Preparation and Characterization Of Co 3 O 4 Nano Powder

dokumen-dokumen yang mirip
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

SINTESIS TIMBAL OKSIDA (PbO) SERTA UJI DEGRADASI TERHADAP METANIL KUNING

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

SINTESIS TEMBAGA OKSIDA (CuO) SERTA UJI DEGRADASI TERHADAP METANIL KUNING

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SINTESIS MANGAN OKSIDA MENGGUNAKAN PREKURSOR H 2 C 2 O 4 dan KMnO 4 DENGAN METODE SOL-GEL

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SONOKIMIA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

SINTESIS ZSM-5 SECARA LANGSUNG DARI KAOLIN TANPA TEMPLAT ORGANIK: PENGARUH WAKTU KRISTALISASI

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aristanto Wahyu Wibowo, A. K. Prodjosantoso & Cahyorini K.

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Pengaruh Suhu Sintering Pada Pembuatan Strontium Titanat (SrTiO 3 ) Terhadap Konstanta Dielektrik Menggunakan Metode Co-Precipitation

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SINTESIS, KARAKTERISASI DAN UJI AKTIFITAS FOTOKATALITIK NANOKOMPOSIT TiO 2 -ZnFe 2 O 4

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

ANALISIS SIFAT-SIFAT PERMUKAAN BIRNESSITEYANG DIPREPARASI DARI DUA AGEN PEREDUKSI BERBEDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan

Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi

Bab III Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keterangan Gambar 7 : 1. Komputer 2. Ocean Optic USB 2000 Spektrofotometer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015,

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

3 Metodologi penelitian

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4

Sintesis dan Identifikasi Material Besi Berpendukung ZnAl 2 O 4 (Fe/ZnAl 2 O 4 )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

3. Metodologi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

Penggunaan Ekstrak Air Daun Kopi Robusta (Coffea robusta) Dalam Sintesis Material ZnAl2O4 Dengan Metode Kopresipitasi

PENGARUH SUHU PADA PROSES SONIKASI TERHADAP MORFOLOGI PARTIKEL DAN KRISTALINITAS NANOPARTIKEL Fe 3 O 4

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI TERHADAP HIDROTALSIT Mg/Al YANG DISINTESIS MELALUI METODE PRESIPITASI TAK JENUH

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

Konversi Kulit Kerang Darah (Anadara granosa) Menjadi Serbuk Hidroksiapatit

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

Bab 4 Data dan Analisis

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab III Metodologi Penelitian

Sintesis dan Enkapsulasi Partikel Nanomagnetik Nikel dengan Alginat-Kitosan dan Senyawa Aktif Mangosteen

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

Sintesis Lapis Tipis Fotokatalis ZnO-TiO 2 Menggunakan Metode Sol Gel dengan PEG (Polyethylene Glycol) sebagai Pelarut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

PENGARUH ADITIF PADA SINTESIS NANOPARTIKEL Mn 2 O 3 MELALUI PROSES SOL-GEL

FOTODEGRADASI DAN FOTOELEKTRODEGRADASI ZAT WARNA METHYL ORANGE DENGAN KATALIS KOMPOSIT GRAFIT/PbTiO 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

Pengaruh Waktu Milling dan Temperatur Sintering Pada Pembentukan Nanopartikel Fe 2 TiO 5 Dengan Metode Mechanical Alloying

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Efek Konsentrasi Doping Mangan (Mn) Terhadap Ukuran Butir dan Struktur Kristal Partikel Nano Zn (1-x) Mn x (x=0; 0,02; 0,03)

Adsorpsi Logam Nikel dan Analisis Kristalinitas H-Faujasit dari Abu Layang Batubara

Transkripsi:

Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, 1(2), November 2015, 124-129 Available online at Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi Preparation and Characterization Of Co 3 O 4 Nano Powder Pepi Helza Yanti, Akmal Mukhtar, Astarina Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl.HR Soebrantas KM 12,5 Panam Pekanbaru 28293 Email : peppyhelza@yahoo.com Received: October 2015; Revised: November 2015; Accepted: November 2015; Available Online: August 2016 Abstrak Telah dilakukan sintesis Co 3 O 4 menggunakan prekursor Co(NH 3 ) 4.6H 2 O dan KOH dengan perbandingan 1:1 M, melalui metode pengendapan. Variasi temperatur kalsinasi dilakukan untuk melihat jenis mineral dan tingkat kristalinitas dari Co 3 O 4 yang disintesis. Hasil analisis menggunakan XRD menunjukkan bahwa temperatur kalsinasi mempengaruhi jenis mineral dan tingkat kristalinitas Co 3 O 4 yang dihasilkan, dan temperatur 700 o C menunjukkan tingkat kristalinitas lebih baik. Analisis ukuran partikel menggunakan persamaan Schereer menunjukkan bahwa ukuran partikel berkurang dengan naiknya temperatur. Ukuran kristal dari Co 3 O 4 pada temperatur 700 o C adalah = 32.37 nm. Analisis morfologi dilakukan menggunakan SEM, dan hasilnya menunjukkan bentuk partikel seperti bongkahan mendekati bulat Kata kunci : Co 3 O 4, temperatur, pengendapan. Abstract Synthesis of Co 3 O 4 has been done using Co(NH 3 ) 4.6H 2 O and KOH as precursors with molar ratio 1:1 M with precipitation method. Several of calcination temperature were done to learn type of mineral phase and crystalinity of Co 3 O 4 synthesized. The XRD analysis revealed that calcination temperature influence crystalinity and mineral phase of Co 3 O 4 prepared and calcination temperature at 700 o C has highest intensity and crystalinity that others. Analysis of particle size was examined using Schererr equation, and the results showed that particle size decrease with calcination temperature. The particle size at 700 o C was = 32.387 nm. Analysis morphology of Co 3 O 4 was examined using SEM technique, and the result revelaed Co 3 O 4 have nearly spherical. Keywords: Co 3 O 4, temperature, precipitation. DOI :http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v0i0.4057. 1. PENDAHULUAN Oksida logam merupakan salah satu material logam yang memiliki aplikasi cukup luas, hal ini disebabkan sifat-sifat yang dimiliki oleh oksida logam tersebut, baik sifat fisika maupun kimianya. Sifat ini berhubungan dengan kemagnetan, optik, daya hantar listrik, luas permukaan dan ukuran partikel, sehingga sintesis oksida logam banyak dilakukan. Oksida logam dapat digunakan pada berbagai bidang industri antara lain sebagai semikonduktor- kobal oksida-co 3 O 4 (Lai et al., 2008); superkonduktor (Ezema et al., 2009). Logam lainnya seperti NiO dapat digunakan sebagai katalis (Ressler et al., 2010). Kobal oksida memiliki beberapa jenis oksida seperti CoO, Co 2 O 3 dan Co 3 O 4, yang memiliki sifat dan karakteristik bebeda. Co 3 O 4 dapat diaplikasikan untuk sensor gas dan anoda ion lithium dari baterai (Gu et al., 2008), sebagai semikonduktor dalam degrdasi zat warna seperti methylen blue (Warang et al., 2014); dan methanil range (Goudarzi et al., 2014); methanil orange dan rhodamin B ( Sadiq dan Naseraj, 2014) Copyright 2016, Published by Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, P-ISSN: 2460-6065, E-ISSN: 2548-3013

Jurnal Kimia VALENSI, Vol 1, No. 2, November 2015 [124-129] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013 Beberapa metode sintesis telah dikembangkan untuk menghasilkan Co 3 O 4 dari berbagai komposisi dengan hasil yang beragam. Sintesis dengan fase cair merupakan metode yang baik dan lebih terkontrol untuk menyesuaikan struktur, komposisi, dan morfologi dari partikel Co 3 O 4. Goudarzi et al (2014) menggunakan dekomposisi termal memperoleh Co 3 O 4 dengan ukuran partikel 30 nm pada temperatur 450 o C selama 3 jam, sedangkan Nassar dan Ahmed (2012) menggunakan metode hidrotermal memperoleh Co 3 O 4 berukuran 30.5 47.35 nm. Co 3 O 4 juga telah berhasil disintesis menggunakan metode sol-gel dari garam Co(NO 3 ) 2.6H 2 O dan asam sitrat, dengan ukuran partikel 15.25 nm dan memiliki morfologi seperti nanoflake (Binita et al., 2014). Jenis prekursor dan parameter reaksi juga mempengaruhi kristalinitas dan ukuran partikel yang dihasilkan. Penelitian Sharifi et al., (2013) dengan perbandingan prekursor 0.6:3.2 M, dari prekursor Co(NO 3 ) 2.6H 2 O dan KOH diperoleh Co 3 O 4, sementara Chen et al., (2014) menggunakan prekursor Co(NO 3 ) 2 6H 2 O dan NaOH menghasilkan Co 3 O 4 dengan ukuran partikel 37 nm pada temperatur kalsinasi 235 o C selama 4 jam. Penelitian lainnya Maningandan et al., (2013) menggunakan prekursor CoCl 2.6H 2 O juga telah menghasilkan Co 3 O 4 dengan ukuran 49 nm menggunakan metode thermal decomposition. Co 3 O 4 ukuran nano dengan permukaan yang besar memiliki aplikasi yang menarik dan mendorong kearah nanoteknologi (Feng dan Zeng, 2003). Maka pada penelitian ini akan difokuskan untuk melihat pengaruh temperatur kalsinasi pada sintesis Co 3 O 4 mengunakan prekursor Co(NO 3 ) 2 6H 2 O dan KOH dengan perbandingan 1:1 M melalului metode pengendapan. 2. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan adalah peralatan gelas, hot plate (502 series), neraca analitik (METTLER tipe AE 200), desikator, furnace (vulcan TM seri A-130), oven (Gallen kemp), pengaduk magnet, XRD (Phillips), FTIR (Shimadzu), dan ph meter. Bahan yang digunakan adalah: kobal nitrat heksahidrat [Co(NO 3 )2.6H2O] (Merck), kalium hidroksida (KOH) (Merck), akuabidest, kertas saring Sintesis Cobalt Oksida (Co 3 O 4 ) dengan Metode Pengendapan Sintesis Co 3 O 4 dilakukan menggunakan prekursor [Co(NO 3 ) 2.6H 2 O] dan pengendap KOH dengan perbandingan molar 1:1 M, masing-masing dilarutkan dalam 50 ml akuabides. Larutan Co(NO 3 )2.6H2O diaduk dengan magnetic stirrer di atas hotplate, kemudian ditambahkan sebanyak 50 ml larutan KOH 1 M tetes demi tetes dengan terus diaduk selama 3 jam pada suhu kamar. Campuran didiamkan selama 12 jam, kemudian disaring dan dikeringkan dalam oven selama 3 jam. Hasil yang telah kering dikalsinasi pada suhu 300, 500, 700 o C selama 1 jam. Karakterisasi (XRD, FTIR dan SEM) Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan XRD, FTIR, dan SEM. Karakterisasi XRD ini bertujuan untuk mengidentifikasi fase dan struktur kristal yang terbentuk dari hasil Co 3 O 4 yang disintesis dengan metode pengendapan. Untuk ukuran partikel dapat dihitung menggunakan persamaan Scherrer. Dimana Ic adalah ukuran kristal. adalah panjang gelombang (CuKα =0.15405 nm), β adalah full width at half maximum (FWHM) dan adalah sudut XRD. Karakterisasi FTIR bertujuan untuk mengidentifikasi gugus fungsi dari prekursor dan Co 3 O 4 hasil sintesis dan SEM bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk morfologi Co 3 O 4 yang diperoleh. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Co 3 O 4 dilakukan melalui metode pengendapan menggunakan prekursor Co(NO 3 )2.6H2O dan KOH dengan perbandingan molar 1:1 M. Untuk mempelajari pengaruh temperatur kalsinasi terhadap pembentukan kobal oksida dilakukan variasi temperatur kalsinasi 300, 500, 700 o C selama 1 jam. Pada sintesis terjadi beberapa perubahan warna yaitu pada saat direaksikan antara prekursor [Co(NO 3 )2.6H2O] yang berwarna merah menjadi hijau ketika di tambahkan KOH hal ini dikarenakan terbentuknya Co(OH) 2 122

Preparation And Characterization Of Co3O4 Nano Powder Yanti, et al. yang akan menjadi endapan warna hijau ketika didiamkan. Pada saat pemanasan perubahan terjadi dari hijau ke hitam seperti terdapat pada gambar 1a dan 1b. (a) (b) Gambar 1. Proses sebelum kalsinasi (a) dan setelah kalsinasi (b) Gambar 2. Difraktogram hasil analisis XRD pada variasi temperatur kalsinasi (a) 300; (b) 500 dan (c) 700 o C selama 1 jam. Hal ini terjadi karena telah terjadi perubahan dari Co(OH) 2 menjadi Co 3 O 4. Adapun reaksi yang terjadi pada sintesis Co 3 O 4. Co(NO 3 ) 2.6H 2 O (l) + 2KOH (l) Co(OH) 2 + 2KNO 3 + 6H 2 O 6Co(OH) 2 (s) + O 2 (g) 2Co 3 O 4 (S) + 6H 2 O (g) Untuk mempelajari pengaruh temperatur kalsinasi pada sintesis Co 3 O 4 dilakukan variasi temperatur kalsinasi 300, 500, dan 700 o C selama 1 jam. Hasil analisis berupa difraktogram dapat dilihat pada gambar 2. Berdasarkan hasil difraktogram, XRD pada gambar 2.a puncak atau intensitas tertinggi terjadi pada 2θ = 36.7812 yang menunjukkan adanya mineral Co 3 O 4, didukung dengan puncak Co 3 O 4 yang lainnya pada 2θ = 65.1855 dan 31.2003 serta adanya jenis oksida kobal lainnya yaitu CoO pada 2θ = 77.3305 namun 123

Jurnal Kimia VALENSI, Vol 2, No. 1, November 2015 [81-84] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013 hanya dengan intensitas rendah. Hasil ini dibandingkan dengan JCPDS (No.42-1467), sementara pada gambar 2.b puncak atau intensitas tertinggi muncul pada 2θ = 36.8602 yang juga menunjukkan adanya Co 3 O 4 dan didukung dengan puncak Co 3 O 4 lainnya pada 2θ = 68.1855; 31.2003 dan 59.3186 serta puncak-puncak lainnya dengan intensitas yang rendah. Pada difraktogram ini muncul kembali puncak dari CoO pada 2θ = 77.3305, namun intensitasnya kecil. Pada difraktogram gambar 2c puncak tertinggi pada 2θ = 36.8281 yang juga mengindikasikan puncak Co 3 O 4 dengan didukung puncak-puncak lainnya pada 2θ = 65.1998; 59.3490; 31.2260 serta puncak lainnya yang intensitasnya tidak terlalu tinggi. Puncak CoO juga masih muncul pada 2θ = 77.1252 tapi intensitasnya kecil. Berdasarkan variasi temperatur kalsinasi tersebut, diperoleh Co 3 O 4 dengan tingkat kritalinitas berbeda, dan temperatur kasinasi mempengaruhi tingkat kritalinitas yang dihasilkan Co 3 O 4. Kalsinasi pada temperatur 700 o C menunjukkan tingkat kritaslinitas yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan tingginya intensitas yang dihasilkan. Penelitian sebelumnya Manigandan et al (2013) juga telah melakukan sintesis Co 3 O 4 dengan prekursor CoCl 2. 6H 2 O dan NH 4 OH pada temperatur kalsinasi 450 o C. Sementara Sharifi et al (2013) menggunakan prekursor Co(NO 3 ) 2 6H 2 O dengan KOH dengan perbandingan prekursor 0.6:3.2 M, juga hasilnya Co 3 O 4. Penelitian lain, Allaedini dan Muhammad (2013) menggunakan prekursor berbeda yaitu Co(NO 3 ) 2 6H 2 O dan Co(SO 4 ) 2 7H 2 O juga memperoleh hasil Co 3 O 4 ketika dikalsinasi pada temperatur 600 C. Hasil analisis ukuran partikel dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Ukuran kristal Co 3 O 4 menggunakan persamaan Scherrer Temperatur Ukuran kristal Co 3 O 4 (nm) 300 o C 40.46 500 o C 32.40 700 o C 32.37 Hasil menunjukkan ada kecenderungan bahwa, semakin tinggi temperatur maka semakin kecil ukuran dari kristal yang diperoleh. Ukuran dari Co 3 O 4 yang dikalsinasi pada temperatur 300 o C adalah 40.46 nm, sedangkan pada temperatur kalsinasi 500 dan 700 o C adalah 32.40 nm dan 32.37 nm. Pada penelitian sebelumnya Sharifi et al (2013) telah disintesis Co 3 O 4 yang dikalsinasi pada temperatur 700 o C dan memperoleh 80 nm. Penelitian Manigadan et al (2013) yang mensintesis Co 3 O 4 pada temperatur kalsinasi 450 o C telah diperoleh ukuran kristal dari Co 3 O 4 sebesar 49 nm. Menurut Sinko et al (2011) semakin tinggi temperatur kalsinasi maka ukuran kristal akan semakin kecil hingga temperatur 700 o C, namun pada pemanasan di atas temperatur 700 o C maka ukuran kristal akan meningkat. Untuk mengidentifikasi gugus fungsi dilakukan analisis menggunakan FTIR. Gugus fungsi dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3a yang merupakan spektrum dari [Co(NO 3 ) 2 6H 2 O], dimana pada gelombang 3390.04 cm -1 menunjukkan adanya N-H stretching, dan pada bilangan gelombang 1616.42 cm -1 terdapat gugus OH. Pada bilangan gelombang 651.97 cm -1 terdapat gugus Co-NO (Sharifi, 2013), sedangkan pada gambar 3b menunjukkan spektrum dari kobal oksida sebelum dikalsinasi, dimana pada bilangan gelombang 3624.40 cm -1 masih terdapat OH stretching, dan pada bilangan gelombang 1471 cm -1 masih terdapatnya gugus Co-ONO. Pada bilangan gelombang 659.68 cm -1 terdapat gugus Co-NO, hal ini disebabkan masih adanya nitrat yang belum larut sempurna karena tidak ada pencucian setelah proses pengendapan dan pada bilangan gelombang 576-662 cm -1 terdapat gugus Co-O (Sharifi, 2013). Pada gambar 3c menunjukkan spektrum dari Co 3 O 4 kalsinasi pada temperatur 700 o C, muncul pita serapan pada bilangan gelombang 592 cm -1 dan 667 cm -1, yang menunujukkan adanya Co-O stretching, sedangkan vibrasi dari O-Co- O terdapat pada bilangan gelombang 669.33 cm -1 (Sadiq dan Nesaraj, 2014). Adanya bridging vibration O-Co-O berasal dari ikatan logam dan oksigen dan menunjukkan pembentukan spinel Co 3 O 4. Binita et al (2010) juga menjelaskan adanya vibrasi Co 3 O 4 pada bilangan gelombang 555-660 cm -1. Pada spektrum sudah tidak terdapat gugus OH ataupun H 2 O. Ini membuktikan senyawa yang dihasilkan tidak mengandung air setelah proses kalsinasi. Analisis morfologi dilakukan dengan mengunakan Scanning Electron Microscopy 124

Preparation And Characterization Of Co3O4 Nano Powder Yanti, et al. (SEM) Hasil analisis SEM hasil kalsinasi 700 o C dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 3. Spektrum FTIR dari (a) prekursor Co(NO 3 ) 2 6H 2 O), (b) Co-oksida tanpa kalsinasi dan (c) Cooksida setelah kalsinasi 700 o C atau Co 3 O 4 (a) (b) Gambar 4. Morfologi Co 3 O 4-700 o C (500x) (a) dan Co 3 O 4-700 o C (1000x) (b) Karakterisasi dengan SEM dilakukan untuk mengetahui morfologi permukaan Co 3 O 4, dan analisis SEM hanya dilakukan untuk temperatur 700 o C, karena memiliki ukuran kristal terkecil. Pada gambar 4 terlihat Co 3 O 4 hasil kalsinasi perbesaran 500 dan 100 125

Jurnal Kimia VALENSI, Vol 2, No. 1, November 2015 [81-84] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013 kali, yang memperlihatkan bentuk seperti bongkahan kecil yang hampir bulat, dengan distribusinya acak. Penelitian sebelumnya Goudarzi et al., (2014) telah mensintesis Co 3 O 4 dan menganalisis permukaannya dengan SEM memperlihatkan bahwa partikel yang terbentuk seperti bola yang seragam dan teragregat dengan distribusi partikel yang hampir merata. Penelitian lainnya Binita et al., (2014), mensintesis Co 3 O 4 dengan menggunakan metode sol-gel dari garam Co(NO 3 ) 2.6H 2 O dan as sitrat, dengan ukuran partikel 15.25 nm dan memiliki morfologi seperti nanoflake. Penelitian lain, Allaedini dan mohammad (2013) dengan menggunakan prekursor berbeda yaitu Co(NO 3 ) 2.6H 2 O menghasilkan morfologi nanocube, sementara menggunakan prekursor Co(SO) 2.7H 2 O menghasilkan morfologi nanocubic, perbedaan morfologi ini dipengaruhi oleh jenis ion yang terdapat garam yang digunakan. DAFTAR PUSTAKA Allaedini G. Tasirin SM, Pudukudy M. 2014. Effect of ph on cobalt oxide nanoparticles prepared by co-precipitation method. Australian Journal Of basic and Applied Sciences. 8(19): 243-247. Binita NN, Suraja PV, Yakoob Z, Resmi MR, Silija PP. 2010. Simple synthesis of Co 3 O 4 nanoflake using low temperature sol-gel method suitable for degradation od dyes. J.Sol-gel.Sci-Techno. 53: 466-469. Che Z, Chen S, Li Y, Si X, Huang J, Massey S, Chen S. 2014. A recyclable and highly active Co 3 O 4 nanoparticles/titanate nanowire catalyst for organic dyes degradation with peroxymonosulfate. Materials Research Bulletin. 57: 170 176. Chen Z, Xu A, Zhang Y, Gu N. 2013. Corrigendum to preparation of NiO and CoO nanoparticles using M 2 þ-oleate (M ¼ Ni, Co) as precursor. Current Applied Physics. 13: 307. Ezema F, Ezugwu S, Agbo S, Ekwealor A, Asogwa P, Osuji R. 2009. 24th European Photovoltaic Solar Energy Conference, Hamburg. Feng, Zeng. 2003.Size-controlled growth of Co 3 O 4 Nanocubes. Chemistry of Materials. 15(14): 2829 2835. Goudarzi M, Bazarganipour M, Niasari MS. 2014. Synthesis, characterization and degradation of organic dye over Co 3 O 4 nanoparticles prepared from new binuclear complex precursors. RSC Adv. 4: 46517 46520. Gu Y, Jian F, Wang X. 2008. Synthesis and characterization of nanostructured Co 3 O 4 fibers used as anode materials for lithium ion batteries Thin Solid Films. 517: 652 655. Lai TL, Lai YL, Lee CC, Shu YY, Wang CB. 2008. Microwave-assisted rapid fabrication of Co 3 O4 nanorods and application to the degradation of phenol. Catal. Today. 131: 105. Manigandan R, Giribabu K, Suresh R, Vijayalakshmi L, Stephen A, Narayanan V. 2013. Cobalt oxide nanoparticle: charactization and its electrocatalytic activity toward Nitrobenzene. Chemical Science Transaction. 2: S47-S50. Nassar MY, Ahmed IS. 2012. Template-free hydrothermal derived cobalt oxide nanopowders: Synthesis, characterization, and removal of organic dyes. Materials Research Bulletin. 47: 2638 2645. Ressler T, Walter A, Scholz J, Tessonnier JP, Su DS. 2010 Structure and properties of a Mo oxide catalyst supported on hollow carbon nanofibers in selective propene oxidation. Journal of Catalysis. 271: 305 314. Sadiq MMJ, Nesaraj AS. 2014. Reflux condensation synthesis and characterization of Co 3 O 4 nanoparticles for photocatalytic applications. Iranian Journal Of Catalisys. 4(4): 219-226. Sharifi S, Shakur H, Mirzaei A, Salmani A, Hosseini M. 2013. Characterization of cobalt oxide Co 3 O 4 nanoparticles prepared by various methods: Effect of calcination temperatures on size, dimension and catalytic decomposition of hydrogen peroxide. Int. J. Nanosci. Nanotechnol. 9(1): 51-58. Sinkó K, Szabó G, Zrínyi M. 2011. Liquid-Phase Synthesis of Cobalt Oxide Nanoparticles. Journal of Nanoscience and Nanotechnology. 11: 1 9. 126