HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Beberapa jenis ayam broiler parent stock yang mempunyai sifat yang baik dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam betina mempunyai alat repruduksi yang terdiri dari oviduct dan ovary.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Breeding Center Burung Puyuh

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure Line atau ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit merupakan ayam penghasil bibit final stock pada ayam

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi burung puyuh Coturnix coturnix japonica atau Japanese quail di Indonesia terus mengalami peningkatan, pada

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya (Sudaryani dan Santosa, 2000). Menurut Suharno (2012)

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

Kurva Produksi Telur Puyuh Padjadjaran Galur Hitam dan Coklat...Hilmi Alarsi

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. induk yang menghasilkan telur tetas untuk mendapatkan Day Old Chick (DOC)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

I. PENDAHULUAN. Sektor peternakan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Sumber daya

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

TINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan dapat meningkatkan rata-rata bobot potong ayam (Gunawan dan

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, permintaan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

TATA LAKSANA PERKANDANGAN AYAM BROILER PEMBIBIT DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM DESA PAREREJA KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang relatif singkat (Murtidjo, 2001). Menurut Kartasudjana dan Suprijatna

MANAJEMEN PEMELIHARAAN PARENT STOCK BROILER FASE STARTER-GROWER DI PT CHAROEN POKPHAND JAYA FARM REMBANG I KARANGASEM, SEDAN KABUPATEN REMBANG

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

I. PENDAHULUAN. Broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah ransum yang tersisa (Fadilah, 2006). Data rataan konsumsi ransum

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN AYAM BROILER

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al., 2005).

PENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

PERBANDINGAN PERFORMANCE PARENT STOCK BROILER STRAIN COBB DENGAN STANDAR YANG DITETAPKAN PADA FASE STARTER DI PT

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. layer sebanyak 120 ekor untuk pengukuran thermoregulasi dan 7500 ekor untuk

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

EFFECT OF HOUSE TEMPERATURE ON PERFORMANCE OF BROILER IN STARTER PERIOD

TUGAS AKHIR. Oleh: ANTONIO GINTING

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BROILER PEMBIBIT FASE LAYER DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM PAREREJA KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat kita, adalah ayam petelur jenis unggul yang mempunyai daya

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

Pengaruh Jenis Alat Pemanas Kandang Indukan terhadap Performan Layer Periode Starter

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

PROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan cekaman panas yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Broiler pertama kali ditemukan pada Pada 1950 para ahli perunggasan

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

Transkripsi:

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Manajemen Pemeliharaan Breeder Strain broiler breeder yang digunakan dalam penelitian ini ialah Cobb 500, Ross 308 dan Hubbard Classic. Ayam ayam tersebut dipelihara di kandang berbeda, dimana setiap kandangnya terdiri dari 5 pen dan setiap strain dipelihara dalam 3 kandang sehingga total keseluruhan kandang yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 9 kandang. Perbandingan ayam jantan dan betina adalah 1:8. 1. Kandang Ayam ayam breeder yang digunakan dalam penelitian ini dipelihara di kandang tertutup (closed house). Setiap kandang dilengkapi dengan tirai yang dapat dinaikan dan diturunkan sesuai kebutuhan. Setiap kandang terdiri dari 5 pen dengan luas yang sama. Setiap pen dilengkapi dengan sangkar otomatis yang berguna mengurangi stress akibat pengambilan telur, tempat pakan yang berbeda untuk ayam jantan (round feeder) betina (chain feeder) dan tempat minum. Temperatur dan kelembaban di dalam kandang setiap harinya di catat dan di ukur pagi, siang dan sore. Temperatur dan kelembaban di dalam kandang di control dengan memanfaatkan blower, cell pad yang dapat di set secara otomatis.

22 Temperatur di dalam kandang tercatat rata-rata berkisar 26ºC-30ºC, sementara temperatur di luar kandang berkisar antara 28ºC -33ºC. Rangsangan cahaya akan ditunda apabila terdapat ayam-ayam yang bobot badannya tidak seragam dan kurang dari standar. Respon ayam terhadap rangsangan cahaya tergantung pada kondisi, bobot badan dan umur ayam. Setiap strain memerlukan ukuran cahaya dalam satuan lux yang berbeda. Strain Cobb pada umur saat hen day production dibawah 5% membutuhkan cahaya sebesar 80-100 lux/hari selama 15 jam, pada saat hen day production mencapai 50% dibutuhkan 80-100 lux/hari selama 16 jam (Cobb, 2008). Strain Hubbard membutuhkan cahaya sebesar 60-80 lux/hari selama 16 jam. Strain ayam yang sakit dipisahkan dari pen tersebut dan ditempatkan di pen khusus yang telah dilengkapi oleh tempat pakan dan minum tersendiri. 2. Pemberian pakan Pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari, yaitu pada pagi hari jam 05.30. Waktu tersebut merupakan waktu kritis untuk produksi telur. Pakan pada ayam jantan akan habis dalam waktu 1 Jam sedangkan pada ayam betina membutuhkan waktu 3 sampai 4 Jam. Bila pakan habis melebihi waktu tersebut itu pertanda bahwa ada masalah pada tingkat palatabilitas dan nafsu makan pada ayam tersebut. Pemberian pakan dilakukan secara semi otomatis, sehingga pakan dapat terdistribusi secara serentak. Tempat pakan yang digunakan untuk ayam betina dan

23 jantan berbeda. Ayam betina menggunakan Chain Feeder Through dengan jarak 15cm setiap ayamnya dan ayam jantan menggunakan Round Feeder Through. Bentuk pakan dan komposisi nutrient yang diberikan untuk setiap fase umur ayam disajikan pada Tabel 4 dan 5. Tabel 4. Kandungan Nutrisi pakan Ayam Broiler Breeder Parent Stock Betina 5-25 26-35 36-55 56-65 Umur (Minggu) Minggu Minggu Minggu Minggu Bentuk Pakan Mash Crumble Crumble Crumble Protein % 15,0 16,5 16,0 15,5 ME kcal 2,570-2,700 2,740-2,970 2,650-2,860 2,650-2,860 Ca % 0,90 3,00 3,20 3,50 Av P % 0,42 0,50 0,50 0,40 Tabel 5. Kandungan Nutrisi pakan Ayam Broiler Breeder Parent Stock Jantan 5-25 26-35 36-55 56-65 Umur (Minggu) Minggu Minggu Minggu Minggu Bentuk Pakan Mash Mash Mash Mash Protein % 15,0 13,0 13,0 13,0 ME kcal 2,570-2,700 2,630-2,740 2,630-2,740 2,630 2,740 Ca % 0,90 1,00 1,00 1,00 Av P % 0,42 0,43 0,43 0,43 Berdasarkan Tabel 4 dan 5, pakan ayam betina dan jantan mulai minggu 5 sampai 25 menggunakan bentuk mash dan memiliki komposisi yang sama. Pada minggu berikutnya pakan ayam jantan dan betina menggunkan bentuk yang berbeda,

24 jantan menggunakan mash sedangkan betina menggunkan bentuk pakan crumble dengan komposisi protein masing-masing 13% untuk jantan dan 16,5% untuk betina. Porsi pakan setiap strain ayam pun berbeda setiap minggunya sebagaimana disajikan pada tabel porsi pakan atau point feed (lampiran). 4.2 Produksi Telur Rataan produksi telur ayam broiler breeder dari umur 25-65 minggu disajikan secara berturut-turut pada tabel rataan produksi telur ayam broiler breeder parent stock strain Cobb, Ross dan Hubbard yang disajikan pada lampiran 4, 5 dan 6. Berdasarkan lampiran tersebut, rataan produksi hen day production () untuk masing-masing strain adalah Cobb 9,14%, Ross 19,64% dan Hubbard 2,70%. Produksi telur terus meningkat dari mulai minggu pertama sampai puncaknya pada umur antara 31-32 minggu. Pada minggu ke 31, rataan untuk strain Cobb 82,00% dan Ross 83,02%, sedangkan strain Hubbard mencapai produksi puncaknya pada minggu ke 32 dengan capaian 82,36%. Setelah mencapai puncak produksi, untuk setiap strain terus menurun berkisar antara 0,6-3% setiap minggu. Fenomena yang terjadi menegaskan bahwa faktor genetik mempengaruhi produksi telur sehingga untuk masing-masing strain pencapaian produksi nya berbeda baik pada saat awal produksi, produksi puncak, maupun pada saat akhir produksi. Hal ini sejalan dengan pendapat Nesheim, dkk., (1979) yang menyatakan bahwa kemampuan produksi dari setiap strain berbeda-beda sebagai akibat perbedaan

25 mutu genetic yang dimilikinya. Demikian pula umur ternak mempengaruhi produksi telur, semakin tua umur ternak produksi telurnya akan semakin rendah sebagaimana pendapat Faithful and Gowe (1993) bahwa umur merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat produksi, pada awal produksi, produksi telur meningkat sampai mencapai puncaknya, setelah itu menurun sampai akhir siklus bertelur. Berdasarkan hasil yang dicapai, secara umum rata-rata produksi telur setiap strain tidak mencapai target standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing breeder (Gambar 2, 3, 4). Kondisi ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, diantaranya manajemen pemeliharaan termasuk pemberian pakan. Walaupun dipelihara pada kandang tertutup (closed house) namun temperatur di dalam kandang masih cukup bervariasi berkisar antara 26ºC-30ºC, sehingga kondisi ini dapat mengakibatkan ternak kurang nyaman dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap konsumsi ransum yang relatif rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Oluyeni dan Roberts (1979) bahwa lingkungan yang berpengaruh terhadap performan ayam petelur adalah suhu dan kelembapan udara relative. Selain itu, pemberian pakan dalam bentuk mash pada umur 25 minggu dapat mengakibatkan nutrient yang masuk ke dalam tubuh berkurang karena adanya prilaku makan memilih butiran-butiran yang besar, sehingga pakan yang diberikan tersisa.

26 4.3 Model Kurva Produksi Telur Model kurva produksi telur yang digunakan untuk meramalkan produksi telur dalam penelitian ini adalah model Adams Bell. Model tersebut melibatkan beberapa konstanta dan umur produksi sebagai variabel. Dengan menggunakan program statistic SPSS 24, dapat diperoleh rumusan untuk model tersebut, yaitu : Model Adams Bell Model Adams Bell merupakan suatu fungsi aljabar yang digunakan untuk meramalkan produksi telur. Dalam model ini terdapat empat konstanta yang belum diketahui. Menggunakan program SPSS 24, nilai keempat konstanta yang dapat memenuhi model tersebut dapat diketahui. Adapun hasil persamaan model dan bentuk kurvanya untuk masing-masing strain adalah: 1. Cobb y = 0,939(t 12,028)

Henday Production 27 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Kurva Produksi Telur Cobbs Standar 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 Umur (Minggu) Gambar 2. Kurva Produksi, dan Standar Telur Ayam Broiler Bredeer Parent Stock strain Cobb Umur 25 sampai 65 minggu Berdasarkan Gambar 4, pada ayam strain Cobb produksi telur yang digambarkan dengan antara dugaan dan aktual relatif sama, sedangkan dibandingkan dengan standar keduanya berada di bawah, kecuali mulai minggu ke 55. Mulai umur 55 minggu baik dugaan maupun aktual berada di atas standar. 2. Ross y = 0,961(t 14,657)

Henday Production 28 90 Kurva Produksi Telur Ross 80 70 60 50 40 30 20 Standar 10 0 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 Umur (Minggu) Gambar 3. Kurva Produksi, dan Standar Telur Ayam Broiler Bredeer Parent Stock strain Ross Umur 25 sampai 65 minggu. Pada kurva produksi telur ayam strain Ross, dugaan dan aktual relatif sama sebagaimana pada strain Cobb. Pada strain Ross produksi telur awal terlalu tinggi sehingga puncak produksi dicapai lebih awal dan lebih rendah dari standar, walaupun demikian penurunan produksi telur setelah produksi puncak lebih stabil. 3. Hubbard y = 0,885(t 13,727)

Henday Production 29 90 Kurva Produksi Telur Hubbard 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Standar 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 Umur (Minggu) Gambar 4. Kurva Produksi, dan Standar Telur Ayam Broiler Bredeer Parent Stock strain Hubbard Umur 25 sampai 65 minggu Pada kurva produksi telur ayam strain Hubbard, dugaan, aktual, dan standar relatif sama pada tiga minggu pertama. Kemudian mulai minggu ke 35 actual dan dugaan berada di bawah standar sampai periode afkir. 4.4 Akurasi Model Akurasi model untuk masing-masing strain diuji dengan beberapa nilai, terutama koefisien determinasinya. Koefisien determinasi merupakan nilai yang menyatakan besarnya keterandalan model, yaitu menyatakan variasi y yang dapat diterangkan oleh x menurut persamaan yang diperoleh ( Santoso dan Kusnadi, 1992). Koefisien korelasi menyatakan besarnya derajat keeratan hubungan antar variabel

30 (Santoso dan Kusnadi, 1992). Koefisien korelasi merupakan nilai yang menyatakan ketepatan suatu model, yaitu menyatakan keeratan hubungan antara variabel tak bebas (y) dan satu atau lebih variabel peramal (x) (Gaspersz, 1995). Nilai koefisien determinasi, koefisien korelasi dan galat baku dari model Adams Bell untuk strain Cobb, Ross dan Hubbard disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai Koefisien Determinasi, Koefisien Korelasi dan Galat Baku Model Adams Bell pada Strain Cobb, Ross dan Hubbard. Koefisien Strain Koefisien Determinasi Korelasi Galat Baku Cobb 0,994 0,996 1,114 Ross 0,989 0,994 1,423 Hubbard 0,992 0,996 1,478 Nilai koefisien determinasi, koefisien korelasi dan galat baku pada tabel di atas menunjukan nilai keeratan hubungan yang sangat kuat dan ketepatan model Adams Bell yang sangat tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2005) yang menyatakan bahwa nilai keeratan hubungan antara variable bebas dan terikat dinyatakan sangat kuat apabila memiliki rentang antara 0,8 1,0, demikian juga ketepatan modelnya.

31 4.5 Produksi Telur dan pada Tabel 7. Produksi telur aktual dan dugaan berdasarkan model Adams Bell disajikan Tabel 7. Produksi Telur dan Strain Cobb, Ross dan Hubbard Model Adams- Bell Umur (minggu) Cobb Cobb Ross Ross Hubbard Hubbard 25 9,14 9,51 19,64 20,64 2,70 3,83 26 35,45 35,20 49,69 48,47 2386 23,86 27 62,14 61,89 71,05 71,04 53,01 52,10 28 76.13 76,43 80,32 81,32 73,12 72,80 29 80,64 81,37 83,26 84,37 79,47 81,60 30 82,06 82,32 83,33 84,69 80,67 84,08 31 82,00 81,95 83,02 84,12 81,58 84,25 32 81,98 81,18 82,30 83,28 82,36 83,69 33 81,08 80,29 82,09 82,35 81,90 82,90 34 80,07 79,37 81,58 81,40 80,80 82,05 35 78,68 78,44 80,40 80,44 80,33 81,17 36 78,21 77,50 80,13 79,48 79,55 80,29 37 76,62 76,56 79,95 78,52 78,89 79,41 38 76,04 75,62 78,20 77,56 78,68 78,52 39 75,02 74,68 77,31 76,60 77,97 77,64 40 73,93 73,74 76,06 75,64 77,66 76,75

32 Tabel 7. Produksi Telur dan Strain Cobb, Ross dan Hubbard Model Adams- Bell (lanjutan) Umur (minggu) Cobb Cobb Ross Ross Hubbard Hubbard 41 73,45 72,81 75,63 74,68 77,00 75,87 42 72,75 71,87 74,62 73,72 76,60 74,98 43 71,86 70,93 73,88 72,76 74,15 74,10 44 70,63 69,99 72,51 71,79 72,32 73,21 45 69,11 69,05 71,74 70,83 71,47 72,33 46 67,68 68,11 68,61 69,87 69,52 71,44 47 66,43 67,17 67,25 68,91 68,12 70,56 48 65,14 66,24 67,61 67,95 67,74 69,67 49 63,28 65,30 67,35 66,99 67,97 68,79 50 62,78 64,36 66,71 66,03 67,25 67,91 51 61,98 63,42 65,68 65,07 66,41 67,02 52 60,85 62,48 63,98 64,10 64,64 66,14 53 59,77 61,54 63,89 63,14 62,61 65,25 54 58,95 60,60 64,08 62,18 62,15 64,37 55 58,18 59,67 62,39 61,22 62,53 63,48 56 57,81 58,73 60,88 60,26 61,93 62,60 57 58,18 57,79 59,99 59,30 60,38 61,71 58 58,10 56,85 59,01 58,34 59,84 60,83 59 57,07 55,91 56,08 57,38 58,44 59,94 60 57,51 54,97 50,65 56,41 57,46 59,06

33 Tabel 7. Produksi Telur dan Strain Cobb, Ross dan Hubbard Model Adams- Bell (lanjutan) Umur (minggu) 61 62 63 64 65 Cobb Cobb Ross Ross Hubbard Hubbard 55,82 54,03 55,45 57,72 58,17 54,19 53,10 54,49 52,61 57,29 52,44 52,16 53,53 50,98 56,40 51,22 52,57 52,17 55,52 50,28 51,61 51,37 54,63 Pada Tabel di atas ada beberapa catatan produksi yang tidak lengkap karena produksi yang tidak sesuai target sehingga perusahan memutuskan untuk mengafkir ayam tersebut lebih awal. Hasil yang diperoleh menggambarkan aktual yang paling baik adalah strain Hubbard hal ini menunjukan bahwa strain Hubbard adalah strain ayam yang unggul dibandingkan dengan strain lainnya.