BAB IV ANALISIS DATA. fungsi yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. mampu di raih dalam waktu pmutaran sebulan di seluruh dunia. yang menjadi sorotan publik sehingga film ini laku di pasaran

Bab 1. Pendahuluan. remaja dan yang terakhir adalah masa dewasa. Di dalam masa dewasa, setiap

- SELAMAT MENGERJAKAN -

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 7 TAHUN 1994 TENTANG LEMBAGA SENSOR FILM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Nomor 7 TAHUN 1994 Tentang LEMBAGA SENSOR FILM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian dengan metode kualitatif ini mengacu

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

BAB V PENUTUP. mucul dalam tayangan acara Wisata Malam, yaitu kode Appearance

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada SMP X di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994).

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB 1 PENDAHULUAN. ketertarikan mereka terhadap makna dari seks (Hurlock, 1997). media cetak maupun elektronik yang berbau porno (Dianawati, 2006).

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

BAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nomor Responden : (diisi oleh peneliti) 2. Jenis Kelamin : 3. Usia :

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan.

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Televisi merupakan media massa yang paling mudah di akses oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN LAMA PERAWATAN PASIEN DENGAN MOTIVASI KEBUTUHAN SEKSUAL LAKI-LAKI USIA TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER. By : Basyariah L, SST, MKes

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

Perbedaan Kepuasan Seksual pada Pasangan Suami Istri yang Menonton Blue Film dan Tidak Menonton Blue Film S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. Banyak fenomena mengenai perilaku konsumen yang dapat kita lihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seksual yang tidak sehat dikalangan remaja Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. Berdasarkan dari penelitian dan penyajian data beserta analisisnya. 1. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Seks di SMP Hang Tuah 2

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

Lembar Fakta. Diskusi tentang Antara Perlindungan dan Pembatasan: Pengawasan Isi Siaran Bermuatan Seksualitas dan Perempuan Jakarta, 18 Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Perdebatan mengenai batasan antara nilai-nilai moral

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN A SKALA UJI COBA A-1. PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

I. PENDAHULUAN. kalangan remaja maupun dewasa tersebut. atau sesama pria.selain itu, seks antar sesama jenis tersebut sekarang bukan

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil survei yang dilakukan Hotline Pendidikan dan Yayasan Embun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

Nomor : PETUNJUK PENGISIAN

Bab I Pendahuluan. Mahasiswa masuk pada tahapan perkembangan remaja akhir karena berada pada usia 17-

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA A. Pendahuluan Film merupakan salah satu media komunikasi massa mempunyai fungsi yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Tetapi film lebih mengutamakan fungsi menghibur daripada fungsi yang lainnya.pengaruh film terhadap khalayak sudah banyak yang mengetahui melalui berbagai penelitian yang dilakukan para ahli.gerbner menyatakan bahwa film merupakan suatu kekuatan yang secara dominan dapat mempengaruhi masyarakat modern.kekuatan tersebut berasal dari kemampuan film melalui berbagai simbol untuk memberikan berbagai gambaran yang terlihat nyata dan penting seperti sebuah kehidupan sehari-hari. Film mampu mempengaruhi penontonnya, sehingga apa yang ditampilkan di layar lebar dipandang sebagai sebuah kehidupan yang nyata, kehidupan sehari-hari. Realitas yang tampil di media dipandang sebagai sebuah realitas objektif. Saat ini, film merupakan salah satu bagian yang penting dalam sebuah rumah tangga, di mana setiap anggota keluarga mempunyai akses yang tidak terbatas terhadap film terutama dalam film romantic seperti Breaking Dawn 1 80

Khalayak dibuat terlena dengan program-program hiburan yang umumnya tersaji, tanpa disadari banyak unsur yang tidak layak di balik hiburan tersebut, seperti unsur seksual dalam jenis-jenisfilm, misalnya dalam film-film romantic yang banyak mngedepankan seksual sebagai pelengkap adegan.adegan seks yang ditampilkan secara tidak langsung dapat mempengaruhi pola pikir pemirsanya. Melalui media film, seksualitas telah menjadi fenomena tersendiri. Bahkan Lembaga Sensor Film indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang tentang Pelarangan adegan seksualitas yakni Pasal 19 ayat (3) yang berbunyi Bagian-bagian yang perlu dipotong atau dihapus dalam suatu film dan reklame film dinilai dari segi Sosial Budaya, adalah :adegan seorang pria atau wanita dalam keadaan atau mengesankan telanjang bulat, baik dilihat dari depan, samping, atau dari belakang;close up alat vital, paha, buah dada, atau pantat, baik dengan penutup maupun tanpa penutup;adegan ciuman yang merangsang, baik oleh pasangan yang berlainan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan dengan penuh birahi;adegan, gerakan atau suara persenggamaan atau yang memberikan kesan persenggamaan, baik oleh manusia maupun oleh hewan, dalam sikap bagaimanapun, secara terang-terangan atau terselubung;gerakan atau perbuatan onani, lesbian, homo atau oral sex;adegan melahirkan, baik manusia maupun hewan, yang dapat menimbulkan birahi;menampilkan alat-alat kontrasepsi yang tidak sesuai dengan fungsi yang seharusnya atau tidak pada tempatnya; atauadegan-adegan yang dapat menimbulkan kesan tidak etis.

sekstimbul melalui proses transfer nilai di mana ketika khalayak menyaksikannya dan khalayak merasa terkesan karenanya. Melalui kesankesan tersebut seksualitas di mata khalayak seolah menjadi suatu hal yang biasa saja, dan justru menarik. Fenomena seksualitas dalam program filmmerupakan sebuah tindak adegan slapstick yang merupakan tindakan adegan mesum, seperti, mencium, meraba organ, atau berhubungan seks secara langsung yang sengaja dibuat agar penonton terhibur dan seolah telah menjadi bagian yang tak terpisahkan serta sangat menguntungkan, sehingga rating film yang cukup tinggi dapat diperoleh, serta keuntungan financial pun diraih.dan pada umumnya dunia perfilman sudah menciptakan film hiburan salah satunya adalah romantic film Masing masing film romantic selalu menampilkan acara hiburan yang menarik sehingga banyak digandrungi khalayak. Film romantic merupakan bentuk pertunjukan pesan romantic dan kisah-kisah cinta dari sesuatu kejadian yang benar benar serius maupun bentuk skenario agar menjadi bahan tertawaan yang bermetamorfosis menjadi bagian seni hiburan. Salah satunya adalah film breaking dawn 1. B. Temuan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian di lapangan, ditemukan data bahwa dalam film breaking dawn 1 dengan sample sebanyak 12 scence, adegan Seksual non verbal yang terdapat dalam film Breaking dawn 1 secara keseluruhan

memang sangat kental di bandingkan dengan seksual verbal. Hal tersebut ditandai dengan tingginya frekuensi adegan seperti bersetubuh dan berciuman merupakan yang paling banyak. Sedangkan Seksual verbal seperti mendesah, menggoda, dan berkata mesum jumlahnya berada di bawah dari seksual non verbal. Namun secara keseluruhan pesan seksual cukup kental terdapat dalam film Breaking dawn 1. Bentuk-bentuk adegan seksual ini pada umumnya muncul melalui kata-kata atau ucapan untuk meluapkan hasrat yang tidak terkendali.seksual verbal tidak berbekas, namun dapat mempengaruhi situasi perasaan seseorang hingga terangsang secara psikologis. Bentuk-bentuk seksual tersebut sangat jelas terlihat karena memang film ini merupakan film romantic ala barat yakni film romantic yang kerap kali di bumbui adegan adegan vulgar untuk mendapatkan emosi penonton secara tidak langsung. Secara tidak langsung film ini mempengaruhi hubungan kedua artis yang berperan, bahkan diketahui kedua artis ini mempunyai hubungan secara pribadi diluar film ini.karenaseksual merupakan tindakan yang mampu mempengaruhi daya pikir dan pola perilaku seseorang. Seksual non verbal merupakan bentuk seksual melalui fisik yang mana pengaruhnya dapat terlihat secara langsung.dalam film Breaking dawn 1 seksual non verbal jenisnya mudah dikenali karena ini didominasi oleh serangkaian adegan ucapan yang mengarah pada seksual sebagai adegan yang ada dari segi dialog.

Tabel 4.1 Tabel Frekuensi jumlah keseluruhan adegan seksual non verbal dalam 12 episode yang menjadi sampel Indikator JUMLAH N1 % berciuman 36 35,29% Meraba bagian tubuh tertentu 22 21,56% bersetubuh 11 10,78% Memegang bagian tubuh tertentu Mencium bagian tubuh tertentu 27 26,47% 6 5,88% JUMLAH 102 Berdasarkan kategori adegan seksualnon verbal dalam tayangan film Breaking dawn 1, dapat dipaparkan bahwa terdapat prosentase adegan seksual dalam film ini yakni berciuman yang signifikan mencapai 35,29% dengan 36 kali adegan seksual dalam 12 scence yang menjadi sampel penelitian. Sedangkan untuk kategori adegan seksual paling rendah adalah adegan seksual mencium bagian tubuh tertentu yang mencapai nilai signifikan 5,88%.Hal ini cukup membuktikan bahwa tidak terdapat

kesulitan dalam mengklasifikasikan bentuk-bentuk seksual berdasarkan kategori yang terdapat dalam tayangan tersebut. Tabel 4.2 Tabel Frekuensi jumlah keseluruhan adegan seksual verbal dalam 10 episode yang menjadi sampel Indikator JUMLAH N2 % Berbicara mesum 3 10% menggoda 16 53,33% mendesah 11 36,66% JUMLAH 30 Berdasarkan kategori adegan seksual verbal dalam tayangan film Breaking dawn 1, dapat dipaparkan bahwa terdapat prosentase adegan seksual yang paling dominan, yakni menggoda atau yang biasa dipahami menggoda dengan berbagai cara verbal yang mencapai angka cukup signifikan yaitu 53,33% dari 16 kali adegan seksual dalam bentuk tersebut selama 12 episode yang menjadi sampel penelitian. Sedangkan untuk kategori adegan seksual paling rendah adalah adegan seksual verbal berbicara mesum yang mencapai nilai sangat rendah yakni 10%.

Untuk mencapai angka keseluruhan yang signifikan peneliti menghitung dan mennggeneralisasikan keseluruhan jumlah seksual dalam tabel 4.1 dan 4.2 dengan menggunakan rumusan statistik deskriptif. 1. Rumus penghitungan untuk adegan seksual non verbal N3 2. Rumus penghitungan untuk adegan seksual verbal N3 Keterangan: Nv : Jumlah Keseluruhan adegan seksual non verbal dalam tabel 4.1 Vb : Jumlah Keseluruhan adegan seksual verbal dalam tabel 4.2 N3: Hasil jumlah keseluruhan antara adegan seksual non verbal maupun verbal dalam tabel 4.1 dan 4.2 M :Skala Prosentase Untuk penghitungan dalam adegan seksual non verbal sebagai berikut: 102 100 132 = 77,73% Sedangkan untuk penghitungan dalam adegan seksual verbal sebagai berikut: 30 100 132 = 22,27% Hal ini cukup membuktikan bahwa kandungan pesan adegan seksual dalam film Breaking dawn 1 lebih dominan seksual non verbal yang mencapai angka 102 kali dalam 12 scence yang menjadi sampel penelitian secara purposive dengan Prosentase 77,73%. Sedangkan seksual verbal hanya mencapai angka 119 kali dari 12 scence yang menjadi sampel penelitian dengan prosentase 22,27%.

Dari beberapa temuan yang peneliti temukan ternyata seks juga dapat menjadi bentuk komunikasi seperti berikut ini. 1. Pembentukan kedekatan komunikasi melalui sentuhan Sentuhan yang dalam penelitian ini merupakan komunikasi nonverbal dapat menjadi kedekatan bagi pasangan suami istri. Dalam penelitian melalui perhitungan diatas, sentuhan yang memiliki prosentase 21,56 % dapat menjadikan komunikasi menjadi lebih baik saat hendak berhubungan badan, adegan yang menunjukan kemesraan dalam film breaking dawn 1 menggambarkan dengan sentuhan pasangan dapat merasakan kemesraan yang mendalam. 2. Komunikasi verbal melalui godaan Dengan menggoda pasangan melalui berbagai cara dapat menjadi pertanda komunikasi bahwa pasangan sedang ingin melakukan hubungan intim. Dalam film breaking dawn 1 Bella Swan menggoda pasanganya dengan menunjukan lingerie terbarunya saat hendak berhubungan intim. Adegan seks verbal yang memiliki prosentase 53,33% ini menggambarkan bahwa dengan godaan pada pasangan dapat menjadi komunikasi verbal untuk mengajak pasangan berhubungan seks 3. Meredam konflik melalui ciuman sebagai bentuk kepercayaan Berciuman dengan pasangan dapat meredakan konflik yang sedang terjadi. Melalui bentuk komunikasi non verbal ini, hubungan intim yang dilakukan akan meredam situasi dikala pesan yang

dikomunikasikan tidak mendapat feed back yang di inginkan. Adegan non verbal yang mendapat prosentase 35,29 % di film breaking dawn 1 ini menggambarkan kedua pasangan berciuman saat salah satu dari mereka merasa ragu dengan keputusan yang akan diambil. 4. Menambah kenikmatan bercinta dengan memegang bagian tubuh tertentu Hubungan seks tidak selalu soal penetrasi penis dalam vagina saja.namun untuk urusan menambah kenikmatan dapat dilakukan dengan memegang bagian tubuh lain dari pasangan. Melalui komunikasi verbal yang satu ini pesan rangsangan dapat di terima lawan jenis ketika memegang bagian sensitif dari tubuhnya. Dalam film breaking dawn 1 yang mendapatkan prosentase sebesar 26,47 % ini menggambarkan saat berhubungan intim Edward Cullen memegang bagian bokong dari pasanganya yang dianggap sebagai daerah sensitifnya. Adegan ini bermaksud mewakili komunikasi non verbal yang dikirimkan pada Bella Swan agar lebih menikmati hubungan intim yang sedang terjadi. 5. Menunjukan kepuasan melalui desahan Dalam berhubungan intim, pasangan tentunya ingin mengetahui komunikasi melalui hubungan seks yang dilakukanya mendapat respon atau tidak.melalui desahan yang ditimbulkan oleh pasangan wanita dapat menjadi pertanda bahwa pesan seks yang dilakukan dapat di terima dengan baik. Adegan seks dalam film breaking dawn 1

yang mendapat prosentase sebesar 36,66 % ini menggambarkan saat berhubungan seks Bella Swan mendesah yang menjadi penanda bahwa hubungan seks mereka jalani memperoleh kepuasan C. Keterkaitan Dengan Teori Berdasarkan temuan penelitian yang dikaitkan dengan komunikasi antarpribadi bahwa hubungan seks merupakan salah satu dari komunikasi antarpribadi yang dilakukan dua orang dengan cara non verbal yakni hubungan fisik. Komunikasi non verbal berupa hubungan seks ini melibatkan dua orang pemeran film breaking dawn 1.Bentuk komunikasi melalui hubungan seks ini dilakukan dengan berkomunikasi melalui kontak fisik secara langsung dengan pasangan dalam menyampaikan pesan yang dimaksud. Sesuai dengan ciri-ciri komunikasi antarpribadi yakni g) Melibatkan paling sedikit dua orang Dalam berhubungan seks tentu saja melibatkan setidaknya dua orang. Meski sebenarnya hubungan seks juga bisa dilakukan dengan beberapa orang secara langsung, namun itu merupakan bentuk seksual secara liar yang tidak sesuai dengan norma budaya ketimuran. Dalam film breaking dawn ini hubungan seks yang menjadi bentuk komunikasi dilakukan sepasang kekasih Bella Swan dan Edward Cullen

h) Adanya umpan balik atau feed back Adanya umpan balik berupa diterimanya rangsangan seksual melalui kontak fisik secara langsung yang diwujudkan dengan desahan.seperti pada temuan penelitian diatas yang menjelaskan bahwa pasangan dapat diketahui pesanya diterima atau tidak adalah melalui desahan pasangan wanitanya yang menandakan bahwa hubunga intim yang dilakukan sama-sama merasakan kepuasan. i) Menghasilkan beberapa pengaruh Seks juga menghasilkan pengaruh. Salah satunya adalah ketika berhubungan seksual pasangan akan merasakan kenikmatan yang akan mempengaruhi kualitas komunikasi keduanya. Selain ciri-ciri diatas seks juga memiliki tujuan yang yang terkait pula dengan komunikasi.tujuan ini merupakan motivasi dari dilakukanya hubungan seks diantaranya. 1. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti Komunikasi antarpribadi memiliki salah satu tujuan yakni membentuk dan menjaga hubungan penuh arti.dari berkomunikasi individu dapat bertukar pesan secara pribadi baik dalam kata-kata (verbal) maupun tindakan (non

verbal).dalam berkomunikasi non verbal melalui tindakan, seks dapat menjadi salah satu penjaga hubungan agar tetap pada presepsi yang sama. Seperti dalam film breaking dawn 1 seks yang bertujuan unuk mengikat cinta diantara kedua pasangan yang menikah 2. Untuk Bermain Dan Kesenangan Komunikasi antar pribadi juga memiliki tujuan untuk bermain dan kesenangan.seperti mengobrol dengan teman membahas sesuatu yang disukai atau memiliki kesamaan.tentunya bertukar informasi mengenai hal yang disukai merupakan kesenangan yang dapat menjadi referensi terhadap hal yang disukai. Sama halnya dengan seks, komunikasi antarpribadi melalui hubungan intim dapat menjadikan kesenangan tersendiri dengan bermacam gaya yang dilakukan atau mengobrol seputar seks dengan gaya berbicara intim dengan pasangan. Dari sekian adegan yang terjadi dari film ini, hubungan seks dalam film breaking dawn 1 merupakan yang paling menonjol berdasar temuan penelitian diatas. Dari 12 scence yang menjadi sample cukup menggambarkan keterikatan secara emosional maupun pribadi antar keduanya. Memang seks dapat menjadi media komunikasi dalam menyampaikan hasrat cinta masing-masing individu.apalagi di dunia barat

yang serba liberal dalam kebebasan bertindak asal bertanggung jawab.selain itu beberapa adegan romantic lainya yang tidak termasuk dalam penelitian ini juga menjadi penyebab terjadinya suatu hubungan. Disamping itu dari segi teori seks Sigmund Freud hubungan seks yang terjadi di film breaking dawn merupakan hubungan seks yang sesuai dengan teori puberitas. Hubungan seks dalam film breaking dawn adalah masa pernikahan antara bella swan dan Edward Cullen. Hal ini dapat diartikan hormon-hormon yang pada masa awal perkenalan meningkat pada saat pernikahan.dalam beberapa potongan adegan dapat dilihat keduanya begitu menikmati hubungan seks pada saat bulan madu di pulau esme. Keduanya juga berorientasi untuk memiliki anak dalam film ini.sama seperti teori Sigmund yang mendasarkan bahwa hubungan seksual pria bahwasanya ingin melepaskan produk-produk seksualnya untuk membuahi rahim perempuan.perbedaan menyolok antara karakter atau sifat pria dan wanita akan terbentuk pada masa puber, suatu perbedaan yang secara tegas mempengaruhi perkembangan diri manusia. Memang, kecenderungan watak pria dan wanita telah bisa dikenali dengan sangat jelas di usia remaja. Sehingga, perkembangan factor-faktor hambatan seksual (rasa malu, jijik, simpati, dan sebagainya) berlangsung lebih awal dan dengan kadar ketahanan yang lebih kecil pada perempuan dibanding pada laki-laki. Di sini, kecenderungan represi seksual jelas tampak lebih besar, dan di mana impuls parsial seksualitas terlihat muncul.

Zona rangsangan utama pada diri anak perempuan adalah klitoris, yang dapat disamakan dengan penis pada anak laki-laki. Hal ini sering ditemukan dalam tindakan masturbasi pada anak perempuan yang selalu mengacu pada klitoris, dan bukan pada organ kelamin seksternal lain yang juga sangat penting bagi fungsi-fungsi seksual di kemudian hari.