Research and Development Journal of Education Vol. 3 No.1 Oktober 2016 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA PGRI LAWANG KABUPATEN MALANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

DAFTAR PUSTAKA. A. M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMPETENSI PROFESONAL GURU SMP NEGERI KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

PENGARUH KOMPETENSI DOSEN TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN DI STKIP PGRI LAMONGAN. Ninies Eryadini* Dosen STKIP PGRI Lamongan

Sri Wahyuningsih Prodi. Pend. Akuntansi IKIP PGRI Madiun

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU PAI TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN PAI DI SMA

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN PENGARUH KOMITMEN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU DI SMK KENCANA BANDUNG

KONTRIBUSI DISIPLIN KERJA, SUPERVISI AKADEMIK DAN PARTISIPASI GURU (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENJASORKES SMKDI KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE. Oleh: Yusran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

Hj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

Sri Wahyuningsih dan Satrijo Budiwibowo Pendidikan Akuntansi IKIP PGRI MADIUN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU DI SDIT NURUL FALAH KEC. TAMBUN UTARA KAB. BEKASI

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 10 KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

PENGARUH SERTIFIKASI GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP SE-KECAMATAN PARIAMAN TIMUR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga

KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN. Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

BAB V PENUTUP. dengan baik dan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN

ABSTRAK Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi

PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

Abstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA SWASTA SE-KOTA PEKANBARU

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini, akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Sadirman. (2009). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: PT Rajagrafindo Persada.

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA UNIT INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA RSUD DR.

berkomunikasi dahulu, bagaimana mungkin seorang guru dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

KONTRIBUSI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MANAJEMEN KELAS (Studi di SD Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta)

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119

SUPERVISI AKADEMIK DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN. Oleh Zainuddin*

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADAA KELAS VIII SMP NEGERI I SAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

Irnaningsih; Budiyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Jurnal Siliwangi Vol. 3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia,

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH RPP, METODE PEMBELAJARAN, SARANA PRASARANA TERHADAP KINERJA GURU SERTIFIKASI. (Artikel Skripsi) Oleh RENDI ALKAFI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Motivasi Memasuki Dunia Kerja berpengaruh positif dan signifikan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh:

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

Andi H. Tegelon 1, Muh. Amir Arham 2, Ivan R. Santoso 3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA MAGELANG RINGKASAN SKRIPSI

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI PENDIDIKAN DAN LATIHAN (DIKLAT) SERTA PENGALAMAN MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN DELANGGU TAHUN 2014

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH DINIYYAH PUTRI LAMPUNG. Bella Shandy ˡ*, Stefanus Rumangkit²

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH (Penelitian di MA Hidayatul Faizien Bayongbong)

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SMA SE-KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

Transkripsi:

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP K 1 PENABUR PASAR BARU JAKARTA PUSAT 1 Mohammad Ramadona dan 2 Rian Wibowo 1 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI Email. Mohammad_ramadona@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP K 1 Penabur Pasar Baru Jakarta Pusat pada bulan mei 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan menggunakan teknik pengumpulan data penelitian berupa wawancara, observasi, dan menggunakan kuesioner (angket). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis disimpulkan bahwa supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja guru pada guru SMP K 1 Penabur Pasar Baru Jakarta Pusat dengan hasil perhitungan korelasi r = 0,7045. Hasil pengkuadratan r 2 = 49,63% menggambarkan adanya pengaruh supervise kepala sekolah terhadap kinerja guru. Pengaruh tersebut dibuktikan dengan hasil uji t bahwa t hitung 5,7026> t tabel (33 : 0,025) sebesar 2,021 sehingga H o ditolak dan H a diterima. Kata kunci: Kinerja Kerja, Supervisi Kepala Sekolah. PENDAHULUAN Peradaban bangsa sedang dihadapkan pada berbagai tantangan, hal ini terjadi karena gencarnya informasi, dan lepasnya sekat antara bangsa lewat teknologi informasi. Untuk menghadapi tantangan ini bagi dunia pendidikan, maka peran guru kian strategis untuk mengambil salah satu peran yang menopang pada tegaknya peradaban manusia Indonesia dimasa yang akan datang. Harapan ini menjadi suatu keniscayaan, karena dalam urusan pendidikan tidak cukup dengan verbalitas tetapi dibutuhkan kerja profesional, kreatifitas dan efektifitas untuk mencapai cita-cita yang didambakan. Sebagaimana telah dipahami secara meluas bahwa guru merupakan pekerjaan yang amat mulia. Guru berhadapan dengan anak-anak manusia yang akan menentukan masa depan bangsa. Hal ini menunjukan bahwa, betapa berat beban yang disandang oleh guru. Peran guru yang strategis, menuntut kerja guru yang professional, dan mampu mengembangkan ragam potensi yang terpendam dalam diri peserta didik. Sedemikian besar peran guru dalam melakukan perubahan terhadap peradaban lewat anak didik yang akan menuntut kemajuan masa depan. Tetapi disisi lain guru dihadapkan pada sejumlah permasalahan antara lain memantapkan kompetensi guru sesuai UU No.14 tahun 2005 yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan 27

kompetensi sosial. Tentu ada diantara guru sulit untuk memahaminya apalagi mengimplementasikan. Di atas semua kesulitan ini tentu saja guru membutuhkan bantuan untuk mengatasi kesulitannya. Orang-orang yang paling dekat dan dipandang mampu untuk membantu mengatasi kesulitan guru tersebut adalah kepala sekolah dan pengawas sekolah melalui kegiatan supervisi. Supervisi merupakan inspeksi, pemilikan, pengawasan, monitoring, dan penilaan atau evaluasi pengajaran yang ditunjukan untuk perbaikan pengajaran, perbaikan itu dilakukan melalui peningkatan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tugasnya. Fungsinya adalah untuk membantu mendorong dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa proses belajar mengajar dapat dan harus diperbaiki serta pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap dan keterampilan guru harus dibantu secara professional sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya. Peranannya yaitu berusaha untuk melakukan perubahan kecil dan untuk mengubah secara lebih intensif praktek-praktek pengajaran tertentu. Serangkaian kegiatan membentuk guru mengembangkan kemampuannya, maka dalam melaksanakannya supervisi terhadap guru perlu diadakan kemampuan guru, sehingga dapat ditetapkan aspek mana yang perlu dikembangkan dan bagaimana cara yang tepat dalam proses mengembangkannya. Artinya kepala sekolah dapat memberikan penilaian performasi guru dalam mengelola penampilan guru dalam proses belajar mengajar. Namun, satu hal yang harus ditegaskan, bahwa setelah melakukan penilaian penampilan guru bukan berarti selesai tentang kegiatan supervisi, tetapi harus dilanjutkan dengan perancangan dan pelaksanaan pengembangan kemampuannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan perlu dikembangkan pada setiap guru oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah kepribadian guru, peningkatan profesi secara kontiniu, proses pembelajaran, pendalaman materi pembelajaran, keragaman kemampuan guru dalam bekerja sama dengan masyarakat. Mengingat peran serta guru dalam lembaga pendidikan, guru dituntut untuk bekerja dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pengguna sekolah seperti siswa, orang tua dan masyarakat. Kinerja guru merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas kerja. Sesuatu gejala yang dapat membuat rusaknya kondisi 28

lembaga/yayasan pendidikan adalah rendahnya kinerja guru dimana timbul suatu gejala seperti absen, malas bekerja, banyak mengeluh, rendahnya prestasi kerja, rendahnya kualitas mengajar, indisipliner guru, dan gejala negative lainnya. Sebaliknya kinerja yang tinggi diingikan oleh kepala sekolah karena dapat dikaitkan dengan positif yang diperlukan. Kinerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah lembaga/yayasan pendidikan telah dikelola dengan baik. Kinerja yang tinggi menunjukkan kesesuaian antara harapan guru dengan imbalan yang disediakan oleh lembaga/yayasan. Meningkatkan kinerja bagi guru merupakan hal yang sangat penting, karena menyangkut masalah kerja guru yang merupakan salah satu langkah dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada siswa. Usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar perlu secara terus menerus mendapatkan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan. Peningkatan ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh guru dengan kemauan dan usaha mereka sendiri. Namun sering kali guru masih memerlukan bantuan dari orang lain, karena ia belum mengetahui atau belum memahami jenis, prosedur, dan mekanisme memperoleh berbagai sumber yang sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan bantuan kepada guru dalam mencerdaskan dan melaksanakan peningkatan professional mereka dengan memanfaatkan sumber yang tersedia. TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kinerja guru Secara etismologis istilah kinerja merupakan terjemahan dari kata performance yang berasal dari kata to perform yang memiliki arti yaitu (1) prestasi, (2) pelaksanaan, (3) pencapaian dan (4) unjuk kerja atau penampilan kerja (Barnawi dan Arifin 2014:11). Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2014:422), kinerja adalah teknik daya operasional atau kerja; prestasi yang diperlihatkan dan sesuatu yang dicapai. Kinerja merupakan tindakan atau tingkah laku untuk mencapai prestasi kerja. Supardi (2013:45) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas tertentu dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Whitmore (1997) dalam Uno dan Lamatenggo (2012:60) mengemukakan kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui keterampilan yang nyata. Berdasarkan pandangan ini, kinerja merupakan pengekspresian 29

potensi diri yang menyeluruh dari individu tersebut, karena jika tidak maka potensi yang dimilliki oleh individu tersebut akan berlangsung tidak optimal. Sedangkan menurut Rachmawati (2013:16), kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan. Kinerja guru merupakan tingkat keberhasilan guru dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kinerja guru tidak hanya ditunjukkan oleh hasil kerja akan tetapi juga ditunjukkan oleh perilaku dalam bekerja, mulai dari perencanaan pembelajaran, dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas dan proses evaluasi atau penilaian hasil belajar siswa (Priansa, 2014:79) Sementara menurut Barnawi dan Arifin (2014:14), kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan. Standar kinerja ini terdapat di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 8 tentang Guru dan Dosen bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kompetensi untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Berdasarkan pengertian di atas dapat penulis definisikan bahwa kinerja guru adalah hasil yang telah didapatkan oleh seseorang (guru) dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dan pada prinsipnya kinerja mengarah pada suatu upaya dalam rangka mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Faktor yang mempengaruhi kinerja guru Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja individu. Menurut Supardi (2013:47) faktor yang dapat mempengaruhi mutu kinerja seseorang antara lain: (1) partsisipasi SDM; (2) pengembangan karir; (3) komunikasi, kesehatan dan keselamatan kerja; (4) penyelesaian konflik; (5) intensif yang baik, dan; (6) kebanggaan. Berbeda dengan pandangan Supardi, menurut Locke and Latham (1990) dalam Supardi (2013:48) kinerja seseorang secara individual ditentukan oleh beberapa bidang sebagai berikut: (1) kemampuan (ability); (2) komitmen (commitment); (3) umpan balik (feedback); (4) kompleskitas kerja (task complexity); (4) kondisi yang menghambat (situasional constraint); (5) tantangan (challenge); (6) tujuan (goal); (7) fasilitas, keakuratan dirinya (self-afficacy); (8) arah (direction) dan usaha (effort); (9) daya tahan/ketekunan (persistence); (10) strategi khusus 30

dalam menghadapi tugas (task strategies). Sedangkan Suhardiman (2012) dalam Kompri (2014:163) menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja guru, yaitu: (1) kemampuan, (2) upaya dan (3) peluang atau kesempatan. Supervisi Kepala sekolah Supervisi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya dan memfasilitasi guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran (Mulyasa, 2011:252). Menurut Purwanto (2010:76) supervisi adalah aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi proses pembinaan secara profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah yang memiliki tujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Model-model Supervisi Beberapa model supervisi yang dapat dilakukan oleh para supervisor dalam melakukan supervisi antara lain: a. Supervisi Konvensional (Tradisional) Menurut Sahertian (2008:35) supervisi konvensional ini pimpinan cenderung mencari-cari kesalahan, perilaku supervisi dengan mengadakan inspeksi untuk mencari dan menemukan kesalahan. b. Supervisi Umum Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara langsung tidak berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran, seperti supervisi terhadap pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor dan supervisi keuangan sekolah. c. Supervisi Akademik atau Supervisi Klinis Supervisi klinis menurut Sudjana (2008:50) adalah bantuan profesional yang diberikan kepada guru yang mengalami masalah dalam pembelajaran agar guru yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya dengan menempuh langkah yang sistematis mencakup tahap perencanaan, tahap pengamatan, tahap analisis dan tindak lanjut. 31

d. Supervisi Kolegial atau Kesejawatan Supervisi kolegial atau kesejawatan bisa dimasukkan ke dalam teknik supervise kelompok. Teknik Supervisi Teknik supervisi menurut Sagala (2009:210) bahwa teknik supervisi ada dua yaitu: a. Teknik supervisi yang bersifat kelompok, antara lain dengan cara pertemuan orientasi, rapat guru latih, studi kelompok antar guru latih, diskusi sebagai proses kelompok, tukar menukar pengalaman, lokakarya, laboratorium kurikulum, dan melakukan perjalanan sekolah. b. Teknik supervisi yang bersifat individual. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, inter-visitasi, penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, menilai diri sendiri, diskusi panel, seminar, symposium, demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, bulletin supervisi, membaca langsung, mengikuti kursus dan kegiatan-kegiatan organisasi dalam jabatan. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Jumlah populasi penelitian ini adalah Guru SMP K 1 Penabur yang berjumlah 35 guru. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan mengambil sampel keseluruhan dari jumlah populasi yaitu sebanayak 35 guru. Teknik pengumpulan data penelitian berupa wawancara, observasi, dan menggunakan kuesioner (angket). Teknik analis data yang digunakan adalah uji regresi sederhana, uji koefisien korelasi dan untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil rekapitulasi penelitian dengan judul Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Di Smp K 1 Penabur Pasar Baru Jakarta Pusat sebagai berikut: Tabel 1. Hasil rekapitulasi data penelitian N X Y X 2 Y 2 XY Jumlah 3.142 3.237 283.132 300.575 291.388 32

1. Uji regresi sederhana Uji regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Uji ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Berdasarkan hasil uji regresi liner sederhana didapat kan persamaan regresinya adalah Y = 25,555 + 0,746 X. Artinya, terdapat pengaruh yang positif supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Hal ini ditunjukan dengan diperolehnya nilai koefisien regresi sebesar 0,746. Nilai sebesar 0,746 menunjukan bahwa setiap perubahan 1 poin variabel supervisi kepala sekolah (X) maka akan diimbangi dengan perubahan variabel kinerja guru (Y) sebesar 25,555. 2. Uji Koefisien Korelasi Dari hasil perhitungan analisis di atas diperoleh nilai r = 0,7045 hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan kuat antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi dapat dihitung pula besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan rumus koefisien determinasi. Hasil perhitungan didapatkan koefisien determinasinya adalah 49,63 %. Nilai persentase tersebut menunjukkan bahwa supervisi kepala sekolah memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja guru sebesar 49,63 % sedangkan sisanya 50,37% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Uji Hipotesis Penelitian (Uji t) Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk membuktikan apakah hipotesisyang diujikan diterima atau tidak, maka perlu dilakukan uji hipotesis dengan α = 5%. Dari perhitungan diperoleh thitung sebesar 5,7026. Kemudian untuk mencari nilai ttabel dapat digunakan tabel t, dimana pada tarif signifikan 0,025 (uji dua sisi) sebesar 2.5% dan derajat kebebasan (dk= n - 2) (35 2 = 33), maka akan diperoleh ttabel = 2, 0345. Untuk hasil perhitungan diatas menghasilkan thitung lebih besar dibandingkan ttabel ini berarti hipotesis Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMP K 1 Penabur. 33

DAFTAR PUSTAKA Barnawi dan Mohammad Arifin. 2014. Kinerja Guru Profesional: Instrumen Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. Kompri. 2014. Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik. Bandung: ALFABETA Nimpuno, dkk. 2014. Kamus Bahasa Indonesia (Edisi Baru). Jakarta: Pandom Media Nusantara. Mulyasa. 2011. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Priansa, Donni Juni. 2014. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: ALFABETA. Purwanto, Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Rachmawati, Tutik. 2013. Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya. Yogyakarta: GAVA MEDIA. Sahertian, Piet. 2008, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Inservice Education, Jakarta: Rineka Cipta Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta. Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rosda Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Uno, Hamzah B dan Nina Lamatenggo. 2012. Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. 34