Perancangan Kontroler Fuzzy PD untuk Kontrol Toleransi Kesalahan Sensor

dokumen-dokumen yang mirip
Teknik Sistem Pengaturan Teknik Elektro - Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

PERANCANGAN KONTROLER KASKADE FUZZY UNTUK PENGATURAN TEKANAN PADA PRESSURE CONTROL TRAINER

Adaptive Fuzzy Untuk Menala Parameter PID pada Sistem Pengaturan Berjaringan. Nastiti Puspitosari L/O/G/O NETWORKED CONTROL SYSTEM (NCS)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-58

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB III DINAMIKA PROSES

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

RANCANG BANGUN SELF TUNING PID KONTROL PH DENGAN METODE PENCARIAN AKAR PERSAMAAN KARAKTERISTIK

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...

Proceeding Tugas Akhir-Januari

Ir.Muchammad Ilyas Hs DONY PRASETYA ( ) DOSEN PEMBIMBING :

Rancang Bangun Self Tuning PID Kontrol ph Dengan Metode Pencarian Akar Persamaan Karakteristik

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-250

Desain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph BERBASIS SINTESA REAKSI INVARIAN DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA STUDI KASUS TITRASI ASAM HCl DAN BASA NaOH

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT

Makalah Seminar Tugas Akhir

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK MENGENDALIKAN PH DAN LEVEL AIR KOLAM RENANG

Kontroler Fuzzy-PI untuk Plant Coupled-Tank

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy

Stabilisasi Robot Pendulum Terbalik Beroda Dua Menggunakan Kontrol Fuzzy Hybrid

DESAIN PENGENDALI HYBRID PROPOTIONAL INTEGRAL SLIDING MODE PADA CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR TUGAS AKHIR

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI

Aplikasi Kendali PID Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian Suhu Cairan pada Plant Electric Water Heater

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

KONTROL TRACKING FUZZY UNTUK SISTEM PENDULUM KERETA MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINEAR MATRIX INEQUALITIES

Sadra Prattama NRP Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT NIP

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa dengan Metode PID Self Tuning Berdasarkan Fuzzy pada Rancangan Mobil Hybrid

SISTEM PENGATURAN BERJARINGAN : DESAIN DAN IMPLEMENTASI SLIDING MODE CONTROL PADA PRESSURE PROCESS RIG

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

Materi 9: Fuzzy Controller

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Perancangan Sistem Kontrol Laju Aliran Bahan Bakar Serta Rasio Pembakaran Berdasarkan Nilai Steam Quality Pada Steam Generator

III.11 Metode Tuning BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN IV.1 Alat Penelitian IV.2 Bahan Penelitian IV.3 Tata Laksana Penelitian...

Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

Studi Aplikasi Decoupling Control untuk Pengendalian Komposisi Kolom Distilasi

Muhammad Riza A Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT. NIP :

Desain dan Implementasi Kontroler PID Gain Scheduling untuk Sistem Pengaturan Proses Level pada Process Control Technology - 100

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

Simulasi Kontrol Temperatur Berbasis Fuzzy Logic untuk Tabung Sampel Minyak Bumi pada Metode Direct Subsurface Sampling

Desain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane

Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence sejak pertama kali

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Institut Teknologi Sepuluh Nopember PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Merancang dan merealisasikan robot pengikut dinding dengan menerapkan algoritma logika fuzzy.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-47

Kontrol Tracking Fuzzy untuk Sistem Pendulum Kereta Menggunakan Pendekatan Linear Matrix Inequalities

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN KONTROLER FUZZY UNTUK SISTEM GANTRY CRANE

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN

QUALITY OF SERVICE PID PREDIKTIF PADA NETWORKED CONTROL SYSTEM DENGAN VARIABEL WAKTU TUNDA DAN KEGAGALAN PENGIRIMAN DATA MONDA PERDANA

ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 untuk Sistem Pendulum-Kereta

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

LEVEL DAN SISTEM PROTEKSI PADA PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP

PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph BERBASIS SINTESA REAKSI INVARIAN DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA STUDI KASUS TITRASI ASAM HCl DAN BASA NaOH

BAB VI PENGUJIAN SISTEM. Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan

IMPEMENTASI KONTROL PID DAN FUZZY LOGIC UNTUK SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC SEBAGAI APLIKASI PRAKTIKUM KONTROL DIGITAL

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KONTROL BERBASIS LOGIKA FUZZY UNTUK MENGHINDARI BENDA ASING DI PERAIRAN TANJUNG PERAK

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

BAB 3 SISTEM DINAMIK ORDE SATU

Implementasi Sistem Navigasi Behavior Based Robotic dan Kontroler Fuzzy pada Manuver Robot Cerdas Pemadam Api

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy

Rancang Bangun Auto Switch PID pada Sistem ILFM (In Line Flash Mixing) untuk Proses Netralisasi ph

IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG Satryo Budi Utomo, Universitas Jember

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (14) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-64 Perancangan Kontroler Fuzzy PD untuk Kontrol Toleransi Kesalahan Sensor Moch Hafid, Trihastuti Agustinah Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 111 E-mail: trihastuti@elect-eng.its.ac.id Abstrak Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) merupakan suatu plant nonlinear yang banyak digunakan di industriindustri kimia sebagai pengaduk bahan-bahan kimia. Proses di dalam CSTR sangat dipengaruhi oleh suhu, di mana suhu tersebut didapat dari uap panas yang mengalir di dalam dinding tangki melalui pipa, sehingga suhu tersebut harus dijaga supaya tetap berada pada suhu kerja dengan merancang suatu kontroler. Suhu di dalam tangki dideteksi oleh suatu sensor dan dari informasi pengukuran, kontroler akan memberikan sinyal kontrol agar proses di dalam CSTR berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Kesalahan pengukuran pada sensor dapat menyebabkan proses tidak berjalan dengan baik, bahkan dapat mengakibatkan berhentinya proses. Fault Tolerant Control (FTC), kontrol toleransi kesalahan, dapat memberikan kompensasi sehingga proses dapat berjalan dengan baik meskipun terjadi kesalahan pengukuran pada sensor. Pada Tugas Akhir ini dilakukan perancangan kontroler fuzzy PD untuk menjaga suhu di dalam CSTR tetap pada suhu kerja. Kesalahan sensor yang terjadi pada sistem diidentifikasi dengan menggunakan model-based fault diagnosis. Dari hasil identifikasi, ditentukan kategori-kategori kesalahan sensor. Tiap kategori memiliki nilai-nilai kompensasi terhadap kesalahan yang terjadi. Dengan adanya kompensasi tersebut maka proses pada CSTR dapat beroperasi dengan baik meskipun terjadi kesalahan pengukuran pada sensor. Kata Kunci Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR), Kontroler Fuzzy PD, Fault Tolerant Control. I. PENDAHULUAN ontinuous stirred tank reactor (CSTR) banyak Cdigunakan di dalam industri-industri pencampuran kimia. Proses pencampuran di dalam CSTR sangat dipengaruhi oleh suhu, di mana suhu tersebut didapat dari uap panas yang mengalir di dalam dinding tangki melalui pipa sehingga suhu dalam tangki tersebut harus dijaga supaya tetap berada pada suhu kerja. Kesalahan dari suatu pengukuran sensor dalam sistem kontrol proses dapat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan seperti berhentinya proses/shutdown dari suatu plant. Kontrol Toleransi Kesalahan (Fault Tolerant Control) merupakan suatu sistem kontrol yang dapat melanjutkan tugasnya dengan benar meskipun terjadi kegagalan pada perangkat keras (hardware failure) atau kesalahan pada perangkat lunak (software error). Deteksi kesalahan dapat memberikan indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak benar sehingga didefinisikan sebagai suatu reaksi kesalahan yang terjadi pada sistem. Kesalahan sensor yang terjadi pada sistem diidentifikasi dengan menggunakan model-based fault diagnosis. Dari hasil identifikasi tersebut, selanjutnya akan Steam w(t) Feed f(t) TT 21 T TT 21 Codensate T(t) T(t) [F] V Product f(t) T(t) Gambar 1. Proses Pemanasan pada Continuous Stirred Tank Reactor ditentukan kategori-kategori untuk setiap kesalahan sensor yang terjadi. Permasalahan yang muncul akibat kesalahan sensor yang terjadi pada proses pencampuran dalam tangki CSTR, yaitu dapat menyebabkan error steady state sistem yang cukup besar diluar range kerja suhu tangki sehingga dapat menyebabkan produk gagal. Perancangan kontroler fuzzy PD digunakan untuk menjaga suhu dalam tangki CSTR tetap dalam keadaan konstan. Serta penerapan struktur FTC dan skenario kontrol toleransi kesalahan sistem digunakan untuk menngkompensasi kesalahan sensor yang terjadi. II. TEORI PENUNJANG A. Continuous Stirred Tank Reactor [2] Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) merupakan salah satu unit operasi yang paling penting di industri kimia yang memiliki perilaku nonlinear. CSTR berupa suatu tangki yang umumnya berbentuk silinder dengan diameter tertentu, dimana sekeliling reaktor bisa dibiarkan terbuka (terjadi konveksi bebas antar reaktor dengan udara sekelilingnya), atau juga diisolasi dengan bahan (isolator) tertentu. Sebagai salah satu reaktor kimia, didalam CSTR terjadi reaksi kimia pembentukan atau penguraian, dimana aliran masa masuk/keluar berlangsung secara terus-menerus. Reaksi kimia yang terjadi didalam CSTR, baik secara eksotermis maupun endotermik, membutuhkan energi yang dapat dihilangkan atau ditambahkan ke dalam tangki reaktor untuk mempertahankan suhu agar tetap dalam keadaan konstan.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (14) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-65 CSTR berbeda dengan reaktor lainnya, seperti PFR (plug flow reactors) dan PBR (packed bed reactors), karena adanya proses pengadukan (stirred) yang memungkinkan adanya distibusi sifat fisis dan kimiawi secara merata dari zat yang bereaksi di setiap tempat dalam reaktor. Penggunaan CSTR paling banyak memproduksi polimer, seperti polimerisasi styrene. Selain itu CSTR juga digunakan dalam pembentukan barium sulfat (BaSO4), asam asetat, asam formiat dan penanganan limbah. B. Proses Pengendalian Suhu CSTR [3] Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) digunakan sebagai tangki pengaduk dan pencampuran sebuah produk dengan proses pemanasan. Suhu pemansan pada CSTR dijaga pada suhu kerja tertentu sehingga diperoleh campuran produk yang tercampur secara sempurna. Dalam proses pembuatan Asam Formiat, suhu tangki CSTR dijaga konstan pada o F karena pada suhu o F didapatkan kualitas pencampuran produk yang maksimal. Suhu kerja proses yang diperbolehkan pada pembuatan Asam Formiat ini tidak melebihi range suhu kerja proses, yaitu - 185 [ o F]. Pengendalian suhu pada CSTR sangat penting dilakukan karena bila suhu didalam tangki reaktor terlalu tinggi atau suhu diatas kondisi steady state akan sangat berbahaya untuk dioperasikan atau juga dapat menguraikan produk menjadi komponen komponen penyusunnya. Jika suhu terlalu rendah akan mengakibatkan produk tidak dapat tercampur dengan sempurna. Untuk mempertahankan suhu dalam tangki CSTR dapat dilakukan dengan mengalirkan steam yang dilewatkan pada sebuah koil/pipa yang terpasang didalam tangki tersebut atau dengan mensirkulasi condensate melalui alat penukar panas. Suatu kontroler dirancang untuk menjaga suhu dalam tangki CSTR dengan mengendalikan aliran/flow steam kedalam tangki, yaitu dengan mengatur bukaan valve sehingga mencapai nilai suhu kerja yang diinginkan. Tabel 1. Pengukuran Parameter Fisik CSTR No. Parameter Simbol Nilai Satuan 1. Heat Transfer Area A 241,5 ft 2 2. Heat Capacity of Coil C m 265,7 Btu/ o F 3. Kapasitas Panas steam C v 2,1 Btu/lb. o F 4. Kapasitas Panas liquid C p, Btu/lb. o F 5. Koef. Transfer Panas overall U 2,1 Btu/lb. o F 6. Transmitter time constant τ T,75 Min 7. Valve time constant τ V, Min 8. Penguatan aliran steam K W 1,95 o F/(ft 3 /min) 9. Gain valve K V 1,652 (lb/min)/%co 1. Gain transmiter K T 1, %TO/ o F Tabel 2. Klasifikasi Tingkat Keparahan Kegagalan Tingkat Kategori Kesalahan Kategori IV Kategori III Kategori II Kategori I Kategori Negligible Marginal Keterangan D. Kategori Kesalahan Sensor [4] C. Pemodelan Continuous Stirred tank Reactor [2] Pemodelan pada plant CSTR dilakukan dengan cara menurunkan persamaan matematis, di mana persamaan tersebut menggambarkan dinamika pada tangki reaktor. Perhitungan untuk mendapatkan pemodelan fisis yang tepat Sebuah kesalahan didefinisikan sebagai bentuk perilaku yang tidak dapat diterima. Oleh karena itu, kesalahan adalah sebuah state yang dapat menyebabkan kerusakan atau kegagalan pada suatu sistem. Dampak dari setiap kegagalan/kesalahan pada setiap operasi dapat dilakukan dengan memakai pendekatan asumsi atau proses produksi akan dilakukan suatu mengenai kondisi fisik dari CSTR. Hal ini bertujuan untuk penilaian/pengukuran. Pengaruh kesalahan yang terjadi menyederhanakan komplektifitas sistem yang dihasilkan dari dinamika plant. Karena diasumsikan bahwa berat jenis dan kapasitas panas memiliki harga konstan, berikut beberapa persamaan matematis pada proses pengendalian suhu dalam dimulai dari range kegagalan sistem secara keseluruhan atau degradasi parsial hingga kesalahan yang terjadi tidak berpengaruh terhadap performansi sistem. Variasi dari tingkat keparahan kegagalan suatu sistem dapat tangki CSTR. dilakukan pengkategorian dengan melakukan suatu Pertama, kesetimbangan energi pada liquid didalam tangki reaktor diperoleh dengan memberikan asumsi bahwa panas yang hilang diabaikan dan liquid tercampur dengan sempurna dan C v sama dengan C p. Dari asumsi tersebut maka akan dihasilkan sebuah persamaan seperti berikut, identifikasi untuk setiap dampak kesalahan yang terjadi. Klasifikasi tingkat keparahan ditentukan untuk setiap masingmasing mode kegagalan yang nantinya digunakan sebagai dasar untuk menentukan peringkat/urutan dalam memberikan tindakan korektif atau suatu kompensasi terhadap bentuk d T(t) VρC v = f(t)ρc dt p T i + UA T s (t) - T(t) - f(t)ρc p T(t) (1) kesalahan yang terjadi. Salah satu klasifikasi mode kegagalan secara umum ditunjukkan pada Tabel 2. Kedua, kesetimbangan energi pada koil/pipa diperoleh dengan asumsi bahwa koil/pipa memiliki suhu yang sama Critical Cathastropic/ Bahaya Terjadi kegagalan kecil: tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem Sistem terdegradasi dengan beberapa penurunan terhadap performa sistem Terjadi kegagalan sistem secara keseluruhan: kinerja sistem tidak dapat diterima Kegagalan sistem yang signifikan dan tidak dapat ditoleransi dengan steam kondensat sehingga diperoleh bentuk persamaan seperti berikut, C M d T s (t) dt = w(t)λ - UA T s (t) - T(t) (2) Dengan, A = luas transfer panas (ft 2 ) T S (t) = suhu steam kondensat ( o F) w(t) = masa aliran steam (lb/min) C M = kapasitas panas koil/pipa (Btu/ o F) C p = kapasitas panas liquid (Btu/lb. o F) Ada beberapa parameter fisik hasil pengukuran yang digunakan dalam pemodelan CSTR seperti pada Tabel 1.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (14) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-66 Ke Kde Ku Gambar 2. Diagram Blok Kontroler PID Input Fuzzy Konklusi Fuzzy Input Tegas x 1 u 1 Mekanisme x 2 Inferensi u 2 x n Fuzzifikasi Basis Aturan Gambar 3. Struktur Dasar Sistem Fuzzy Defuzzifikasi Output Tegas E. Kontrol PID [5] Setiap kekurangan dan kelebihan dari masing-masing kontroler Proporsional, Integral dan Diferensial dapat saling menutupi dengan menggabungkan ketiganya secara paralel menjadi kontroler proporsional plus integral plus diferensial (kontroler PID). Elemen- elemen kontroler P,I dan D masingmasing secara keseluruhan bertujuan untuk mempercepat reaksi sebuah sistem, menghilangkan offset dan menghasilkan perubahan awal besar. Gambar 2 menunjukkan diagram blok kontroler PID. Karakteristik kontroler PID sangat dipengaruhi oleh kontribusi besar dari ketiga parameter P, I dan D. Pemilihan konstanta Kp,Ti, dantd akan mengakibatkan dominasi dari sifat masing-masing elemen.konstanta yang dominan itulah yang akan memberikan kontribusi besar pada respons sistem secara keseluruhan. Kontroler PID dengan konfigurasi seperti Persamaan 7 dan Gambar 3 disebut kontroler PID ideal. 1 U(s) = Kp(E(s) + τ i s E(s) + τ dse(s) (3) F. Fuzzy Logic Control [6] Sistem fuzzy berisikan empat bagian dasar yaitu meliputi fuzzifikasi, fuzzy rule base, fuzzy inference engine dan defuzzifikasi. Struktur dasar dari sistem fuzzy dapat dilihat pada Gambar 3. Fuzzifikasi adalah proses yang dilakukan untuk mengubah variabel nyata menjadi variabel fuzzy, ini ditujukan agar masukan kontroler fuzzy bisa dipetakan menuju jenis yang sesuai dengan himpunan fuzzy. Fuzzy Rule Base merupakan kaidah dasar yang berisi aturan-aturan secara linguistik yang menunjukkan kepakaran terhadap plant. Defuzzifikasi adalah proses yang digunakan untuk mengubah kembali variabel fuzzy menjadi variabel nyata. Inferensi fuzzy adalah sebuah proses formulasi pemetaan masukan terhadap keluaran dengan menggunakan logika fuzzy. Proses dari inferensi fuzzy melibatkan fungsi keanggotaan operator logika fuzzy, dan aturan IF-THEN. Tindakan Derivatif membantu untuk memprediksi u n Gambar 4. Struktur Kontroler Fuzzy PD [7] kesalahan dan kontroler proporsional-derivatif menggunakan aksi kontrol derivative untuk meningkatkan kestabilan pada kontrol loop tertutup. Mekanisme struktur kontroler fuzzy PD ditunjukkan pada Gambar 4, di mana masukan fuzzy PD berupa error (e) dan delta error (de). Apabila terjadi perbedaan, kontroler fuzzy akan melakukan mekanisme penalaan gain pada sinyal kontrol (Ku) agar didapatkan sistem yang stabil. Keluaran kontroler pada kontrol fuzzy PD ditunjukkan pada Persamaan 4. [7] u n = f(ke e n, KdE de) Ku (4) III. PERANCANGAN SISTEM Pada perancangan ini dilakukan tahapan linearisasi serta perancangan kontroler dengan skema FTC dan skenario kesalahan pada sensor. A. Pemodelan CSTR dalam Bentuk State Space Dari persamaan kesetimbangan energi pada Persamaan (1) dan Persamaan (2), jika diasumsikan x 1 = T(t), x 2 = T s (t) ; u 1 = f(t), u 2 = w(t) maka Persamaan (1) dan (2) dapat dituliskan kembali dalam bentuk persamaan state seperti pada Persamaan (5) dan Persamaan (6). Kesetimbangan energi pada liquid: d(x 1 ) VρC v = u dt 1 ρc p T i + UA(x 2 - x 1 ) - u 1 ρc p x 1 VρC v x 1= u 1 ρc p T i + UAx 2 - UAx 1 - u 1 ρc p x 1 x 1= u 1ρC p T i + UAx 2 - UAx 1 - u 1 ρc p x 1 VρC v (5) Kesetimbangan energi pada koil/pipa: d(x 2 ) C M = u dt 2 λ - UA(x 2 - x 1 ) C M x 2= u 2 λ - UAx 2 + UAx 1 x 2= u 2λ - UAx 2 + UAx 1 C M (6) Dengan memasukkan nilai-nilai dari parameter plant yang telah diberikan pada Tabel 1. kedalam Persamaan maka didapatkan nilai-nilai untuk model nonlinear plant dalam bentuk persamaan state seperti pada Persamaan (7) dan Persamaan (8). x 1= -,57795x 1 +,57795x 2 + 5,56u 1 -,556x 1 u 1 (7) x 2= 1,99x 1-1,99x 2 + 3,6357u 2 (8)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (14) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-67 B. Kontrol Proportional Integral (PI) Formulasi kontrol PI secara umum ditunjukkan pada Persamaan (9) u(t) = K p [e(t) + 1 de(t) e(t) dt + τ τ D ] (9) i dt Dengan melakukan linearisasi pada Persamaan (1) dan (2), akan diperoleh bentuk fungsi alih plant orde-2 tanpa delay sehingga dapat ditentukan nilai-nilai parameter PI seperti berikut, w n = 1 2,44*(,928) =,928, ξ = = 1,114 1,227 2 τ i = 2ξ w n = 2*1,114,928 = 2,44 Dengan kriteria respons yang diharapkan pada pengendalian suhu CSTR adalah memilikits (±,5%) = 2 dt, Maka diperoleh nilai Kp sebagai berikut, Ts * (±,5%)= 2 dt 5τ * = 2 τ * =,4 Dari nilai tersebut diperoleh nilai Kp seperti berikut, K p = τ iτ * (w n ) 2 K K p =,79544 = 1,198,78 Sehingga didapatkan parameter kontrol PID plant adalah K p = 1,1198 ; τ i = 2,44. C. Kontroler Fuzzy PD Awal mula dari perancangan kontrol fuzz adalah dengan memetakkan input tegas (crisp) ke dalam himpunan fuzzy yang terdiri dari himpunan keanggotaan error dan delta error seperti pada Gambar 5. Dalam perancangan ini dibuat lima fungsi keanggotaan dengan bentuk segitiga ternormalisasi, yakni [-2, 1,, 1, 2]. Aturan/rule base fuzzy yang digunakan sebagai kompensasi untuk memberikan sinyal kontrol berdasarkan pada aturan yang didefinisikan dalam suatu tabel yaitu tabel mac vicar wheelan, seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Inference yang digunakan adalah inference metode mamdani yang ditunjukkan pada Persamaan 1. μ i (k) = max [min {μ u (k), μ r e (i), de (j) )}] (1) Setelah melalui proses inference dan berdasarkan rulebase yang ada kemudian µ i masuk ke proses defuzifikasi untuk merubah bentuk nilai fuzzy ke dalam bentuk nilai tegas (crisp, seperti ditunjukkan pada Gambar 6. NB NS Z PS PB 1-2 -1 1 2 Gambar 5.Himpunan Fuzzy error dan Delta error Tabel 3. Basis Aturan Fuzzy e,de/u NB NS Z PS PB NB NB NB NS NS Z NS NB NS NS Z PS Z NS NS Z PS PS PS NS Z PS PS PB PB Z PS PS PB PB Gambar 6. Blok Kontrol Fuzzy PD D. Pengkategorian Kesalahan Sensor Kesalahan sensor yang terjadi diasumsikan merupakan kesalahan pengukuran/kalibrasi dari suatu sensor yang direpresentasikan sebagai perubahan penguatan dari gain sensor feedback, di mana penguatan nilai gain feedback sensor yang diberikan seperti berikut, < K T < 1 (11) Dengan, K T = 1 berarti sensor dalam keadaan baik dan K T = berarti sensor rusak. Struktur deteksi kesalahan sensor yang terjadi, seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Proses deteksi kesalahan ini dibuat dengan teknik Model-Based Fault Diagnosis, di mana Gp adalah actual plant dengan gain kesalahan pada sensor dan Gp adalah Model plant. Prasyarat yang paling penting untuk pendekatan ini adalah model plant yang digunakan harus secara akurat menggambarkan plant yang sebenarnya, Gp = Gp. Model plant dapat diperoleh secara analitis atau melalui pemodelan black box. Pengkategorian kesalahan yang dibuat dalam perancangan ini didasarkan pada pengaruh perubahan gain sensor yang diberikan pada sistem terhadap pengaruh nilai error steady state sistem, seperti ditunjukkan pada Tabel 4..5

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (14) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-68 tuning Gain Ku R(s) E(s) Kontroler Fuzzy PD U(s) CSTR Plant C(s) C Sensor Gain Failure Actual Plant with Sensor Faults X Multiple CSTR Plant Plant Model f(s) Gambar 8. Fault Tolerant Scenario Gambar 7. Struktur Deteksi Kesalahan Sensor Tabel 4. Kategori Kesalahan Sensor Tingkat Kesalahan Error Steady State (% e ss ) Keterangan Kategori IV e ss < 1,25 Negligible Kategori III 1,25 e ss < 2,5 Marginal Kategori II 2,5 e ss < 5 Critical Kategori I e ss 5 Cathastropic Pengkategorian kesalahan yang dibuat dalam perancangan ini, seperti pada Tabel 4, didasarkan pada besar nilai kesalahan sensor yang terukur. Nilai kesalahan sensor tersebut berpengaruh terhadap performansi sistem, semakin besar nilai kesalahan sensor yang terdeteksi maka error steady state sistem juga semakin besar sehingga dapat menyebabkan kegagalan proses. Dari pengkatagorian kesalahan tersebut kemudian dilakukan perancangan suatu skenario terhadap kesalahan sensor untuk mengkompensasi kesalahan/error yang terjadi. Skenario kesalahan sensor tersebut digunakan untuk menentukan nilai penguatan dari gain sinyal kontrol pada kontroler fuzzy PD. Perancangan skenario fault tolerant ditunjukkan seperti pada Gambar 8. Pengkategorian kesalahan yang dibuat dalam perancangan ini, seperti pada Tabel 4, didasarkan pada besar nilai kesalahan sensor yang terukur. Nilai kesalahan sensor tersebut berpengaruh terhadap performansi sistem, semakin besar nilai kesalahan sensor yang terdeteksi maka error steady state sistem juga semakin besar sehingga dapat menyebabkan kegagalan proses. Dari pengkatagorian kesalahan tersebut kemudian dilakukan perancangan suatu skenario terhadap kesalahan sensor untuk mengkompensasi kesalahan/error yang terjadi. Skenario kesalahan sensor tersebut digunakan untuk menentukan nilai penguatan dari gain sinyal kontrol pada kontroler fuzzy PD. Perancangan skenario fault tolerant ditunjukkan seperti pada Gambar 8. IV. HASIL SIMULASI Pembahasan berikut ini merupakan hasil percobaan simulasi untuk kontrol toleransi kesalahan. A. Simulasi Kontroler PI dengan Perubahan Gain Sensor Pengaruh nilai gain sensor pada kontrol PI menyebabkan Gambar 9. Pengaruh perubahan Gain Sensor Pada Kontrol PI 1 1 +Fault=,2 5 Gambar 1. Pengaruh perubahan Gain Sensor pada Kontrol Fuzzy PD sistem memiliki error yang besar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. B. Simulasi Kontroler Fuzzy PD dengan Perubahan Gain Sensor Perubahan nilai gain sensor terhadap keluaran sistem pada kontrol Fuzzy PD menunjukkan adanya kenaikan error steady state pada sistem, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. C. Simulasi Kontrol Toleransi Kesalahan Sensor Pada kontrol PI sulit untuk dilakukan penerapan kontrol toleransi kesalahan pada sensor karena nilai umpan balik yang diberikan terpengaruh oleh gain kesalahan yang diberikan, karena adanya faktor integral dalam kontrol PI menyebabkan error sistem semakin besar dan mengakibatkan sistem tidak dapat mencapai nilai setpoint yang diinginkan. Oleh karena itu, dalam Tugas Akhir ini kontrol toleransi kesalahan sensor dilakukan dengan menerapkan kontrol Fuzzy PD dengan skema FTC pada sistem. Perubahan nilai gain sensor yang diberikan pada sistem memiliki range nilai-nilai tertentu berdasarkan kategori 181 179

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (14) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-69 1 19 1 185 179 17 Gambar 11. Sinyal Gangguan untuk Gain Kesalahan Sensor 1 1 173 172 +FTC 5 Gambar 12. Respons Sistem Kesalahan Sensor Kategori IV 1 1 179 5 Gambar 13. Respons Sistem Kesalahan Sensor Kategori III 1 1 184 182 172 17 5.5.9995.999.9985.6.5.4.3.2.1.99.98 +FTC +FTC 5 Gambar 14. Respons Sistem Kesalahan Sensor Kategori II kesalahan yang terukur, seperti yang telah ditunjukkan pada Tabel 3. Dalam pengujian kontrol toleransi kesalahan sensor, nilai-nilai dari perubahan gain sensor dibentuk oleh suatu signal builder, seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Pada Gambar 12-15, menunjukkan pengaruh responss dari sistem terhadap kesalahan sensor yang ada. Pada pengujian ini, gain kesalahan pada sensor diberikan pada detik 35. Dampak dari faktor penguatan gain sensor tersebut mengakibatkan terjadinya kesalahan/error steady state pada sistem. Dari Gambar 12, menunjukkan hasil perbandingan pengaruh kesalahan sensor untuk kategori IV terhadap performansi sistem menggunakan kontroler fuzzy PD tanpa.6.4.2.8.6 +FTC 5 Gambar 15. Respons Sistem Kesalahan Sensor Kategori I Tabel 5. Katagori Kesalahan Sensor Tingkat Kesalahan Fuzzy PD tanpa FTC (% e ss ) Fuzzy PD + FTC (% e ss ) Kategori I e ss = 6,82 e ss = 1,41 Kategori II e ss = 3,73 e ss =,26 Kategori III e ss = 1,83 e ss =,3 Kategori IV e ss =, e ss FTC dan kontroler fuzzy PD dengan skema FTC pada grafik. Dengan menerapkan konsep FTC pada sistem menunjukkan adanya perbaikan terhadap performa/error steady state sistem seperti ditunjukkan pada grafik, dengan error steady state yang terukur sangat kecil hingga mendekati nol persen. Secara keseluruhan hasil perbandingan pengaruh kesalahan sensor untuk kategori I-IV terhadap performasni sistem ditunjukkan pada Tabel 4. V. KESIMPULAN Pada penelitian ini, hasil informasi kesalahan yang terdeteksi digunakan untuk menentukan kategori-kategori yang kemudian dijadikan dasar dalam perancangan suatu skenario kesalahan untuk mengkompensasi kesalahan sensor yang terjadi. Penerapan kontroler fuzzy PD dengan skema FTC dapat mengkompensasi kesalahan sensor dari setiap kategori kesalahan yang terjadi sehingga mampu memperbaiki performansi sistem. Kontrol fuzzy PD dengan skema FTC tersebut mampu memberikan perbaikan terhadap error steady state (e ss ) yang terjadi pada sistem, dimana untuk kategori I perbaikan error steady state mencapai 79,3%. Sedangkan untuk kategori II, III dan IV perbaikan error steady state pada sistem hingga diatas 9%. DAFTAR PUSTAKA [1]. Chen, J., Modified Feedback Configuration for Sensor Fault Tolerant Control, 8 1th Intl. Conf. on Control, Automation, Robotics and Vision, pp. 38-43, December 8. [2]. Corripio, Armando B. dan Smith, Carlosa A., Principle and Practice of Automatic Process Control, McGraw-Hill, New York 1997. [3]. Anggraini, Dini, Perancangan Pabrik Asam Formiat Dengan Proses Hidrolisa Metil Formiat Kapasitas. Ton/ Tahun, Tugas Akhir, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 5. [4]. Ebeling, Charles E., An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering, MacGraw-Hill International Editions, University of Dayton 1997. [5]. Astrom, K.J and, T. Hagglund, PID Controllers: Theory, Design and Tuning 2nd Ed, Instrument Society of America, 1995. [6]. Pasino, K. M. and Yurkovich, S., Fuzzy Control, Addison Wesley Longman, California, 1998. [7]. Jan, Jantzen, Tuning Of Fuzzy PID Controllers, Technical Automation Department of Denmark University, pp. 1-22, 3 September 1998.