LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

dokumen-dokumen yang mirip
dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

MATERI DAN METODE. Materi

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lampiran 1. Tatacara analisis kimia limbah tanaman jagung. Kadar Air (%) = (W1-W2) x 100% W1. Kadar Abu (%) = (C-A) x 100% B

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

Lampiran 1 Formulir organoleptik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan padi

BAB III METODE PENELITIAN

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

FERMENTASI NATA DARI SARI BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) TERHADAP BEBERAPA VARIASI KONSENTRASI STARTER Acetobacter xylinum.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Minuman Disperindag dan SMA Negeri 6 Pekanbaru serta SMA Negeri 11

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

III. METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Pertanian UMY untuk tahap pembuatan tepung mocaf dan Laboratorium. Biokimia Farmasi UMY untuk uji karateristik tepung mocaf meliputi Analisis

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Temu Putih. Penyortiran Basah. Pencucian. Pengupasan. Timbang, ± 200 g. Pengeringan sesuai perlakuan

Transkripsi:

81 LAMPIRAN Lampiran 1. Skema 1. Pembuatan Biakan A. xylinum Pada Media Agar 2,3 g nutrien agar diencerkan dengan 100 ml akuades di panaskan di sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C Media Agar dan selama 15 menit dituangkan dalam tabung reaksi didiamkan dalam posisi miring hingga beku Media agar miring diinokulasi dengan cara menggoresbakteri A.xylinum Biakan murni A xylinum diinkubasi inkubator selama 7 sampai 10 hari dalam

82 Skema 2. Pembuatan Starter Air Kelapa 500 ml air kelapa yang sedang tuanya Disaring Pengotor Filtrat ditambah 5.0 g glukosa ditambah 2,5 g urea ditambah bufer asetat ph 4 Larutan asam bergula dipanaskan diinokulasi dengan bakteri A. xylinum dari stok kultur Starter air kelapa difermentasi selama 14 hari

83 Skema 3. Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan Asam Askorbat. 50 ml air kelapa disaring Pengotor Filtrat Larutan asam bergula. ditambahkan 5 g gula pasir ditambahkan 0,25 g urea dipanaskan hingga mendidih sambil diaduk ditambahkan larutan buffer ph 4 Selulosa bakteri asam askorbat didinginkan ditambahkan asam askorbat dengan variasi 0 g, 0,5 g, 1 g, 1,5 g, 2 g diinokulasi dengan A xylinum 5 ml difermentasi selama 14 hari. dianalisa Ketebalan Kadar Abu Kadar Air Kadar Serat Kadar Vit.C Spektroskopi FTIR, SEM,

84 Skema 4. Penentuan Kadar Air Selulosa Bakteri dengan Metodi Thermalgravimetri 2 g selulosa bakteri Dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui beratnya Dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105 o C selama 5 jam Didinginkan dalam desikator selama 20 menit Ditimbang Dipanaskan, dinginkan dan ditimbang sampai berat konstan Dihitung kadar airnya Hasil

85 Skema 5. Penentuan Kadar Abu Selulosa Bakteri dengan Metode Gravimetri 2 g selulosa bakterial Dimasukkan ke dalam cawan krus yang telah diketahui beratnya Dipanaskan dalam tanur pada suhu 600 o C selam 5 jam sampai menjadi abu Didinginkan di dalam desikator selama 20 menit Ditimbang sampai berat konstan Dihitung kadar abunya Hasil

86 Skema 6. Penentuan Kadar Serat dari Selulosa bakteri 2,5 g selulosa bakteri diekstraksi dengan petroleum eter Pengotor Filtrat dimasukkan dalam erlenmeyer, ditambah Asam sulfat 1,25 %, direfluks selama 30 menit Endapan disaring dalam keadaan panas dicuci dengan air panas, asam sulfat 1,25 % dan alkohol 96 % Dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C, Dipijarkan pada suhu 600 C, dinginkan dalam desikator lalu,pijarkan,dinginkan o Ditimbang hingga berat konstan Hasil

87 Skema 7. Penetuan Kadar Vitamin C Selulosa Bakteri Selulosa Bakteri Diamsukkan kedalam beaker glass Ditambahkan air sebanyak 50 ml Disonikasi selama 1 jam Residu Filtrat diambil 1 ml larutan masukkan kedalam erlenmayer ditambahakan indikator amilum 1% dititrasi denganlarutan I 2 0,01 N sampai terbentuk warna biru dicatat volume I2 yang terpakai Hasil Perlakuan yang sama dilakukan pada media pertumbuhan dengan variasi temperatur 27, 37, 47, dan 57 o C

88 Lampiran 2. Hasil Pengukuran parameter yang di analisa terhadap pembentukan selulosa bakteri Untuk megukur ketebalan selulosa bakteri diambil 3 titik yang berbeda, melalui jangka sorong, kemudian dihitung rata-ratanya.didapat hasil sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Analisa Ketebalan dari Selulosa Bakteri Penambahan Ketebalan Selulosa Bakteri (cm) Rata-Rata Vitamin C I II III 0 g 0,703 0,708 0,750 0,705 0,5 g 0,811 0,805 0,801 0,805 1 g 0,909 0,945 0,950 0,935 1,5 g 0,633 0,645 0,613 0,630 2,0 g 0,534 0,520 0,519 0,524

89 Tabel 2 Hasil Analisa Kadar Abu dari Selulosa Bakteri Penambahan Vitamin C Kadar Abu Selulosa Bakteri (%) I II III Rata-Rata % 0 g 1,10 0,973 1,08 1,05 0,5 g 1,21 1,19 1,20 1,20 1 g 1,55 1,57 1,58 1,57 1,5 g 1,43 1,40 1,42 1,41 2,0 g 1,00 1,00 1,01 1,00 Penentuan kadar abu pada selulosa bakteri dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Berat cawan Berat sampel Berat cawan + sampel basah Berat cawan + sampel kering Berat air yang menguap = 14,5720 g = 2,0321 g = 16,6041 g = 16,5722 g = 0,0319 g Kadar abu = Berat abu 100% Berat sampel 0,0319 = 100% 2,0321 = 1,57 %.

90 Tabel 3. Hasil Analisa Kadar Air dari Selulosa Bakteri Penambahan Vitamin C Kadar Air Selulosa Bakteri (%) I II III Rata-Rata % 0 g 86,30 85,70 86,00 86,00 0,5 g 85,92 86,00 85,96 85,96 1 g 86,70 86,93 86,54 86,73 1,5 g 85,80 85,77 85,80 85,79 2,0 g 85,47 85,51 85,49 85,49 Penentuan kadar air pada selulosa bakteri dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Berat cawan Berat sampel Berat cawan + sampel basah Berat cawan + sampel kering Berat air yang menguap = 0,6681 g = 2,0321 g = 2,7002 g = 0,9383 g = 1,7619 g Kadar Air = Berat Air Yang Menguap 100% Berat Sampel 1,7619 = 100% 2,0321 = 86,73 %.

91 Tabel 4. Pengukuran Kadar Serat Selulosa Bakteri Penambahan Vitamin C Kadar serat selulosa bakteri (%) I II III Rata-Rata % 0 g 3,00 3,12 3,08 3,06 0,5 g 3,21 3,24 3,25 3,23 1 g 3,55 3,61 3,50 3,55 1,5 g 2,81 2,79 2,87 2,82 2,0 g 1,90 1,80 1,85 1,85 Penetuan kadar serat selulosa bakteri dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. Berat Kertasv Kering Berat sampel Berat kertas saring + sampel Beat kertas saring + sampel setelah pengeringan Berat serat = 0,8009 g = 2,0322 g = 2,8331 g = 2,7610 g = 0,0721 g Kadar serat = Berat serat 100% Berat sampel 0,0721 = 100% 3,55 = 3,55 %

92 Tabel 5. Hasil Analisa Vitamin C terhadap Media Fermentasi Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan 0 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda, dan berat sampel = 38,3 g Suhu ( o C) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C I II III mg % 27 0 0 0 0 0 37 0 0 0 0 0 47 0 0 0 0 0 57 0 0 0 0 0 Tabel 6.. Hasil Analisa Vitamin C terhadap Media Fermentasi Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan 0,5 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda. dan berat sampel = 38,3 g Suhu ( o C) Kadar vitamin C (mg) Kadar Vitamin C I II III mg % 27 4,86 4,83 4,84 4,84 0,013 37 4,86 5,21 5,19 5,20 0,014 47 5,26 5,28 5,30 5,28 0,014 57 6,14 6,16 6,18 6,16 0,016

93 Tabel 7. Hasil Analisa Vitamin C terhadap Media Fermentasi Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan 1,0 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel = 38,8 g Suhu ( o C) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C I II III mg % 27 6,68 6,69 6,70 6,69 0,017 37 7,60 7,64 7,68 7,64 0,020 47 7,93 7,96 7,90 7,93 0,020 57 9,68 9,69 9,70 9,69 0,025 Tabel 8.Hasil Analisa Vitamin C terhadap Media Fermentasi Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan 1,5 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda. dan berat sampel 38,6 g Suhu ( o C) Kadar Vitamin C (mg) Kadar vitamin C I II III mg % 27 11,80 11,82 11,81 11,81 0,031 37 13,09 13,07 13,08 13,08 0,034 47 19,09 19,07 19,11 19,09 0,049 57 19,97 19,98 19,96 19,97 0,052

94 Tabel 9. Hasil Analisa Vitamin C terhadap Media Fermentasi Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan 2,0 g Vitamin C ( Asam Askorbat), pada suhu berbeda Suhu ( o C) Kadar Vitamin C (mg) Kadar vitamin C I II III mg % 27 25,88 25,90 25,84 25,87 0,066 37 26,18 26,17 26,25 26,20 0,068 47 28,48 28,49 28,51 28,49 0,073 57 28,93 28,90 28,93 28,92 0,074 Tabel 10. Hasil Analisa terhadap Selulosa Bakteri Hasil Fermentasi dengan Penambahan 0 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel = 30,3 g Suhu ( o C) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C I II III mg % 27 0 0 0 0 0 37 0 0 0 0 0 47 0 0 0 0 0 57 0 0 0 0 0

95 Tabel 11. Hasil Analisa terhadap Selulosa Bakteri Hasil Fermentasi dengan Penambahan 0,5 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel = 30,8 g Suhu ( o C) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C I II III mg % 27 0,86 0,88 0,90 0,88 0,143 37 1,08 1,08 1,08 1,08 0,175 47 1,87 1,89 1,88 1,88 0,305 57 2,06 2,09 2,08 2,08 0,338 Tabel 12. Hasil Analisa terhadap Selulosa Bakteri Hasil Fermentasi dengan Penambahan 1,0 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel = 32,4 g Suhu ( o C) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C I II III mg % 27 1,74 1,78 1,76 1,76 0,272 37 2,01 2,03 1,98 2,01 0,310 47 3,08 3,12 3,06 3,08 0,475 57 3,66 3,67 3,69 3,67 0,566

96 Tabel 13. Hasil Analisa terhadap Selulosa Bakteri Hasil Fermentasi dengan Penambahan 1,5 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel = 31,8 g Suhu ( o C) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C I II III mg % 27 3,50 3,54 3,52 3,52 0,554 37 4,82 4,84 4,86 4,84 0,761 47 4,50 4,52 4,54 4,52 0,710 57 5,15 5,35 5,25 5,25 0,826 Tabel 14. Hasil Analisa terhadap Selulosa Bakteri Hasil Fermentasi dengan Penambahan 2,0 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel =30,6 g Suhu ( o C) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C I II III mg % 27 4,02 4,04 4,86 4,04 0,660 37 4,38 4,40 4,42 4,40 0,719 47 6,60 6,60 6,60 6,60 1,078 57 7,58 7,60 7,62 7,60 1,242

97 Kadar asam askorbat pada selulosa bakteri dengan penambahan asam askorbat dapat dihitung cara sebagai berikut. mg vitamin C (asam askorbat) = volume titran x N I 2 / 0,09947 = 0,2/0 x 0,1 /0,09947 = 1,76 mg Kadar vitamin C(asam askorbat) = mg vitamin C / Berat sampel x 100 % = 1,76 mg / 32400 mg x 100 % = 0,00543 % x 50 (pengenceran) = 0,272 %.

98 Lampiran 3. Gambar Spektrum FTIR Gambar 1.Spektrum FTIR Asam Askorbat Gambar 2.Spektrum FTIR Selulosa Bakteri 0g

99 Gambar 3 Spektrum FTIR selulosa bakteri 0,5 g Gambar 4. Spektrum FTIR Selulosa Bakteri 1,0g

100 Gambar 5. Spektrum FTIR Selulosa Bakteri 1,5g Gambar 6. Spektrum FTIR Selulosa Bakteri 2,0g

101 Lampiran 4 Gambar SEM dari Selulosa Bakteri Gambar 1 Selulosa Bakteri penambahan 0 g asam askorbat Gambar 2. Selulosa Bakteri penambahan 1 g asam askorbat Gambar 3. Selulosa Bakteri penambahan 2 g asam askorbat.