HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEGAWATAN NAFAS DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMBERIAN BHD DI RUANG IGD DAN ICU RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan basic life suport, perilaku perawat, primary survey.

PENGARUH PELATIHAN BASIC LIFE SUPPORT

1) Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2) Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

SURVEY TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR DI SEBUAH RUMAH SAKIT UMUM TIPE B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.1, Maret 2007

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN DI IGD RS. PANTI WALUYO SURAKARTA. Abstrak

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PEMBERIAN LABEL TRIASE DENGAN TINDAKAN PERAWAT BERDASARKAN LABEL TRIASE DI IGD RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PENANGANAN PASIEN SYOK HIPOVOLEMIK DI UGD RSUD POHUWATO

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI IRNA I RSUD PROF. DR

SOFIA PARAMITA R

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan SOFIA PARAMITA R

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PETUGAS DALAM PELAKSANAAN TRIAGE DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD WATES

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

TIDAK ADA HUBUNGAN ANTARA DURASI PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL NON HUMIDIFIER DENGAN INSIDEN IRITASI MUKOSA HIDUNG PADA PASIEN DI ICU

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN TINDAKAN SUCTION DI RUANG ICU RSUD GAMBIRAN KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live

HUBUNGAN PELATIHAN PRIMARY SURVEY DENGAN PERILAKU PERAWATDALAM PENANGANAN TRAUMADI RUANGAN INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

Oleh : DARIEL R SELVARAJAH

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI

: PAMBUDI EKO PRASETYO

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH. Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan. Oleh : Riki Indra Wijaya NIM.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN TINDAKAN RESUSITASI NEONATUS GAWAT NAFAS

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TIM SEARCH AND RESCUE TENTANG BASIC LIFE SUPPORT. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 17,3 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, A Definisi dan Jenis Pengetahuan.

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

ABSTRAK. Gambaran Kemampuan Perawat dalam Pelaksanaan Resusitasi Jantung Paru di Ruang Icu Rumah Sakit Tingkat II Pelamonia Makassar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN TINGKAT KINERJA PERAWAT DI UNIT KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course

Perluadanyapeningkatanperanadvokasiperawatdanpemenuhankebutuhan rasa amandengancaramengadakan seminar, pelatihandan SOP.

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENCAPAIAN KOMPETENSI TINDAKAN SUCTION DALAM PEMBELAJARAN PRAKTEK KLINIK MELALUI METODA BEDSIDE TEACHING

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI CARDIAC ARREST DI RSUP PROF R. D. KANDOU MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Stres Kerja, Kinerja Perawat

Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Khalilati, et. al., hubungan tingkat pengetahuan..

HUBUNGAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

Mardiati Barus *(1), Hendri Apul Panggabean, *(2), Staff Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan ABSTRACT

TESIS. Oleh RAUFEN RISSAMDANI / IKM

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

ANALISIS PERBEDAAN RESPONSE TIME PERAWAT TERHADAP PELAYANAN GAWAT DARURAT DI UNIT GAWAT DARURAT DI RSU GMIM PANCARAN KASIH DAN DI RSU TK

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, SIKAP DAN STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP PENERAPAN CLINICAL PRIVILEGE

PENERAPAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN KECELAKAAN DI IGD RSD BALUNG

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

Heru Setyawan 1), Wahyu Rima Agustin 2), Rufaida Nur Fitriana 3), ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN SIKAP MENDUKUNG PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RSUD BANJARBARU

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PERILAKU CARING DI RUANG IGD RSUD PROF.DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

HUBUNGAN ANTARA KINERJA PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI PUSKESMAS KARTASURA

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR Umi Nur Hasanah 1), Yeti Nurhayati 2), Rufaida Nur Fitriana 3) 1) Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2) Dosen S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 3) Dosen S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Keperawatan gawat darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien yang mengancam kehidupan. Perawat gawat darurat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan untuk menangani pasien pada kegawatan yang mengancam jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan tingkat pengetahuan dengan keterampilan perawat dalam melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) di RSUD Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Karanganyar. Jenis penelitian ini bersifat descriptif corelational. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 30 responden. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan Spearman Rank. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan perawat dalam kategori cukup yaitu 23 (76,6%), dan hasil keterampilan perawat dalam kategori cukup terampil yaitu 22 (73,4%). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keterampilan perawat dalam melakukan tindakan bantuan hidup dasar (BHD) di RSUD kabupaten Karanganyar dengan nilai p value 0,000 dan diperoleh nilai r = 0,677. Hal ini berarti hubungan yang ada berkekuatan kuat dan dengan arah nilai r positif. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keterampilan perawat dalam melakukan tindakan bantuan hidup dasar di RSUD Kabupaten Karanganyar. Pemberi pelayanan kesehatan perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang BHD dengan cara mengadakan seminar atau pelatihan. Kata kunci : tingkat pengetahuan, keterampilan bantuan hidup dasar ABSTRACT Emergency nursing is a comprehensive nursing care provided to patients with life-threatening medical conditions. Emergency Nursing connects the knowledge and skill to deal with patients with life-threatening medical conditions. The objective of this research is to investigate the correlation between nurses knowledge and their skill in the administration of the BLS at Local General Hospital of Karanganyar Regency. This research used the descriptive correlational method. It was conducted at Local General Hospital of Karanganyar Regency. The samples of research were 30 respondents and were taken by using the purposive sampling technique. The data were analyzed by using the Spearman s Rank analysis. The result of this research shows that 23 respondents (76.6%) had fair knowledge, and 22 respondents (73.4%) had fair skill as indicated by the p-value = 0.000 and the r-value = 0.677. Thus, there was a strong correlation with the positive r-value between the nurses knowledge and their skill in the administration of the BLS at Local General Hospital of Karanganyar Regency. Thus, the health service providers need to improve their knowledge and skill about the BLS by holding seminar or training. Keywords: Knowledge level, skill of Basic Live Support

PENDAHULUAN Keperawatan gawat darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri atau sakit yang mengancam kehidupan. Sebagai seorang spesialis, perawat gawat darurat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan untuk menangani respon pasien pada resusitasi, syok, trauma, ketidakstabilan multisystem, keracunan, dan kegawatan yang mengancam jiwa lainnya (Krisanty, 2009). Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dianggap dasar keterampilan untuk perawat (Parajulee & Selvaraj, 2011). Keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD) menjadi penting karena didalamnya diajarkan tentang bagaimana teknik dasar penyelamatan korban dari berbagai kecelakaan atau musibah sehari-hari yang biasa dijumpai (Fajarwati, 2012). Alhidayat (2013) pernah meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan terhadap tindakan life support ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan pengkajian primer terhadap pelaksanaan tindakan life support, perawat dengan tingkat pengetahuan tentang pengkajian primer yang tinggi sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan tindakan life support yang baik pula. Berdasarkan data yang di dapat pada Rekam Medik pasien yang datang ke RSUD Kabupaten Karanganyar pada tahun 2014 dari Januari-November baik itu rawat jalan maupun rawat inap sebanyak 4250 pasien. Dari hasil observasi dan wawancara peneliti pada saat studi pendahuluan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Intensif Care Unit (ICU) bahwa perawat diruang tersebut hanya sekedar tahu bahwa BHD adalah bantuan hidup dasar dan pada saat perawat melakukan tindakan BHD kurang maksimal dan belum sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) seperti: pada saat perawat melakukan kompresi posisi lengan perawat tidak dipertahankan lurus. Hal ini membuktikan bahwa masih kurangnya pengetahuan dan skill perawat terhadap penatalaksanaan bantuan hidup dasar. Dari uraian diatas peneliti ingin menganalisa hubungan tingkat pengetahuan dengan keterampilan perawat dalam melakukan tindakan BHD. BAHAN DAN METODE Desain Penelitian, Lokasi dan Waktu Jenis penelitian ini bersifat descriptif corelational dengan pendekatan cross sectional. Adapun analisanya menggunakan uji spearmen rank. Penelitian ini dilakukan diruang IGD dan ICU RSUD Kabupaten Karanganyar, yang dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2015 sampai dengan 27 April 2015. Populasi dan Sampel Populasi yang diambil adalah seluruh perawat yang bekerja di RSUD Kabupaten 1

Karanganyar sebanyak 220 perawat. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sampel yang akan diteliti adalah semua perawat IGD dan ICU yang berjumlah 30 perawat. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria sampel : 1. Kriteria Inklusi a. Perawat yang bertugas di IGD dan ICU b. Bersedia menjadi responden c. Telah mengikuti pelatihan BTCLS atau PPGD d. Perawat yang pernah melakukan BHD ke pasien 2. Kriteria Ekslusi a. Perawat yang sedang menjalani cuti selama penelitian berlangsung b. Perawat yang sedang melakukan studi lanjut c. Perawat yang ditugaskan pelatihan di luar kota Instrument Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner dan lembar SOP. Kuesioner dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat dan lembar SOP dilakukan untuk mengetahui keterampilan perawat tentang BHD. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat a. Karakteristik Responden Tabel 1: Distribusi Frekuensi Karakteristik Usia Responden Di RSUD Kabupaten Karanganyar No Umur (tahun) n (%) 1 20-40 21 70 2 41-65 9 30 Pada tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada usia 20-40 tahun, yaitu 70%. Tabel 2: Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin Responden di RSUD Kabupaten Karanganyar No Jenis Kelamin n (%) 1 Laki-Laki 18 60 2 Perempuan 12 40 Pada Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden penelitian berdasarkan jenis kelamin yaitu 60% jenis kelamin laki-laki dan 40% jenis kelamin perempuan. Tabel 3: Distribusi Frekuensi Pelatihan Gawat Darurat Di RSUD Kabupaten Karanganyar No Pelatihan Frekuensi (%) 1 PPGD 20 66,7 2 BTCLS 10 33,3 2

Pada tabel 3 diperoleh hasil bahwa dari 30 responden 20 (66,7%) perawat telah mengikuti pelatihan PPGD dan 10 (33,3%) perawat telah melakukan pelatihan BTCLS. b. Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang BHD Tabel 4: Tingkat Pengetahuan Tentang BHD Di RSUD Kabupaten Karanganyar No Kategori Tingkat n (%) Pengetahuan 1 Baik 5 16,7 2 Cukup 23 76,6 3 Kurang 2 6,7 Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa responden memiliki pengetahuan baik tentang bantuan hidup dasar yaitu 16,7%, pengetahuan cukup yaitu 76,6 % dan pengetahuan kurang yaitu 6,7%. Dari 30 responden semua yang bertugas di ruang IGD dan ICU RSUD Kabupaten Karanganyar memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang BHD sebanyak 23 responden (76,6%), dari hasil penelitian rata-rata responden dapat menjawab pertanyaan mengenai pengertian, tujuan dan tindakan BHD. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cristian, Suarnianti dan Ismail (2013) tentang pengetahuan perawat tentang kegawatan nafas dan tindakan resusitasi jantung paru pada pasien yang mengalami kegawatan pernafasan di ruang ICU dan UGD RSUD Kolonodale Propinsi Sulawesi Tengah didapatkan hasil bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang kegawatan resusitasi jantung paru masih tergolong cukup yaitu 50,0% dari 30 responden. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu dapat diperoleh dari berbagai sumber. Pengetahuan yang didapatkan oleh responden berasal dari berbagai sumber, seperti : buku, media massa dan pendidikan yang telah diperolehnya. Adanya informasi baru mengenai suatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Pendidikan dan pelatihan yang dimiliki diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya, baik dalam pengetahuan, keterampilan maupun sikap (Notoatmodjo, 2007). c. Keterampilan Perawat dalam Melakukan Tindakan BHD Tabel 5 Keterampilan Perawat di RSUD Kabupaten Karanganyar No Kategori Keterampilan N (%) 1 Terampil 4 13,3 2 Cukup Terampil 22 73,4 3 Kurang Terampil 4 13,3 Pada tabel 5 dapat diketahui bahwa responden memiliki keterampilan kategori terampil yaitu 13,3%, kategori cukup terampil yaitu 73,4%, dan kategori kurang terampil yaitu 13,3%. 3

Dari 30 responden semua perawat yang bertugas di ruang IGD dan ICU memiliki keterampilan cukup sebanyak 22 (73,4%). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perawat di RSUD Kabupaten Karanganyar sudah dapat melakukan tindakan bantuan hidup dasar. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya kegiatan pelatihan gawat darurat yang sudah diikuti oleh semua responden, dalam penelitian keterampilan ini rata-rata responden mampu melakukan tindakan yang sudah ada di SOP mengenai penatalaksanaan circulation, pembebasan airway dan penatalaksanaan breathing. Perawat Intensive Care Unit (ICU) dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus memiliki keterampilan yang profesional, keterampilan (kompetensi) khusus tersebut bisa didapatkan melalui pendidikan dan pelatihan tentang kegawatdaruratan. Keterampilan tersebut harus selalu ditingkatkan/dikembangkan dan dipelihara sehingga menjamin perawat dapat melaksanakan peran dan fungsinya secara professional (Musliha, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chaundary, Parikh, dan Dave (2011) yang menjelaskan bahwa terjadi peningkatan keterampilan RJP dapat dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan BHD. Pelatihan yang berkesinambungan diperlukan untuk menyegarkan kembali pengetahuan dan keterampilan. Keenan, Lamacraft, dan Joubert (2009) menjelaskan bahwa penyegaran pelatihan harus dilakukan setiap 6-12 bulan untuk mempertahankan kemampuan skill BHD, hal ini disebabkan karena keterampilan perawat tentang BHD khususnya RJP dapat menurun setelah 2 minggu dilakukan pelatihan, dan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Kuhnighk (2005) tentang keterampilan dan penilaian diri dalam resusitasi jantung paru dari pegawai rumah sakit, didapatkan hasil penelitian menunjukkan 36% pegawai rumah sakit berketerampilan cukup dari 425 responden. 2. Analisa Bivariat Tabel 6 Hasil Uji Korelasi Spearman Rank antara Tingkat pengetahuan dengan Keterampilan Perawat dalam Melakukan Tindakan Bantuan Hidup Dasar Keterampilan Total (r) p trampil Cukup Kurang Terampil Terampil Pengetahuan Baik 4 0 1 5 0,677 0,000 Cukup 0 22 1 23 Kuran g 0 0 2 2 Total 4 22 4 30 Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil pengolahan data yang menggunakan perhitungan korelasi Spearman Rank dengan bantuan program komputer menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan keterampilan perawat dalam melakukan bantuan hidup dasar, dan diperoleh nilai r = 0,677 hal ini berarti hubungan yang ada 4

berkekuatan kuat dan dengan arah nilai r positif. Hal ini menunjukkan semakin baik tingkat pengetahuan perawat tentang bantuan hidup dasar maka akan semakin baik pula keterampilan perawat dalam melakukan tindakan bantuan hidup dasar. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Cristian (2008) bahwa pengetahuan yang baik sangat berpengaruh pada keterampilan yang baik pula, keterampilan atau kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan yang dimiliki kedalam bentuk tindakan dimana perawat harus memiliki keterampilan baik dalam komunikasi efektif, objektifitas dan kemampuan dalam membuat keputusan klinis secara tepat dan tepat agar perawatan setiap pasien menjadi maksimal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paryanti, Haryati dan Hartati (2007) bahwa secara statistik, ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan perawat dengan keterampilan melaksanakan prosedur tetap isap lendir/suction di Ruang ICU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (p = 0,004). KESIMPULAN 1. Karakteristik responden meliputi: umur, jenis kelamin dan pelatihan gawat darurat. Ratarata umur responden adalah 20-40 tahun (70%), jenis kelamin responden mayoritas laki-laki (60%), dan pelatihan gawat darurat mayoritas yang diikuti yaitu PPGD (66,7%). 2. Dari 30 responden sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 23 (76,6%) responden. 3. Dari 30 responden sebagian besar responden memiliki keterampilan cukup yaitu sebanyak 22 (73,4 %) responden. 4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keterampilan perawat dalam melakukan tindakan BHD dengan nilai p value 0,000 dan nilai r=0,677 yang berarti hubungan berkekuatan kuat dengan arah nilai r + (positif). SARAN 1. Bagi Rumah Sakit Perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat tentang BHD dengan cara mengadakan seminar atau pelatihan yang berkaitan dengan BHD secara berkesinambungan. 2. Bagi Institusi pendidikan diharapkan dapat bekerja sama dengan instansi kesehatan yang berada di wilayahnya untuk mewujudkan pengetahuan dan keterampilan khususnya penatalaksanaan BHD. 3. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian terkait BHD dengan mengubah metode maupu jenis penelitian. Peneliti lain dapat melakukan penelitian dengan topik yang sama dengan responden yang berbeda, sehingga hasil penelitian dapat dibandingkan. 5

DAFTAR PUSTAKA Alhidayat, N,A., Rahmat, A., Simunati. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Instalasi Gawat Darurat tentang Pengkajian terhadap Pelaksanaan Tindakan Life Support di Rumah Sakit Pelamonia Makassar. Vol.2.No.4 Fajarwati, H. (2012). Basic Life Support tim bantuan medis FK UII. Di unduh dari http:// medicine.uii.ac.id/index.php/berita/basic- Life-Support-Tim-Bantuan-Medis-FK- UII.html. Krisanty, P. (2009). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta : Trans Info Medika Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Parajulee, S., & Selvaraj, V. (2011). Knowledge Of Nurse towards cardiopulmonary resuscitation in a tertiary care teaching hospital in Nepal. Journal of clinical and Diasnogtic Research, 5(8). 1585-1588 Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta