BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian. 2. Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tahun 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH. Observasi diadakan di kelas VIIA MTsN Bangkalan tahun pelajaran. 2009/2010 pada bulan Nopember Desember 2009.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metodologi penelitian menurut Sukardi (2004: 19) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA N 2 BOYOLALI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITTIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( Classroom Action Research ),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif dengan desain PTK. Peneliti memilih penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK). Penentuan bentuk penelitian ini karena kegiatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas XI TKJ 2 SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali tahun ajaran 2015/2016 semester gasal. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: a. Tahap Persiapan Pada tahapan persiapan, kegiatan yang peneliti lakukan adalah menentukan sekolah tujuan, koordinasi dengan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Banyudono dan guru matematika, permohonan ijin observasi untuk memperoleh gambaran awal sekolah dan kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah, diskusi dengan guru mata pelajaran matematika kelas XI TKJ 2 mengenai rencana penelitian, diskusi dengan guru mata pelajaran matematika untuk mengidentifikasi masalah, merancang tindakan, dan judul penelitian, penyusunan proposal penelitian, persiapan perangkat pembelajaran dan instrument penelitian, serta permohonan surat ijin penelitian di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali. Tahap ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2015. b. Tahap Pelaksanaan 1) Observasi awal Pada kegiatan observasi awal, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam kelas sebagai refleksi dalam membantu guru memperbaiki proses pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juli 2015. 34

35 2) Observasi lanjutan Pada observasi lanjutan, peneliti mengambil data sebagai data awal yang digunakan sebagai refleksi dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan, dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015. 3) Pelaksanaan tindakan Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan pengambilan data tentang proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik, yang dilakukan selama bulan Oktober 2015 sampai bulan November 2015. 4) Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan Pada tahap ini penulis melakukan pengolahan data, penyusunan laporan, dan konsultasi dengan pembimbing. Ini dilakukan selama bulan November 2015 sampai Maret 2016.

36 Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Kegiatan Penelitian 1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru matematika b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan c. Menyusun proposal penelitian d. Mengurus izin penelitian e. Menyiapkan perangkat pembelajaran 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I -perencanaan -pelaksanaan tindakan -observasi -refleksi b. Siklus II -perencanaan -pelaksanaan tindakan -observasi -refleksi 3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus) b. Menyusun laporan/skripsi c. Ujian dan revisi 2015 2016 Juli Agt Sep Okt No v Des Jan Feb

37 B. Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan obyek kajian yaitu peningkatan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran matematika dengan subyek penelitiannya yaitu siswa kelas XI TKJ 2 SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali, dengan banyak siswa 34 orang. C. Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik. a. Sumber data Sumber data dari proses pelaksanakan pembelajaran yang dilaksanakan adalah hasil observasi yang diisi oleh observer yang melakukan pengamatan pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik dan catatan lapangan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. b. Bentuk Data Bentuk data dari proses pelaksanakan pembelajaran adalah deskripsi proses pelaksanakan pembelajaran dari catatan lapangan serta dokumen foto dari proses pembelajaran dengan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik. 2. Data kemampuan ranah afektif siswa a. Sumber data Sumber data dari ranah afektif siswa adalah hasil pengamatan/observasi yang dilakukan oleh empat rekan peneliti

38 terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan Pendekatan saintifik dan metode STAD. b. Bentuk data Bentuk data kemampuan ranah afektif siswa berupa persentase skor ranah afektif siswa dimana dibagi menjadi beberapa indikator kemampuan ranah afektif siswa. 3. Data kemampuan ranah kognitif siswa a. Sumber data Sumber data dari hasil belajar matematika siswa adalah hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada setiap akhir siklus serta skor kuis saat pembelajaran. b. Bentuk data Bentuk data dari hasil belajar matematika siswa adalah berupa skor tes kemampuan pemecahan masalah matematika serta skor kuis saat pembelajaran. 4. Data kemampuan ranah psikomotorik siswa c. Sumber data Sumber data dari kemampuan ranah psikomotorik siswa adalah hasil kinerja atau praktik siswa pada lembar kerja yang disediakan yaitu lembar kerja pertemuan 1 siklus II. d. Bentuk data Bentuk data dari kemampuan ranah psikomotorik siswa adalah berupa skor kinerja siswa. D. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara: 1. Metode Observasi Menurut Burn (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127), Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap`kegiatan dan interaksi di dalam kelas. Proses tindakan, pengaruh

39 tindakan yang disengaja dan tidak disengaja, situasi tempat tindakan, dan kendala tindakan, semua dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka. Observasi dilakukan untuk mengetahui segala aktivitas yang terjadi di dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan observasi, diharapkan gejala ketidakberhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). Data yang dikumpulkan melalui teknik observasi ini berdasarkan pada lembar observasi yang telah disusun. Observasi dilakukan untuk mengetahui segala aspek permasalahan yang terjadi di dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung serta dapat digunakan untuk merancang penyelesaian permasalahn tersebut. Peneliti mencatat segala kegiatan yang terjadi selama proses belajar mengajar pada lembar observasi yang telah disiapkan. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengumpulkan data ranah afektif siswa pada saat prasiklus (observasi awal) dan pada saat siklus penelitian. Observasi awal bertujuan untuk mengumpulkan data proses pembelajaran sebelum diterapkan model pembelajaran STAD. Sementara, observasi pada saat siklus penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran STAD. Untuk mengumpulkan data proses pelaksanaan pembelajaran, observasi dilakukan dengan cara mengamati proses pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan dalam tiap siklus. 2. Metode Tes Menurut Budiyono (2003: 54), Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan pertanyaan atau suruhan suruhan kepada Subyek penelitian. Dalam penelitian ini, metode tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi siswa. Pada penelitian ini akan dilaksanakan beberapa kali tes. Tes awal diselenggarakan sebelum pelaksanaan penelitian untuk mengetahui hasil

40 belajar siswa sebelum penerapan fase Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik. Tes juga diselenggarakan setiap akhir siklus yang dilaksanakan pada akhir pertemuan setelah dua pertemuan pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap barisan dan deret tak hingga setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan fase Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik. Dari hasil tes awal dan tes akhir setiap siklus ini dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa terhadap barisan dan deret tak hingga. Dengan kata lain dapat diketahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk uraian. Menurut Suwandi (2009:47), tes uraian memungkinkan siswa menunjukkan kemampuan dalam menerapkan pengetahuan, menganalisa, menghubungkan dan mengevaluasi informasi baru yang dihadapkan kepadanya. Tes kemampuan pemecahan masalah diberikan di akhir tindakan setiap siklus. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang bisa dilihat disetiap langkah penyelesaian yang dikerjakan siswa. Menurut Budiyono (2003: 55), Suatu instrumen disebut valid jika mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menguji validitas hasil tes siswa pada tiap akhir siklus yaitu dengan melakukan uji validitas instrumen sebelum diselenggarakan tes akhir siklus. Validasi isi dilakukan dengan cara meminta 3 orang sebagai validator untuk memvalidasi soal tes terkait kesesuaian soal dengan indikator, kisi-kisi, dan penulisan soal. Setelah instrumen dikatakan valid, baru tes diujikan kepada siswa. 3. Metode Dokumentasi Menurut Budiyono (2003:54), metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang telah

41 ada. Dokumen-dokumen tersebut biasanya merupakan dokumen-dokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya. Pada penelitian ini dokumen tersebut meliputi nilai ulangan materi program linier serta nilai ulangan tengan semerter siswa. Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumentasi berupa dokumen lembar kerja siswa, daftar nilai siswa, dan dokumentasi yang berupa foto-foto pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas siswa saat proses pembelajaran. E. Uji Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan (Suwandi, 2009: 60). Data hasil tes tiap akhir siklus digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan dari ranah afektif siswa digunakan triangulasi penyidik, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Validasi data observasi pada kemampuan ranah afektif siswa, peneliti menggunakan triangulasi penyidik, yaitu dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya (Meleong, 2007 : 331). Dalam penelitian ini, triangulasi penyidik dilakukan dengan membandingkan hasil observasi dari 2 orang yang berbeda. Data dikatakan valid jika 2 orang menghasilkan data yang sama atau masih dalam satu kategori. Validasi data hasil kinerja/praktik siswa dalam kemampuan ranah psikomotorik peneliti juga menggunakan triangulasi penyidik dengan menunjuk dua mahasiswa matematika untuk menjadi korektor proses dan hasil kinerja siswa, kemudian hasilnya akan dibandingkan satu sama lain. Jika hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua korektor hasilnya sama atau masih dalam satu kategori maka data yang didapat dikatakan valid, akan tetapi jika data yang dihasilkan tidak sama

42 maka perlu dilakukan peninjauan kembali informasi untuk melihat perbedanperbedaan yang terjadi kemudian dicari kesepakatan untuk menyamakan hasil. Validasi data pengamatan kegiatan siswa dan guru selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD digunakan teknik triangulasi penyidik. Triangulasi penyidik disini dengan membandingkan hasil observasi dari 4 observer yang berbeda. Data dikatakan valid jika minimal 3 observer menghasilkan hasil pengamatan yang sama. F. Analisis Data Menurut Arikunto, dkk (2007: 132) analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun dalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan pokok : (1) Tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung tema/ arah / tujuan penelitian. Pada penelitian ini akan dilaksanakan beberapa kali tes. Tes awal diselenggarakan sebelum pelaksanaan penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan fase Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik. Tes juga diselenggarakan setiap akhir siklus yang dilaksanakan pada akhir pertemuan setelah dua pertemuan pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap barisan dan deret tak hingga setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan fase pembelajaran dengan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi ranah afektif siswa selama proses pembelajaran, dan tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Berikut ini teknik analisis yang digunakan : a. Analisis data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran diperoleh melalui lembar observasi yang merupakan hasil pengamatan dari empat observer

43 sebagai pengamat proses pembelajaran. Selain itu peneliti juga membuat catatan lapangan yang merupakan catatan peneliti selama proses pembelajaran. Analisis hasil pengamatan dilakukan dengan menelaah lembar observasi. Kemudian dari hasil analisis tersebut, dapat diketahui tentang pelaksanaan pembelajaran dengan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik yang meliputi terlaksana atau tidak langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP. Analisis hasil observasi ini akan digunakan pada tahap refleki sebagai dasar perencanaan dan tindakan pada siklus berikutnya. b. Analisis Data Hasil kinerja atau praktik siswa Pada penelitian ini akan dilaksanakan satu kali penilaian kinerja siswa untuk menilai kemampuan ranah psikomotorik siswa. Tujuan dari pengambilan nilai kinerja adalah untuk mengetahui kreativitas siswa pada mata pelajaran matematika. Pada hasil kinerja ini akan dinilai proses serta hasil karya dari siswa. Analisis hasil kinerja dimulai dengan mengamati siswa dalam menjalankan proses-proses motorik (gerak) siswa, kemudian dengan melihat pekerjaan masing-masing kelompok berdasarkan rubrik penilaian yang telah dibuat. Untuk mengetahui peningkatan nilai rata-rata siswa yaitu nilai rata-rata sesudah tindakan dikurangi nilai nilai rata-rata sebelum tindakan. c. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan kognitif siswa Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematis, diberikan tes akhir siklus. Soal tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berbentuk uraian. Pemberian skor hasil tes siswa didasarkan pada indikator sebagai berikut: a. Memahami masalah, yaitu mengetahui maksud dari persoalan (dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dari masalah)

44 b. Merencanakan penyelesaian masalah, yaitu dapat menyusun prosedur atau langkah-langkah penyelesaian dari soal c. Menyelesaikan masalah sesuai rencana, yaitu dapat melakukan perhitungan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat sebelumnya d. Memeriksa kembali yaitu pemeriksaan kebenaran jawaban dengan cara lain dan memberikan kesimpulan Tes akhir siklus yang diberikan sebanyak 2 soal. Skor nilai tes hasil belajar tersebut diperoleh berdasarkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Pedoman bobot penskoran tes kemampuan masalah siswa dapat dilihat pada tabel 3.3 memecahkan Tabel 3.2. Pedoman Bobot Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Nomor soal Bobot skor langkah-langkah dalam memecahkan masalah Merencanakan Menyelesaikan penyelesaian masalah sesuai masalah rencana Memahami masalah (mengidentifik asi masalah) Memeriksa kembali Skor 1 2 3 3 2 10 2 2 3 3 2 10 Skor Maksimal 4 6 6 4 20 Berdasarkan pedoman bobot penskoran kemampuan pemecahan masalah tersebut, setiap langkah dalam memecahkan masalah mempunyai rubrik penskoran. Dalam penelitian ini menggunakan rubrik dari modifikasi Yuanari (2011). Rubrik penskoran kemampuan pemecahan masalah matematika siswa seperti pada tabel 3.3

45 Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Aspek yang Dinilai Pemahaman masalah Perencanaan penyelesaian masalah Skor Keterangan 0 Salah menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan soal/tidak ada jawaban sama sekali 1 sama Salah sekali menuliskan apa yang diketahui atau ditanyakan soal. 2 Benar menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal 0 Tidak menggunakan strategi sama sekali 1 Menggunakan strategi yang tidak releven untuk menyelesaikan masalah Menggunakan strategi yang relevan tetapi belum 2 tepat sehingga tidak mengarah pada jawaban yang benar Menggunakan strategi yang relevan dan 3 mengarah pada jawaban yang benar Pelaksanaan rencana penyelesaian Memeriksa kembali 0 Tidak ada pelaksanaan strategi sama sekali 1 Melaksanakan strategi yang direncanakan tetapi Salah/kurang lengkap dalam melakukan 2 perhitungan Melaksanakan strategi yang telah direncanakan namun pada perhitungan kurang tepat 3 Melaksanakan strategi yang telah direncanakan dan perhitungan sudah tepat 0 Salah melakukan pemeriksaan kembali dan memberikan kesimpulan / tidak ada jawaban sama sekali Salah melakukan pemeriksaan kembali atau 1 memberikan kesimpulan 2 Benar melakukan pemeriksaan kembali dan memberikan kesimpulan dengan rumus. Hasil dari penilaian tersebut akan diakumulasikan ke rentang 4 Jumlah nilai Jumlah nilai maksimal 4 Dari hasil yang tersebut merupakan nilai dari kemampuan pemecahan masalh siswa. Nilai tersebut akan dikolaborasikan dengan nilai kuis dangan perbandingan nilai pemecahan masalah 90 % dan nilai kuis 10%.

46 Dari hasil kolaborasi tersebut diperoleh dihitung persentase siswa yang mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 3,00 dan yang belum mencapai nilai tersebut. Untuk mengetahui peningkatan nilai rata-rata siswa yaitu nilai rata-rata sesudah tindakan dikurangi nilai nilai rata-rata sebelum tindakan. Adapun untuk mengetahui persentase kemampuan ranah kognitif matematika siswa digunakan rumus sebagai berikut : Jumlah siswa yang mencapai skor lebih dari atau sama dengan 3 Jumlah siswa yang mengikuti tes 100% Pada setiap akhir siklus diberi tes akhir siklus kepada siswa, setelah itu hasil tes dibandingkan dengan tes awal, tujuannya adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan ranah kognitif siswa setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari hasil tes akhir siklus dapat diketahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan Analisis terhadap hasil observasi dan hasil tes akhir siklus digunakan pada tahap refleksi, sebagai dasar perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. d. Analisis Data Hasil Observasi Ranah Afektif Analisis hasil observasi ranah afektif siswa untuk jawaban Ya akan diberi skor 1 dan jawaban Tidak akan diberi skor 0. Selanjutnya dihitung jumlah dari tiap indikator. Ranah afektif siswa dibagi menjadi 3 yaitu keaktifan, kemandirian dan kerjasama. Hasil yang diperoleh akan diakumulasikan ke nilai predikat. Selanjutnya dihitung persentase hasil observasi kemampuan ranah afektif siswa pada tiap pertemuan dengan rumus berikut: Keterangan : P P = skor capaian skor maksimal x 100% : persentase kemampuan ranah afektif siswa Skor capaian: jumlah skor indikator yang diperoleh siswa

47 Skor maksimal : jumlah skor maksimal indikator Siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai nilai ranah afektif B + dalam proses pembelajaran matematika dan tidak ada siswa dengan nilai afektif kurang dari B. Tabel 3.4. Ketuntasan belajar kurikulum 2013 Predikat Nilai Kompetensi Pengetahuan Ketrampilan Sikap A 4 4 SB A- 3,66 3,66 B+ 3,33 3,33 B B 3 3 B- 2,66 2,66 C+ 2,33 2,33 C C 2 2 C- 1,66 1,66 D+ 1,33 1,33 K D 1 1 Keterangan: SB = Sangat Baik B = Baik C = Cukup K = Kurang G. Indikator Kinerja Penelitian Dari hasil diskusi dengan kolabolator yang merupakan guru matematika pada kelas penelitian, tindakan yang diberikan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu : 1. Setidaknya 70% siswa mencapai nilai afektif B + dalam proses pembelajaran matematika dan tidak ada siswa dengan nilai afektif kurang dari B.

48 2. Setidaknya 70% siswa telah mencapai nilai psikomotorik 3,00 yang digunakan yaitu 3,00 dan nilai dari rata-rata kelas 3,00. 3. Setidaknya 70% siswa telah mencapai nilai kognitif 3,00 dan nilai dari rata-rata kelas 3,00. H. Prosedur Penelitian Bentuk penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (class action research). Menurut Mulyasa (2009: 10) penelitian tindakan kelas diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Suharsini, Suhardjono, dan Supardi (Mulyasa, 2009: 12) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnya, yakni : Penelitian + Tindakan + Kelas, dengan paparan sebagai berikut. 1. Penelitian Menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan Menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik. 3. Kelas Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Berdasarkan prestasi terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan bahwa, Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati

49 kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam penelitian ini akan diterapkan pola kolaboratif, yaitu inisiatif pelaksanaan penelitian tindakan bukan dari guru, tetapi dari pihak luar (dalam hal ini peneliti) untuk memecahkan masalah pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009: 59). Pelaksana tindakan adalah peneliti sendiri, sementara peran pengamat dilakukan oleh guru Matematika kelas XI TKJ 2 SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali yaitu Karyati, S.Pd. Pembagian tugas ini didasarkan pada hasil diskusi peneliti dengan guru dengan pertimbangan peneliti memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan hasil belajar siswa terhadap barisan dan deret tak hingga. Basrowi dan Suwandi (2008: 27) menjelaskan bahwa ada 4 hal yang harus dilaksanakan dalam proses penelitian tindakan yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing) dan (4) refleksi (reflekting). Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus-menerus yang dapat digambarkan sebagai berikut.

50 Permasalahan Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I SELESAI Sudah Belum Target tercapai? Refleksi I Pengamatan/ Pengumpulan Data I Identifikasi masalah berdasarkan hasil Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II SELESAI Sudah Belum Target tercapai? Refleksi II Pengamatan/ Pengumpulan Data II Apabila permasalahan belum terselesaiakan Dilanjutkan ke Siklus berikutnya Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Keterangan : : Proses dilanjutkan ke tahap selanjutnya tanpa syarat : Proses dilanjutkan ke tahap selanjutnya dengan syarat Dari Gambar 3.1 Langkah pertama yang harus dilakukan adalah perencanaan (planning) tindakan, misalnya membuat skenario pembelajaran, lembar observasi, dan lain-lain. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan, didalamnya dilakukan pengamatan (observasi). Selanjutnya melakukan analisis dan refleksi. Apabila metode yang digunakan telah berhasil, dapat langsung ditarik kesimpulan. Akan tetapi, apabila metode yang digunakan masih perlu perbaikan maka dilakukan rencana selanjutnya, demikian terus secara berulang, sampai metode yang digunakan benar-benar berhasil. Setiap siklus dalam penelitian ini meliputi empat tahap sebagaimana yang dikemukakan Basrowi dan Suwandi (2008: 27), yaitu :

51 a. Perencanaan Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti. Berdasarkan diagnosis yang didasarkan pada hasil analisis pada hasil observasi pra siklus dan tes awal, disusun suatu rancangan tindakan yang dituangkan dalam perangkat pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran dengan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik. Pada tahap perencanaan dibuat perangkat pembelajaran meliputi Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran dan tes akhir untuk setiap siklus. Selain itu dibuat pula instrumen yang diperlukan dalam pengumpulan data seperti lembar observasi dan instrumen monitoring observasi. Semua perangkat pembelajaran dan instrumen yang diperlukan untuk pengumpulan data digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan pada siklus. b. Pelaksanaan Pada tahap ini guru (dalam hal ini peneliti) melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Perangkat pembelajaran yang dibutuhkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran pendukung dan soal tes akhir siklus yang telah dibuat pada tahap perencanaan. c. Pengamatan Tahap pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pada tahap ini pengamatan dilakukan oleh 4 orang pengamat (observer) dengan menggunakan lembar observasi ranah afektif siswa dan lembar observasi proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil dari tahap pengamatan kemudian dilakukan refleksi untuk menentukan langkah selanjutnya.

52 d. Refleksi Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh selama penelitian. Baik untuk data proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik dan data hasil belajar siswa. Untuk data hasil belajar, siswa diberi tes untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap barisan dan deret tak hingga setelah pelaksanaan pembelajaran dengan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan pendekatan saintifik. Tes diberikan pada akhir siklus dengan materi tes didasarkan pada indikator yang ingin dicapai dari pelaksanaan siklus tersebut, sedangkan untuk tingkat keaktifan siswa didasarkan pada hasil lembar observasi, instrument monitoring observasi, dan catatan lapangan peneliti. Semua data yang diperoleh di analisis, jika belum mencapai indikator kerja yang telah ditetapkan maka tindakan berlanjut pada siklus berikutnya. Perbaikan siklus selanjutnya didasarkan pada hasil analisis pada data lembar hasil observasi (lembar observasi, instrumen monitoring observasi dan catatan lapangan). Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari 3 pertemuan untuk setiap siklus, yaitu 2 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan untuk melaksanakan tes akhir siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, sebagaimana dijelaskan diatas.