I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

ALTERNATIF STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

I. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rintangan seakan ingin menguji kelayakan strategi pembangunan. masyarakat. Beratnya permasalahan ini memang sulit untuk ditawar

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

Analisis Isu-Isu Strategis

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan proses produksi yang khas didasarkan pada proses

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Banyak cara dilakukan pemerintah sebagai otoritas kebijakan publik untuk

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

KINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB I. Pendahuluan. Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB 1 PENDAHULUAN. Per akhir tahun 2012, jumlah UMKM di Indonesia 56,53 juta unit dengan kontribusi

BADAN PUSAT STATISTIK

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha khususnya sektor industri yang mana akan menimbulkan

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di era otonomi daerah menghadapi berbagai

PENDAHULUAN. dan kesejahteraan rakyat. Selain itu akivitas dan keberhasilan pembangunan juga

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDRB)-nya, sektor industri pengolahan secara konsisten merupakan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB I PENDAHULUAN. alam dan budayanya, serta memiliki potensi yang cukup besar di sektor pertanian. Sebagian

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencerminkan wujud nyata sebagian besar kehidupan sosial dan ekonomi dari rakyat Indonesia. Peran usaha kecil dan menengah (UKM) yang besar ditunjukkan oleh kontribusinya terhadap produksi nasional, jumlah unit usaha dan pengusaha, serta penyerapan tenaga kerja. Kontribusi UKM dalam Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2003 adalah sebesar 56,7 persen dari total PDB nasional, terdiri dari kontribusi usaha mikro dan kecil sebesar 41,1 persen dan skala usaha menengah sebesar 15,6 persen. Atas dasar harga konstan tahun 1993, laju pertumbuhan PDB UKM (dengan migas) pada tahun 2003 tercatat sebesar 4,57 persen (angka sementara) atau tumbuh lebih cepat daripada PDB nasional (dengan migas) yang tercatat sebesar 4,10 persen (angka sementara). Perkembangan UKM seperti itu sangat kritikal dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Tantangan UKM untuk mampu bersaing di era perdagangan bebas, baik di pasar domestik maupun di pasar ekspor, sangat ditentukan oleh dua kondisi utama. Pertama, lingkungan internal UKM harus diperbaiki, yang mencakup aspek kualitas SDM, terutama kewirausahaan (entrepreneurship), penguasaan teknologi dan informasi, struktur organisasi, sistem manajemen, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal dan jaringan bisnis dengan pihak luar. Kedua, lingkungan eksternal harus juga kondusif, yang terkait dengan kebijakan pemerintah, aspek hukum, kondisi persaingan pasar, kondisi ekonomi sosial kemasyarakatan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan perubahan ekonomi global. Pada 17 Juni 2003, dikeluarkan Peraturan Menteri No. Kep/236/MBU/2003 dan Surat Menteri BUMN No.SE-433/MBU/2003 tentang Program Kemitraan untuk pemberdayaan khususnya UMKM. Pilihan strategi dan kebijakan untuk memberdayakan UKM dalam memasuki era pasar global menjadi sangat penting bagi terjaminnya kelangsungan hidup dan perkembangan UKM sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pertumbuhan dan pemerataan pendapatan.

2 Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah memiliki tujuan yang sangat berpihak kepada UMKM, diantaranya : (1) Peningkatan jumlah dan peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian Nasional; (2) Peningkatan pemberdayaan koperasi dan UMKM; (3) Peningkatan daya saing produk koperasi dan UKM melalui peningkatan kemampuan koperasi dan UKM dalam mengembangkan produk-produk kreatif, inovatif, berkualitas dan berdaya saing; (4) Peningkatan pemasaran produk koperasi dan UKM melalui peningkatan kelembagaan dan jaringan pemasaran serta pangsa pasar produk koperasi dan UKM; (5) Meningkatkan akses pembiayaan dan penjaminan koperasi dan UMKM melalui penyediaan skema dan memperluas akses pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan koperasi dan UMKM; (6) Pengembangan wirausaha koperasi dan UMKM baru; (7) Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak kepada koperasi dan UMKM. Lampung merupakan salah satu daerah pemberi kontribusi yang cukup besar dalam pengembangan dan pemberdayaan UKM nasional. Perkembangan jumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Lampung dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah UMKM Provinsi Lampung Tahun 2010 No. Bidang Jumlah Unit 1. Pertambangan dan Penggalian 2.908 2. Industri Pengolahan 66.850 3. Listrik, gas, dan air bersih 281 4. Konstruksi 6.680 5. Pertanian 1.064.687 6. Perdagangan, hotel, dan restoran 278.559 7. Keuangan, persewaan/jasa perusahaan 1.829 8. Jasa-jasa 52.024 Total unit 1.473.818 Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, 2011 Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung mencatat jumlah unit usaha yang tergolong UMKM di daerah ini per 31 Desember 2010 mencapai 1,473 juta unit. Dinas Koperasi dan UMKM mencatat dari 1,473 juta unit UMKM di Lampung terbagi menjadi delapan bidang, yakni pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; konstruksi; pertanian; perdagangan, hotel, dan restoran; keuangan, persewaan/jasa perusahaan; dan jasa-

3 jasa. UMKM dengan jumlah terbanyak bergerak di bidang pertanian, yakni 1.064.687 unit, diikuti dengan bidang perdagangan, hotel dan restoran, sebanyak 278.559 unit lalu diikuti oleh industri pengolahan sebanyak 66.850 unit. Bidang pertanian memberi kontribusi terbesar dalam pengembangan UMKM di Lampung. Hal ini disebabkan karena Provinsi Lampung didukung oleh kondisi geografis yang merupakan daerah pertanian. Produk pertanian unggulan Provinsi Lampung adalah pisang. Buah ini banyak didatangkan dari Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus, Lampung Barat, Lampung Utara, dan Lampung Tengah dan Lampung Timur. Produksi pisang Lampung pada tahun 2003, mencapai 319.081 ton, angka ini terus meningkat dibandingkan dengan produksi pisang pada tahuntahun sebelumnya, dimana pada tahun 2002 sebesar 184.554. Ekspor pisang segar dari Provinsi Lampung pada caturwulan pertama tahun 2001 sekitar 316 ton dengan nilai 58.976 dollar Amerika, atau 0,02 persen dari total ekspor provinsi sebesar 245,6 juta dollar Amerika. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan ekspor di caturwulan yang sama tahun sebelumnya, yang nilainya mencapai 103.215 dollar Amerika. Ekspor pisang Indonesia selama ini ditujukan ke negara-negara dikawasan Asia terutama Cina (Dinas Perkebunan Lampung). Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bidang pertanian akan lebih berkembang pesat jika dipadukan dengan industri pengolahan makanan. Terutama untuk Kota Bandar Lampung, pengembangan dan pemberdayaan UMKM dapat dikonsentrasikan kepada industri pengolahan makanan yang berasal dari produk pertanian seperti pisang. Jumlah industri beberapa komoditas unggulan perdagangan yang ada di Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa keripik pisang menduduki peringkat kedua setelah komoditas kopi. Banyaknya jumlah industri keripik pisang dikarenakan di Provinsi Lampung tersedia bahan baku yang cukup besar. Industri keripik di Kelurahan Segala Mider Kecamatan Tanjung Karang Barat adalah pusat perdagangan keripik di Kota Bandar Lampung.

4 Tabel 2. Jumlah industri beberapa komoditas unggulan perdagangan di Kota Bandar Lampung No. Komoditas Unggulan Industri (Unit) 1. Keripik Pisang 38 2. Kopi 49 3. Sulaman dan Bordir 15 4. Kain Tapis 18 5. Kerang 21 6. Melinjo 37 Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, 2011 Sebagai kota yang mengandalkan sektor industri, ada beberapa kawasan yang awalnya tumbuh dengan sendirinya sebagai kawasan industri di Kota Bandar Lampung selain Kawasan Industri Lampung (KaIL) sebagai kawasan industri yang ditetapkan oleh pemerintah, diantaranya yakni : kawasan industri di Jalan Soekarno-Hatta, by pass, Jalan Yos Sudarso, Panjang, Srengsem, dan sepanjang jalur lintas Sumatera. Dalam pengembangan sektor industri seringkali dijumpai beberapa kendala yaitu tidak tersedianya modal yang cukup serta rendahnya potensi sumberdaya manusia yang dimiliki. Menanggapi hal itu, kebijakan program kemitraan merupakan salah satu strategi pembangunan pemerintah yang berpihak kepada pengusaha kecil dan menengah. Program ini merupakan upaya pemberdayaan petani dan pengurangan kesenjangan ekonomi antara perusahaan besar agroindustri dan petani kecil. Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Program kemitraan diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan perekonomian masyarakat, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), agar menjadi tangguh dan mandiri. Program kemitraan mampu memberdayakan masyarakat dan wilayah berdasarkan potensinya serta peran dan partisipasi masyarakat. PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VII (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor perkebunan yang ada di wilayah Sumatera bagian selatan yang berkantor di wilayah Bandar Lampung. PTPN VII tidak hanya fokus bergerak di bidang perkebunan. Salah satu program

5 mereka adalah menyaring para pengusaha mikro dan kecil dalam membantu meningkatkan kreatifitas. Usaha keripik salah satunya, yang bertempat di dekat kantor PTPN VII di sepanjang jalan Zainal Abidin Pagar Alam Kelurahan Segala Mider Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. Lokasi usaha PTPN VII yang berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat, menyebabkan keberadaannya sangat diperlukan sebagai agent of development dalam rangka memberikan dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga diharapkan mampu membangun suasana kerja dan hubungan masyarakat yang semakin kondusif. Untuk merealisasikan hal tersebut, dilakukan berbagai upaya dalam rangka mendorong kegiatan pertumbuhan ekonomi daerah dan menciptakan lapangan kerja serta kesempatan berusaha, terutama bagi usaha kecil/menengah di sekitar unit usaha. Salah satu upaya tersebut adalah Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), yang bergerak di sektor industri, perdagangan umum, perkebunan rakyat, perikanan dan lain-lain. Pembinaan terhadap pengusaha kecil/ekonomi lemah diberikan dalam bentuk bantuan modal kerja, pelatihan dan keterampilan, manajemen usaha serta dalam bentuk kepedulian lingkungan melalui program bina lingkungan yaitu berupa bantuan fisik untuk korban bencana alam, pendidikan dan latihan kepada masyarakat sekitar, sarana dan prasarana umum dan lain-lain. Dampak dilakukannya hal ini adalah keberadaan PTPN VII benar-benar dirasakan oleh masyarakat sekitar. Keberhasilan ini tentunya akan mampu membantu pemerintah dalam upaya menuju pemberdayaan ekonomi kerakyatan, dengan tujuan untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan perekonomian serta terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha dengan mengembangkan potensi usaha kecil dan koperasi, agar menjadi tangguh dan mandiri. Distribusi penyaluran dana PTPN VII pada tiap sektor untuk tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan distribusi penyaluran dana PTPN VII pada berbagai sektor, salah satunya dananya dikucurkan pada PKBL PTPN VII yang terletak di sentra industri keripik di Kelurahan Segala Mider Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. Bantuan dana tersebut tersebut diambil dari bagian sektor industri, karena sebagian besar anggotanya adalah pemilik usaha industri

6 keripik skala rumah tangga yaitu keripik pisang. Keripik pisang saat ini telah menjadi icon oleh-oleh asal Lampung. Keripik pisang merupakan komoditas unggulan industri kedua setelah kopi. Tabel 3. Distribusi penyaluran dana pada setiap sektor, Tahun 2011 Sektor Jumlah Dana Jumlah Mitra Binaan Sektor Industri Rp. 713.000.000,- 70 Sektor Perdagangan Rp. 1.920.750.000,- 273 Sektor Pertanian Rp. 9.101.000.000,- 1.552 Sektor Perkebunan Rp. 412.500.000,- 19 Sektor Perikanan Rp. 66.500.000,- 25 Sektor Peternakan Rp. 283.000.000,- 25 Sektor Jasa Rp. 394.000.000,- 43 Sektor lainnya Rp. 300.000.000,- 2 Jumlah Rp.13.190.750.000,- 2009 Sumber : PTPN VII, 2011. 1.2 Perumusan Masalah Jumlah usaha kecil dan menengah di Lampung semakin meningkat jumlahnya. Sebagian besar UKM selalu menghadapi kendala klasik yaitu keterbatasan modal, pemasaran, sumber daya manusia, dan ketersedian bahan baku. Empat aspek itu menjadi faktor penghambat laju perkembangan industri kecil di Lampung. Banyak UKM masih mencari pasar bagi produknya. Banyak pula UKM yang tidak mampu memenuhi permintaan karena terbatasnya permodalan dan ketersedian bahan baku. Sehingga, ketika permintaan meningkat, UKM banyak yang kelimpungan sendiri. Ditambah lagi dengan minimnya sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Berbagai upaya dan kebijakan untuk membangun sektor ini telah banyak dilakukan, tapi sampai sekarang belum ditemukan formula yang dianggap paling tepat untuk bisa keluar dari kendala tersebut. Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah kedepan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan

7 perannya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Program Kemitraan yang dilakukan PTPN VII di sentra industri keripik Kelurahan Segala Mider Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk dapat mengembangkan UKM di Propinsi Lampung. Tujuan dari adanya PKBL PTPN VII yaitu meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Aktifitas pemberdayaan yang dilakukan PKBL tidak sebatas pada bantuan pemberian pinjaman modal saja, tetapi juga peningkatan sumber daya manusia. Permasalahan mengenai kondisi masyarakat sekitar baik dari sisi sosial dan ekonomi juga harus menjadi pertimbangan PKBL. Faktor-faktor yang menjadi penyebab masyarakat pelaku industri di Kelurahan Segala Mider perlu diberdayakan juga harus dikaji secara lebih mendalam agar program yang digulirkan oleh PTPN VII menjadi tidak salah sasaran. Agar tujuan dari PKBL menjadi tepat sasaran juga diperlukan sebuah pengkajian yang mendalam mengenai bagaimana strategi pengembangan yang dilakukan baik dari program maupun pendekatan-pendekatan lain. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aktivitas pemberdayaan anggota kelompok agroindustri keripik dalam PKBL oleh PTPN VII di Kelurahan Segala Mider Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung? 2. Bagaimana alternatif strategi pengembangan kemitraan (IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM) yang dilakukan oleh PTPN VII dalam mendukung kegiatan usaha mitra binaannya?

8 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Mengidentifikasi aktivitas program pemberdayaan anggota kelompok agroindustri keripik dalam PKBL oleh PTPN VII di Kelurahan Segala Mider Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 2. Merumuskan alternatif strategi pengembangan kemitraan yang dilakukan oleh PTPN VII dalam mendukung keberhasilan usaha mitra binaannya. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai : 1. Bahan masukan bagi PTPN VII dalam membuat atau memperbaharui kebijakan mengenai kegiatan PKBL yang dilakukan di Sentra Industri Keripik Segala Mider. 2. Bahan informasi dan perbandingan bagi penelitian sejenis ditempat dan waktu yang berbeda.