1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kegiatan memajukan pendidikan di Indonesia telah dilakukan diantaranya melalui peningkatan pendidikan. Hal ini diwujudkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 1. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya. Untuk mencapai tujuan diatas maka diperlukan sarana penunjang proses belajar mengajar di sekolah. Tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu sekolah salah satu faktornya adalah, apabila siswa dan warga sekolah lainnya gemar membaca/mempunyai hobi membaca (Sulistyo Basuki,1991:50). Pemanfaatan perpustakaan mendapat perhatian pemerintah melalui UU RI no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam pasal 45 disebutkan bahwa setiap satuan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Perpustakaan secara hakiki memiliki peran yang sangat besar di dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Perpustakaan adalah inti setiap program 1
pendidikan dan pengajaran (the hearth of the educational programs). Seperti yang disebutkan oleh Nurhayati (1987) bahwa nilai suatu lembaga pendidikan, atau lembaga riset dan ilmu pengetahuan itu sangat bergantung pada kualitas dari kelengkapan dan kesempurnaan jasa yang diberikan oleh perpustakaannya. Darmono (2001) juga menyebutkan melalui penyediaan perpustakaan, peserta didik dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar. Perpustakaan merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Melalui perpustakaan sekolah siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan. Menurut Mbulu (1992) perpustakaan sangat diperlukan keberadaannya, dengan pertimbangan bahwa perpustakaan merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah, salah satu komponen sistem pengajaran; sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran; dan sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan berkomunikasi. Sutarno (2003) menyatakan bahwa perpustakaan sangat bermanfaat dalam menunjang penyelenggaraan dan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu pada prinsipnya setiap sekolah diwajibkan 2
menyediakan perpustakaan, dan perpustakaan merupakan bagian dari kegiatan sekolah. Karena berbagai hal, masih banyak sekolah yang perpustakaannya belum berjalan sebagaimana mestinya. Demikian pula Ibrahim Bafadal (2003) menyebutkan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap murid. Penyelenggaraannya memerlukan ruangan khusus beserta sarananya. Semakin lengkap perlengkapannya, semakin baik pula penyelenggaraan perpustakaan. Ruang dan sarana tersedia harus ditata dan dirawat dengan baik, sehingga benar-benar menunjang penyelenggaraan pendidikan secara efektif dan efisien. Menurut Soeatminah (1992:34) perpustakaan terdiri dari empat unsur yaitu koleksi, pemakai, sarana dan pustakawan. Perpustakaan akan berfungsi maksimal jika semua potensi yang ada di perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal dan efisisen oleh pengguna. Perpustakaan sekolah selain sebagai sumber informasi juga berperan dalam menunjang program pendidikan. Pada umumnya perpustakaan berperan serta untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memanfaatkan sumber informasi dalam bentuk tercetak maupun terekam. Perpustakaan sekolah juga dapat membantu tugas-tugas guru dalam mengajar dan memperkaya ilmu pengetahuan. Keberhasilan seseorang dalam belajar tidak terlepas dari adanya 3
kebiasaan membaca dalam kehidupan sehari-hari, Hampir semua ilmu telah dituangkan dalam catatancatatan yang berbentuk buku. Keberhasilan peningkatan mutu pendidikan antara lain dengan didukung keberadaan perpustakaan sekolah yang berkualitas yang memiliki koleksi yang lengkap, sarana dan prasarana yang memadai serta didukung layanan yang ramah. Dari uraian di atas, maka dapatlah disimpulkan, bahwa perpustakaan merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari komponen pembelajaran. Perpustakaan sebagai salah satu pusat sumber belajar akan memberikan dampak terhadap kualitas pendidikan dan pengajaran, dan akan menjadi sarana pembelajaran baik bagi guru maupun siswa. Perpustakaan bila dikelola dengan baik, tentunya akan memberikan dampak baik langsung atau tidak terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran. Perpustakaan itu secara hakiki merupakan sumber referensi dan dapat dijadikan rujukan di dalam memperkaya pembedaharaan literatur suatu kajian. Seperti halnya sekolah lain SMA Negeri 1 Pringsurat juga mempunyai perpustakaan. Namun demikian, pada kenyataannya bahwa keberadaan perpustakaan di SMA Negeri 1 Pringsurat belum dimanfaatkan secara optimal. Di perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat terdapat permasalahan mengenai kurangnya kunjungan oleh pemustaka. Pengertian kunjungan disini adalah pengunjung yang datang untuk membaca di perpustakaan dan pengunjung yang 4
datang untuk meminjam buku di perpustakaan. Hal ini terlihat perpustakaan selalu sepi oleh pengunjung ataupun peminjam. Hal ini ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini : N o Tabel 1.1 Daftar Peminjam Buku Di SMA Negeri 1 Pringsurat, 2015 JML YG PENGUN DIHARA JML BULAN JUNG/B % KATEGORI PKAN/B SISWA LN LN 1 Agustus 2015 463 9864 411 4.7 Rendah 2 Sepetember 2015 451 9864 411 4.6 Rendah 3 Oktober 2015 405 9864 411 4.1 Rendah 4 November 2015 489 9864 411 5 Rendah 5 Desember 2015 76 7398 411 1 Rendah Prosentase Rata-Rata 3.89 Rendah Sumber : Data peminjam perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat Jika diprosentase maka jumlah peminjam di perpustakaan rata-rata tiap bulan hanya 3.89 % berada pada kategori rendah dari jumlah seluruh siswa di SMA Negeri 1 Pringsurat. Hal itu menunjukkan bahwa pemanfaatan perpustakaan sekolah masih rendah. Perpustakaan sekolah akan berfungsi optimal apabila dapat menumbuhkan minat baca bagi pemakainya, yaitu guru, siswa dan seluruh penghuni sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah menyatakan bahwa perpustakaan di SMA Negeri 1 Pringsurat belum berfungsi secara efektif dan optimal. Belum berfungsinya perpustakaan secara efektif disebabkan oleh rendahnya minat baca sebagian besar sivitas SMA Negeri 1 Pringsurat. Hal ini dikarenakan kurangnya motivasi dari guru untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan dalam proses pembelajaran. 5
Sedangkan wawancara dengan petugas perpustakaan diungkapkan bahwa kurang dimanfaatkannya perpustakaan dilatar belakangi oleh kurangnya waktu yang tersedia, yaitu jam istirahat sekolah yang hanya 15 menit, siswa lebih tertarik untuk ke kantin sekolah dibandingkan ke perpustakaan. Selain itu kurangnya motivasi guru untuk pemanfaatan jam pembelajaran yang kosong dengan tugas mencari referensi di perpustakaan, hal ini terlihat siswa lebih banyak berkeliaran di kantin pada jam kosong tersebut. Permasalahan lain yaitu letak perpustakaan yang kurang strategis. Perpustakaan yang terletak di bagian pojok belakang dari gedung sekolah membuat pemustaka malas untuk berkunjung, karena waktu istirahat akan habis untuk berjalan saja, belum sempat memilih koleksi yang diinginkan waktu istirahat sudah habis. Sementara penyebab yang lain adalah kurangnya informasi tentang koleksi perpustakaan. Berdasarkan pengamatan frekuensi kujungan disetiap harinya hanya berkisar antara 5-10 orang per harinya dan itu tidak semuanya yang datang berkunjung dengan tujuan memanfaatkan koleksi atau mencari informasi, ada juga yang hanya sekedar untuk bersantai. dari hasil wawancara dengan siswa terungkap bahwa sebagian besar siswa tidak mengetahui koleksi perpustakaan. Beberapa pemustaka yang datang ke perpustakaan kebanyakan untuk membaca surat kabar atau majalah saja, sedangkan perpustakaan hanya menyediakan 2 6
jenis surat kabar dan 1 jenis majalah. Selain itu sumber informasi lain seperti Televisi tidak tersedia di perpustakaan, layanan Internet juga belum tersedia. Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa kondisi ruang perpustakaan sempit, kurang pencahayaan dan kurangnya ventilasi juga menjadi permasalahan. Kurang nyamannya ruang baca dan juga tidak tersedia sarana yang memadai seperti tersedianya WC dan kipas angin juga mengurangi kenyamanan kunjungan pemustaka. Perpustakaan SMA Negeri 1 Pringsurat dipilih menjadi obyek penelitian dikarenakan : 1) Perpustakaan belum banyak difungsikan untuk pembelajaran, 2) kurangnya informasi koleksi perpustakaan ke pengguna perpustakaan, 3) tidak tersedianya sarana sumber informasi selain buku dan minimnya persediaan buku bacaan umum, 4) kurangnya motivasi bagi pemustaka untuk menggunakan perpustakaan, 5) ruangan kurang luas dan kurangnya sarana prasarana yang memadai serta letaknya yang berada dibagian belakang gedung sekolah. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian terhadap siswa dalam meningkatkan pemanfatan perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Pringsurat. Berdasarkan hasil rapat bersama kepala sekolah dan dewan guru, maka dengan memberikan reward berupa piagam penghargaan dan sejumlah alat tulis diharapkan mampu memberikan motivasi siswa 7
dalam memanfaatkan perpustkakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajarnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dibuat rumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan Reward dapat meningkatkan pemanfaatan Perpustakaan di SMA Negeri 1 Pringsurat, Kabupaten Temanggung? 1.3 Tujuan penelitian Mengacu pada fokus masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah Reward dapat meningkatkan pemanfaatan Perpustakaan di SMA Negeri 1 Pringsurat, Kabupaten Temanggung. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut : 1.4.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini mendukung teori behavior yang dikemukakan Pavlov yang dikenal dengan teori Classical Conditioning, bawasannya tingkah laku organisme dapat dibentuk melalui pengaturan dan manipulasi lingkungan. Oleh sebab itu hasil penilitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan dan sebagai bahan kajian untuk peningkatan pemanfaatan perpustakaan sekolah. 1.4.2. Manfaat Praktis Dari segi praktis, penelitian ini memberikan gambaran nilai manfaat kepada penulis, objek penlitian 8
dan pihak-pihak lain. Diantara manfaat tersebut adalah sebagai berikut : 1.4.2.1. Bagi Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pringsurat dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pemanfaatan Perpustakaan. Pemberian reward diharapkan dapat meningkatkan motivasi pemustaka dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan sekolah. 1.4.2.2. Bagi Guru, dapat memperlancar proses pembelajaran, karena siswa mampu menemukan referensi yang dibutuhkan. Dengan pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagi sumber belajar siswa dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. 1.4.2.3. Bagi Pustakawan, sebagai bahan masukan dalam pemilihan koleksi buku yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa baik akademik maupun non akademik, dan megetahui cara meningkatkan minat siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. 1.4.2.4. Bagi Siswa, memotivasi siswa untuk menjadi pembelajar yang mandiri. Siswa mempunyai kecakapan dalam mendapatkan informasi yang cepat dan akurat. 9