BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan eksplorasi minyak dan gas sebagaimana dilakukan oleh PT Lapindo Brantas, Inc. merupakan kegiatan survey seismic dan eksplorasi. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan karena sifat cadangan minyak dan gas bumi yang berada di perut bumi tidak dapat ditentukan lokasinya secara pasti. Sebuah kecelakaan fatal sejak 29 mei 2006 hingga sekarang masih menjadi sebuah fenomena yang sempat menggemparkan dunia, banjir lumpur panas atau sering disebut lumpur lapindo telah menenggelamkan sedikitnya 16 desa di tiga kecamatan di kabupaten Sidoarjo ini merupakan bencana nasional yang sampai sekarang masih dilakukan berbagai upaya penanggulangan baik untuk menghentikan semburan maupun untuk mengatasi dampak semburan, termasuk didalamnya dampak yang langsung terasa oleh masyarakat adalah pencemaran terhadap lingkungan tempat tinggal. Pencemaran lingkungan, yakni suatu masalah yang secara kasar diartikan sebagai pekerjaan manusia yang secara sadar atau tidak telah mengotori (mencemari) lingkungannya. Suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan itu sehingga tidak sama lagi dengan bentuk aslinya, sebagai akibat dari masuknya dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan itu. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kemasukan benda asing itu, memberikan pengaruh atau dampak buruk terhadap organisme yang sudah ada dan hidup dengan baik dalam tatanan lingkungan tersebut. Salah satu masalah pencemaran yang ditimbulkan akibat bencana lumpur lapindo ini adalah pencemaran air tanah. Air sangat penting dalam kehidupan kita. Air merupakan bahan bangunan dari setiap sel. Kandungan air bagi setiap jaringan tubuh sangat 1

2 2 bervariasi, misalnya jaringan otot sekitar 7,5%, jaringan lemak sekitar 2%, dan darah sekitar 90%. Air merupakan bahan pelarut di dalam tubuh dan membantu dalam pelembutan makanan. Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk: proses pencernaan, metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan. Suhu tubuh secara tidak langsung diatur oleh air dengan cara penguapan melalui paru-paru dan keringat melalui pori-pori kulit. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari agar dapat menjaga fungsi ginjal, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Di sisi lain, air dapat berperan sebagai sumber penyakit. Kuman patogen secara normal tidak berkembang dengan baik di dalam air. Terdapatnya kuman patogen yang berada di dalam air merupakan suatu petunjuk bahwa ada pencemaran yang dilakukan manusia atau hewan pada ir tersebut. Apabila air itu kita minum akan sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita (Gabriel, 2001). Air tanah masih menjadi sumber air minum utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia, bahkan di beberapa negara lain pun sama. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman, air tanah juga secara langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan air manusia. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Pada umumnya air tanah digunakan secara langsung atau dengan pengolahan minimum sehingga kualitas air tanah mempunyai risiko tinggi terhadap manusia sebagai pengguna. Air tanah dan air permukaan merupakan sumber air yang vital bagi masyarakat dan ekosistem. Kedua sumber ini sering dipisahkan satu sama lain, dan keduanya biasanya dikelola secara terpisah. Namun, air tanah dan air permukaan merupakan dua bagian yang saling berhubungan karena berasal dari sumber yang sama. Sesungguhnya air dapat berpindah dari permukaan ke bawah tanah ataupun sebaliknya menurut ruang dan waktu

3 3 (Cobourn, 2008). Menurut Winter (1998), interaksi antara sungai dengan air tanah berlangsung dalam tiga cara: (1) sungai memperoleh aliran masuk dari air tanah (Gaining Stream), (2) sungai kehilangan air, karena air berpindah ke air tanah (Losing Stream), (3) Sungai mendapat dan kehilangan air dalam saluran yang berbeda. Sungai memperoleh atau kehilangan air tergantung pada tinggi muka air relatif antara tinggi muka air tanah dengan tinggi muka air sungai. Syarat agar air tanah mengisi sungai, yaitu muka air tanah harus lebih tinggi daripada elevasi tinggi muka air sungai. Kebalikannya, agar air sungai mengisi air tanah, maka muka air tanah harus lebih rendah dari elevasi tinggi muka air sungai. Pada musim-musim tertentu (kemarau) elevasi tinggi muka air sungai menjadi rendah sehingga air tanah cenderung untuk mengisi penampang sungai. Sedangkan pada musim penghujan penampang sungai akan penuh terisi air menyebabkan tekanannya akan mendorong air sungai masuk ke dalam pori-pori kerikil sehingga air sungai akan mengisi air tanah. Ketika air tanah bercampur dengan air permukaan, mereka memberikan karakteristik satu sama lain dan merubah nilai untuk masing-masing parameter. Karena air tanah dan air permukaan pada dasarnya satu sumber, maka sangat berpotensi pada kualitas air permukaan untuk dipengaruhi air tanah dan sebaliknya (Naiman 1995 dan Squillace 1993, dalam Gardner, 2000). Interaksi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup untuk ikan atau air minum bagi manusia. Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003). Kualitas air ditentukan oleh banyak faktor yaitu zat yang terlarut, zat yang tersuspensi dan makhluk hidup khususnya zat renik yang ada di dalam air (Soemarwoto, 2009). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Kualitas air tanah menjadi sangat penting, karena sebagian besar pengguna air tanah menggunakan air tersebut secara langsung.

4 4 Masalah pencemaran air tanah sangat tergantung pada faktor fisik alami dan kondisi fisisk non-alami. Kondisi fisik alami yang dimaksud adalah kondisi yang secara alami dimiliki oleh daerah tersebut. Kondisi fisik nonalami adalah kondisi lingkungan yang tidak terjadi secara alami, tetapi dicipta oleh manusia, contohnya adalah sistem sanitasi lingkungan yang berkaitan erat dengan pengelolaan limbah cair. Faktor sanitasi lingkungan meliputi kepadatan penduduk dan pemukiman, keberadaan industri yang menghasilkan limbah cair dan tingkat pemakai air. Dewasa ini kesadaran akan lingkungan yang bersih dan sehat sudah meningkat. Masalah pencemaran sudah menarik banyak kalangan termasuk salah satunya dari kalangan akademisi. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan karakterisitik air tanah di daerah yang terkena dampak bencana lumpur lapindo menurut parameter fisika, parameter kimia dan analisis kandungan logam berat di dalamnya sehingga diketahui kualitas air tanah tersebut. Penelitian ini dapat dijadikan metode alternatif untuk mengetahui kualitas air tanah yang digunakan oleh masyarakat sekitar tanggul lumpur lapindo. 1.2 Perumusan Masalah Melihat permasalahan lingkungan yang terjadi di desa porong ini, maka ada beberapa hal yang perlu dikaji, diantaranya : 1. Apakah air lumpur lapindo mencemari air tanah disekitar peta terdampak. 2. Apakah kualitas air tanah yang digunakan oleh masyarakat sekitar tanggul lumpur lapindo sama dengan kualitas air tanah yang digunakan masyarakat dengan radius beberapa kilometer dari tanggul lumpur. 3. Apakah terdapat kandungan logam berat dalam air tanah yang digunakan masyarakat di sekitar peta terdampak. 4. Apakah kualitas air tanah di sekitar peta terdampak sama dengan kualitas air tanah berdasarkan standar mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah. 1.3 Batasan Masalah Agar didapatkan penelitian yang efektif dan efisien, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

5 5 1. Penelitian dilakukan dengan menganalisa besaran-besaran fisis dan kandungan mineral logam berat yang ada dalam air tanah dengan menggunakan variasi jarak. 2. Penelitian dilakukan pada saat kondisi cuaca cerah sekitar pukul Sampel data dibatasi dengan 3 variasi jarak. 4. Pengujian kualitas air tanah melibatkan beberapa parameter fisika, yaitu : suhu, warna, bau, tegangan permukaan air, daya hantar listrik, indeks bias, viskositas, padatan terlarut, padatan tersuspensi, kekeruhan. 5. Pengujian kualitas air tanah melibatkan beberapa parameter kimia, diantaranya: derajat keasamaan (ph) dan kesadahan. 6. Penentuan kandungan logam berat berbahaya dibatasi hanya melibatkan komponen-komponen utama logam berat yakni: Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb). 7. Pengujian parameter mikrobiologi yaitu uji bakteri coliform. 8. Data-data yang dihasilkan selanjutnya dianalisa melalui grafik yang dihasilkan maupun dengan perhitungan-perhitungannya. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menentukan kualitas air tanah sekitar peta terdampak. 2. Membandingkan kualitas air tanah berdasarkan titik pengambilan sampel. 3. Menentukan kandungan logam berat berbahaya dalam air tanah sekitar peta terdampak. 4. Membandingkan kualitas air tanah di sekitar peta terdampak dengan kualitas air tanah berdasarkan standar mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini, diantaranya: 1. Dapat membandingkan dan mengetahui keadaan kualitas air tanah di daerah sekitar tanggul lumpur lapindo dengan pengukuran karakteristik fisis (seperti suhu, konduktivitas, indeks bias, dll) dan kandungan logam

6 6 berat berbahaya didalamnya. Penelitian ini diharapkan mampu menyajikan penjelasan secara lebih detail dan dengan parameter-parameter pengukuran yang lebih bervariasi. 2. Dapat menjadi referensi bagi para peneliti untuk mengembangkan penelitian selanjutnya terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi di daerah sekitar lumpur lapindo umumnya dan khususnya penelitian terhadap kualitas air tanahnya. 3. Dapat menambah wawasan atau pengetahuan yang baru tentang keadaan air tanah yang langsung digunakan oleh masyarakat sekitar tanggul sehingga masyarakat menjadi lebih cerdas dan bijaksana dalam menggunakan air untuk keperluan sehari-hari. 4. Dapat digunakan sebagai saran terhadap pemegang kebijakan tentang pentingnya pengawasan dan pemantauan kualitas air tanah. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari beberapa bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa subbab untuk menjelaskan pokok permasalahan, sehingga penyajian penulisan tugas akhir ini dapat dilakukan secara sistematis. Sistematika penulisan penelitian ini meliputi: BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan memuat latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian ini, tinjauan mengenai teori-teori dan pemikiran dari literatur yang mendasari analisa penlitian. BAB III DASAR TEORI Dasar teori memuat penjelasan-penjelasan tentang konsep dan prinsip dasar yang dilakukan untuk memecahkan perumusan masalah dalam peneltian ini dan untuk merumuskan hipotesis apabila diperlukan. Dasar teori dapat berupa

7 7 varian kuantitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan penelitian. BAB IV METODE PENELITIAN Bab ini memuat tentang metode penelitian mengenai alat dan bahan atau materi yang digunakan dalam penelitian, alur penelitian, variabel dan data yang akan dikaji serta cara analisa apa yang akan digunakan. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil yang diperoleh dalam penelitian serta pembahasan secara kualitatif, kuantitatif maupun statistik tehadap hasil penelitian. Pada bab ini juga sebaiknya memuat perbandingan hasil yang diperoleh dengan hasil pada penelitian-penelitian sejenis. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan merupakan pernyataan singkat tentang penelitian yang telah dilakukan, pada bab ini memuat jawaban yang dipertanyakan pada rumusan masalah, juga mengandung jawaban atas tujuan penelitian ini. Pada bab ini, peneliti juga menyampaikan saran kepada pembaca maupun kepada peneliti lain yang akan melanjutkan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Bagian ini secara cermat memuat pustaka yang digunakan dalam penelitian. LAMPIRAN Menyajikan prosedur, bukti atau keterangan lain yang tidak dapat diintrepetasikan secara langsung di bagian utama skripsi.