HUBUNGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI DENGAN PENURUNAN TFU PADA IBU NIFAS HARI KE-1 SAMPAI DENGAN HARI KE-10. (Studi Di BPM M Kabupaten Bangkalan)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

1

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERCEPATAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM PERVAGINAM DI RUANG KEBIDANAN RSUD TOTO KABILA KAB.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

GAMBARAN PERAWATAN IBU NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK TAHUN 2014

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN BERPANTANG MAKANAN PADA IBU NIFAS SELAMA MASA PURPUERIUM DINI. Nuris Kushayati

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI TERHADAP POLA PANTANG MAKAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO KLATEN

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN KELUARNYA ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPS FIRDA TUBAN

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

PENGERTIAN MASA NIFAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016 KAITAN POLA MAKAN SEIMBANG DENGAN PRODUKSI ASI IBU MENYUSUI

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DENGAN LAMA WAKTU INVOLUSI UTERUS DI BPS SUHARTINI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN INTISARI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

Factors that Have Correlation with the Height of Fundus Uteri to Parturition Mother with Post Partum 6 Hours

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

MOTIVASI IBU POSTPARTUM MELAKUKAN SENAM NIFAS SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

TINDAKAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ACEH

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI DESA MRANGGEN KECAMATAN JATINOM KLATEN MEILANI YUDI ARINI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

HUBUNGAN POLA NUTRISI PADA IBU NIFAS DENGAN KECUKUPAN ASI PADA BAYI DI DESA MEJASEM TIMUR KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM YANG MELAKSANAKAN SENAM NIFAS

BAB III METODE PENELITIAN

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

PENGARUH MASASE UTERUS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DOMISILI DEMAK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM. Mimatun Nasihah* Dina Mahaijiran** ABSTRAK

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI PADA IBU NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

CONTENT VALIDITY INDEX PERILAKU IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE) SELAMA KEHAMILAN DI KLINIK SALLY KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2010

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini adalah ibu inpartu kala I di BPM Ny. Umi Salamah Desa Kauman Kec.

Transkripsi:

HUBUNGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI DENGAN PENURUNAN TFU PADA IBU NIFAS HARI KE1 SAMPAI DENGAN HARI KE10 (Studi Di BPM M Kabupaten Bangkalan) Badriyah, Anis Nur Laili Email : badriyahsidik@yahoo.co.id Program Studi DIII Kebidanan Bangkalan, Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Surabaya ABSTRAK Masa nifas merupakan masa dimulai dari kala IV sampai dengan kembalinya alatalat reproduksi seperti sebelum hamil lamanya 6 minggu atau 42 hari dengan berat uterus 60 gr. Penurunan TFU merupakan suatu proses kembalinya alat kandungan hingga mencapai ke keadaan sebelum hamil sehingga apabila penurunan TFU tidak berjalan dengan baik maka akan terjadi subinvolusio. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kelancaran produksi ASI dengan penurunan TFU pada ibu nifas hari ke3 sampai dengan hari ke10 di BPM M Kabupaten Bangkalan.Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel independennya kelancaran produksi ASI dan variabel dependennya penurunan TFU. Populasi penelitian adalah seluruh ibu nifas hari ke3 sampai dengan hari ke10 yang berjumlah 38 orang. Teknik sampel yang digunakan purposive sampling sebanyak 35 orang.uji statistik yang digunakan adalah Correlation Spearman Rank dengan tingkat significan 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 35 ibu nifas yang produksi ASInya lancar penurunan TFUnya berjalan cepat sebanyak 12 (57%) ibu nifas, sedangkan produksi ASInya cukup penurunan TFUnya berjalan cepat sebanyak 9 (43%) ibu nifas. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh ρvalue lebih besar daripada α (0,442 >0.05), sehingga Ho diterima HI ditolak.dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubugan antara kelancaran produksi ASI dengan penurunan TFU. Sebaiknya, ibu nifas memberikan ASI sedini dan sesering mungkin sehingga membantu penurunan TFU. Kata kunci: Kelancaran Produksi ASI, Penurunan TFU PENDAHULUAN Masa nifas merupakan masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin sampai dengan kembalinya alatalat reproduksi seperti sebelum hamil lamanya 6 minggu atau 42 hari dengan berat uterus 60 gr. Perubahan struktur uterus di semua organ dan saluran reproduksi secara berangsurangsur berkurang dan ditandai dengan kembalinya uterus seperti sebelum hamil disebut dengan involusi uterus. Penurunan uterus yang cepat direfleksikan dengan perubahan lokasi uterus setelah plasenta lahir setinggi pusat sampai dengan hari kesepuluh uterus tidak bisa diraba lagi hingga sebesar normal dengan berat 60 gr 1

pada 6 minggu setelah melahirkan (Ambarwati, 2010). Segera setelah persalinan, berat rahim sekitar 1000 gram dan selanjutnya mengalami masa proteolitik, sehingga otot rahim menjadi kecil ke bentuk semula. Pada beberapa keadaan, terjadinya proses involusi tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilannya terlambat. Keadaan demikian disebut subinvolusi uteri. Penyebab subinvolusi uteri adalah infeksi endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri (Manuaba, 2010). Dalam laporan kesehatan ibu yang terjadi di Provinsi Jawa Timur tahun 2011, insiden akibat subinvolusi uteri perdarahan mencapai 29,35% dan infeksi puerpuralis 6,06% (Dinkes Jatim, 2011). Berdasarkan hasil survey dan pemeriksaan fisik yang dilakukan di Kecamatan Kamal tepatnya di Ds. Telang terdapat 5 dari 11 ibu nifas yang diperiksa mengalami keterlambatan penurunan TFU yaitu sebanyak 46 %. Proses pemulihan alatalat reproduksi dipengaruhi beberapa faktor kebutuhan dasar ibu nifas seperti nutrisi atau gizi yang didapat saat masa nifas, istirahat, mobilisasi dini, pemberian ASI, serta senam nifas (Suherni, 2010). Sedangkan menurut Lowdermilk (2006), faktor usia dan paritas dapat juga mempengaruhi kejadian subinvolusi uteri. Selain itu, terdapat faktor sosial budaya yang turun temurun masih dianut sampai saat ini. Tradisi yang ada di masyarakat seperti pandangan budaya mengenai kehamilan, persalinan, dan nifas di tiaptiap daerah memiliki kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku (Syafrudin, 2010). Asuhan masa nifas dapat dilakukan dengan melakukan minimal 4 kali kunjungan rumah untuk mendeteksi dini dan menilai adanya masalah pada ibu agar perubahan fisik alatalat reproduksi yang terjadi dan perawatan pada masa nifas dapat berjalan baik diantaranya menjaga status gizi, melakukan senam nifas, mobilisasi dini, istirahat yang cukup, dan menyusui eksklusif. Salah satu asuhan masa nifas yang diberikan pada kunjungan pertama diantaranya yaitu bidan mendorong untuk memberikan ASI eksklusif pada ibu (Nikken, 2009). Tujuan Umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan kelancaran produksi ASI dengan penurunan TFU pada masa nifas hari ke3 sampai hari ke10 di BPM M Kabupaten Bangkalan.Sedangkan tujuan khususnya adalah: 1) Mengidentifikasi gambaran kelancaran produksi ASI pada ibu nifas hari ke3 sampai hari ke10 di BPM M Kabupaten Bangkalan. 2) Mengidentifikasi gambaran penurunan TFU pada ibu nifas hari ke3 sampai hari ke10 di BPM M Kabupaten Bangkalan. 3) Menganalisis hubungan kelancaran produksi ASI dengan penurunan TFU pada ibu nifas hari ke3 sampai hari ke10 di BPM M Kabupaten Bangkalan METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPM M Kabupaten Bangkalan sebanyak 38 orang. Teknik sampling yang digunakan Purposive Sampling sebanyak 35 ibu nifas. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (kelancaran produksi ASI) dan variabel dependen (penurunan TFU). Data yang diperoleh dianalisis dengan 2

uji Correlation Spearman Rank, dengan α 0,05. Ho ditolak jika harga pvalue<α. Penelitian ini dilakukan dibpm M Kabupaten Bangkalan, periode bulan Januari Pebruari 2015. HASIL PENELITIAN Data Umum Umur menunjukkan responden mayoritas berkelompok umur 2035 tahun yaitu sebesar 29 responden (83%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelompok umur DiBPM M Kabupaten Bangkalan pada bulan Januari Pebruari 2015 Pendidikan menunjukkan bahwa responden tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 23 responden (66%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini : Tabel4.2Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan Di BPM M Kabupaten Bangkalan pada bulan Januari Pebruari 2015 Pendidikan Frekuensi Persentase S1 SMA SMP SD 1 23 3 8 3 66 8 23 Total 35 100 Pekerjaan menunjukkan bahwa responden berdasarkan mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebesar 34 responden (97%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan Di BPM M Kabupaten Bangkalan pada bulan Januari Pebruari 2015 Pekerjaan Frekuensi Persentase Pegawai Wiraswasta IRT 1 34 3 97 Total 35 100 Umur Frekuensi Persentase >35 tahun 4 11 2035 tahun 29 83 < 20 tahun 2 6 Total 35 100 Paritas menunjukkan bahwa responden mayoritas ibu multi yaitu sebesar 29 responden (83%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas Di BPM M Kabupaten Bangkalan pada bulan Januari Pebruari 2015 Paritas Frekuensi Persentase 3

Grande Multi Primi 29 6 83 17 Total 35 100 Data Khusus Kelancaran produksi ASI Berdasarkan data hasil penelitianmenunjukkan bahwa jumlah ibu nifas yang mengalami kelancaran produksi ASIsebesar 18 responden (51,4%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4Distribusi frekuensi ibu nifas hari ke3 sampai dengan hari ke10 yang mengalami kelancaran produksi ASI di BPM M Kabupaten Bangkalanpada bulan Januari Pebruari 2015 Kelancaran Frekuensi Persentase produksi ASI Lancar Cukup Kurang 18 17 51,4 48,6 Total 20 100,0 Penurunan TFU menunjukkan bahwa jumlah ibu nifas yang mengalami penurunan TFU cepat yaitu sebesar 21 orang (60%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini : Tabel 4.5 Distribusi frekuensi ibu nifas hari ke3 sampai dengan hari ke10 yang menglami Penurunan TFU Di BPM M Kabupaten Bangkalan pada bulan Januari Pebruari 2015 Penurunan Frekuensi Persentase TFU Cepat Normal Lambat 21 14 60 40 Total 20 100 Tabulasi silang antara kelancaran produksi ASI dengan penurunan TFU Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Tabulasi silang antara kelancaran produksi ASI dengan Penurunan TFU pada ibu nifas hari ke3 sampai dengan hari ke10 Di BPM M Kabupaten Bangkalan pada bulan Januari Pebruari 2015. Kelancaran Penurunan TFU Total Produksi Cepat Normal ASI % % % Lancar 12 57 6 43 18 100 Cukup 9 43 8 57 17 100 Total 21 60 14 40 35 100 Uji Statistik: Correlation Spearman (CS) : 0,422 α : 0,05 Analisis Statistik menunjukkan bahwa produksi ASI yang lancar sebanyak 12 (57%) responden dengan penurunan TFU cepat dan 6 (43%) responden dengan penurunan TFU normal, sedangkan produksi ASI yang cukup dengan penurunan TFU cepat sebanyak 9 (43%) responden dan 8 (57%) responden penurunan TFU normal. 4

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Correlation Spearman Rank didapatkan pvalue lebih besar daripada α ( 0,422 >0,05) sehingga H o diterima dan H 1 ditolak. PEMBAHASAN Gambaran Kelancaran Penurunan TFU Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan gambaran kelancaran produksi ASI pada ibu nifas hari ke3 sampai dengan hari ke10 di BPM M yaitu 18 (51,4%) ibu nifas berproduksi ASI lancar terdapat pada kelompok umur 2035 tahun sebanyak 15 ibu nifas dan 17 (48,6%) ibu nifas berproduksi ASI cukup terdapat pada kelompok umur 2035 tahun sebanyak 14 ibu nifas. Berdasarkan fenomena diatas tidak semua ibu nifas produksi ASInya lancar. Hal ini disebabkan karena bayi mengkonsumsi susu formula tambahan dan tidak disusui pada malam hari, serta ibu yang masih melakukan pantangan makanan. Selain itu, ibu masih percaya pada budaya setempat dan melakukan pantangan. Salah satu contoh yang paling sering ibu tidak boleh makan ikan laut. Kebutuhan protein akan berkurang untuk regenerasi selsel. Dari faktorfaktor tersebut menyebabkan kadar prolaktin (hormon yang memberikan sinyal ke payudara untuk memproduksi ASI) menurun. Jika hormon itu semakin rendah, produksi ASI ibu pun bisa menurun. Karena pada dasarnya, semakin banyak bayi menyusu secara langsung dari ibu, maka tubuh akan secara otomatis memproduksi ASI lebih banyak. Produksi ASI merupakan volume ASI yang dikeluarkan oleh payudara dan telah dibentuk, serta disimpan di dalam gudang ASI. Selanjutnya ASI dikeluarkan dari payudara kemudian disusui ke bayi. Penilaian terhadap produksi ASI dapat menggunakan beberapa kriteria sebagai acuan untuk mengetahui keluarnya ASI dan jumlahnya mencukupi bagi bayi, diantaranya, yaitu ASI mulai lancar pada hari 3 hari setelah persalinan, payudara terasa tegang sebelum menyusui, ASI keluar saat areola dipencet, ASI merembes keluar dari puting susu tanpa dipencet sebelum menyusui, ibu menyusui bayinya selama 10 15 menit, payudara terasa lunak setelah menyusui, masih menetes setelah menyusui, bayi menyusu 810 kali dalam sehari, bayi BAK selama 68 kali dalam sehari, dan bayi BAB 2 kali atau lebih dalam sehari. Jika ibu termasuk dalam 810 dari kriteria terbut dikatakan produksi lancar dan 57 dikatakan produksi cukup (Bobak, Lowdermilk, Dkk, 2004). Adapun juga 18 (51,4%) ibu nifas berproduksi ASI lancar karena ibu mengerti tentang manfaat dari pemberian ASI yang sedini mungkin dapat melancarkan produksi ASI. Hal tersebut salah satu penyebab yaitufaktor pendidikan dimana 23 ibu nifas berpendidikan SMA (66%), 8 ibu nifas berpendidikan SD (23%), 3 ibu nifas berpendidikan SMP (8%), dan 1 ibu nifas berpendidikan SI (3%). Ditinjau dari faktor pendidikan, ibu nifas yang berpendidikan menengah keatas dapat mempengaruhi pemberian ASI. Hal ini juga didukung dari pengalaman ibu menyusui, daerah tempat penelitian yang dekat dengan daerah perkotaan sehingga informasi lebih mudah didapat. 5

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu seperti pada ibu yang pernah menyusui bayinya sebelumnya bahwa memori yang tersimpan pada waktu tertentu akan terbuka kembali untuk diaplikasikan dan memori tersebut juga dapat bertambah pengetahuannya seiring bertambahnya waktu dan informasi yang diterima. Oleh sebab itu, ibu yang mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya akan lebih mudah menyesuaikan dirinya sehingga mempengaruhi produksi ASI. Nursalam mengemukakan bahwa pendidikan juga dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang dalam bersikap untuk berperan serta dalam menerima informasi sehingga makin banyak pula tingkat pengetahuan yang dimiliki. Informasi tersebut memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Sebaliknya pendidikan dan informasi yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilainilai yang baru diperkenalkan. Jadi dapat dikatakan bahwa produksi ASI, pendidikan dan pengalaman yang dapat memperoleh informasi tentang hal berhubungan kelancaran produksi ASI dengan penurunan TFU. Gambaran Penurunan TFU Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kejadian penurunan TFU di BPM S desa Lembung Gunung berjalan cepat sebanyak 21(60%) orang dari 35 ibu nifas. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas mengalami penurunan TFU yang cepat dan normal. Peneliti menentukan indikator penurunan TFU dengan perubahan TFU dengan cara melakukan pemeriksaan fisik. Pada hari pertama TFU setinggi pusat, kemudian turun setiap 1 cm pada hari berikutnya dan tidak teraba lagi pada hari kesepuluh. Penurunan TFU yang cepat tersebut apabila turunnya lebih cepat daripada penurunan yang seharusnya. Sedangkan penurunan TFU yang normal apabila penurunan sesuai dengan harinya. Keadaan ini merupakan hal yang tidak perlu dikhawatirkan untuk terjadi sesuatu seperti perdarahan, subinvolusio dan infeksi. Berdasarkan fenomena tersebut didapatkan bahwa kejadian penurunan TFU pada ibu nifas berjalan dengan baik dan merupakan hal yang baik juga dalam meningkatkan kesehatan ibu nifas. Hal ini disebabkan karena semua ibu nifas memberikan ASI yang dapat membantu penurunan TFU. Menurut Sulistyawati(2009), menyebutkan bahwa perubahan fisiologis masa nifas merupakan perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu nifas, dimana perubahan fisiologis yang terjadi sangat 6

jelas, walaupun dianggap normal. Perubahan yang terjadi adalah perubahan pada uterus (involusi) yang merupakan proses kembalinya alat kandungan hingga mencapai keadaan semula karena sudah selesai, proses involusi ini terjadi karena adanya perubahan autolysis, aktifitas otot rahim, dan ischemia. Disamping itu perubahan yang terjadi meliputi kontraksi, perineum, vagina, vulva, tempat plasenta, dan lochea yang sangat berpengaruh pada penurunan TFU. Kontraksi dan retraksi otot uterin akan mengkompres pembuluh darah yang menyebabkan akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Involusi uterus dapat dilihat dari luar dengan memeriksa fundus uterus dari luar. Segera setelah plasenta lahir TFU setinggi pusat, hari berikutnya menurun 1 cm dibawah pusat, kemudian menurun 1 cm setiap harinya. Hubungan Kelancaran Produksi ASI Dengan Penurunan TFU Berdasarkan hasil penelitian data didapatkan dari 35 ibu nifas yang produksi yang lancar sebanyak 12 (57%) ibu nifas dengan penurunan TFU cepat dan 6 (43%) ibu nifas dengan penurunan TFU normal, sedangkan produksi ASI yang cukup dengan penurunan TFU cepat sebanyak 9 (43%) ibu nifas dan 8 (57%) ibu nifas penurunan TFU normal. Kemudian, setelah dilakukan uji statistik hasil dari uji statistik Correlation Spearman Rank diperoleh ρvalue (0,422) > α (0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara kelancaran produksi ASI dengan penurunan TFU. Berdasarkan hasil penelitian yang dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara kelancaran produksi ASI dengan penurunan TFU karena produksi ASI yang cukup juga dapat mempercepat penurunan TFU dengan selisih yang hampir sama. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi penurunan TFU selama ibu nifas memberikan ASI, yaitu mobilisasi dini, dan menjaga nutrisinya serta usia ibu. Kombinasi tersebut itulah yang dapat mempercepat penurunan TFU pada ibu nifas. Menyusui adalah suatu proses yang alamiah dan merupakan salah satu tugas dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi. Ibu yang menyusui dapat merangsang timbulnya laktasi atau produksi dan pengeluaran hormon oksitosin yang akan meningkatkan proses kontraksi uterus. Semakin sering ibu menyusui bayinya maka makin cepat pula penurunan TFU. Akan tetapi, berdasarkan fenomena yang terjadi selain memberikan ASI, juga dipengaruhi oleh mobilisasi dini dan nutrisi ibu serta usia ibu. Mobilisasi dini pada post partum merupakan hal yang paling awal yang dilakukan oleh ibu dengan menggerakan anggota tubuh ke kanan atau kiri, duduk sampai berdiri serta berjalan setelah beberapa jam post partum. Hal ini bertujuan untuk melancarkan peredaran darah. Sedangkan nutrisi pada masa nifas juga terjaga dengan baik karena ibu tidak ada pantangan dalam berkonsumsi makanan. Makanan yang dikonsumsi secara normal 7

melalui proses digesti, transportasi, penyimpanan metabolism, dan pengeluaran zat yang tidak digunakan. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan energi dan membantu regenerasi selsel yang keluar sehingga dapat membantu proses pemulihan rahim. Pada ibu nifas sebanyak 29 orang (83%) yang berusia antara 2035 tahun. Hal ini merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi penurunan TFU. Pada proses penuaan akan terjadi perubahan metabolisme yaitu terjadi peningkatan jumlah lemak, penurunan elastisitas otot dan penurunan lemak, protein, karbohidrat. Dengan adanya penurunan regangan otot akan mempengaruhi pengecilan otot rahim setelah melahirkan serta membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan ibu yang mempunyai kekuatan dan regangan otot yang lebih baik. Dengan kata lain, umur ibu yang berusia antara 2035 tahun merupakan usia reproduktif yang memiliki kekuatan dan regangan otot yang baik dalam pengembalian atau pemulihan rahim. Hal ini sesuai dengan teori Suherni bahwa produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara oleh hormon prolaktin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior yang ada yang berada di dasar otak. Bila bayi mengisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari gudang ASI yang disebut sinus laktiferus. Proses pengisapan akan merangsang ujung saraf disekitar payudara untuk membawa pesan ke kelenjar hifofise anterior untuk memproduksi hormone prolaktin dan hormone gonadotropin melepas oksitosin. Prolaktin kemudian akan dialirkan ke kelenjar payudara untuk merangsang pembuatan ASI. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin. Sedangkan hormon oksitosin mempengaruhi kontraksi uterus untuk bekerja sehingga apabila ibu sering menyusui maka kerja oksitosin akan meningkat dan kontraksi yang dihasilkan juga akan maksimal sehingga terjadi pengecilan atau pemulihan otot rahim dengan baik. Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kelancaran produksi ASI dengan penurunan TFU karena semua ibu nifas memberikan ASI, melakukan mobilisasi dini, menjaga nutrisi, serta usia ibu sehingga penurunan TFU cepat dan normal. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan: 1) Produksi ASI pada ibu nifas hari ke3 sampai dengan hari ke10 minoritas lancar (51,4%). 2) Penurunan TFU ibu nifas hari ke3 sampai dengan ratarata cepat (60%). 3) Tidak ada hubungan antara kelancaran produksi ASI dengan penurunan TFU pada ibu nifas hari ke3 sampai dengan hari ke10. Sehingga disarankan: 1) Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat memberikan pengalaman secara langsung dengan mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang didapat di bangku kuliah kedalam bentuk penelitian sehingga dapat manghasilkan penelitian yang lebih baik. 2) Kepada instansi pendidikan diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi serta menambah bahan referensi untuk 8

proses belajar mengajar dalam pendidikan bidan mengenai manfaat ASI. 3)Kepada masyarakat diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi untuk masyarakat tentang manfaat ASI sehingga dapat memberikan ASI secara eksklusif dan membantu proses pengecilan rahim. Daftar Acuan Afifah, Diana Nur, (2009), Faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif, Jurnal kesehatan Semarang Albert R. Roberts, G. J, (2009), Buku Pintar Pekerja Sosial, Social Worker's Desk Reference (Vol. 1). (J. D. Pattiasina, Trans.), Jakarta, Gunung Mulia. Ambarwati, E, & Wulandari, D, (2010), Asuhan Kebidanan Nifas, Yogyakarta, Cendekia Press. Anggraini, Y, (2010), Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Yogyakarta, Pustaka Rihama. Arifin, (2004), Pemberian ASI Eksklusif Dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhi, www.usudigitallibrary.ac.id, Diakses Tanggal 1 Maret 2013 Arikunto, S, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT Rineka Cipta. Bahiyatun, (2010), Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal, Jakarta, EGC Bobak, Irene M, (2005), Perawatan Maternitas Edisi Kelima, Bandung,Yayasan Ikatan Alumni Keperawatan Pajajaran Bobak, Lowdermilk, Dkk, (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Cahyadi W, (2007), Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan Edisi Kedua, Jakarta, Bumi Aksara, Dikuti dari Website: Http://Asuh.Wikia.Com/Wiki/Memer ah_asi (diakses tanggal 1 maret 2013) Dinkes Jatim, (2011), Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, bersumber dari: http://dinkes.jatimprov.go.id, (diakses tanggal 2 Maret 2013) Hegar, Badriul, Et Al, (2008), Bedah ASI, DKI Jakarta, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hubertin, S.P, (2004), Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Jakarta, EGC Huliana, M, (2003), Perawatan Buku Pasca Melahirkan, Jakarta, Pupawara Jenny, SR, (2006), Perawatan Masa Nifas Ibu Dan Bayi, Yogyakarta, Sahabat Setia Arisman, M. B, (2004), Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta, EGC. 9

Krisnatuti, D & Yenrina, R, (2007), Menyiapan Makanan Pendamping ASI Jakarta, Puspaswara Lowdermilk, Perry, dan Bobak, (2006), Maternity Nuring Fifth Edition, Mosby Year Book, Philadelpia. March, (2007), Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, www.aimiasi.org, (diakses tanggal 2 maret 2013) Meilani, Nikken dkk, (2009), Asuhan Kebidanan Komunitas, Yogyakarta, Fitramaya Murkoff, Heidi,(2006), Kehamilan Apa Yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan, Jakarta, Arcan Notoatmodjo, (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT Rineka Cipta Nugroho,Taufan, (2011), ASI dantumor Payudara, Yogtakarta, Nuha Medika Nusalam, (2008), Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta,Salemba Medika Peraturan Pemerintah R.I No. 33 Th 2012 Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pasal 39 Tentang Tujuan Pemberian ASI Eksklusif Rahayu, A, (2008), Inisiasi Menyusu Dini, Bersumber dari www.aimiasi.org, (diakses Tanggals 1 Maret 2013) Rulina S, Utami R, (2008), Manfaat ASI Dan Menyusui, Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sugiyono, (2008), Statistika Untuk Penelitian, Bandung, Alvabeta Suherni, (2010), Perawatan Masa Nifas, Yogyakarta, Fitramaya Sulistyawati, Ari, (2009). Buku AjarAsuhan KebidananPada IbuNifas, Jakarta: Salemba Medika Suradi, (2004), Manajemen Laktasi, Jakarta, EGC Suyanto, (2009), Metodologi Dan Aplikasi Keperawatan, Yogyakarta, Nuha Medika Syafrudin, (2010), Sosial Budaya Dasar, Jakarta, TIM. Sylvia, (2003), Masyarakat Belum Menyadari Pentingnya Pemberian ASI Pada Bayi, http://www.kompas.com/kompas%2 Dcetak/0210/18/jatim/masy51.htm, 1 Maret 2013 Utami, Roesli, (2008), Mengenal ASI Eksklusif, Jakarta, Trobus Agriwidya Varney, H, (2008), Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas, Jakarta, EGC Winkjosastro, H, (2007), Ilmu Kebidanan, jakarta,ybpmp Yahya, H, (2007), Cairan Ajaib: ASI, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo 10