A. Karim Fatchan 1); Prillia Rahmawati 2)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI. Naskah Publikasi

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

Perencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

Desain Alternatif Instalasi Pengolahan Air Limbah Pusat Pertokoan Dengan Proses Anaerobik, Aerobik Dan Kombinasi Aanaerobik Dan Aerobik

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya

STUDI INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN ANAEROBIC BAFFLED REACTOR

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DISUSUN OLEH TIKA INDRIANI ( ) DOSEN PEMBIMBING WELLY HERUMURTI, ST, MSc.

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI. Tugas Akhir

BAB IV KONDISI MASYARAKAT SEKITAR IPAL KOMUNAL SENGKAN

DESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH

Perancangan Ulang Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Proses Anaerobic Baffled Reactor dan Anaerobic Filter

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

PERENCANAAN ULANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PG TOELANGAN, TULANGAN-SIDOARJO

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PABRIK TEMPE DENGAN BIOFILTER. Indah Nurhayati, Pungut AS, dan Sugito *)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Perbandingan Desain Ipal Anaerobic Biofilter dengan Rotating Biological Contactor untuk Limbah Cair Tekstil di Surabaya

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) SUPITURANG KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. peternakan semakin pesat. Daging yang merupakan salah satu produk

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

Tugas Akhir RE

Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah

PERENCANAAN PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN METODE ANAEROBIC BAFFLED REACTOR (STUDI KASUS: PERUMAHAN ROYAL SUMATRA, MEDAN)

Perencanaan Anaerobic Baffled Reactor (ABR) Sebagai Instalasi Pengolahan Greywater di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya

Perencanaan SPAL dan IPAL Komunal di Kabupaten Ngawi (Studi Kasus Perumahan Karangtengah Prandon, Perumahan Karangasri dan Kelurahan Karangtengah)

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dosen Magister Ilmu Lingkungan dan Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP Semarang

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Anaerobic Baffled Reactor (ABR) Sebagai Instalasi Pengolahan Greywater di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

Pengolahan AIR BUANGAN

Perencanaan SPAL dan IPAL Komunal di Kabupaten Ngawi (Studi Kasus Perumahan Karangtengah Prandon, Perumahan Karangasri dan Kelurahan Karangtengah)

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan

PEMULIHAN KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MEMBANDINGKAN REAKTOR BIOFILTER DAN SLOW SAND FILTER. Oleh : Satria Pratama Putra Nasution

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dan jenis polutan semakin meningkat seiring meningkatnya produksi dan

PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN ALTERNATIF MEDIA BIOFILTER (STUDI KASUS: KEJAWAN GEBANG KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA)

[Type text] BAB I PENDAHULUAN

Perencanaan Sistem Penyaluran dan Pengolahan Air Limbah Domestik Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang

APLIKASI WETLAND. Prayatni Soewondo PRODI TEKNIK LINGKUNGAN, FTSL, ITB

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

INTEGRASI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI BENANG DAN TEKSTIL MELALUI PROSES ABR DAN FITOREMOVAL MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Pengelolaan Air Limbah Domestik

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH CEMARA KOTA MEDAN

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S

DESAIN BANGUNAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PETERNAKAN BABI DAN PEMANFAATAN KEMBALI HASIL PENGOLAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

RANCANG BANGUN DAN REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT (Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Tayu, Pati)

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH POLIKLINIK UNIPA SURABAYA

Transkripsi:

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)3 2015 2339-028X ISSN: PENGELOLAAN METODE IPAL ( INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH ) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR TANAH DAN AIR SUNGAI A. Karim Fatchan 1); Prillia Rahmawati 2) 1) Staf Pengajar, 2) Mahasiswa. Jurusan Teknik Sipil FT Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta e-mail : akf_karim@yahoo.co.id ; prilliarahmawati@gmail.com ABSTRAKSI Berbicara mengenai pencemaran air, biasanya yang terlintas dipikiran kita adalah limbah cair dari industri pabrik saja. Padahal dari rumah tangga, pasar, sawah, rumah sakit, dsb juga berperan banyak dalam tercemarnya air. Air yang mengandung detergen, tinja dan sisa makanan yang masuk kesaluran pembuangan air setiap harinya dapat mempengaruhi keseimbangan fisika dan kimiawi air. Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk memperbaiki kualitas air limbah, mengurangi BOD, COD dan partikel tercampur menghilangkan bahan nutrisi dan komponen beracun, menghilangkan zat tersuspensi, mendekomposisi zat organic, menghilangkan mikroorganisme pathogen. Namun sejalan dengan perkembangannya tujuan pengolahan air limbah sekarang ini juga terkait dengan aspek estetika dan lingkungan. Adapun bagian bangunan IPAL yaitu bak kontrol, bak pengendap (settler), bak Anaerobic Baffled Reactor (ABR), dan bak Anaerobic Filter atau Biofilter. Metode penelitian dalam penelitian ini pada tahap awal adalah pengumpulan data untuk menentukan jumlah kebutuhan air bersih dan air kotor dari setiap rumah. Setelah pengumpulan data kemudian dilakukan pengecekan lokasi dan uji alat pendukung bangunan IPAL, kemudian dihitung nilai konsentrasi BOD, COD, dan jumlah bak kompartmen dari masing-masing bangunan IPAL dengan menggunakan perhitungan DEWATS. Setelah dilakukan perhitungan DEWATS nilai effluen COD dan BOD5 pada perencanaan menghasilkan nilai yang lebih kecil dibandingkan data yang telah ada yaitu effluen COD sebesar 59 mg/l dan BOD5 sebesar 17 mg/l sedangkan pada perencanaan sebelumnya telah menghasilkan nilai effluent COD sebesar 97 mg/l dan BOD5 sebesar 34 mg/l. Dan untuk hasil perencanaan kapasitas 200 jiwa memerlukan lahan sebesar 24 m 2. Dengan menggunakan 2 unit bangunan settler, 6 unit bangunan ABR, dan 3 unit bangunan AF. Sedangkan pada hasil percobaan sebelumnya dengan kapasitas 200 jiwa memerlukan luas lahan sebesar 28 m 2 dengan menggunakan 2 unit bangunan settler, 4 unit bangunan ABR dan 2 unit bangunan AF. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan menghasilkan data yang lebih optimal yaitu 4 m 2 atau sebesar 2%. Kata Kunci : IPAL, Anaerobic Baffled Reactor, Anaerobic Filter, BOD, COD

PENDAHULUAN Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi. Sedangkan pengolahan air limbah dengan bantuan peralatan biasanya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dalam IPAL ini terdapat tangki pembusukan yang merupakan sarana paling bermanfaat dan memuaskan diantara unit sarana pembuangan tinja dan limbah cair yang lain yang menggunakan system aliran air, yang digunakan untuk menangkap buangan dari rumah perorangan, kelompok rumah kecil, atau kantor yang terletak di luar jangkauan system saluran limbah cair. Adapun bagian yang lain yaitu bak kontrol, bak pengendap (settler), bak Anaerobic Baffled Reactor (ABR), dan bak Anaerobic Filter atau Biofilter. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menghitung kebutuhan lahan pada bangunan IPAL, bagaimana mengoptimalkan nilai BOD dan COD agar tidak mencemari lingkungan, seberapa besar efisiensi dimensi tangki dalam menampung limbah cair. IPAL(Instalasi Pengolahan Air Limbah) Seperti yang dimuat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses / mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan. Hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan system pengolahan air limbah domestic menurut Pedoman Pengelolaan Air Limbah perkotaan Departemen Kimprasiwil tahun 2003 didasarkan pada faktor-faktor (1) Kepadatan penduduk, (2) Sumber air yang ada, (3) Kedalaman muka air tanah, dan (4) Kemampuan membiayai. Berdasarkan factor- faktor tersebut kemudian dilakukan pemilihan- pemilihan system pengolahan air limbah dengan mempertimbangkan kondisi tersebut terhadap kemungkinan penerapan system pengolahan terpusat (Off Site System) ataupun system pengolahan setempat (On Site System). TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan penelitian a. Mengoptimalkan jumlah lahan yang tersedia, b. Menghitung nilai BOD dan COD yang aman sesuai standart dan dapat dibuang kelingkungan, c. Menghitung dimensi tangki yang akan diperlukan untuk mendapatkan outlet (air buangan) yang aman. 2. Manfaat penelitian a. Membuat alternative baru dalam pengolahan air limbah agar tidak mencemari lingkungan dengan metode Anaerob, b. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan menjauhkan dari berbagai penyakit yang mengancam,

c. Mampu menghasilkan lingkungan yang bersih dan jauh dari pencemaran air limbah terutama limbah rumah tangga, d. Diharapkan mampu menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode trial eror, yaitu suatu metode dengan menggunakan suatu percobaan guna mendapatkan suatu hasil yang menegaskan dan menjelaskan hubungan variable-variabel yang diselidiki. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Jumlah pengguna 200 orang., (2) Bahan baku beton bertulang, (3) Mutu beton fc = 220 MPa, (3) Prosentase air limbah 70%, (4) Konsentrasi BOD5 influen 400 mg/l, (5) Perbandingan endapan lumpur/cod 0,48 mg/l. Tahap-tahap Penelitian Untuk tahapan perencanaan dibagi menjadi 6 tahap, yaitu : Tahap I : (Pengumpulan data) Pada tahap ini data digunakan untuk menentukan jumlah kebutuhan air bersih dan air kotor dari setiap rumah yang akan dialirkan ke bangunan IPAL. Tahap II :(Pengecekan area lokasi) Pada tahap ini dilakukan analisa untuk memperoleh dimensi bangunan IPAL yang sesuai dengan lokasi tersebut. Tahap III : (Penentuan debit air limbah) Pada tahap ini dilakukan analisis untuk mengetahui kecepatan aliran air limbahmenentukan jumlah kebutuhan air bersih dan air kotor dari setiap rumah yang akan dialirkan ke bangunan IPAL. Tahap IV : (Pengujian alat pendukung bangunan IPAL). Pada tahap ini dilakukan pengujian nilai konsentrasi BOD dan COD pada air limbah dan perencanaan jaringan bangunan IPAL dari rumah-rumah penduduk. Tahap V: (Perhitungan bangunan IPAL) Pada tahap ini dilakukan penghitungan dimensi bangunan IPAL yang akan dibutuhkan sesuai kapasitas benda uji. Tahap VI : (Perhitungan analisis perbandingan efisiensi). Pada tahap ini, setelah diperoleh dimensi bangunan IPAL yang diinginkan, baik dari efisiensi skema 1 dan 2, selanjutnya dilakukan perhitungan kebutuhan material pada bangunan IPAL yang selanjutnya dilakukan analisis perbandingan efisiensi kebutuhan material dan biaya dari perencanaan awal yang sudah ada dengan hasil efisiensi dengan skema 1 dan 2. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Perhitungan Bak Pengendap (Settler) Untuk mencari nilai volume settler ada beberapa tahapan yaitu menentukan lebar bak, kedalaman bak, waktu pengaliran air limbah, konsentrasi BOD5, HRT, dan waktu pengurasan.

Tabel 1. Hasil Analisa Bak Settler Effluen Effluen Volume Volume COD BOD5 Settler Aktual Perhitungan Perhitungan Diperlukan Cek mg/l mg/l m 3 m 3 545 280 5,58 7,6 {sumber; hasil penelitian) Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa nilai BOD5 dan COD sudah aman untuk nilai outlet dan nilai volume actual lebih besar dari volume settler sebagai angka batas keamanan untuk nilai keluaran. 2. Analisa Perhitungan Bak ABR (Anaerobic Baffled Reactor) Untuk mencari nilai effluen BOD5 ada beberapa tahapan yaitu menentukan BOD5 influent, presentase BOD5 rem berdasarkan faktor koefisien, f-overload, f-strength, f-temp, f- kompart, f-hrt. Tabel 2. Hasil Analisa Bak ABR Effluen COD Effluend BOD5 Perhitungan Perhitungan 210 89 (sumber: hasil penelitian) Dari table diatas dapat diketahui apakah nilai effluent COD dan BOD sudah memenuhi baku mutu yang berlaku atau tidak, jika hasil belum memenuhi baku mutu yang berlaku maka jumlah bak kompartmen perlu ditambahkan. Untuk IPAL yang direncanakan hanya menggunakan unit ABR saja, dimungkinkan untuk menggunakan jumlah bak kompartmen secara maksimal. Namun hasil tersebut harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan. 3. Analisa Perhitungan Bak AF (Anaerobic Filter) Untuk mencari nilai effluen BOD ada beberapa tahapan yaitu menentukan Presentase BOD rem, persentase COD rem, COD influen, BOD/COD rem berdasarkan faktor AF, f-load, f-strength, f-temp, f-kompart, f-hrt, f-surface, HRT dalam reaktor AF. Tabel 3. Hasil Analisa Bak AF

Effluen COD Effluend BOD5 Perhitungan Perhitungan 59 17 (sumber: hasil penelitian) Dari table diatas didapat hasil akhir nilai keluaran untuk penelitian ini, yaitu untuk nilai COD yaitu sebesar 59 mg/l dan BOD yaitu Sebesar 17 mg/l. Tabel 4. Total Luas Lahan Dimensi Settler ABR AF Kedalaman bak (m) 2.0 2.0 3.0 2.0 Panjang tiap bak (m) 1.8 1.0 1.8 Lebar tiap bak (m) 1.0 1.2 1.5 Juml. bak/kompartemen (buah) - 6.0 3.0 4.5 9.3 9.7 Luas lahan (m2) 2 24 TOTAL LUAS LAHAN (m ) Dari hasil keluaran untuk nilai COD dan BOD sebelumnya memerlukan luas lahan seperti table diatas atau sebesar 24 m. Setelah dilakukan perhitungan DEWATS nilai effluen COD dan BO pada perencanaan menghasilkan nilai yang lebih kecil dibandingkan data yang telah ada yaitu effluen COD sebesar 59 mg/l dan BOD5 sebesar 17 mg/l sedangkan pada perencanaan sebelumnya telah menghasilkan nilai effluent COD sebesar 97 mg/l dan BOD sebesar 34 mg/l. Dan untuk hasil perencanaan kapasitas 200 jiwa memerlukan lahan sebesar 24 m dengan menggunakan 2 unit bangunan settler, 6 unit bangunan ABR, dan 3 unit bangunan AF. Sedangkan pada hasil percobaan sebelumnya dengan kapasitas 200 jiwa memerlukan luas lahan sebesar 28 m dengan menggunakan 2 unit bangunan settler, 4 unit bangunan ABR dan 2 unit bangunan AF. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan menghasilkan data yang lebih optimal yaitu 4 m atau sebesar 2%.

KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan analisis efisiensi perhitungan kebutuhan lahan dan nilai effluent COD dan BOD5 pada perencanaan DEWATS dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Effisiensi perencanaan bangunan IPAL menggunakan 2 unit bak Settler atau seluas 4,5 m 2. 2) Effisiensi perencanaan bangunan IPAL menggunakan 6 unit bak ABR (Anaerobic Beffled Reactor) atau seluas 9,3 m 2. 3) Effisiensi perencanaan bangunan IPAL menggunakan 3 unit bak AF (Anaerobic Fillter) atau seluas 9,7 m 2. 4) Pada perencanaan sebelumnya menghasilkan nilai effluent COD 97mg/l dan BOD5 sebesar 34 mg/l atau effisiensi sebesar 32,98 %. 5) Effisiensi analisa dan perhitungan menghasilkan nilai effluent COD sebesar 59 mg/l dan BOD5 sebesar 17 mg/l atau effisiensi sebesar 10,03 %. 6) Pada analisa dan perhitungan menghasilkan jumlah lahan sebesar 24 m 2 atau lebih effisien 2% dari lahan sebelumnya yang memiliki luas 28 m 2. Hal-hal yang perlu disarankan dari penelitian ini dan untuk penelitian selanjutnya Adalah sebagai berikut : 1) Analisis bangunan IPAL dengan metode 3D pada program SAP dapat menggambarkan kondisi bangunan yang lebih real/sebenarnya. 2) Nilai Efisiensi dapat berubah sesuai dengan ketersediaan lahan dan prosentase air limbah yang digunakan dalam perencanaan. 3) Perlu ketelitian dalam menghitung kebutuhan jumlah bak kompartmen agar hasil efisiensi bisa maksimal. 4) Perlu ketelitian dalam menghitung nilai effluen COD dan BOD5 apakah sudah memenuhi standart baku mutu yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA Asmadi dkk, 2012, Dasar-dasar Teknologi engolahan Air Limbah, Yogyakarta. Caincross, S. dkk, 1994, Pemanfaatan Air Limbah dan Ekskreta, UniversitasUdayana, Bandung. Ervy D.P, 2010, Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Dengan Sistem IFAS (Integrated Fixefed Film Acivated Sludge) Di Kota Surakarta Bagian Tengah, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Fatnasari H, 2010, Strategi Pengelolaan Air Limbah Permukiman Di Bantaran Kali Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Khiatuddin M, 2003, Melestarikan Sumber Daya Air Dengan Teknologi Rawa Buatan, Gadjah Mada University Press. Kodoatie, J.K, 2013, Tata Ruang Air Tanah, Andy, Yogyakarta. Men LH No 112, 2003, Baku Mutu Air Limbah Domestik, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta. Neis U, 1989, Memanfaatkan Air Limbah, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Pengelola, 2001, Pedoman Penyusunan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Siregar, S.A, 2008, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Yogyakarta. SNI 03-2399, 2002, Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum, Badan Standardisasi Nasional, Bandung. Sutrismo, C.T, 2006, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Rineka Cipta, Jakarta. Suparmin dkk, 2002, Pembuangan Tinja dan Limbah Cair, Buku Kedokteran, Jakarta. Wulandari D, 2012, Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah Kantor Pusat Pertamina, Universitas Indonesia, Jakarta.