BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan. Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Oleh SITI JULAEHA NIM A.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Oleh : YANTI FITRIYANTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu, rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS Kedudukan Pembelajaran Menyimpulkan Isi Bacaan dalam KTSP

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008) dalam bukunya yang berjudul Metode

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut. Penelitian yang berjudul kemampuan siswa menulis paragraf argumentasi siswa di SMA Negeri 3 Gorontalo oleh Mahadin (2009). Dalam penelitian ini, permasalahan yang diteliti kemampuan siswa menulis paragraf argumentasi di SMA Negeri 3 Gorontalo. peneliti lebih menonjolkan kemampuan siswa menulis paragraf argumentasi dengan fokus kajiannya adalah kemampuan siswa menulis paragraf argumentasi.penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan hasil penelitian kemampuan siswa menulis paragraf argumentasi di SMA Negeri 3 Gorontalo, siswa yang mendapat kategori baik sekali berjumlah 2 orang (6,25%), siswa memperoleh skor (15,625%) berjumlah 5 orang (baik), dan siswa yang memperoleh skor (78,125%) berjumlah 25 orang dan termasuk pada kategori cukup. Persamaan penelitian di atas dilihat dari materi, objek, metode, dan sasaran. Penelitian ini mengkaji tentang kemampuan siswa dalam penguasaan bahasa tulis yang akan berfungsi sebagai media tulisan yaitu, kosa kata, diksi, struktur 6

kalimat, paragraf, ejaan dan sebagainya. Penelitian ini untuk meningkatkan mutu pendidikan, lebih khusunya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Perbedaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Kemampuan menyusun karangan argumentasi oleh siswa kelas XI SMK Negeri 4 Gorontalo, pada penelitian ini membahas tentang bagaimana siswa menentukan topik karangan argumentasi, kerangka karangan, dan siswa mampu menyusun karangan argumentasi. Kemampuan siswa menulis paragraf argumentasi oleh siswa SMA Negeri 3 Gorontalo. Kemampuan menulis paragraf argumentasi adalah kemampuan menyusun konsep, gagasan atau pemikiran yang memenuhi syarat paragraf dan memberikan alasan dengan contoh-contoh dan bukti-bukti yang kuat serta meyakinkan sehingga orang akan terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap dan meyakinkan kita, akhirnya orang lain akan berbuat sesuai dengan kehendak itu. 2.2 Kajian teori 2.2.1 Hakikat Karangan Karangan merupakan hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat di baca dimengerti oleh pembaca (Gie, 1992: 17). Menulis atau mengarang pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat gagasan, perasaan keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan mengirimkannya kepada orang lain (Syafie ie, 1988:78). Selanjutnya, menurut Gie (1992: 17), menulis atau mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan 7

seseorang dala mengungkapkan gagasan atau menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk di pahami. Semua pendapat tersebut sama-sama mengacu pada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan penulis. Dalam proses karang mengarang diperlukan bahasa tulis sebagai medium untuk mengangkut gagasan atau pikiran seseorang kepada pihak pembaca. Setiap butir ide perlu dilekatkan pada suatukata, kata-kata dirangkai menjadi ungkapan atau frasa, beberapa frasa digabung menjadi anak kalimat, serangkaian anak kalimat menjadi alinea, dan alinea-alinea akhirnya mewujudkan sebuah karangan (Gie, 1992: 20). Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Di samping dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis. 8

Jadi, sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam kegiatan menulis, yaitu (1) penguasaan bahasa tulis yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi: kosakata, diksi, struktur kalimat, paragraf, ejaan, dan sebagainya; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya. Bahasa merupakan sarana komunikasi. Penulis harus menguasai bahasa yang digunakan untuk menulis. Jika dia menulis dalam bahasa Indonesia, dia harus menguasai bahasa Indonesia dan mampu menggunakannya dengan baik dan benar. Menguasai bahasa Indonesia berarti mengetahui dan dapat menggunakan kaidah-kaidah tata bahasa Indonesia, serta mengetahui dan dapat menggunakan kosa kata bahasa Indonesia. Ia juga harus mampu menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku, yaitu ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (Syafie ie, 1988:46). Mengacu pada pendapat di atas, menulis bukan hanya sekedar menuliskan apa yang diucapkan (membahasatuliskan dari bahasa lisan), tetapi merupakan suatu kegiatan yang terorganisasi sedemikian rupa, sehingga terjadi suatu kegiatan komunikasi tidak langsung antara penulis dan pembaca. Seseorang dapat dikatakan telah terampil menulis, jika tujuan penulisannya sama dengan yang dipahami oleh pembaca. 9

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Mengarang Tujuan utama menulis atau mengarang adalah sebagai sarana komunikasi tidak langsung. Tujuan menulis banyak sekali ragamnya. Tujuan menulis secara umum adalah memberikan arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan. Menurut Syafie ie (1988:51-52), tujuan penulisan dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 1) Mengubah keyakinan pembaca, 2) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca, 3) Merangsang proses berpikir pembaca 4) Menyenangkan atau menghibur pembaca, 5) Memberitahu pembaca; dan 6) Memotivasi pembaca. Sedangkan Bernard Percy (dalam Gie, 1992: 4) mengemukakan enam manfaat dari mengarang sebagai berikut. 1) Suatu sarana untuk pengungkapan diri. 2) Suatu sarana untuk pemahaman. 3) Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan perasaan harga diri. 4) Suatu saran untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekeliling seseorang. 5) Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah. 6) Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang kemampuan 10

mempergunakan bahasa. Tujuan-tujuan penulisan tersebut kadang-kadang berdiri sendiri secara terpisah, tetapi sering pula tujuan ini tidak berdiri sendiri melainkan merupakan gabungan dari dua atau lebih tujuan yang menyatu dalam suatu tulisan. Oleh karena itu, tugas seorang penulis tidak hanya memilih topik pembicaraan yang sesuai atau serasi, tetapi juga harus menentukan tujuan yang jelas. Penentuan tujuan menulis sangat erat hubungannya dengan bentuk atau jenis-jenis tulisan atau karangan. 2.2.3 Jenis- Jenis Karangan Mengarang merupakan kegiatan mengemukakan gagasan secara tertulis. Menurut Syafie ie (1988:41), tulisan pada hakikatnya adalah representasi bunyibunyi bahasa dalam bentuk visual menurut sistem ortografi tertentu. Banyak aspek bahasa lisan seperti nada, tekanan irama serta beberapa aspek lainya tidak dapat direpresentasikan dalam tulisan. Begitu juga halnya dengan aspek fisik, seperti gerak tangan, tubuh, kepala, wajah, yang mengiringi bahasa lisan tidak dapat diwujudkan dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, dalam mengemukakan gagasan secara tertulis, penulis perlu menggunakan bentuk tertentu. Betuk-bentuk tersebut, seperti dikemukakan oleh Semi (2003:29) bahwa secara umum karangan dapat dikembangkan dalam empat bentuk yaitu narasi, ekposisisi, deskripsi, dan argumentasi. 11

2.2.4 Karangan Argumentasi 2.2.4.1 Hakikat Karangan Argumentasi Karangan argumentasi adalah karangan yang memberikan alasan kuat dan meyakinkan mengenai suatu hal. Penalaran yang sehat dan didukung oleh penggunaan bahasa yang baik dan efektif sangat menunjang sebuah karangan argumentasi. Dasar karangan argumentasi bahasa Indonesia adalah berpikir kritis dan logis. Oleh karena itu, karangan argumentasi harus berdasarkan fakta-fakta yang dapat dipertanggung jawabkan (Keraf,1994 :120).Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :buku, majalah, surat kabar, angket, wawancara, penelitian dan pengamatan langsung melaui observasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat karangan argumentasi Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. 1) berfikir sehat, kritis, dan logis, 2) mampu mencari fakta yang sesuai dengan tujuan dan topik serta mampu merangkaikan untuk membuktikan keyakinan atau pendapat. 3) menjauhkan emosi dan unsur subjektif. 4) mampu menggunakan bahasa secara baik-benar-efektif dan tidak menimbulkan salah penafsiran. Karangan argumentasi dapat dikembangkan dengan pola penalaran sebab akibat, yaitu menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut. Karangan argumentasi bahasa Indonesia biasanya bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga 12

pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian dari karangan argumentasi bahasa Indonesia ini sudah pasti memerlukan data dan fakta yang meyakinkan. Selanjutnya, Keraf (1982: 136) mengatakan karangan argumentasi merupakan salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat. Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti. 2.2.4.1 Ciri-ciri Karangan Argumentasi Langkah-langkah dalam membuat karangan adalah diawali dengan penentuan menentukan judul karangan kemudian diikuti dengan membuat kerangka karangan, menentukan pokok pikiran utama pada setiap paragraf dan yang terakhir adalah mengembangkan tiap pokok pikiran menjadi beberapa kalimat sehingga menjadi alinea. Setiap karangan mempunyai ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri karangan argumentasi menurut Semi (2003:47), sebagai berikut. 1) Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin. 2) Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar, grafik dan lain-lain. 3) Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian. 4) Penutup berisi kesimpulan. 13

2.2.4.3 Langkah-langkah Menyusun Karangan Argumentasi Karangan argumentasi ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat, kesimpulan dengan data, fakta sebagai alasan dan bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan information, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut. Adapun langkah-langkah menyusun karangan argumentasi menurut Keraf (1982 :87-91) sebagai berikut. 1) Menentukan topik dan tema karangan argumentasi. 2) Menetapkan tujuan karangan argumentasi. 3) Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. 4) Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih. 5) Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi. 2.2.5 Pembelajaran Menulis Belajar dan mengajar merupakan dua istilah dalam dunia pendidikan yang sangat populer. Kedua istilah itu mengacu kepada suatu proses yang terjadi dalam suatu rangkaian unsur yang saling terkait. Belajar berarti berusaha agar memperoleh kepandaian atau ilmu. Kegiatan ini merupakan suatu proses yang terjadi secara bertahap. Tahap-tahap tersebut terdiri dari informasi, transformasi, dan evaluasi. Informasi menyangkut materi yang akan diajarkan, transformasi berkenaan dengan proses memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan anak didik 14

dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar (Djamrah, 2000:20). Jadi, belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk menimbulkan perubahan pada anak didik. Bagaimanapun bentuknya, proses belajar mengajar harus diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar menulis, tujuan tersebut adalah agar siswa memiliki pengetahuan menulis, bersikap positif terhadap ilmu dan aktivitas, serta terampil menulis. Untuk mencapai tujuan di atas, segala sesuatu harus diupayakan sedemikan rupa sehingga proses belajar mengajar menulis tersebut lebih bermafaat. Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengelolaan proses belajar mengajar menulis. Hal itu meliputi materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. 2.2.6 Tujuan Pembelajaran Menulis Secara umum tujuan pembelajaran menulis adalah siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan. Oleh karena itu, tujuan proses belajar mengajar menulis hendaknya selalu diarahkan kepada kegiatan terampil menulis. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dalam perencanaan pengajarannya harus memperhatikan poin-poin tertentu yang dapat memudahkannya mencapai tujuan tersebut. Jadi, latihan menulis dengan segala dinamikanya merupakan kunci utama keberhasilan. Siswa harus dibiasakan menulis. Hasil tulisan tersebut didiskusikan, 15

sehingga mereka mengetahui kelemahan dan keunggulannya. Berdasarkan hal tersebut diputuskan lah suatu tindak lanjut yang mengarah kepada keterampilan menulis siswa. Sekalipun tujuan pengajaran adalah terampil, bukan berarti aspek yang lain (pengetahuan dan sikap) diabaikan. Artinya, di akhir proses belajar mengajar hendaknya siswa terampil menulis dan mengerti dengan kaidah-kaidah menulis. Menurut Raimes (1987) tujuan pembelajaran menulis meliputi (1) memberikan penguatan (reinforcement), (2) memberikan pelatihan (training), (3) membimbing siswa melakukan peniruan atau imitasi (imitation, (4) melatih siswa berkomunikasi (communication), (5) membuat siswa lebih lancar dalam berbahasa (fluency), dan (6) menjadikan siswa lebih giat belajar (learning). Keenam tujuan pedagogis menulis itu secara berurutan dijelaskan berikut ini. Untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang diharapkan, khususnya proses belajar mengajar menulis. Penetapan dan pengelolaan perencanaan, proses, evaluasi, dan tindak lanjut pembelajaran merupakan hal utama yang harus dikelola dengan tepat. 2.2.7 Metode Pembelajaran Menulis Metode pengajaran merupakan cara mengajar pengajar dalam proses belajar mengajar yang dibina. Pilihan metode yang tepat sangat membantu tingkat ketercapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, pengajar menulis harus dapat menerapkan metode pengajaran dengan tepat. Persoalan penggunaan media juga perlu mendapat perhatian. Metode pelatihan dan diskusi 16

merupakan dua metode yang ampuh dalam rangka menerampilkan pembelajaran menulis. Dalam proses belajar mengajar, siswa disuruh menulis tentang apa saja (sebaiknya materi yang dekat dengan siswa). Hasil tulisan tersebut dikoreksi dan didiskusikan dari berbagai aspek penggunaan bahasa. Untuk kelas yang besar, pelibatan teman sebaya perlu dilakukan. Dengan kegiatan tersebut, siswa akan mengetahui kelemahan dan keunggulannya dalam hal ketatabahasaan, kelogisan pikiran, dan kaidah-kaidah menulis lainnya. 2.2.8 Evaluasi Pembelajaran Menulis Evaluasi berarti memberi penilaian atau cara menilai. Penilaian merupakan upaya pengumpulan informasi untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi berbahasa dan bersastra Indonesia yang sudah dicapai oleh siswa setelah beberapa tatap muka di kelas, pada tenggah semester, akhir semester, atau akhir tahun. Adapun aspek penilaian mencakup tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor), Ketiga aspek ini meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, baik yang berkaitan dengan bahasa maupun sastra Indonesia (Depdiknas, 2003:15-16). Melalui evaluasi, seorang pengajar dapat (1) mengetahui tingkat ketahuan dan keterampilan menulis siswa, (2) mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dan (3) menentukan kebijakan selanjutnya. Evaluasi proses belajar mengajar menulis hendaknya selalu memperhatikan tujuan pengajaran, materi, dan proses yang telah dilakukan. Sehubungan dengan itu, 17

evaluasi yang tepat menurut hemat penulis adalah kegiatan menulis esai (bentuk tes esai). Dengan kata lain, menulis berdasarkan bentuk gambar susun, komik, atau teks. Kegiatan seperti ini, baik sebagai ransangan untuk pelajar yang masih sederhana tingkat kemampuan berbahasanya. Ransangan-ransangan yang lain dan bentuk tugas yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan berbahasa dan berpikir siswa, misalnya menulis berbagai laporan, surat, resensi buku, dan sebagainya (Nurgiantoro, 1988:289). Lebih lanjut, Nurgiantoro, (1988:271) mengatakan tes tugas menulis hendaknya bukan semata-mata tugas untuk (memilih dan) menghasilkan bahasa saja melainkan bagaimana mengungkapkan gagasan dengan mempergunakan bahasa tulis secara tepat. Dengan kata lain, tugas menulis haruslah memeungkinkan terlibatnya unsur linguistik dan ekstralinguistik, memberi kesempatan kepada pelajar untuk berpikir mempergunakan bahasa secara tepat dan juga memikirkan gagasan apa yang dikemukakan. Evaluasi pembelajaran menulis meliputi kemampuan siswa mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa yang tepat. Dengan kata lain, penilaian yang dilakukan dalam tes menulis mempertimbangakan kesesuaian judul, penataan, gagasan, paragraf, diksi, ejaan, tanda baca, dan bahasa dalam kaitanya dengan konteks dan isi. Apek-aspek ini tidak dinilai sekaligus, melainkan melaui proses dan secara bertahap sebagaimana telah ditentukan dalam kurikulum yang berlaku. 18