BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan deskriptif kualitatif. Dimana menurut Bogdan dan Taylor dalam

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bernama komunitas kandank jurank doank.

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mencari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hakikatnya merupakan upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih

BAB III MEDOTOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami. dianalisis sesuai bentuk aslinya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. akhlakul karimah peserta didik di SMP IT Ar Raihan. Untuk mencapai tujuan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di Jl. Soekarno-Hatta Malang. Yang menjadi informan adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Priskwila Sejahtera (PAS) yang terletak di Jln. Swasembada Timur XXII,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada permasalahan, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk menggali data yang diperlukan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. postpositivistik, karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat

BAB III METODE PENELITIAN. Saprah Amal sebagai Sumber Keuangan Publik Islam dilaksanakan di Jalan

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Distribusi Jawa Timur Area Malang, lokasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha memahami dan mengeksplorasi masalah-masalah manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil

BAB III METODE PENELITIAN. gunakan ialah pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang tidak bisa dijelaskan dan dianalisa melalui data-data statistik sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Sebagai

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Menurut Sugiyono 33 Setiap penelitian berpegang pada paradigma tertentu untuk mengumpulkan fakta dan data sebagaimana dipergunakan untuk menentukan pendekatan dan metode penelitian yang akan digunakan. Pendapat Sugiyono di atas diperkuat dengan pendapat oleh Robert Fredrichs yang dikutip oleh Wiryanto 34 yang mendefinisikan Paradigma adalah pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi subject metter yang semestinya dipelajari. Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa paradigma merupakan cara pandang yang akan menuntun kita dalam melakukan penelitian. Paradigma membantu peneliti untuk menetapkan apa yang akan menjadi subjek penelitian dan dari sudut pandang mana kita harus melihat sebelum meneliti. Kemudian pada penelitian ini paradigma yang digunakan yaitu paradigma konstruktivistik dimana menurut Ardianto 35 Pandangan konstruktivisme, bahasa tidak hanya lagi dilihat sebegai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek penyampaian pesan. Konstruktivisme justru menganggap subjek sebagai 33 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif kualitatif dan R&D. Alfabeta.2009. Hal 1 34 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Grasindo. 2009. Hal 10 35 Elvinaro, Ardianto dan Bambang Q-Anees. Filsafat Ilmu Komunikasi. MPandar Maju. 2007. 151 35

36 36 faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setaip wacana. Komunikasi dipahami, diatur dan dihidupkan oleh pernyataan-pernyataan yang bertujuan. Setiap pertanyaan pada dasarnya penciptaan makna, yakni tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri sang pembicara. Selain yang telah dipaparkan pada definisi sebelumnya Ardianto melengkapi pula bahwa paradigma konstruktivisme adalah sebagai berikut Pengetahuan manusia adalah konstruksi yang dibangun proses kognitif dengan interaksinya dengan dunia objek material. Pengalaman manusia terdiri dari interpretasi bermakna terhadap kenyataan dan bukan reproduksi kenyataan. Dengan demikian dunia muncul dalam pengalaman manusia secara terorganisasi dan bermakna Keberagaman konseptual dan kognitif merupakan hasil dari lingkungan historis, kultural dan personal yang digali secara terus menerus. Jadi tidak ada pengetahuan yang koheren,sepenuhnya transparan dan independen dari subjek yang mengamati. Manusia ikut berperan, ia menentukan pilihan perencanaan yang lengkap dan menuntaskan tujuan di dunia. Pilihan-pilihan yang mereka buat dalam kehidupan sehari hari lebih sering didasarkan pada pengalaman sebelumnya, bukan pada prediksi secara ilmiah dan teoritis. Sesuai dengan pendapat dari Ardianto di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa paradigma konstrutivisme atau konstruktivistik melihat bahwa subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi dan memiliki kontrol pada setiap wacananya. Pada paradigma konstruktivistik menilai bahwa manusia turut berperan dalam perencanaan yang lengkap serta pilihan yang dibuat oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari lebih ditekankan pada pengalaman yang dilaksanakan sebelumnya. 3.2. Metode Penelitian 36 Elvinaro, Ardianto dan Bambang Q-Anees. Loc cit. Hal 152

37 Melihat bahwa komunikasi merupakan kegiatan dasar manusia, peneliti akan melakukan penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif yang menurut Samiaji Saroso, S.E., M.Sc., Ph.D., penelitian kualitatif adalah: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam seting dan konteks naturalnya (bukan di dalam laboratorium) di mana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati (Leerdy & Ormrod 2005; Patton 2001; Saunders, Lewis & Thornhill 2007). 37 Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan kondisi yang sesungguhnya pada tempat penelitian dan juga dari objek penelitian. Tidak ada satupun manipulasi yang muncul karena memang tidak terbatas hanya di dalam sebuah laboratorium. Kondisi yang sesungguhnya bukannya hanya apa yang terlihat saja tetapi akan terjun lebih mendalam lagi untuk melihat fenomena yang terjadi, tidak terbatas dengan apa yang dilihat oleh mata saja tetapi peneliti juga melakukan interaksi secara langsung dan mendalam kepada objek penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan studi kasus sebagai metode yang digunakan. Studi kasus membantu peneliti untuk menelaah lebih mendalam dan memahami objek yang akan diteliti. Sesuai dengan pendapat Surakhmad mengenai studi kasus yaitu Metode studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang diselidiki terdiri satu unit yang dipandang sebagai kasus. Studi kasus umumnya menghasilkan gambaran yang longitudinal yaitu hasil pengumpulan dan analisis data kasus dalam satu jangka waktu. 38 Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa studi kasus merupakan metode yang dilakukan secara mendalam dan menyeluruh. Studi kasus 37 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Indeks. 2012. Hal 7 38 Andi Prastowo. Memahami Metode-Metode Penelitian. Ar-ruzz Media. 2011. Hal 128

38 ini akan membantu menjelaskan dan memahami obyek yang akan diteliti secara khusus sebagai suatu kasus. Dengan demikian peneliti tidak hanya menjelaskan seperti apa obyek yang diteliti tetapi juga bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi. Peneliti menggunakan metode ini untuk menelaah tentang pola komunikasi yang terjadi di Biro Sumber Daya Manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam kesehariannya, komunikasi merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh setiap manusia akan tetapi pola komunikasi menjadi hal yang penting dalam sebuah organisasi dan perlu untuk ditelaah fenomenanya. Dimulai dari bagaimana komunikasi terjadi, mengapa bisa terjadi komunikasi, tujuan dari komunikasi hingga berpengaruhnya komunikasi dalam mencapai tujuan organisasi. 3.3. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memiliki 5 informan dan didukung beberapa informan lain guna mempertajam penelitiannya yaitu : 1. Dr. Bernadetta Tjandra Wulandari, S.H.,M.H., secara struktural merupakan Wakil Kepala Biro Sumber Daya Manusia Unika Atma Jaya. Sebagai wakil dari puncak pimpinan dalam struktur Biro Sumber Daya Manusia, beliau merupakan pelaku komunikasi downward communication yaitu komunikasi dari atasan kepada bawahan dalam rangka memberikan instruksi dan menginformasikan segala kebijakan dan peraturan yang berkaitan dengan sumber daya manusia yang berlaku di lingkungan Unika Atma Jaya.

39 2. Bapak Lusmer Simanjuntak, S.E., sebagai salah satu Kepala Bagian (Kabag) di Sumber Daya Manusia Unika Atma Jaya. Secara struktural posisi beliau tepat berada di bawah kepala biro sehingga jabatan ini memiliki tantangan bagaimana informasi yang disampaikan oleh puncak pimpinan yaitu kepala biro mampu tersampaikan dengan baik dan benar kepada bawahannya. 3. Ibu Eufrasia Niken, yang secara struktur berposisi sebagai staf tetapi pada kenyataan yang ada di lapangan merupakan sekretariat BSDM. Posisi ini sangat penting karena merupakan orang yang pertama kali tahu akan informasi yang berkaitan dengan kekaryawanan dalam hal ini surat masuk. 4. Ibu Veronica Anindyati, karyawan yang pekerjaannya mengenai rekruitmen. Dalam pekerjaannya kesehariannya memerlukan keputusan langsung Kepala BSDM sehingga sering berinteraksi dibandingkan dengan karyawan lain yang setara. Posisi ini merupakan pelaku komunikasi upward. Bagaimana komunikasi yang dilakukan dari karyawan kepada pimpinan dan juga untuk mengamati apakah komunikasi downward sudah berjalan efektif. 5. Bapak Stefanus Banu Wijaya, karyawan yang memiliki posisi dengan Ibu Veronica Anindyati. Hal yang berbeda adalah dalam kesehariannya pekerjaan yang dilakukan tidak perlu berkaitan langsung dengan Kepala BSDM. 3.4. Teknik Pengumpulan data 3.4.1. Data Primer Teknik pengumpulan data primer untuk penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan para subjek penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara mendalam

40 (in-depth Interview). Menurut Sugiyono mengenai teknik pengumpulan yaitu Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 39 Teknik observasi digunakan dalam penelitian ini karena membantu peneliti dalam mengumpulkan data dengan mengamati langsung obyek penelitian. Observasi hanya merupakan tahap awal dimana didalamnya terdapat daya analisis untuk mengetahui makna yang tersembunyi yang ada dibalik penglihatan, pendengaran dan penciuman. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan kegiatan praktis yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu pola komunikasi yang terjadi. Jadi peneliti akan terjun langsung dengan melakukan observasi kepada informan dalam penelitian ini. Melalui observasi, peneliti dapat melihat secara langsung perilaku dari informan terkait dalam komunikasi yang terjadi di dalam Biro Sumber Daya Manusia. Data yang didapatkan akan menjadi data yang bermanfaat dalam pelaksanaan wawancara. Pendapat Sugiyono mengenai wawancara mendalam adalah Wawancara mendalam (in-depth Interview) dan tak berstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap pengumpulan datanya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang responden. 40 Sedangkan pendapat Moleong terkait Wawancara yaitu Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang 39 Sugiyono, op.cit, Hal 308 40 Ibid.Hal 320

41 mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Jadi kesimpulan dari wawancara menurut penulis merupakan hasil pembicaraan tanya-jawab dari penulis terhadap orang-orang yang berhubungan dengan apa yang penulis teliti. 41 Sesuai dengan pendapat Sugiyono terkait teknik pengumpulan data primer dapat ditarik kesimpulan bahwa hal tersebut merupakan langkah utama peneliti dalam melakukan penelitiannya kemudian peneliti menggunakan wawancara mendalam kepada informan atau subjek penelitiannya melalui daftar pertanyaan yang telah disusun secara sistematis dan tak jarang peneliti dapat mengembangkan pertanyaan tersebut untuk mendapatkan hasil jawaban yang relevan dengan topik penelitiannya. 3.4.2. Data Sekunder Selain Data primer dalam penelitian dibutuhkan data sekunder untuk melengkapi, menurut Sugiyono yaitu : Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen-dokumen yang ada. Jadi penulis mengambil kesimpulan bahwa data sekunder adalah data tambahan yang didapatkan untuk membantu penelitian. 42 Peneliti akan menggunakan studi kepustakaan dalam teknik pengumpulan data sekunder dengan cara studi kepustakaan untuk melengkapi informasi yang telah didapatkan dari pengumpulan data primer yaitu dengan menggunakan profil organisasi dalam hal ini Unika Atma Jaya yang didapat dari website Unika Atma 41 Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosda. 2010. Hal 186 42 Sugiyono. Loc.cit. Hal 129

42 Jaya yaitu www.atmajaya.ac.id dan juga buku kepustakaan lainnya yang dapat membantu peneliti untuk bisa melaksanakan penelitian. 3.5. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman yaitu teknik analisis data interaktif sesuai yang dikutip oleh Pawito ada tiga langkah teknik analisis yaitu adalah sebagai berikut : 1. Reduksi Data yang memiliki 2 tahapan yaitu Tahap Pertama : melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan dan meringkas data, kemudian Tahap Kedua : peneliti menyusun kode-kode atau catatan-catatan (memo) mengenai berbagai hal termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses. Pada tahap akhir peneliti menyusun rancangan konsep-konsep serta penjelasanpenjelasan berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok-kelompok data yang bersangkutan. 2. Penyajian Data yaitu langkah-langkah mengorganisasikan data dengan menjalin kelompok data yang satu dengan yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan. Data yang tersaji berupa kelompok-kelompok yang kemudian saling dikaitkaitkan dengan kerangka teori yang digunakan. 3. Penarikan dan Pengujian Kesimpulan yaitu peneliti harus mengkonfirmasi, mempertajam atau mungkin merevisi kesimpulankesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti. 43 Sesuai dengan uraian di atas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa teknik analisis data ada 3 langkah yang pertama adalah reduksi data dimana peneliti mendapatkan data mentah kemudian masuk pada langkah editing dengan cara meringkas data dan menyusun konsep serta penjelasan yang berkenaan dengan tema penelitian, yang kedua data yang telah dikelompokkan dianalisis untuk melihat kesinambungan antara kelompok satu dengan kelompok yang lain dan 43 Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. PT LKIS Pelangi Aksara Yogyakarta. 2008. Hal 104-106

43 yang ketiga peneliti melakukan konfirmasi dan revisi akan kesimpulan yang telah dibuat dan kemudian masuk pada kesimpulan final mengenai realitas yang sedang diteliti. 3.6. Teknik Keabsahan Data Menurut Moleong bahwa Teknik keabsahan data dimaksud untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang berkaitan dengan seberapa jauh hasil penelitian mengungkapkan dan memperjelas data dengan fakta-fakta aktual di lapangan. 44 Selanjutnya diuraikan oleh Moleong behwa untuk memperoleh keabsahan data dapat menggunakan langkah langkah sebagai berikut : 1. Melakukan pengamatan secara terus menerus untuk menemukan halhal yang konsisten juga dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi reabilitas data. 2. Membicarakan dengan orang lain yang banyak memahami dan atau terlibat dalam masalah penelitian. 3. Triangulasi data untuk membuktikan keabsahan data dalam penelitianini, teknik yang digunakan hanya terbatas pada teknik pengamatan lapangan dan triangulasi. 45 Peneliti akan menggunakan triangulasi dengan sumber data dalam penelitian ini. Seperti yang diuraikan oleh Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin,S.Sos., M.Si., bahwa triangulasi sumber data dapat dilakukan dengan cara: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 44 Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosda. 2010. Hal178 45 Ibid Hal 330-331

44 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 46 Peneliti menggunakan triangulasi sumber data unuk dapat menghasilkan data yang valid. Peneliti akan menggunakan dan membandingkan data dari hasil pengamatan yaitu obervasi, data dengan hasil wawancara para informan dan juga membandingkan hasil wawancara dengan teori yang ada. 46 Burhan Bungin, op.cit, Hal.257