V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH 5.1 Kecamatan Leuwiliang Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah serbuk gergaji. Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng memiliki empat unit usaha pengolahan limbah serbuk gergaji yaitu di Desa Barengkoh dan tiga unit usaha di Desa Cibeber II. 5.1.1 Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Leuwiliang Wilayah Kecamatan Leuwiliang terletak di wilayah Bogor Barat dengan luas wilayah ±6 159.70 Ha pada ketinggian 101-700 mdpl. Curah hujan rata-rata pertahun di Kecamatan Leuwiliang yaitu sebesar 519.29 mm dan jumlah hari hujan terbanyak 91 hari dengan kelembaban 20-25 C. Kecamatan Leuwiliang merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 5-20. Bagian Utara Kecamatan Leuwiliang berbatasan dengan Kecamatan Rumpin, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Leuwisadeng dan bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Cibungbulang. Jarak Kabupaten Leuwilliang dari Ibu Kota Negara (Jakarta) yaitu 80 km, Ibu Kota Provinsi (Bandung) yaitu 147 km dan Ibu Kota Kabupaten (Cibinong) yaitu 29 km. Secara administratif Kecamatan Leuwiliang terdiri dari 48 dusun, 126 RW, 418 RT yang tercakup dalam 11 desa. Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan (2010), luas hutan rakyat di Kecamatan Leuwiliang merupakan luas hutan terluas kedua di Kabupaten Bogor setelah Kecamatan Nanggung yaitu sebanyak 1 333.31 ha. Jenis kayu yang sering ditanam di Kecamatan Leuwiliang adalah kayu Sengon (Albizia falcataria L. fosberg), Mahoni (Swietenia macrophylla King), Afrika (Maesopsis eminii Engl.),
Jati (Tectona grandis Linn. fred) dan lain-lain. Banyaknya jumlah hutan di Kecamatan Leuwiliang mendorong terbentuknya industri penggergajian di daerah ini. Adanya industri penggergajian ini sangat membantu bagi usaha budidaya jamur tiram yang menggunakan serbuk gergaji sebagai bahan baku utama pembuatan bag log atau media tanam jamur. Luas hutan di Kecamatan Leuwiliang berdasarkan komoditas dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Produksi Hutan Rakyat Kecamatan Leuwiliang Menurut Komoditas Tahun 2010 No. Jenis Kayu Luas (Ha) Produksi (m 3 ) (Batang) 1. Sengon 101.98 837.56-2. Mahoni 55.84 132.57-3. Afrika 533.11 554.72-4. Jati 17.49 0.00-5. Campuran 546.85 222.56-6. Bambu 78.05-39.02 Jumlah 1 333.31 1 747.41 39.02 Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010) Kecamatan Leuwiliang memproduksi kayu dalam jumlah yang besar karena luas hutan rakyat di Kecamatan Leuwiliang merupakan hutan terbesar di Kabupaten Bogor. Kayu Sengon merupakan kayu yang paling banyak diproduksi di Kecamatan Leuwiliang. Kayu Sengon adalah salah satu jenis kayu yang memiliki batang berwarna putih yang serbuk gergajinya digunakan sebagai bahan baku pembuatan bag log. Besarnya produksi kayu sengon dan jenis kayu yang memiliki batang berwarna putih lainnya seperti Kayu Afrika di Kecamatan Leuwiliang mendorong munculnya industri pengolahan kayu di daerah tersebut. Banyaknya jumlah kayu yang diolah di Kecamatan Leuwiliang menyebabkan banyaknya limbah serbuk gergaji yang dihasilkan sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bag log. 44
5.1.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi Penduduk Kecamatan Leuwiliang Penduduk Kecamaan Leuwiliang memiliki mata pencarian sebagai petani, pedagang, pegawai perkebunan, buruh industri dan lain-lain. Sebanyak 36.81 persen masyarakat Kecamatan Leuwiliang bekerja sebagai. Banyaknya jumlah masyarakat Kecamatan Leuwiliang yang menjadi pedagang merupakan salah satu implikasi dari berkembangnya pasar yang besar di Kecamatan ini yaitu Pasar Leuwiliang. Data pekerjaan masyarakat Kecamatan Leuwiliang dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Pekerjaan Masyarakat Kecamaan Leuwiliang Pada Tahun 2010 Pekerjaan Jumlah (%) Petani 3159.00 12.62 Pengusaha 168.00 0.67 Buruh Industri 2690.00 10.75 Buruh Bangunan 2695.00 10.77 Buruh Pertambangan 2589.00 10.34 Perkebunan 2699.00 10.78 Pedagang 9213.00 36.81 Pegawai Negeri Sipil 1044.00 4.17 TNI/Polri 118.00 0.47 Lain-lain 653.00 2.61 Jumlah 25028.00 100.00 Sumber: Laporan Data Monografi Kecamatan Leuwiliang (2010) Sebanyak 186 orang atau sebanyak 0.67 persen memiliki pekerjaan sebagai pengusaha. Rendahnya jumlah masyarakat Kecamatan Leuwiliang yang memiliki pekerjaan sebagai pengusaha karena pada umumnya masyarakat tidak memiliki modal untuk menjalankan suatu usaha. Tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Leuwiliang relatif tidak terlalu tinggi. Paling banyak masyarakat hanya berpendidikan terakhir sampai dengan tingkat SLTP yaitu sebanyak 42.86 persen. Masih sedikit masyarakat 45
Kecamatan Leuwiliang yang memiliki pendidikan akhir sampai perguruan tinggi yaitu sebesar 1.23 persen. Data tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Leuwiliang tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Leuwiliang pada Tahun 2010 Tingkat Jumlah (%) Tidak tamat SD 9775.00 7.71 SD 41198.00 32.50 SLTP 54335.00 42.86 SLTA 19898.00 15.70 Perguruan tinggi 1553.00 1.23 Total 126759.00 100.00 Sumber: Laporan Data Monografi Kecamatan Leuwiliang (2010) 5.2 Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng memiliki empat unit usaha pengolahan limbah serbuk gergaji. Letak usaha pengolahan limbah serbuk gergaji tersebut adalah di Desa Sadeng. 5.2.1 Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Bogor yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang pada tahun 2005. Kecamatan Leuwisadeng terdiri dari 8 desa, 25 kampung, 57 Rukun Warga (RW), 268 Rukun Tetangga (RT). Secara geografis, Kecamatan Leuwisadeng berada pada ketinggian 500 sampai 1000 meter diatas permukaan laut (mdpl). Bentuk wilayahnya terdiri dari 70 persen berbukit sampai bergunung. Jarak Kecamatan Leuwisadeng kurang lebih 42 km dari Ibukota Kabupaten Bogor dan 55 km dari Ibukota DKI Jakarta. Secara administratif batas Kecamatan Leuwisadeng adalah: sebelah utara Kecamatan Serpong (Tangerang), sebelah selatan Kabupaten Sukabumi, sebelah barat Kecamatan Cigudeg dan sebelah timur Kecamatan Cibungbulang 46
Kecamatan Leuwisadeng berada pada ketinggian 200-550 mdpl dengan temperatur berkisar antara 25-32 C. Luas Kecamatan Leuwisadeng yaitu 1 868 ha yang terdiri dari tanah sawah (sawah irigasi teknis, sawah irigasi, dan sawah rendengan/tadah hujan), tanah kering (pekarangan, bangunan, emplacement, dan tegakan/kebun), tanah hutan (hutan homogen, hutan heterogen, dan hutan belukar), tanah perkebunan (perkebunan negara, perkebunan swasta, dan perkebunan rakyat) dan tanah untuk fasilitas umum (lapangan olah raga dan kuburan). Curah hujan rata-rata pertahun di Kecamatan Leuwisadeng sebanyak 432 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan pertahun sebanyak 18 hari hujan. Menurut Dinas Pertanian dan Kehuan Kabupaten Bogor (2010), luas hutan di Kecamatan Leuwisadeng adalah 123.90 ha yang terdiri dari hutan homogen, hutan heterogen, dan hutan belukar. Jenis tanaman kayuan unggulan yang ditanam yaitu mahoni, sengon, duren. Rincian luas hutan di Kecamatan Leuwisadeng dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Produksi Hutan Rakyat Kecamatan Leuwisadeng Menurut Komoditas Tahun 2010 No. Jenis Kayu Luas (Ha) Produksi (m 3 ) (Batang) 1. Sengon 5.28 59.17-2. Mahoni 17.31 26.49-3. Afrika 2.50 41.85-4. Jati 12.05 0.00-5. Campuran 80.84 39.65-6. Bambu 5.92-2 962 Jumlah 123.90 163.64 2 962 Sumber: Departemen Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010) Produksi kayu sengon atau kayu jenjeng merupakan jenis kayu yang paling banyak di produksi di Kecamatan Leuwisadeng. Kayu jenis ini banyak ditanam karena memiliki masa panen yang relatif singkat yaitu ± 5 tahun. Selain itu kayu Albizia atau kayu sengon banyak diminati karena murah, ringan dan 47
lunak sehingga mudah diolah. Serbuk gergaji dari kayu sengon merupakan serbuk gergaji dari salah satu jenis kayu yang digunakan dalam pembuatan bag log. Banyaknya produksi kayu sengon mendorong pemanfaatan limbah yang ada, salah satu bentuk usaha pemanfaatan limbah serbuk gergaji dari kayu sengon dan jenis kayu yang lainnya adalah usaha pembuatan bag log. 5.2.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi Kecamatan Leuwisadeng Masyarakat di Kecamatan Leuwisadeng paling banyak berpendidikan akhir sampai tingkat SD yaitu sebanyak 27 094 orang atau sebanyak 38.97 persen dari total penduduk. Masyarakat yang berpendidikan sampai perguruan tinggi paling sedikit di Kecamatan Leuwisadeng yaitu hanya sebanyak 123 atau sebanyak 0.18 persen dari total penduduk. Karakteristik penduduk Kecamatan Leuwisadeng berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Karakteristik Penduduk Kecamatan Leuwisadeng Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2010 No. Tngkat Pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%) 1. Belum sekolah 6 414.00 9.22 2. Tidak tamat SD 26 846.00 38.61 3. SD 27 094.00 38.97 4. SLTP 5 584.00 8.03 5. SLTA 3 273.00 4.71 6. Akademi 199.00 0.29 7. Perguruan tinggi 123.00 0.18 Jumlah 69 533.00 100.00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2011) Sebagian besar masyarakat Kecamatan Leuwisadeng belum atau tidak bekerja. Persentase masyarakat yang belum atau tidak bekerja mencapai 70.89 persen atau sebanyak 49 289 orang. Pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Leuwisadeng adalah wiraswasta dan pedagang yaitu 9.47 persen atau sebanyak 6 584 orang. Hal ini disebabkan oleh tingginya minat 48
masyarakat Leuwisadeng dalam berdagang dan berwirausaha. Pekerjaan sebagai petani dan peternak juga banyak ditekuni oleh petani dan peternak karena Kecamatan Leuwisadeng cocok untuk dijadikan sawah dan peternakan. Data pekerjaan masyarakat Kecamatan Leuwisadeng dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Pekerjaan Masyarakat Kecamaan Leuwisadeng Pada Tahun 2010 No. Jumlah (orang) Presentase (%) Presentase (%) 1. Belum/tidak bekerja 49 289.00 70. 89 2. Petani dan peternak 6 448.00 9.27 3. Pegawai/karyawan 1 757.00 2.53 4. PNS/POLRI 368.00 0.53 5. Dagang/wiraswasta 6 584.00 9.47 6. Buruh tani 2 466.00 3.55 7. Lainnya 2 621.00 3.77 Jumlah 69 533.00 100.00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2010) Salah satu bentuk wirausaha yang dilakukan masyarakat Kecamatan Leuwisadeng adalah dengan membuka industri penggergajian. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010), jumlah industri penggergajian di Kabupaten Bogor paling banyak terdapat di Kecamatan Leuwisadeng yaitu sebanyak 22 industri penggergajian. Para pembuat bag log memanfaatkan limbah seruk gergaji yang dihasilkan oleh industri tersebut sebagai bahan baku utama pembuatan bag log sebagai media tanam jamur tiram mengingat adanya usaha jamur tiram yang terdapat di Kecamatan Leuwisadeng dan sekitarnya yang membutuhkan bag log. 49