JURNAL ANALISIS SALINITAS AIR PADA DOWN STREAM DAN MIDDLE STREAM SUNGAI PAMPANG MAKASSAR OLEH : ASWIN ARMIS D

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SALINITAS PADA DOWN STREAM DAN MIDDLE STREAM SUNGAI TALLO SULAWESI SELATAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di :

hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan intensitas

STUDI SALINITAS AIR TANAH DANGKAL DI DAERAH PESISIR BAGIAN UTARA KOTA MAKASSAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)


Distribusi Salinitas Akibat Pengaruh Pasang Surut Pasca Normalisasi di Sungai Banjir Kanal Barat Semarang

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

POLA SEBARAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN SELAT DOMPAK KELURAHAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI KEPULAUAN RIAU

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

PENENTUAN KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI SIAK MENGGUNAKAN METODE JEMBATAN WHEATSTONE

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

INTRUSI AIR LAUT PANTAI BAROMBONG MAKASSAR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK

Karakteristik dan Kualitas Air di Muara Sungai Hitam Provinsi Bengkulu dengan Software Som Toolbox 2

1. KOMPONEN AIR LAUT

PENGARUH JENIS AIR PENCAMPUR DAN PERENDAMAN TERHADAP PERILAKU KEKUATAN TEKAN MORTAR CAMPURAN SEMEN-PASIR

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove

Suhu rata rata permukaan laut

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH

PEMILIHAN LOKASI DAN PERENCANAAN SISTEM INTAKE AIR BAKU DI SUNGAI JAWI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISA KEHANDALAN JARINGAN SUNGAI YANG TERPENGARUH PASANG SURUT (STUDI KASUS SUNGAI BUAH - KOTA PALEMBANG) TESIS HERI YULIANTO NIM :

KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB VI INTERPRETASI DATA GEOKIMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

ANALISIS KUALITAS DAN KLASIFIKASI MUTU AIR TUKAD YEH POH DENGAN METODE STORET

PENENTUAN CHART DATUM PADA SUNGAI YANG DIPENGARUHI PASANG SURUT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi hidrogeologi daerah penelitian.

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH MASYARAKAT DESA IE RHOB DAN ALUE MANGKI DI KABUPATEN BIREUN

MATA KULIAH: PENGELOLAAN LAHAN PASUT DAN LEBAK SUB POKOK BAHASAN: KARAKTERISTIK LAHAN PASUT DAN LEBAK DARI SEGI ASPEK HIDROLOGI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

Intrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal dari pantai kota Surabaya. Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

aptudika.web.ugm.ac.id

Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut

Pola Sebaran Salinitas dengan Model Numerik Dua Dimensi di Muara Sungai Musi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Tinjauan ph Dan Salinitas Sungai Ambawang Untuk Lokasi Intake Pengambilan Air Bersih Optimum Kota Pontianak. Thesis Magister. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SALINITAS TERHADAP DISTRIBUSI KECEPATAN PENGENDAPAN PARTIKEL KOLOID

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INSTRUSI AIR LAUT SUNGAI GANGSA

Oleh. lpdstltut PERTANIAN BOGOR IRMA PUDRI4RII R. F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAM

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

Definisi Arus. Pergerakkan horizontal massa air. Penyebab

STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003)

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma

STUDI PERUBAHAN KUALITAS AIR DI SUNGAI PROGO BAGIAN HILIR D.I. YOGYAKARTA TAHUN Mega Dwi Antoro

PENGARUH MASA PERAWATAN (CURING) MENGGUNAKAN AIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN DAN ABSORPSI BETON

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

Variasi Temporal dari Penyebaran Suhu di Muara Sungai Sario

STUDI KARAKTERISTIK FISIK MUARA SUNGAI BATANG NATAL KABUPATEN MANDAILING NATAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

ANALISIS KONDISI PERAIRAN DITINJAU DARI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN SEBARAN KLOROFIL-A DI MUARA SUNGAI LUMPUR, SUMATERA SELATAN

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH KONTRAKSI PENAMPANG SALURAN TERHADAP KUALITAS FISIK AIR SUNGAI STUDI KASUS : SUNGAI SUGUTAMU SKRIPSI

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANGKUMAN STUDI PENINGKATAN MUTU GARAM DENGAN PENCUCIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Horizontal. Kedalaman. Laut. Lintang. Permukaan. Suhu. Temperatur. Vertikal

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

STUDI KARAKTERISTIK MUARA SUNGAI BELAWAN SUMATERA UTARA

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

DESTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN PEMANAS MATAHARI DENGAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG

BAB III LANDASAN TEORI

SEBARAN HORIZONTAL SUHU, SALINITAS DAN KEKERUHAN DI PANTAI DUMOGA, SULAWESI UTARA

KADAR SALINITAS DI BEBERAPA SUNGAI YANG BERMUARA DI TELUK CEMPI, KABUPATEN DOMPU-PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi:

JURNAL ANALISIS SALINITAS AIR PADA DOWN STREAM DAN MIDDLE STREAM SUNGAI PAMPANG MAKASSAR OLEH : ASWIN ARMIS D121 1 285 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 217 1

ANALISIS SALINITAS AIR PADA DOWN STREAM DAN MIDDLE STREAM SUNGAI PAMPANG MAKASSAR Aswin Armis 1, Muksan Putra Hatta 2, Akhmad Sumakin 2, ABSTRAK : Air merupakan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup Sumber air baku yang diperoleh ini dapat berasal dari air permukaan (sungai, danau, waduk, laut dan sebagainya). Namun faktanya menunjukkan tidak semua sumber air baku tersebut dapat langsung digunakan sebagai air minum karena belum sesuai persyaratan fisik kimia maupun biologi misalnya air dengan kadar salinitas yang tinggi. Salah satu sungai yang direncanakan pada perairan Sungai Pampang terjadi interaksi antara air tawar dan air laut. Interaksi ini akan berpengaruh pada penyebaran salinitas (kegaraman). Untuk itu dilakukan penelitian dengan judul Analisis Air pada Down Stream dan Middle Stream Sungai Pampang Makassar.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah mengacu pada SNI 6989.57:28 dan pengambilan sampel dilakukan pada kedalaman,5d. Pola penyebaran digambarkan dengan program ArcGis 1.2.Berdasarkan hasil yang di dapat bahwa Sebaran salinitas Sungai Pampang daerah down stream pada saat pasang berkisar antara 25 o / oo 3 o / oo. dan pada saat surut berkisar antara 1 o / oo o / oo. Sedangkan pada daerah middle stream saat pasang berkisar antara tidak terjadi intrusi air laut ke dalam sungai. Pada daerah down stream, dikategorikan air payau polyhaline Sedangkan daerah middle stream dikategorikan air tawar fresh water. Pada daerah down stream hubungan antara kandungan salinitas dan suhu memiliki pengaruh saat pasang dengan nilai R 2 yaitu,5687 Sedangkan daerah middle stream, hubungan antara kandungan salinitas dan suhu tidak memiliki pengaruh baik pada kondisi pasang maupun surut. Kata Kunci: Sungai Pampang, Kualitas Air,, Pola Penyebaran. ABSTRACTWater is a basic necessity for living things The source of raw water obtained can come from surface water (rivers, lakes, reservoirs, seas and so on). However, the facts show that not all raw water sources can be directly used as drinking water because they have not met the physical and chemical requirements such as water with high salinity. One of the planned rivers in the waters of the Pampang River occurs the interaction between freshwater and seawater. This interaction will have an effect on the distribution of salinity (saltiness). For that done research with the title "Analysis of Salinity Water on Down Stream and Middle Stream Pampang River Makassar. The method used in this study is referring to SNI 6989.57: 28 and sampling is done at a depth of.5d. Pola penyebaran digambarkan dengan program ArcGis 1.2 Based on the results it can be that the distribution of Pampang River salinity down stream area at high tide ranges from 25 o/oo -3 o/oo. And at low tide ranges from 1 o / oo - o / oo. While in the middle stream area when the tide ranges from no intrusion of sea water into the river. In the down stream area, categorized brackish water polyhaline While the middle stream area freshwater fresh water categorized. In the down stream region the relationship between salinity and temperature has an effect when the tide with R2 value is.5687 While the middle stream area, the relationship between the salinity and temperature content has no effect on both tidal and low tide conditions. Keywords : Pampang River, Water Quality, Salinity, Spreading Pattern. PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup yang digunakan dalam berbagai aktivitas sehari harinya. Air baku adalah air yang memenuhi ketentuan Baku Mutu Air sehingga dapat juga diolah menjadi air minum. Namun fakta di lapangan menunjukkan tidak semua sumber air baku tersebut dapat langsung digunakan sebagai air 1 Mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar 925, Indonesia 2 Dosen Universitas Hasanuddin, Makassar 925, Indonesia 2 Dosen Universitas Hasanuddin, Makassar 925, Indonesia minum karena banyak yang belum sesuai dengan persyaratan fisik, kimia, ataupun biologi yang telah ditentukan, misalnya air yang asin atau dengan kadar salinitas yang tinggi. biasanya terjadi pada sungai yang secara umum berhubungan langsung dengan laut melalui muara atau estuari. Sirkulasi air di daerah estuari sangat dipengaruhi oleh aliran air tawar yang bersumber dari badan sungai dan air asin yang berasal dari laut. Oleh karena itu, terjadi proses masuknya air laut ke estuari yang dikenal dengan intrusi air laut. Jarak intrusi 2

air laut sangat bergantung dengan pasang surut. Pada saat pasang tinggi maka air laut akan masuk ke sungai dengan jarak yang cukup jauh. Intrusi air laut pada sungai dapat menyebabkan sungai memiliki kadar salinitas yang tinggi sehingga air terasa asin. Pengaruh salinitas di perairan dapat menyebabkan penurunan konsentrasi oksigen termasuk yang terdapat pada badan sungai yang mendapat pengaruh dari perairan estuari. Air sungai merupakan salah satu air permukaan yang dapat digunakan sebagai sumber air baku yang umum digunakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Indonesia. Salah satu sungai yang direncanakan menjadi altenatif sumber air baku di Kota Makassar adalah Sungai Pampang. Pada perairan Sungai Pampang terjadi interaksi antara air tawar dan air laut yang berpengaruh pada penyebaran salinitas (kegaraman). Selain itu, adanya faktor pendorong seperti pasang surut yang mempengaruhi maka dapat menyebabkan terjadinya intrusi air laut. Dari uraian di atas, untuk mengetahui secara real kadar salinitas di Sungai Pampang dan seberapa jauh penyebaran salinitas di Sungai Pampang dalam pemenuhan sumber air baku untuk air minum berdasarkan parameter salinitas maka penulis mencoba mengkaji lebih jauh tentang tingkat salinitas serta pola penyebaran di daerah muara (down stream) dan tengah (middle stream) Sungai Pampang Kota Makassar. Untuk itu dilakukan penelitian dengan judul Analisis dan Pencemaran Air pada Down Stream dan Middle Stream Sungai Pampang Makassar Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah, yaitu : 1. Mengetahui sebaran salinitas daerah muara (down stream) dan tengah (middle stream) Sungai Pampang Makassar pada kondisi pasang dan kondisi surut. 2. Mengetahui nilai salinitas air daerah muara (down stream) dan tengah (middle stream) Sungai Pampang Makassar sebagai sumber air baku untuk air minum. 3. Mengetahui pengaruh suhu terhadap salinitas daerah down stream dan middle stream Sungai Pampang Makassar. Batasan Masalah Dalam tugas akhir ini, pembahasan dibatasi pada : 1. Penelitian ini dilakukan pada musim hujan. 2. Daerah down stream dan middle stream ditentukan berdasarkan jarak. 3. Penelitian ini dilakukan pada kondisi pasang dan kondisi surut.. Penelitian dilakukan pada kedalaman,5d. 5. Penelitian pada daerah muara berlokasi di mulut muara (koordinat 5 o 1,3 Lintang Selatan dan 119 o 27 58,73 Bujur Timur) sampai pada jarak 1, km ke arah tengah (koordinat 5 o 6 55,16 Lintang Selatan dan 119 o 26 1,51 Bujur Timur). 6. Penelitian pada daerah tengah berlokasi pada koordinat 5 1'8,26" Lintang Selatan dan 119 31'1,98" Bujur Timur sampai pada jarak 1 m ke arah hulu (koordinat 5 1'31, Lintang Selatan dan 119 31'1,95" Bujur Timur). 7. Pola penyebaran salinitas digambar dengan program ArcGis 1.2. 8. Faktor faktor yang mempengaruhi percampuran di muara seperti angin dan kecepatan aliran sungai diabaikan. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Air Baku Air baku adalah air bersih yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga dan industri. Air dapat dikatakan sebagai air bersih apabila telah memenuhi syarat yaitu syarat fisik, syarat kimia, syarat biologis dan syarat radioaktif (Sutrisno, 2). Tinjauan Umum Sungai Sungai merupakan tempat berkumpulnya air dari lingkungan sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah sekitar sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air atau daerah penyangga. Kondisi suplai air daerah penyangga dipengaruhi aktivitas dan perilaku penghuninya. Pada umumnya daerah hulu mempunyai kualitas air yang lebih baik dari pada daerah hilir. Pada bagian sungai, dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian yang dipengaruhi oleh pasang surut dan tidak dipengaruhi oleh pasang surut. Bagian sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut terletak pada hilir sungai, dan bagian yang tidak dipengaruhi pada pasang surut air laut terletak pada bagian hulu sungai. Dilihat dari pengaruh pasang surut, jenis sungai dibagi menjadi dua, yaitu sungai non-pasang surut dan sungai pasang surut (Anonim, 212). Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian 3

hilir dapat dilihat pada Gambar 1 (Anonim, 28). Gambar 1 Bagian Bagian Sungai Kualitas Air Kualitas air dapat ditentukan dengan analisis kualitas air yang terdiri dari pemeriksaan fisik, kimia dan biologi. Kualitas air digunakan untuk mengetahui apakah air itu cukup aman untuk dikonsumsi atau dipergunakan untuk kegiatan tertentu. Kualitas air juga dipergunakan untuk menentukan proses apa yang dibutuhkan dalam pengolahannya (Selintung, 211). diukur berdasarkan jumlah garam yang terkandung dalam satu kilogram air. Contoh perbandingan nyata, air tawar mempunyai salinitas <,5 o / oo dan air minum maksimal,2 o / oo. Sumber literatur lain menyebutkan standar air tawar mempunyai salinitas maksimal 1 o / oo dan salinitas air minum,5 o / oo, sedangkan air laut rata-rata mempunyai salinitas 35 o / oo (Jamali dkk., 27). Tinjauan Umum adalah kadar garam terlarut dalam air. merupakan bagian dari sifat fisik dan kimia suatu perairan, selain suhu, ph, substrat dan lain-lain. menggambarkan padatan total di dalam air. perairan menggambarkan kandungan garam dalam suatu perairan. Garam yang dimaksud adalah berbagai ion yang terlarut dalam air termasuk garam dapur (NaCl). Pada umumnya salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu natrium (Na), klorida (Cl), kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), sulfat (SO ) dan bikarbonat (HCO 3 ) (Effendi, 2). Percampuran (Mixing) di Muara Di muara sungai terjadi pertemuan antara air asin dari laut dan air tawar dari sungai. Letak titik temu dan tingkat pencampuran antara air asin dan air tawar sangat bervariasi tergantung kekuatan pasang surut dan debit sungai. Berdasarkan kekuatan relatif antara pasang surut dan debit sungai, sirkulasi estuari dapat dikelompokkan dalam 3 golongan utama yaitu (Anonim, 1999) : Estuari Berstratifikasi Sempurna (Salt Wedge Estuary), Estuari Tercampur Sebagian (Partial Mixed Estuary), dan Etsuari Tercampur Sempurna (Well Mixed Estuary). Faktor-Faktor Penyebab Percampuran di Muara Faktor penyebab percampuran di muara sungai adalah dengan menghubungkan salah satu dari ketiga sumber penyebab percampuran yaitu angin, pasang surut dan debit aliran sungai (Dharmawan, 21). Efek Efek terhadap Kesehatan Kadar garam (salinitas) yang melebihi ambang batas dapat meningkatkan kandungan sodium dalam tubuh yang dapat memicu efek buruk terhadap kesehatan. Seperti, hipertensi, gangguan kardiovaskuler, stroke, hipertrofi ventrikel kiri dan pembengkakan jantung, peningkatan cairan tubuh, gangguan sistem pencernaan, dan lain-lain. Efek terhadap Perairan Pengaruh salinitas di perairan dapat menyebabkan penurunan konsentrasi oksigen termasuk yang terdapat pada badan sungai yang mendapat pengaruh dari perairan estuarin. Kadar oksigen dalam air akan semakin berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Tinjauan Umum Suhu Suhu merupakan suatu ukuran yang menunjukan derajat panas benda. Suhu di perairan dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, aliran air dan kedalaman air. Suhu sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem suatu perairan. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan vikositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi (Effendi, 23), hal tersebut sangat mempengaruhi nilai salinitas yang terdapat pada daerah estuary Surut Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi.

METODE PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Lokasi penelitian pada Sungai Pampang, gambaran umum lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 2. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel air Sungai Pampang mengacu pada SNI 6989.57:28 pada subbab 7 dan 8. Titik sampling air sungai ditentukan oleh besar debit sungai tersebut dan dilihat pada Gambar. Gambar. Teknik Pengambilan Air Sungai Gambar 2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Bagan Alir Proses Penelitian Gambar 3 Bagan Alir Proses Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Penyebaran a. Daerah Down Stream (Muara) Hasil analisis salinitas di laboratorium pada daerah down stream dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Daerah Down Stream pada Kondisi dan Surut Titik Sampling Kedalaman (m) Rata-rata Kedalaman Surut (m) Surut 1B 1A 1C 2B 178.21 189.5 173 175.6 3 3 29 3 29,667 116.11 127.5 112.3 113.2 2A 182.1 3 29,667 121 2C 169.66 29 19.7 3 3B 168.55 29 19.86 3 3A 177.8 29 28,667 11.69 3 3C 163.69 28 12.1 3 B 16.52 28 1.53 3 A 171.7 29 28,333 11 C 16.95 28 98.55 2 5B 162.1 28 11.3 3 5A 169.83 29 28 16.33 3 5C 158.37 27 96 2 6B 159.2 26 97. 2 6A 167.53 28 26,667 12.26 3 6C 155.82 26 92.79 1 7B 15.16 26 91.6 1 7A 163.6 27 26,667 98 2 7C 159.1 27 95.25 2 8B 18.78 25 85.3 1 8A 166 27 26 9 1 8C 155.5 26 88.52 1 Rata-rata 3,667 3 3 2,667 2 1,667 1, 5

Untuk melihat pola sebaran salinitas pada saat pasang dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Pola Penyebaran Daerah Down Stream pada Kondisi Untuk melihat pola sebaran salinitas pada saat surut, dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini. Tabel 2 Nilai Daerah Middle Stream pada Kondisi dan Surut Jarak Dari Mulut Muara (km) Titik Sampling Kedalaman (m) Rata-rata Kedalaman Surut (m) Surut 7 1B 68.21 55.5 7 1A 73.5 6 7 1C 65.63 52.72 6.76 2B 66.28 52.83 6.76 2A 71.71 57.61 6.76 2C 63.3 9 6.55 3B 71.65 57.2 6.55 3A 7 61 6.55 3C 69.32 55.8 6.3 B 7 62.1 6.3 A 78.1 67.5 6.3 C 71.26 57.36 6.18 5B 78.63 66 6.18 5A 81.8 71.97 6.18 5C 73.75 6.2 6 6B 8.51 67.35 6 6A 85.2 77.6 6 6C 77.33 6 5.85 7B 82 72.3 5.85 7A 88.81 79 5.85 7C 79.2 67.92 5.75 8B 86.1 7.5 Rata-rata 5.75 8A 93 8. 5.75 8C 81.91 68.5 Untuk melihat pola sebaran salinitas pada saat pasang, dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah ini. Gambar 6 Pola Penyebaran Daerah Down Stream pada Kondisi Surut b. Daerah Middle Stream (Tengah) Hasil analisis salinitas di laboratorium pada daerah middle stream dapat dilihat pada Tabel 2. Gambar 7 Pola Penyebaran Daerah Middle Stream pada Kondisi perbedaan ketinggian dasar sungai dan dapat dilihat pada Gambar 8. 6

Elevasi (m) Jarak dari mulut muara (km) Gambar 8 Elevasi Sungai Pampang Daerah Down Stream dan Middle Stream Untuk melihat pola sebaran salinitas pada saat surut, dapat dilihat pada Gambar 9 di bawah ini. Gambar 9 Pola Penyebaran Daerah Middle Stream pada Kondisi Surut Grafik pada Kondisi dan Surut a. Daerah Down Stream (Muara) 35 3 25 2 15 1 R² =,963 5 R² =,9631 Jarak Dari Mulut Muara (km) Gambar 11 Grafik Hubungan Antara Jarak dan Daerah Down Stream Berdasarkan Gambar 11 di atas, hubungan antara jarak dan nilai salinitas pada daerah muara adalah berbanding terbalik baik pada kondisi pasang maupun surut. Hal ini disebabkan karena dalam arah memanjang, salinitas akan semakin berkurang atau turun seiring dengan bertambahnya jarak. Pada daerah muara, nilai R 2 pada kondisi pasang yaitu 99,56 % dan pada kondisi surut yaitu 96 % sehingga jarak dan nilai salinitas memiliki pengaruh yang sangat besar. b. Daerah Middle Stream (Tengah) Grafik perbandingan pasang dan surut daerah tengah tidak ada dikarenakan nilainya. Analisis Kualitas Air a. Daerah Down Stream (Muara) Pada daerah down stream kondisi surut, salinitas pada mulut muara yaitu Grafik perbandingan nilai salinitas o / oo o / oo dan pada umumnya jenis air daerah muara pada kondisi pasang dan surut dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Grafik Perbandingan Nilai Daerah Down Stream pada Kondisi dan Surut pada mulut muara adalah air payau mesohaline. Pada mulut muara kondisi surut terjadi intrusi yang sedang. Sedangkan salinitas rendah pada jarak,88 km 1,6 km dengan nilai 1 o / oo 2 o / oo merupakan jenis air tawar oligohaline. Pada jarak,88 km 1,6 km dari muara pada saat surut terjadi intrusi yang sedang. Berdasarkan nilai salinitas rata rata pada saat surut yaitu 1,5 o / oo maka dapat disimpulkan bahwa jenis air pada daerah ini adalah air tawar oligohaline dan terjadi sedikit intrusi. b. Daerah Middle Stream (Tengah) Berdasarkan parameter salinitas, maka dapat disimpulkan bahwa air pada daerah middle stream dapat dijadikan sebagai air baku untuk air minum. 7

Suhu Pola Penyebaran Suhu a. Daerah Down Stream (Muara) Nilai suhu pada daerah down stream yang terlihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 Nilai Suhu Daerah Down Stream pada Kondisi dan Surut Jarak (km) Titik Suhu Sampling (⁰C) Rata Rata Suhu (⁰C) Suhu Surut (⁰C) 1B 33 31 1A 33,5 33,333 3 1C 33,5 31.155 2B 33 31.155 2A 33,5 32,833 31,5.155 2C 32 3,5.253 3B 31,5 3.253 3A 32,5 31,5 3,5.253 3C 3,5 3.389 B 31 3.389 A 3,5 3,667 29,5.389 C 3,5 29.58 5B 31,5 3,5.58 5A 31 31,167 3.58 5C 31 3.682 6B 3,5 3.682 6A 3 3,167 3.682 6C 3 3,5.88 7B 31 29,5.88 7A 3 3,333 29.88 7C 3 29 1.6 8B 3 31 1.6 8A 31 3,667 3 1.6 8C 31 3,5 Rata - Rata Suhu (⁰C) 3,667 31 3,167 29,5 3,167 3,167 29,167 3,5 Untuk melihat pola sebaran suhu pada saat pasang, dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini. 2) Pada Kondisi Surut Pola sebaran suhu pada saat surut dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 Pola Penyebaran Suhu Daerah Down Stream pada Kondisi Surut b. Daerah Middle Stream (Tengah) Nilai suhu pada daerah middle stream yang terlihat pada Tabel di bawah ini Tabel Nilai Suhu Daerah Middle Stream pada Kondisi dan Surut Gambar 12 Pola Penyebaran Suhu Daerah Down Stream pada Kondisi 8

Untuk melihat pola penyebaran suhu pada saat pasang dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Gambar 1 Pola Penyebaran Suhu Daerah Middle Stream pada Kondisi 2) Pada Kondisi Surut Pola penyebaran suhu pada saat surut dapat dilihat pada Gambar 15 di bawah ini. Gambar 16 Grafik Nilai Suhu Dearah Down Stream pada Kondisi dan Surut C. Pengaruh Suhu terhadap 1. Daerah Down Stream (Muara) Pengaruh salinitas terhadap suhu pada daerah muara Sungai Pampang dapat dilihat pada Gambar 17 dan Gambar 18 di bawah ini. 32 3 28 26 Down y =,8923x R² =,5687 2 29 3 31 32 33 3 Suhu (⁰C) Gambar 17 Grafik Hubungan Suhu dengan Daerah Down Stream (Muara) saat Gambar 15 Pola Penyebaran Suhu Daerah Middle Stream pada Kondisi Surut Grafik pada Kondisi dan Surut a. Daerah Down Stream (Muara) Grafik sebaran suhu berdasarkan jarak yang diolah dengan menggunakan Microsoft Excell seperti pada Gambar 16. Gambar 18 Grafik Hubungan Suhu dengan Daerah Down Stream (Muara) saat Surut 9

2. Daerah Middle Stream (Tengah) Pengaruh suhu terhadap salinitas daerah tengah Sungai Pampang dapat dilihat pada Gambar 19 dan Gambar 2 di bawah ini. Gambar 19 Grafik Hubungan Suhu dengan Daerah Middle Stream (Tengah) saat Gambar 2 Grafik Hubungan Suhu dengan Daerah Middle Stream (Tengah) saat Surut KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Sebaran salinitas Sungai Pampang daerah down stream pada saat pasang berkisar antara 25 o / oo 3 o / oo dan pada saat surut berkisar antara 1 o / oo o / oo. Pada daerah down stream terjadi intrusi air laut yang tinggi. Sedangkan sebaran salinitas daerah middle stream pada saat pasang berkisar antara. Pada daerah middle stream tidak terjadi intrusi air laut ke dalam sungai. 2. Air sungai daerah down stream dikategorikan sebagai air payau polyhaline dan air daerah ini tidak dapat dijadikan sebagai sumber air baku untuk air minum. Sedangkan air sungai pada daerah middle stream dikategorikan sebagai air tawar fresh water dan air daerah ini dapat dijadikan sebagai sumber air baku untuk air minum. 3. Pada daerah down stream, hubungan antara kandungan salinitas dan suhu yang memiliki pengaruh yang erat terjadi pada saat pasang dengan nilai R 2 yaitu,5687 Sedangkan pada daerah middle stream, hubungan antara kandungan salinitas dan suhu tidak memiliki pengaruh baik pada kondisi pasang maupun surut. Saran 1. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai pola sebaran secara vertikal. 2. Penelitian ini akan lebih memberikan gambaran yang lebih komprehensif jika mengambil sampel paramater garam yang mempengaruhi salinitas seperti natrium (Na) dan klorida (Cl). 3. Untuk menjadikan air Sungai Pampang menjadi alternatif sumber air baku, sebaiknya dilakukan penelitian mengenai parameter selain salinitas yaitu parameter fisika, kimia dan biologis. DAFTAR PUSTAKA Achmad, R. 2. Kimia Lingkungan. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Anonim. 1999. Waves, Tides and Shallo Water Processes, second edition. Oxford : Butterworth-Heinemann. Anonim. 28. Bagian - Bagian Sungai. www.harirustianto.blogsp ot.com. Diakses tanggal Maret 215. Anonim. 212. Jenis Sungai. http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/ 55/jbptitbpp-gdl-samuelnim1-22733-3-212ta-2.pdf. Diakses tanggal 26 Maret 215. Anonim. 212. Efek terhadap Kesehatan. https://widyawidluv.wordpress.co m/212/3/1/kebanyakangaram-itu-asin/. Diakses tanggal 26 Maret 215. 1