V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH. Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM INDUSTRI KAYU DI KECAMATAN CIGUDEG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Karakterisik Umum Pelaku Usaha yang Memanfaatkan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sumberdaya hutan yang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : POTENSI, KEGUNAAN DAN NILAI TAMBAH KAYU DARI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN BOGOR

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini memiliki luas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

Transkripsi:

V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH 5.1 Kecamatan Leuwiliang Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah serbuk gergaji. Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng memiliki empat unit usaha pengolahan limbah serbuk gergaji yaitu di Desa Barengkoh dan tiga unit usaha di Desa Cibeber II. 5.1.1 Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Leuwiliang Wilayah Kecamatan Leuwiliang terletak di wilayah Bogor Barat dengan luas wilayah ±6 159.70 Ha pada ketinggian 101-700 mdpl. Curah hujan rata-rata pertahun di Kecamatan Leuwiliang yaitu sebesar 519.29 mm dan jumlah hari hujan terbanyak 91 hari dengan kelembaban 20-25 C. Kecamatan Leuwiliang merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 5-20. Bagian Utara Kecamatan Leuwiliang berbatasan dengan Kecamatan Rumpin, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Leuwisadeng dan bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Cibungbulang. Jarak Kabupaten Leuwilliang dari Ibu Kota Negara (Jakarta) yaitu 80 km, Ibu Kota Provinsi (Bandung) yaitu 147 km dan Ibu Kota Kabupaten (Cibinong) yaitu 29 km. Secara administratif Kecamatan Leuwiliang terdiri dari 48 dusun, 126 RW, 418 RT yang tercakup dalam 11 desa. Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan (2010), luas hutan rakyat di Kecamatan Leuwiliang merupakan luas hutan terluas kedua di Kabupaten Bogor setelah Kecamatan Nanggung yaitu sebanyak 1 333.31 ha. Jenis kayu yang sering ditanam di Kecamatan Leuwiliang adalah kayu Sengon (Albizia falcataria L. fosberg), Mahoni (Swietenia macrophylla King), Afrika (Maesopsis eminii Engl.),

Jati (Tectona grandis Linn. fred) dan lain-lain. Banyaknya jumlah hutan di Kecamatan Leuwiliang mendorong terbentuknya industri penggergajian di daerah ini. Adanya industri penggergajian ini sangat membantu bagi usaha budidaya jamur tiram yang menggunakan serbuk gergaji sebagai bahan baku utama pembuatan bag log atau media tanam jamur. Luas hutan di Kecamatan Leuwiliang berdasarkan komoditas dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Produksi Hutan Rakyat Kecamatan Leuwiliang Menurut Komoditas Tahun 2010 No. Jenis Kayu Luas (Ha) Produksi (m 3 ) (Batang) 1. Sengon 101.98 837.56-2. Mahoni 55.84 132.57-3. Afrika 533.11 554.72-4. Jati 17.49 0.00-5. Campuran 546.85 222.56-6. Bambu 78.05-39.02 Jumlah 1 333.31 1 747.41 39.02 Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010) Kecamatan Leuwiliang memproduksi kayu dalam jumlah yang besar karena luas hutan rakyat di Kecamatan Leuwiliang merupakan hutan terbesar di Kabupaten Bogor. Kayu Sengon merupakan kayu yang paling banyak diproduksi di Kecamatan Leuwiliang. Kayu Sengon adalah salah satu jenis kayu yang memiliki batang berwarna putih yang serbuk gergajinya digunakan sebagai bahan baku pembuatan bag log. Besarnya produksi kayu sengon dan jenis kayu yang memiliki batang berwarna putih lainnya seperti Kayu Afrika di Kecamatan Leuwiliang mendorong munculnya industri pengolahan kayu di daerah tersebut. Banyaknya jumlah kayu yang diolah di Kecamatan Leuwiliang menyebabkan banyaknya limbah serbuk gergaji yang dihasilkan sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bag log. 44

5.1.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi Penduduk Kecamatan Leuwiliang Penduduk Kecamaan Leuwiliang memiliki mata pencarian sebagai petani, pedagang, pegawai perkebunan, buruh industri dan lain-lain. Sebanyak 36.81 persen masyarakat Kecamatan Leuwiliang bekerja sebagai. Banyaknya jumlah masyarakat Kecamatan Leuwiliang yang menjadi pedagang merupakan salah satu implikasi dari berkembangnya pasar yang besar di Kecamatan ini yaitu Pasar Leuwiliang. Data pekerjaan masyarakat Kecamatan Leuwiliang dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Pekerjaan Masyarakat Kecamaan Leuwiliang Pada Tahun 2010 Pekerjaan Jumlah (%) Petani 3159.00 12.62 Pengusaha 168.00 0.67 Buruh Industri 2690.00 10.75 Buruh Bangunan 2695.00 10.77 Buruh Pertambangan 2589.00 10.34 Perkebunan 2699.00 10.78 Pedagang 9213.00 36.81 Pegawai Negeri Sipil 1044.00 4.17 TNI/Polri 118.00 0.47 Lain-lain 653.00 2.61 Jumlah 25028.00 100.00 Sumber: Laporan Data Monografi Kecamatan Leuwiliang (2010) Sebanyak 186 orang atau sebanyak 0.67 persen memiliki pekerjaan sebagai pengusaha. Rendahnya jumlah masyarakat Kecamatan Leuwiliang yang memiliki pekerjaan sebagai pengusaha karena pada umumnya masyarakat tidak memiliki modal untuk menjalankan suatu usaha. Tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Leuwiliang relatif tidak terlalu tinggi. Paling banyak masyarakat hanya berpendidikan terakhir sampai dengan tingkat SLTP yaitu sebanyak 42.86 persen. Masih sedikit masyarakat 45

Kecamatan Leuwiliang yang memiliki pendidikan akhir sampai perguruan tinggi yaitu sebesar 1.23 persen. Data tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Leuwiliang tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Leuwiliang pada Tahun 2010 Tingkat Jumlah (%) Tidak tamat SD 9775.00 7.71 SD 41198.00 32.50 SLTP 54335.00 42.86 SLTA 19898.00 15.70 Perguruan tinggi 1553.00 1.23 Total 126759.00 100.00 Sumber: Laporan Data Monografi Kecamatan Leuwiliang (2010) 5.2 Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng memiliki empat unit usaha pengolahan limbah serbuk gergaji. Letak usaha pengolahan limbah serbuk gergaji tersebut adalah di Desa Sadeng. 5.2.1 Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwisadeng merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Bogor yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Leuwiliang pada tahun 2005. Kecamatan Leuwisadeng terdiri dari 8 desa, 25 kampung, 57 Rukun Warga (RW), 268 Rukun Tetangga (RT). Secara geografis, Kecamatan Leuwisadeng berada pada ketinggian 500 sampai 1000 meter diatas permukaan laut (mdpl). Bentuk wilayahnya terdiri dari 70 persen berbukit sampai bergunung. Jarak Kecamatan Leuwisadeng kurang lebih 42 km dari Ibukota Kabupaten Bogor dan 55 km dari Ibukota DKI Jakarta. Secara administratif batas Kecamatan Leuwisadeng adalah: sebelah utara Kecamatan Serpong (Tangerang), sebelah selatan Kabupaten Sukabumi, sebelah barat Kecamatan Cigudeg dan sebelah timur Kecamatan Cibungbulang 46

Kecamatan Leuwisadeng berada pada ketinggian 200-550 mdpl dengan temperatur berkisar antara 25-32 C. Luas Kecamatan Leuwisadeng yaitu 1 868 ha yang terdiri dari tanah sawah (sawah irigasi teknis, sawah irigasi, dan sawah rendengan/tadah hujan), tanah kering (pekarangan, bangunan, emplacement, dan tegakan/kebun), tanah hutan (hutan homogen, hutan heterogen, dan hutan belukar), tanah perkebunan (perkebunan negara, perkebunan swasta, dan perkebunan rakyat) dan tanah untuk fasilitas umum (lapangan olah raga dan kuburan). Curah hujan rata-rata pertahun di Kecamatan Leuwisadeng sebanyak 432 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan pertahun sebanyak 18 hari hujan. Menurut Dinas Pertanian dan Kehuan Kabupaten Bogor (2010), luas hutan di Kecamatan Leuwisadeng adalah 123.90 ha yang terdiri dari hutan homogen, hutan heterogen, dan hutan belukar. Jenis tanaman kayuan unggulan yang ditanam yaitu mahoni, sengon, duren. Rincian luas hutan di Kecamatan Leuwisadeng dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Produksi Hutan Rakyat Kecamatan Leuwisadeng Menurut Komoditas Tahun 2010 No. Jenis Kayu Luas (Ha) Produksi (m 3 ) (Batang) 1. Sengon 5.28 59.17-2. Mahoni 17.31 26.49-3. Afrika 2.50 41.85-4. Jati 12.05 0.00-5. Campuran 80.84 39.65-6. Bambu 5.92-2 962 Jumlah 123.90 163.64 2 962 Sumber: Departemen Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010) Produksi kayu sengon atau kayu jenjeng merupakan jenis kayu yang paling banyak di produksi di Kecamatan Leuwisadeng. Kayu jenis ini banyak ditanam karena memiliki masa panen yang relatif singkat yaitu ± 5 tahun. Selain itu kayu Albizia atau kayu sengon banyak diminati karena murah, ringan dan 47

lunak sehingga mudah diolah. Serbuk gergaji dari kayu sengon merupakan serbuk gergaji dari salah satu jenis kayu yang digunakan dalam pembuatan bag log. Banyaknya produksi kayu sengon mendorong pemanfaatan limbah yang ada, salah satu bentuk usaha pemanfaatan limbah serbuk gergaji dari kayu sengon dan jenis kayu yang lainnya adalah usaha pembuatan bag log. 5.2.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi Kecamatan Leuwisadeng Masyarakat di Kecamatan Leuwisadeng paling banyak berpendidikan akhir sampai tingkat SD yaitu sebanyak 27 094 orang atau sebanyak 38.97 persen dari total penduduk. Masyarakat yang berpendidikan sampai perguruan tinggi paling sedikit di Kecamatan Leuwisadeng yaitu hanya sebanyak 123 atau sebanyak 0.18 persen dari total penduduk. Karakteristik penduduk Kecamatan Leuwisadeng berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Karakteristik Penduduk Kecamatan Leuwisadeng Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2010 No. Tngkat Pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%) 1. Belum sekolah 6 414.00 9.22 2. Tidak tamat SD 26 846.00 38.61 3. SD 27 094.00 38.97 4. SLTP 5 584.00 8.03 5. SLTA 3 273.00 4.71 6. Akademi 199.00 0.29 7. Perguruan tinggi 123.00 0.18 Jumlah 69 533.00 100.00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2011) Sebagian besar masyarakat Kecamatan Leuwisadeng belum atau tidak bekerja. Persentase masyarakat yang belum atau tidak bekerja mencapai 70.89 persen atau sebanyak 49 289 orang. Pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Leuwisadeng adalah wiraswasta dan pedagang yaitu 9.47 persen atau sebanyak 6 584 orang. Hal ini disebabkan oleh tingginya minat 48

masyarakat Leuwisadeng dalam berdagang dan berwirausaha. Pekerjaan sebagai petani dan peternak juga banyak ditekuni oleh petani dan peternak karena Kecamatan Leuwisadeng cocok untuk dijadikan sawah dan peternakan. Data pekerjaan masyarakat Kecamatan Leuwisadeng dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Pekerjaan Masyarakat Kecamaan Leuwisadeng Pada Tahun 2010 No. Jumlah (orang) Presentase (%) Presentase (%) 1. Belum/tidak bekerja 49 289.00 70. 89 2. Petani dan peternak 6 448.00 9.27 3. Pegawai/karyawan 1 757.00 2.53 4. PNS/POLRI 368.00 0.53 5. Dagang/wiraswasta 6 584.00 9.47 6. Buruh tani 2 466.00 3.55 7. Lainnya 2 621.00 3.77 Jumlah 69 533.00 100.00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2010) Salah satu bentuk wirausaha yang dilakukan masyarakat Kecamatan Leuwisadeng adalah dengan membuka industri penggergajian. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2010), jumlah industri penggergajian di Kabupaten Bogor paling banyak terdapat di Kecamatan Leuwisadeng yaitu sebanyak 22 industri penggergajian. Para pembuat bag log memanfaatkan limbah seruk gergaji yang dihasilkan oleh industri tersebut sebagai bahan baku utama pembuatan bag log sebagai media tanam jamur tiram mengingat adanya usaha jamur tiram yang terdapat di Kecamatan Leuwisadeng dan sekitarnya yang membutuhkan bag log. 49