Purwokerto 53182 ABSTRAK Bahan obat yang larut dalam air (vitamin B6) dapat mengalami migrasi selama pengeringan dalam granulasi basah. Migrasi obat dipengaruhi oleh suhu pengeringan, ukuran bahan pengisi, kekentalan bahan pengikat, dan cara pengeringan. Tuuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran granul dan kadar bahan pengikat solutio gelatin terhadap migrasi vitamin B6. Dalam penelitian ini vitamin B6 dibuat dalam 3 formula yaitu: F1 (5% solutio gelatin), F2 (7,5% solutio gelatin), F3 (10% solutio gelatin). Kemudian masing masing formula diayak dengan ayakan No. 10, 12, dan 16 mesh. Granul dimasukkan dalam sel pengering 4 lapis, dikeringkan pada suhu 40 60 C selama 4 am. Ditentukan koefisien migrasi pada tiap formula. Hasil penelitian menunukkan bahwa migrasi vitamin B6 dipengaruhi oleh ukuran granul dan konsentrasi bahan pengikat solutio gelatin. Semakin kecil ukuran granul maka migrasi vitamin B6 semakin kecil dan semakin besar kadar bahan pengikat solutio gelatin maka migrasi vitamin B6 semakin kecil. Kata kunci: vitamin B6, solutio gelatin, ukuran granul, migrasi ABSTRACT The water-soluble drug (vitamin B6) can migrate during drying process during wet granulation. The drug migration process is affected by process and temperature drying filling material particle size, and binder solution viscosity. The research obection was described the influence of wet granul size and concentration of gelatin solution binder during drying process. The research was used 3 formula i.e.: F1 (5% gelatin solution), F2 (7,5% gelatin solution), and F3 (10% gelatin solution). It sieved using sieve number 10, 12, 16 mesh. Then granule was dried on four layer drying cell at 40 60 C for four hours. The coefficient of migration was determined. The research show that vitamin B6 migration influented by wet granule size and concentration of gelatin solution binder. Greater size of wet granule caused greater drug migration, and greater degrees of gelatin solution therefore drug migration the smaller. Key words: vitamin B6, gelatin solution, granule size, migration PENDAHULUAN 1

Vitamin B6 memiliki sifat mudah larut dalam air (Depkes RI, 1995). Dalam formulasi tablet vitamin B6, dapat dibuat dengan metode granulasi basah. Salah satu tahapan yang harus dilalui dalam granulasi basah adalah pengeringan. Pada saat pengeringan granul teradi perpindahan massa dan panas secara bersamaan. Perpindahan massa berupa perpindahan air dari dalam granul ke permukaan granul dan menguapnya air dari permukaan granul mengikuti aliran udara. Apabila ada bahan obat atau zat warna yang larut dalam air di dalam granul maka pada saat difusi akan ikut bersama dengan perpindahan air ke permukaan dan pada saat migrasi akan ikut bersama perpindahan air dari satu granul ke granul lain (Lachman et al., 1994). Faktor faktor yang berpengaruh dalam proses migrasi adalah ukuran partikel bahan pengisi, kekentalan bahan pengikat, dan cara pengeringan (Jarowski, 1982). Untuk menghindari migrasi dengan cara menipiskan lapisan granul, mengganti zat aktif atau zat warna yang tidak larut air, pengeringan suhu rendah, meningkatkan konsentrasi bahan pengikat, menggunkan alat fluidized bed dryer, serta pelarut bukan air (Voigt, 1995). METODOLOGI PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain amilum, laktosa, vitamin B6, gelatin, akuades, HCl. Alat Adapun alat yang digunakan antara lain spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1601), neraca, sel pengering, alat alat gelas. Prosedur Percobaan Pembuatan granul Amilum, laktosa, dan vitamin B6 dicampur homogen. Bahan pengikat ditambahkan sedikit demi sedikit hingga terbentuk massa granul yang baik. Granul dibagi dalam 3 kelompok sama banyak, masing masing diayak dengan ayakan 10, 12, dan 16 mesh. Selanutnya granul dimasukkan dalam sel pengering 4 lapis, dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40 60 C selama 4 am. Formula granul vitamin B6 dengan konsentrasi bahan pengikat yang divariasikan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Formula granul vitamin B6 dengan konsentrasi bahan pengikat yang divariasikan 2

Formula F1 F2 F3 Vitamin B6 (mg) 3 3 3 Amilum (mg) 15 15 15 Laktosa (mg) 130 130 130 Solutio gelatin (%) 5 7,5 10 Penetapan keseragaman kadar vitamin B6 dalam granul Ditimbang granul basah 500 mg, ditambahkan HCl 0,1 N sampai 50 ml, dikocok dan disaring. Filtrat diambil 1 ml diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai 10 ml. Serapan dibaca pada λ= 298 nm. Masing masing formula diambil 9 sampel, ditentukan kadarnya dan dihitung CV-nya. Penentuan koefisien migrasi vitamin B6 dalam granul Granul pada tiap lapisan sel pengering diambil sebanyak 500 mg, ditumbuk sampai halus, dilarutkan dalam HCl 0,1 N sampai 50 ml, disaring. Filtrat diambil 1 ml diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai 10 ml. Serapan dibaca pada λ=298nm. Dihitung koefisien migrasi untuk masing masing ukuran granul dan masing masing kadar bahan pengikat. Harga koefisien migrasi dihitung dengan persamaan berikut ini: D i ( L L i ) = N 2 L : N = 11 Koefisien migrasi = JumlahD i Jumlahlapis Keterangan: L = Harga purata kadar obat dalam lapisan L i = Harga purata kadar obat dalam lapisan i N L = umlah purata kadar obat N lapis = 11 N = umlah lapis sel pengering (Warren & Price, 1977) HASIL DAN PEMBAHASAN Keseragaman kadar vitamin B6 dalam granul Penentuan keseragaman kadar zat aktif vitamin B6 dalam granul basah dilakukan untuk memastikan homogenitas kandungan zat aktif pada campuran granul. Artinya ika ada perbedaan kadar zat aktif pada tiap lapisan granul benar benar teradi akibat proses migrasi obat selama pengeringan. Kadar zat aktif dinyatakan seragam ika harga CV lebih kecil atau sama dengan 5%. Hasil ui keseragaman kadar vitamin B6 pada Tabel 2 menunukkan bahwa kadar zat aktif pada granul basah homogen. Koefisien migrasi vitamin B6 Semakin kecil ukuran granul maka koefisien migrasi semakin kecil. 3

Menurut Harwood dan Pipel, kenaikan ukuran granul menyebabkan turunnya bulk density dan penurunan bulk density akan meningkatkan porositas granul Tabel 2. Data keseragaman vitamin B6 pada granul basah Ukuran F1 F2 F3 ayakan Kadar ± SD CV (%) Kadar ± SD CV (%) Kadar ± SD CV (%) 10 mesh 7,711±0,037 0,518 7,114±0,033 0,468 7,114±0,038 0,537 12 mesh 7,111±0,005 0,070 7,121±0,024 0,337 7,123±0,013 0,177 16 mesh 7,086±0,010 0,141 7,108±0,023 0,324 7,113±0,024 0,332 Ket: Kadar solutio gelatin sebagai bahan pengikat F1 (5%), F2 (7,5%), F3 (10%). Tabel 3. Koefisien migrasi pada granul dengan ukuran dan kadar bahan pengikat yang divariasikan Ukuran ayakan Koefien migrasi vitamin B6 F1 F2 F3 10 mesh 0,129 0,054 0,022 12 mesh 0,125 0,044 0,021 16 mesh 0,124 0,041 0,017 Ket: Kadar solutio gelatin sebagai bahan pengikat F1 (5%), F2 (7,5%), F3 (10%) Tabel 4. Hasil ui t koefisien migrasi berdasarkan ukuran granul Interaksi t hitung t tabel Kesimpulan GI GII 0,0046 0,0027 Berbeda bermakna GI GIII 0,0083 0,0027 Berbeda bermakna GII GIII 0,0038 0,0027 Berbeda bermakna Keterangan : Granul dengan no ayakan GI (10 mesh), GII (12 mesh), GIII (16 mesh) (Fonner et al., 1981). Menurut Lantz (1980) bahwa porositas internal partikel dapat diminimalkan dengan memperkecil ukuran partikel. Pada granul dengan ukuran yang relatif kecil maka porositas internalnya uga semakin kecil, sehingga proses transfer air dari dalam granul ke permukaan granul lebih kecil sehingga lau difusi akan berkurang dan migrasi uga lebih kecil. Granul dengan ukuran yang lebih besar memiliki densitas yang kecil dan porositas besar. Banyaknya pori dalam granul memungkinkan air dan zat zat yang terlarut di dalamnya lebih mudah berdifusi dan berpindah dari satu bagian 4

ke bagian lain. Akibatnya migrasi menadi lebih besar. Semakin besar kadar bahan pengikat solutio gelatin maka harga koefisien migrasi semakin kecil. Pengeringan merupakan suatu proses transfer massa (air dan zat zat yang terlarut) yang berlangsung melalui proses difusi. Tabel 5. Hasil ui t koefisien migrasi berdasarkan kadar bahan pengikat solutio gelatin Interaksi T hitung T tabel Kesimpulan FI FII 0,0780 0,0027 Berbeda bermakna FI FIII 0,1049 0,0027 Berbeda bermakna FII FIII 0,0269 0,0027 Berbeda bermakna Lau difusi berbanding terbalik dengan viskositas bahan pengikat. Peningkatan viskositas cairan pengikat akan menurunkan migrasi obat yang dikeringkan dalam pengering yang tetap (fixed bed) (Aulton, 2002). Semakin besar kadar bahan pengikat maka difusi beralan lebih lambat sehingga transfer massa lebih kecil, akibatnya migrasi menadi lebih kecil. Berikut ini adalah persamaan koefisien difusi: D = ( k '. T ) 6rπη D = koefisien difusi (cm 2 /detik) k = Tetapan Boltzman (cm/detik) T = suhu mutlak (Kelvin) r = ari ari molekul (cm) η = kekentalan (poise) (Voigt, 1995) KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa semakin meningkat kadar solutio gelatin sebagai bahan pengikat maka migrasi vitamin B6 semakin kecil dan semakin besar ukuran granul maka migrasi vitamin B6 semakin besar. DAFTAR PUSTAKA Aulton, M.E. 2002. Drying, in Aulton, M.E., Pharmaceutics: the Science of Dosage Form Design. Second edition. Churchill Livingstone, Edinburg. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Fonner, D.E., N.R. Anderson, G.S. Banker. 1981. Granulation and 5