Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI TK PGRI PRAYA

E-ISSN (Online) : Volume 3, Nomor 1, Desember 2017

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

TIAMSAH Pengawas Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

Jualdi Kepala SDN No 17 Singkawang Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk melengkapi dirinya dengan berbagai kemampuan yang diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

HARLINA .

Efektifitas Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

PENERAPAN TEKNIK TEAM TRAINING THREE AND ONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 44 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 103 TAHUN 2014 TERHADAP RENCANA PEMBELAJARAN GURU

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

PENERAPAN PEMBINAAN BERKELANJUTAN GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Depdiknas,

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian dan akhlak mulia. Menurut Undang-Undang. mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

ANALISIS PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG ARTIKEL. Oleh :

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Variasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

Betti Surel :

KEMAMPUAN GURU TERSERTIFIKASI DALAM PERANCANGAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN (Studi Multisitus pada SMK Negeri Kota Palu)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

ISKANDAR HASAN Pengawas Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Gorontalo

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES PADA PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI PARA GURU DI GUGUS III CAKRANEGARA

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah beranggapan bahwa profesional guru dan dosen dalam dunia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

RENCANA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU DALAM PENERAPAN PAKEM MELALUI PELATIHAN DAN BIMBINGAN KEPALA SEKOLAH DI SD NEGERI SAMPALI

BAB III METODE PENELITIAN. pada tahun ajaran Sekolah ini beralamatkan di Kecamatan Tapa. Sekolah

Transkripsi:

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN PADA SEKOLAH BINAAN DI SAMBAS Oleh Lili Ng Chui Mi 1 Abstrak : Pada kenyataan di sekolah, masih banyak ditemukan guru yang telah disertifikasi belum bisa membuat RPP sesuai dengan ketentuan. Penelitian ini bertujuan: meningkatkan motivasi dan kemampuan guru yang telah disertifikasi dalam menyusun RPP sesuai standar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan bentuk pendekatan deskriptif, menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan dari siklus pertama sampai siklus ke ketiga, yang meliputi kegiatan-kegiatan; (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, melalui bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan guru dalam menyusun RPP. Kata kunci: Kemampuan guru, RPP, Bimbingan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia Indonesia seutuhnya, maka sangat dibutuhkan peran pendidik ( terutama guru) yang profesional sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan jabatan atau profesi guru sebagai pendidik merupakan salah satu jabatan profesional. Selanjutnya profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan IPTEK serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap pendidikan yang akan menghasilkan lulusan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik diforum regional, nasional maupun internasional. Di antara komponen-komponen sistem pendidikan, sumber daya manusia yang selama ini mendapat perhatian lebih banyak adalah tenaga 1 Lili Ng Chui Mi adalah Pengaswas Sekolah Kabupaten Sambas

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 270 guru. Besarnya perhatian terhadap guru antara lain dapat dilihat dari banyaknya kebijakan khusus seperti kenaikan tunjangan fungsional guru dan sertifikasi guru. Berbagai usaha untuk mempersiapkan guru telah diupayakan sedemikian rupa, pada kenyataan ditunjukkan bahwa tidak semua guru memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Hal itu ditunjukkan dengan kenyataan: (1) guru sering mengeluh kurikulum yang berubah-ubah, (2) guru sering mengeluhkan kurikulum yang syarat dengan beban, (3) seringnya siswa mengeluh dengan cara mengajar guru yang kurang menarik, (4) masih belum dapat dijaminnya kualitas pendidikan sebagai mana mestinya ( Ali Imron, 2000:5). Direktorat Pembinaan SMA (2008:3) menyatakan kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas, mempunyai andil dalam menentukan kualitas pendidikan konsekuensinya, adalah guru harus mempersiapkan (merencanakan ) segala sesuatu agar proses pembelajaran di kelas berjalan dengan efektif. Perencanaan merupakan langkah yang sangat penting sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), membutuhkan perencanaan yang matang agar berjalan secara efektif. Perencanaan KBM dituangkan kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau beberapa istilah lain seperti desain pembelajaran, skenario pembelajaran. RPP memuat seluruh KD, indikator yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari, langkah pembelajaran, waktu, media dan sumber belajar serta penilaian untuk setiap KD. Guru harus mampu berperan sebagai desainer (perencana), implementor (pelaksana), dan evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor yang paling dominan, karena di tangan gurulah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai. Kualitas mengajar guru secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran pada umumnya. Penelitian Tindakan Sekolah ini, ditujukan pada guru yang telah disertifikasi. Adapun alasan peneliti memilih guru yang telah disertifikasi adalah guru yang dianggap bermutu dan sudah memenuhi standar profesional, dimana guru yang bersangkutan telah mengikuti sertifikasi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru. Sertifikasi bukan tujuan, melainkan sarana untuk mencapai suatu tujuan, yaitu keberadaan guru yang berkualitas. Kumaidi. 2008. (Http://massofa.wordpress.com) menjelaskan sertifikasi adalah proses pembuktian bahwa seorang guru telah

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 271 memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundangundangan. Selanjutnya UU Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 pasal 1 butir 12 mengatakan Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikat pendidik merupakan bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Selanjutnya pasal 8 memuat tentang guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang memiliki kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan pemerintah Nomor 19 (2005) tentang delapan Standar Nasional Pendidikan menyatakan salah satunya adalah standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup: 1) Perencanaan proses pembelajaran, 2) Pelaksanaan proses pembelajaran, 3) Penilaian hasil pembelajaran, 4) dan pengawasan proses pembelajaran. Dari keempat komponen tersebut salah satunya adalah perencanaan proses pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP dikembangkan oleh guru masingmasing pada satuan pendidikan. Guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Silabus dan RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selanjutnya pasal 20 menyatakan bahwa RPP minimal memuat sekurang-kurangnya lima komponen yang meliputi: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi ajar, (3) metode pengajaran, (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar. Masalah yang terjadi di lapangan masih ditemukan adanya guru yang telah disertifikasi tidak bisa memperlihatkan RPP yang dibuat, dengan alasan ketinggalan ditempat sekolah lain tempat guru tersebut mengajar, dan bagi guru yang sudah membuat RPP masih terdapat ada guru yang belum melengkapi komponen tujuan pembelajaran dan penilaian (soal, skor dan kunci jawaban), hal itu diketahui pada saat peneliti mengadakan observasi terhadap RPP yang dibuat oleh guru yang telah disertifikasi. Dengan keadaan demikian, peneliti sebagai pembina sekolah berusaha untuk memberi bimbingan berkelanjutan pada guru yang telah disertifikasi dalam menyusun RPP dengan lengkap, sesuai dengan tuntutan

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 272 pada Standar Proses dan Standar Penilaian yang merupakan bagian dari Standar Nasional Pendidikan. Hal itu juga sesuai dengan Tupoksi peneliti sebagai pengawas sekolah berdasarkan Permendiknas No.12 Tahun 2007b Tentang enam standar Kompetensi pengawas sekolah salah satunya adalah supervisi akademik yaitu membina guru. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus dibuat agar kegiatan pembelajaran berjalan sistematis dan mencapai tujuan pembelajaran, tanpa rencana pelaksanaan pembelajaran kegiatan pembelajaran di kelas biasanya tidak terarah, sehingga menyebabkan ada SK dan KD yang tidak tersampaikan. Permendiknas No.41 Tahun 2007a mengatakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Menurut Philip Combs ( dalam Kurniawati, 2009:66 ) mengatakan bahwa perencanaan program pembelajaran merupakan suatu penetapan yang memuat komponen-komponen pembelajaran secara sistematis. Analisis sistematis merupakan proses perkembangan pendidikan yang akan mencapai tujuan pendidikan agar lebih efektif dan efisien disusun secara logis, rasional, sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah (masyarakat). Perencanaan program pembelajaran adalah hasil pemikiran, berupa keputusan yang akan dilaksanakan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan perencanaan pelaksanaan pembelajaran adalah suatu upaya menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah dan daerah. MASALAH. 1. Apakah dengan melalui bimbingan berkelanjutan dapat memotivasi guru yang telah disertifikasi dalam menyusun RPP? 2. Apakah dengan melalui bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan guru yang telah disertifikasi dalam menyusun RPP? RENCANA PEMECAHAN MASALAH/TINDAKAN. Masalah yang pertama yaitu: Peneliti mencoba untuk mengambil tindakan dengan memberi penjelasan dan bimbingan berkelanjutan kepada guru tentang pentingnya seorang guru membuat RPP secara lengkap, selanjutnya peneliti menyiapkan format penilaian kecakapan hidup dan sikap yang nantinya akan diisi oleh peneliti, setelah peneliti melihat sikap guru saat mendengarkan penjelasan peneliti tentang RPP. Berikutnya peneliti

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 273 menyiapkan angket yang berhubungan dengan motivasi yang diisi oleh guru. Dengan bimbingan berkelanjutan diharapkan guru termotivasi dalam menyusun RPP dengan lengkap dan dapat digunakan sebagai panduan dalam mengajar, agar SK dan KD yang terdapat dalam standar isi dapat tersampaikan semua, karena sudah ada dalam RPP yang dibuat oleh guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada siklus dua. Masalah yang kedua yaitu: Peneliti mencoba melihat proses peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP melalui instrument proses yang telah dirancang yaitu berupa lembar observasi/pengamatan komponen RPP yang memuat lima komponen yaitu 1) tujuan pembelajaran, 2) materi ajar, 3) metode pembelajaran, 4) sumber belajar dan 5) penilaian hasil belajar (Soal, kunci dan skor ), untuk melihat apakah guru yang sudah disertifikasi sudah membuat RPP dengan lengkap. Hal itu nanti akan dibuktikan dengan melihat RPP yang dibuat oleh guru pada siklus dua dan siklus tiga apakah terjadi peningkatan. TUJUAN 1. Untuk meningkatkan Motivasi guru yang telah disertifikasi dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan lengkap. 2. Untuk meningkatkan kemampuan guru yang telah disertifikasi dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap. MANFAAT Manfaat Penelitian bagi peneliti yaitu: (1) Meningkatkan kemampuan peneliti, dalam menyusun serta menulis laporan dan artikel ilmiah, (2) Hasil penelitian ini digunakan peneliti sebagai evaluasi terhadap guru yang telah disertifikasi dalam menyusun RPP yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pembinaan guru di sekolah binaan. Bagi sekolah: (1) akan berdampak adanya peningkatan administrasi guru pada KBM yang lebih lengkap, (2) Dapat meningkatkan kualitas pendidikan, karena Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sudah tersampaikan. Bagi guru: (1) dapat meningkatkan kemampuan dalam membuat RPP dengan lengkap, serta menciptakan kesadaran guru tentang tanggungjawabnya terhadap pelaksanaan tugasnya,( 2) sebagai panduan dalam mengajar, sehinga apa yang diinginkan dalam standar isi dapat tersampaikan. Bagi siswa yaitu: (1) adanya kesiapan belajar, keseriusan, keingintahuan dan semangaat belajar tinggi terhadap pelajaran, (2) lebih percaya diri dalam mengikuti proses belajar mengajar, sehingga tercapai target kompetensinya. METODE PENELITIAN TINDAKAN 1. Setting Penelitian yaitu : (1)Tempat Penelitian, (a) SMPN. 3 Tebas 3 orang, (b) SMPN. 1 Tekarang 6 orang, (c) SMPN 3. Semparuk terdiri 4

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 274 orang, (d) SMPN. 2 Pemangkat 7 Orang, (e) SMPN 5 Sambas 6 orang dan (f) SMPN. 1 Tebas 4 orang. (2) Waktu penelitian selama 4 bulan mulai September sampai dengan Desember 2009, (3) siklus penelitian melalui tiga siklus. 2. Persiapan PTS yaitu: Sebelum PTS dilaksanakan dibuat berbagai input instrument yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi. 3. Subjek Penelitian adalah guru SMP yang telah disertifikasi pada tahun 2007 dan tahun 2008 di kabupaten Sambas. 4. Sumber Data adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dibuat guru SMP yang telah disertifikasi di Kabupaten Sambas. 5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni: (1) Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang pemahaman guru tentang RPP, ( 2) Skala Sikap digunakan oleh peneliti untuk mengetahui sikap guru, saat peneliti menjelaskan/berdiskusi tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (3) Angket digunakan untuk melihat motivasi guru, (4) Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data dan melihat kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan lengkap, (5) diskusi dilakukan antara peneliti dengan guru. Alat pengumpulan data dalam PTS ini meliputi, wawancara, skala sikap, angket, observasi dan diskusi sebagai berikut, (1) Wawancara menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki guru tentang RPP, (2) Skala Sikap menggunakan format penilaian kecakapan hidup dan sikap, (3) Angket menggunakan pertanyaan yang berhubungan dengan motivasi, (4) Observasi menggunakan lembar observasi untuk mengetahui komponen RPP yang telah dibuat dan yang belum dibuat oleh guru, (5) Diskusi dilakukan dengan maksud untuk sharing pendapat antara peneliti dengan guru. 6. Prosedur penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kuantitatif dalam bentuk pendekatan deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus. Dengan metode ini peneliti berupaya menjelaskan data yang peneliti kumpulkan melalui komunikasi langsung atau wawancara, skala sikap, angket, observasi/pengamatan, dan diskusi. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam Penelitian Tindakan Sekolah, menurut Sudarsono, F.X, (1999:2) yakni: (1) rencana yakni: Tindakan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP secara lengkap. Solusinya yaitu dengan melakukan: a)

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 275 wawancara dengan guru, dengan menyiapkan lembar wawancara, b) Diskusi dalam suasana yang menyenangkan dan c) memberikan bimbingan dalam menyusun RPP secara lengkap, (2) pelaksanaan: Apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP yang lengkap yaitu dengan memberikan bimbingan berkelanjutan pada guru, (3) Observasi: peneliti melakukan pengamatan terhadap RPP yang telah dibuat, guna untuk memotret seberapa jauh kemampuan guru dalam menyusun RPP dengan lengkap. hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan dalam mencapai sasaran. Rekaman dari pertemuan dan wawancara akan digunakan untuk analisis dan komentar kemudian dan (4) Refleksi yakni : Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil dari refleksi ini, peneliti bersama guru melaksanakan revisi atau perbaikan terhadap RPP. Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto, dkk. (2006:74). Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. PTS merupakan penelitian yang bersiklus. Artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil wawancara dan observasi peneliti dengan guru yang telah disertifikasi tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, ternyata masih ada satu guru belum bisa menunjukkan RPP yang dibuat, dan bagi guru yang sudah menyusun RPP masih ada komponen yang kurang lengkap yaitu pada komponen tujuan pembelajaran dan komponen penilaian ( soal, skor dan kunci jawaban). Adapun alasan tidak dibuat lengkap pada komponen penilaian, pada saat peneliti tanya, jawabannya sudah tahu dan ada dikepala. Setelah mendengar penjelasan dari peneliti bahwa antara soal, penskoran dan kunci jawaban merupakan satu kesatuan, pada prinsifnya ketiga puluh orang guru tersebut setuju RPP dibuat dengan lengkap. Disamping itu dilihat dari sikap guru sangat antusias/termotivasi untuk melengkapi komponen yang ada dalam RPP, ini dapat dilihat dari perolehan skor motivasi yang diisi oleh guru. Selanjutnya kalau dilihat dari sikap guru yang telah disertifikasi menunjukkan keingintahuan yang tinggi

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 276 untuk memahami RPP, hal itu dapat dilihat dari format penilaian kecakapan hidup yang rata-rata nilainya 89,94 berkategori baik. Dilihat dari segi kemampuan guru yang telah disertifikasi terjadi peningkatan dalam menyusun RPP dari sikkus ke siklus. B. PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan pada enam Sekolah Menengah Pertama binaan peneliti di Kabupaten Sambas, terdiri dari 30 orang guru yang telah disertifikasi tahun 2007 dan 2008, dilaksanakan dalam tiga siklus. Adapun Komponen-komponen keberhasilan yang dicapai dalam penelitian ini adalah dari ketiga puluh orang guru tersebut menunjukkan sikap yang baik dan termotivasi dalam menyusun RPP dengan lengkap, hal itu dapat dilihat dari uraian di bawah ini. Berdasarkan format penilaian kecakapan hidup dan sikap sebanyak 11 aspek yang berkaitan dengan kecakapan personal dan kecakapan sosial, ketiga puluh guru tersebut, menurut pengamatan peneliti menunjukkan sikap yang baik dan merespon RPP dibuat dengan lengkap, ini dapat dilihat dari aspek keaspek bahwa 24 guru berada pada kategori baik dan 6 guru yang telah disertifikasi berada pada kategori sangat baik, jika dirata-ratakan 89,94 % berkategori baik. Dilihat dari angket motivasi yang diisi oleh guru menunjukkan 13 orang guru berkategori setuju dan 17 orang guru berada pada kategori sangat setuju, ini menunjukkan adanya motivasi dalam menyusun RPP dengan lengkap, hal itu dapat dilihat pada penyusunan RPP pada siklus II dan siklus III. Selanjutnya dilihat dari kemampuan guru dalam menyusun RPP, terjadi peningkatan dari siklus ke siklus, yakni: (1) komponen tujuan pembelajaran, pada siklus pertama 4 orang guru tidak membuat tujuan pembelajaran, jika dipersentasekan 13 %, pada siklus dua masih terdapat satu orang guru yang tidak membuat tujuan pembelajaran jika dipersentesekan 3 % dan pada siklus ketiga, ketiga puluh guru tersebut sudah membuat tujuan pembelajaran, (2) komponen materi ajar, pada siklus pertama satu orang tidak menentukan materi ajar, karena tidak membuat RPP jika dipersentasekan 3%, pada siklus kedua, ketiga puluh guru tersebut sudah menentukan materi ajar, (3) komponen metode pembelajaran, Pada siklus pertama satu orang guru tidak membuat metode pembelajaran, karena tidak membuat RPP, jika dipersentasekan 3%, pada siklus ke dua, Ketiga puluh guru tersebut sudah membuat metode pembelajaran, (4) komponen sumber belajar, Pada siklus pertama satu guru tidak menentukan sumber belajar, karena tidak membuat RPP, jika dipersentasekan 3 %, pada siklus dua, ketiga puluh guru tersebut sudah menentukan sumber belajar (5) komponen penilaian ( soal, skor dan kunci

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 277 jawaban), Pada siklus pertama 8 orang guru tidak membuat soal jika dipersentasekan 27 %, pada siklus kedua ketiga puluh guru tersebut sudah membuat Soal, terjadi peningkatan dari siklus pertama ke siklus dua 73 %. Selanjutnya 18 orang guru tidak membuat penskoran pada siklus pertama, jika dipersentasekan 60 %, Pada siklus kedua masih terdapat satu guru yang belum melengkapi komponen penilaian yakni penskoran, jika dipersentasekan 3 %, terjadi peningkatan 57 %. Pada siklus ketiga tidak ada perubahan, masih terdapat satu orang guru yang belum melengkapi penskoran pada salah satu RPP, Jika dipersentasekan 3 %. Selanjutnya 25 guru tersebut tidak membuat kunci jawaban pada siklus pertama, jika dipersentasekan 83 %. Pada siklus kedua terjadi peningkatan hanya 4 orang guru yang belum melengkapi kunci jawaban, jika dipersentasekan 13 % terjadi peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua 70 %. Pada siklus ketiga masih terdapat satu orang yang tidak membuat kunci jawaban dan nantinya akan dibimbing lagi oleh peneliti. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan (1) melalui bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi guru dalam menyusun RPP dengan lengkap, Hal itu dapat dibuktikan dari angket motivasi yang diisi ketiga puluh guru tersebut nilai rata-rata 90,63% dengan kategori sangat setuju RPP dibuat dengan lengkap. Hal itu telah dibuktikan dari RPP yang dibuat, pada siklus satu sebagian besar guru tersebut belum melengkapi komponen penilaian, tetapi pada siklus dua dan tiga terjadi peningkatan. (2) melalui bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP dengan lengkap. Pada siklus satu RPP yang dibuat pada umumnya pada komponen penilaian ( skor dan kunci jawaban ) belum lengkap, pada siklus dua dan siklus tiga terjadi peningkatan dalam menyusun RPP. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan dalam menyusun RPP dari siklus ke siklus. Pada siklus satu rata-rata komponen RPP 72,57% menjadi 97,29% pada siklus dua terjadi peningkatan 24,72% dan pada siklus tiga rata-rata komponen RPP 99,14%, terjadi peningkatan dari siklus dua ke siklus tiga 1,85%. SARAN-SARAN Motivasi yang sudah tertanam terus dipertahankan dan dapat diimplentasikan dalam melaksnakan tugas, komponen RPP agar dibuat dengan lengkap, karna RPP sebagai acuan dalam mengajar, dokumen RPP minimal dibuat dua rangkap, satu untuk arsip sekolah dan yang satunya untuk guru yang bersangkutan.

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 278 DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S., Safruddin,C. Jabar, A. (2004). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta. BSNP. (2007). Model Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta. Depdiknas Depdikbud. (1998). Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di sekolah Dasar. Jakarta : Departemen dalam Negeri RI Dirjen. Pemerintah Umum dan Otonomi Daerah Kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud Depdiknas. ( 2005). Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2008). Pembinaan SMA, Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2009). Petunjuk Teknis Pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta: Depdiknas- Dirjen PMPTK. Kurniawati, E.D. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra Indonesia Dengan Pendekatan Tematis. Tesis Tidak Dipublikasikan Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Ali, I. 1995 Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya. Kumaidi. (2008). Sistem Sertifikasi (http://massofa.wordpress.com diakses 10 Agustus 2009). Permendiknas RI, No. 41 Tahun 2007a. Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Depdiknas. Permendiknas RI. No. 12 Tahun 2007b. Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarta: Depdiknas. UU RI. ( 2003). Tentang Sistem Pendidikan Nasional. UU RI. (2005). Tentang Guru dan Dosen.