Analisis Morfologi Bahasa Jawa dalam Wacan Bocah pada Majalah Djaka Lodang Tahun 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Morfologis dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan Lan Esai Bengkel Dan Sastra Jawa 2012)

Oleh:Nur Aini Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014

Bentuk dan Makna Verba Denominal Bahasa Jawa dalam Rubrik Sariwarta pada Panjebar Semangat Edisi Juli-Desember Tahun 2014

ANALISIS MORFOFONEMIK NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

Analisis Morfofonemik Cerita Bersambung Pedhalangan Aswatama Anglandhak dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2012 Karya Mulyantara

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

Analisis Kesalahan Berbahasa Jawa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambal Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

ANALISIS MORFOFONEMIK PADA CERITA BERSAMBUNG PAK GURU DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2012 KARYA SUHINDRIYO

BAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya

AFIKS GABUNG DALAM NOVEL GROMBOLAN GAGAK MATARAM KARYA ANY ASMARA SKRIPSI

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012

ANALISIS KESALAHAN ORTOGRAFI PADA KARANGAN BERBAHASA JAWA RAGAM KRAMA SISWA KELAS X TKR A SMK YPT PURWOREJO

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo

Kesalahan Menulis Karangan Pengalaman Pribadi Berbahasa Jawa Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Purworejo

ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

Kata Sifat pada Antologi Novel Emas Sumawur ing Baluarti (Kajian Morfologi) SKRIPSI

INTERFERENSI MORFOLOGIK BAHASA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA PADA RUBRIK SMS 24 JAM RADAR BANYUMAS EDISI JANUARI-MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu tidak akan pernah luput dari komunikasi antarsesama, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup dan bekerja sama satu dengan lainya tanpa menggunakan bahasa sebagai

PEMBENTUKAN VERBA TURUNAN BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KAMUS SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

VERBA RESIPROKAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2011 SKRIPSI

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan

VERBA BERAFIKS BAHASA JAWA DALAM RUBRIK CERITA RAKYAT PASIR LUHUR CINATUR PADA MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

Analisis Kesalahan Kebahasaan pada Lembar Kerja Siswa Kuncaraning Widya Bagelen Kelas X SMA Kabupaten Purworejo

VERBA RESIPROKAL BAHASA JAWA PADA RUBRIK MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TAHUN 2010 SKRIPSI

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI. oleh. Nama. : Elok Wahyuni. : Bahasa dan Sastra Jawa NIM. Program. Jurusan FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

NOMINA TURUNAN BAHASA JAWA DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA TAHUN 2007 SKRIPSI

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Banyumas Desa Serang-Purbalingga Tahun 2016 (Kajian Proses Morfologis dan

Analisis Wacana Tekstual Lirik Lagu Langgam Pada Kempalan Langgam Karawitan Jawi Oleh Sri Widodo

AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B

Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo

ANALISIS NOSI AFIKS DAN PREPOSISI PADA KARANGAN NARASI PENGALAMAN PRIBADI SISWA X-7 SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NONSASTRA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE PQRST

Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN FONOLOGI DAN LEKSIKON BAHASA JAWA DI DESA WANAYASA KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA

Tindak Tutur Direktif dalam Novel Sala Lelimengan Karya Suparto Brata

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kesalahan Ejaan dan Penggunaan Kosa Kata dalam Menulis Surat Berbahasa Jawa pada Siswa Kelas VIII MTs KHR Ilyas Tambakrejo Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan melalui bahasa atau tuturan yang diucapkan oleh alat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 2, Nomor 2, Juli Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif)

Pemerolehan Bahasa Jawa Pada Kelompok Bermain Islam Terpadu Di Desa Karangmaja Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. Indonesia pada rubrik SMS 24 Jam Radar Banyumas edisi Januari - Mei 2016.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

Campur Kode Bahasa Indonesia dalam Percakapan Berbahasa Jawa pada Grup Kawruh Jawa di Facebook

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

Analisis Kesalahan Menulis Karangan Narasi Ragam Krama pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kaliangkrik Kabupaten Magelang

JURNAL. Javanese Language Interferance in Language Essay of Fifth Grader in MI Yaa Bunayya Dandong Srengat Blitar

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

MAKNA ASPEKTUALITAS REDUPLIKASI VERBA BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODANG EDISI JANUARI-MARET 2012 SKRIPSI

Transkripsi:

Analisis Morfologi Bahasa Jawa dalam Wacan Bocah pada Majalah Djaka Lodang Tahun 2015 Oleh: Khilyatus Shiyam Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa khilyashiyam@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) proses morfologis Bahasa Jawa dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015, (2) perubahan makna akibat proses morfologis Bahasa Jawa dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015. Jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015. Data penelitian adalah bentuk kata yang mengalami proses morfologis Bahasa Jawa dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015. Teknik pengumpulan data meliputi teknik pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri dan tabel. Teknik keabsahan data yaitu validitas logis dengan uji kredibilitas meningkatkan ketekunan. Analisis data dengan metode agih, dan data disajikan dengan teknik penyajian informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) afiksasi meliputi prefiks {N-} {ny-, m-, ng-, n-} membentuk tembung kriya tanduk, {sa-} membentuk tembung wilangan, {pa-, pan-, pi-, pra-} membentuk tembung aran, {dak-/tak-, di-, ka-} membentuk tembung kriya tanggap, {ke-} membentuk tembung kriya tanggap, {a-} membentuk tembung kriya tanduk tanpa lesan dan {kuma-} membentuk tembung kaanan; infiks {-um-} membentuk tembung kriya tanduk tanpa lesan dan kaanan, {-in-} membentuk tembung kriya tanggap; sufiks {-e/-ne} membentuk tembung aran, {-an} tembung aran dan kriya, {-en, -i, -a, -ana, -na} membentuk tembung kriya; konfiks {ka- + -an} tembung aran, {ka- + (-ake,-ana,-en)} tembung kriya dan kaanan, {ke- + -en} membentuk tembung kaanan, {pan- + -an, pa- + -e, pra-+-an} membentuk tembung aran, {N- + -i/-ni, -ake/-aken} membentuk tembung kriya tanduk, {N- + - a} tembung kriya, {N- + -ne} tembung aran, {di- + -i, -ni, -ake, -in- + -an-ake} tembung kriya tanggap, {sa- + (-e, -ne)} tembung katrangan; (2) reduplikasi: dwilingga membentuk tembung aran dan kriya, dwilingga salin swara membentuk tembung kriya dan kaanan, lingga semu membentuk tembung aran, dwipurwa membentuk tembung aran dan kriya, dwipurwa salin swara membentuk tembung kriya dan aran, dwiwasana tembung kriya; (3) komposisi meliputi camboran wutuh dan camboran tugel membentuk satu kesatuan kata dan memiliki makna yang berbeda dengan bentuk dasarnya. Kata kunci: morfologis, Wacan Bocah Pendahuluan Bahasa merupakan alat bagi manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Kedudukan bahasa sebagai alat interaksi sangatlah penting. Masyarakat dalam aktivitas kesehariannya tidak pernah bisa terlepas dari pemakaian bahasa, baik untuk berinteraksi, menyampaikan gagasan, dan lain-lain. Maka dari itu, masyarakat dituntut untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar, sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa yang berlaku. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 87

Bahasa Jawa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa mempunyai keunikan yaitu dalam penggunaannya, seorang penutur harus memperhatikan tingkatan-tingkatan dalam berbahasa atau yang disebut dengan unggah-ungguh bahasa. Penggunaan Bahasa Jawa dapat berwujud lisan maupun tulisan. Salah satu contoh penggunaan Bahasa Jawa yang berwujud tulisan adalah dalam suatu karya sastra tulis yang terdapat dalam majalah Djaka Lodang yaitu Wacan Bocah. Seperti halnya dengan bahasa lisan, dalam suatu karya sastra tulis seperti Wacan Bocah juga terdapat aspek morfologi bahasa. Menurut Mulyana (2011: 1), morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari mengenai susunan atau bagian-bagian kata secara gramatikal. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa morfologi mempelajari mengenai bagaimana proses pembentukan suatu kata yang berasal dari bentuk dasar yang mengalami proses morfologis seperti pengimbuhan (afiksasi), pengulangan (reduplikasi), dan pemajemukan (kompositum), sehingga menciptakan suatu bentuk kata yang baru. Dalam Wacan Bocah ini banyak sekali kata yang mengalami proses morfologis Bahasa Jawa. Tujuan dilakukannya proses morfologis ini adalah untuk menyesuaikan setiap kata yang digunakan dalam Wacan Bocah, sehingga cerita yang disajikan dapat dimengerti oleh pembaca dan untuk mendukung keindahan Wacan Bocah tersebut dari segi kebahasaannya. Dari penjelasan di atas, jelas bahwa analisis morfologi Bahasa Jawa terhadap suatu karya sastra tulis sangat penting untuk dilakukan supaya pembaca mengetahui secara jelas asal-mula atau proses terbentuknya kata-kata yang menjadi pembangun kalimat dalam Wacan Bocah serta mengetahui secara jelas mengenai perubahan makna yang terjadi akibat proses morfologis, karena banyak pembaca yang masih belum mengerti atau faham tentang proses morfologis Bahasa Jawa dalam suatu karya sastra tulis. Selain itu, hal yang menjadi alasan penting mengapa Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 yang menjadi objek penelitian dalam penelitian morfologi ini yaitu : (1) karena belum pernah ada peneliti yang mengkaji analisis Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 88

morfologi Bahasa Jawa dalam Wacan Bocah, (2) karena Wacan Bocah merupakan salah satu rubrik dalam majalah Djaka Lodang tahun 2015 yang bahasanya mudah dipahami, isi ceritanya menarik, (3) karena dalam penelitian terdahulu Wacan Bocah sering diteliti dari segi pesan moralnya saja, maka dalam penelitian ini peneliti memilih untuk mengkaji Wacan Bocah dilihat dari sudut bahasa yaitu tentang proses morfologis yang terjadi dalam Wacan Bocah, (4) dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 banyak terdapat kata-kata yang mengalami proses morfologis Bahasa Jawa yang meliputi afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan (Ismawati, 2011: 112). Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2013: 172). Sumber data penelitian ini berupa Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015. Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka (Arikunto, 2013: 161). Data dalam penelitian ini meliputi bentuk kata yang mengalami proses morfologis Bahasa Jawa yang meliputi afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Menurut Arikunto (2013: 203), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Sugiyono (2015: 222) juga berpendapat bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan tabel guna mempermudah penyajian kata-kata yang mengalami proses morfologis Bahasa Jawa. Teknik keabsahan data menggunakan validitas logis dengan uji kredibilitas meningkatkan ketekunan. Validitas logis adalah validitas yang diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 89

dikehendaki (Arikunto, 2013: 212). Teknik analisis data menggunakan metode agih dengan teknik Bagi Unsur Langsung (BUL). Menurut Sudaryanto (1993: 31) teknik BUL adalah cara yang digunakan pada awal kerja analisis dengan membagi satuan data menjadi beberapa bagian atau unsur. Teknik penyajian hasil analisis dilakukan dengan menggunakan teknik informal. Menurut Sudaryanto (2015: 241), metode penyajian informal yaitu perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya. Hasil Penelitian 1. Afiksasi dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 Proses afiksasi adalah proses pengimbuhan dengan membubuhkan afiks pada bentuk dasar. Proses afiksasi dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 terdiri dari prefiks (ater-ater), infiks (seselan), sufiks (panambang), dan konfiks (imbuhan sesarengan). a) Prefiks (ater-ater) dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 jumlahnya sangat banyak yaitu 571 kata. Berikut akan dijelaskan salah satu contohnya: {N-} {ny-} + susuh sarang nyusuh membuat sarang Semut ireng kang nyusuh ora adoh saka susuhe Blekithi. (DL, 7 Februari 2015, JWB Blekithi Kang Kumlinthi 1 : 6) Kata nyusuh di atas mengalami proses morfologis yaitu berupa prefiks {N} {ny-} + susuh sarang nyusuh membuat sarang. Kata nyusuh mengalami perubahan makna dari kata susuh sarang merupakan tembung aran yang bermakna leksikal mendapat prefiks {ny-} menjadi nyusuh membuat sarang berubah menjadi tembung kriya tanduk yang bermakna gramatikal. b) Infiks (seselan) dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 berjumlah 69 kata. Berikut ini akan dijelaskan salah satu contohnya: {-um-} + gedhe besar gumedhe sombong Saiki wiwit nuduhake laku kibir lan gumedhe (DL 7 Februari 2015, JWB Blekithi Kang Kumlinthi 1 : 6) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 90

Kata gumedhe di atas mengalami proses morfologis yaitu berupa infiks {- um-} + gedhe besar gumedhe sombong. Kata gumedhe berasal dari kata gedhe besar merupakan tembung kaanan yang bermakna leksikal mendapat infiks {-um-} menjadi gumedhe sombong, sehingga tetap merupakan tembung kaanan namun maknanya berubah menjadi makna gramatikal. c) Sufiks (panambang) dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 jumlahnya sangat banyak yaitu 574 kata. Berikut ini akan dijelaskan salah satu contohnya: gulu leher + {-ne} gulune lehernya Yen banyak durung nyosorkake gulune kang dawa, durung padha leren anggone mbebedha. (DL 3 Januari 2015, JWB Dendam Turunan : 1) Kata gulune di atas mengalami proses morfologis yaitu berupa gulu leher + {-ne} gulune lehernya. Kata gulune berasal dari kata gulu leher merupakan tembung aran yang bermakna leksikal mendapat sufiks {-ne} menjadi gulune lehernya, sehingga tetap merupakan tembung aran namun berubah makna menjadi gramatikal. d) Konfiks (imbuhan sesarengan) dalam Wacan Bocah pada Majalah Djaka Lodang tahun 2015 terdapat 521 kata. Berikut akan dijelaskan contohnya: {pa-} + lungguh duduk + {-ne} palungguhane tempat duduknya Sega sewungkus kang kabuntel tas kresek, isih sinandhing ing sisih palungguhane Rudi (DL 17 Januari 2015, JWB Sega Sewungkus Kanggo Emak : 3) Kata palungguhane di atas mengalami proses morfologis yaitu berupa {pa-} + lungguh duduk + {-ne} palungguhane tempat duduknya. Kata palungguhane berasal dari kata lungguh duduk merupakan tembung kriya yang bermakna leksikal mendapat konfiks {pa- + -ne} menjadi palungguhane tempat duduknya, sehingga menjadi gramatikal. tembung aran yang bermakna Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 91

2. Reduplikasi dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 Reduplikasi yaitu perulangan bentuk dasar, baik perulangan penuh maupun sebagian, bisa dengan perubahan bunyi maupun tanpa perubahan bunyi. Proses reduplikasi dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 terdiri dari dwilingga, dwilingga salin swara, lingga semu, dwipurwa, dwipurwa salin swara, dan dwiwasana. a) Dwilingga dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 berjumlah 317 kata. Berikut akan dijelaskan salah satu contohnya: alon pelan alon-alon pelan-pelan Kanthi langkah alon-alon dheweke ninggalake wit Mahoni iku. (DL 24 Januari 2015, JWB Kethek lan Pemburu : 4) Kata alon-alon di atas mengalami proses morfologis yaitu berupa alon pelan alon-alon pelan-pelan. Kata alon-alon berasal dari kata alon pelan merupakan tembung kaanan yang bermakna leksikal mengalami proses dwilingga menjadi alon-alon pelan-pelan, sehingga tetap merupakan tembung kaanan namun berubah makna menjadi gramatikal. b) Dwilingga salin swara dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 berjumlah 28 kata. Berikut ini akan dijelaskan contohnya: bali pulang bali-bali bola-bali berulang kali Hem, Lutung, bola-bali Lutung! Kondhang yen murka, sarak, mbujung menange dhewe, janji weruh woh-wohan karepe dipek dhewe, celathune manuk Deruk karo amping-amping godhong pelem papan pandhelikane ora adoh saka wit wuni (DL 10 Januari 2015, JWB Kemaruk : 2) Kata bola-bali di atas mengalami proses morfologis yaitu berupa bali pulang bali-bali bola-bali berulang kali. Kata bola-bali berasal dari kata bali pulang merupakan tembung kriya yang bermakna leksikal mengalami proses dwilingga salin swara menjadi bola-bali berulang kali, sehingga tetap merupakan tembung kriya namun berubah makna menjadi gramatikal. c) Lingga semu dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 berjumlah 7 kata. Berikut akan dijelaskan salah satu contohnya: ali ali ali-ali cincin Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 92

Pranyata kantong saka kain mau isine ali-ali emas. (DL, 5 September 2015, JWB Nggawa Getun Ora Nggawa Getun : 35) Kata ali-ali di atas mengalami proses morfologis yaitu berupa ali ahli ali-ali cincin. Kata ali-ali berasal dari kata ali ahli merupakan tembung aran yang bermakna leksikal mengalami proses lingga semu menjadi ali-ali cincin, sehingga tetap merupakan tembung aran namun berubah makna menjadi gramatikal. d) Dwipurwa dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 berjumlah 6 kata. Berikut akan dijelaskan contohnya: wengkon daerah wewengkon daerah kekuasaan Ing wewengkon susuh canthang kono saiki ora ana kewan sing wani saba (DL 7 Februari 2015, JWB Blekithi Kang Kumlinthi 1 : 6) Kata wewengkon di atas mengalami proses morfologis yaitu berupa wengkon wilayah wewengkon wilayah yang dikuasai. Kata wewengkon berasal dari kata wengkon wilayah merupakan tembung aran yang bermakna leksikal mengalami perulangan pada silabe awal atau pertama menjadi wewengkon wilayah yang dikuasai, sehingga tetap merupakan tembung aran namun berubah makna menjadi gramatikal. e) Dwipurwa salin swara dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 berjumlah 47 kata. Berikut akan dijelaskan contohnya: tulung tolong tutulung tetulung memberi pertolongan Kabeh sato trenyuh, keduwung amarga ngrumangsani kasep anggone tetulung (DL 10 Januari 2015, JWB Kemaruk : 2) Kata tetulung di atas mengalami proses morfologis yaitu berupa tulung tolong tutulung tetulung memberi pertolongan. Kata tetulung berasal dari kata tulung tolong merupakan tembung kriya yang bermakna leksikal mengalami perulangan pada silabe awal atau pertama dengan penggantian bunyi menjadi tetulung memberi pertolongan, sehingga tetap merupakan tembung kriya namun berubah makna menjadi gramatikal. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 93

f) Dwiwasana dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 berjumlah 1 kata. Berikut akan dijelaskan contohnya: cekak pendek cekakak cekakak + {-an} cekakakan tertawa terbahakbahak Pemburu iku malah ngguyu cekakakan (DL 24 Januari 2015, JWB Kethek lan Pemburu : 4) Kata cekakakan di atas mengalami proses morfologis yaitu berupa cekak pendek cekakak cekakak + {-an} cekakakan tertawa terbahak-bahak. Kata cekakakan berasal dari kata cekak pendek merupakan tembung kaanan yang bermakna leksikal mengalami perulangan pada suku kata terakhir menjadi cekakakan tertawa terbahak-bahak, sehingga berubah menjadi tembung kriya bermakna gramatikal. 3. Pemajemukan dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 Pemajemukan adalah proses bergabungnya dua atau lebih morfem asal, baik dengan imbuhan atau tidak. Dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 ini wujud pemajemukan ada dua macam, yaitu camboran wutuh dan camboran tugel. a) Camboran wutuh dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 terdapat 16 kata. Berikut ini akan dijelaskan salah satu contohnya: adus mandi + kringet keringat adus kringet bekerja sangat keras Lho kok malah ora sinau? pitakone simbok adus kringet ana ngarep keren (DL 10 Oktober 2015, JWB Omah Suwung : 40) Kata adus kringet di atas mengalami proses morfologis yaitu adus mandi + kringet keringat adus kringet bekerja sangat keras. Kata adus kringet mengalami perubahan makna dari kata adus mandi merupakan tembung kriya bermakna leksikal dan kringet keringat merupakan tembung aran yang bermakna leksikal, mengalami proses camboran wutuh menjadi adus kringet bekerja sangat keras, sehingga membentuk tembung kriya yang bermakna gramatikal. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 94

b) Camboran tugel dalam Wacan Bocah pada majalah Djaka Lodang tahun 2015 terdapat 3 kata. Berikut ini akan dijelaskan salah satu contohnya: bapak bapak + cilik kecil paklik adik laki-laki orang tua kita Kuwi mau merga anggonku dolan kerepe bareng karo paklikku, Samsul kang umure sapantaran (DL 3 Januari 2015, JWB Dendam Turunan : 1) Kata paklik di atas mengalami proses morfologis yaitu bapak bapak + cilik kecil paklik adik laki-laki orang tua kita. Kata paklik mengalami perubahan makna dari kata bapak bapak merupakan tembung aran bermakna leksikal dan cilik kecil merupakan tembung kaanan yang bermakna leksikal, mengalami proses camboran tugel menjadi paklik adik laki-laki orang tua kita, sehingga membentuk tembung aran yang bermakna gramatikal. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa (1) proses afiksasi yang ditemukan meliputi: (a) prefiks (ater-ater) yang meliputi {N-} {ny-} 62 indikator, {N-} {m-} 42 indikator, {N-} {ng-} 134 indikator, {N-} {n-} 62 indikator, {sa-} 36 indikator, {pa-} 3 indikator, {pan-} 9 indikator, {pi-} 5 indikator, {pra-} 3 indikator, {dak-/tak-} 28 indikator, {di-} 131 indikator, {ka-} 32 indikator, {ke-} 20 indikator, {a-} 3 indikator, dan {kuma-} 1 indikator; (b) infiks (seselan) yang meliputi {-um-} 47 indikator dan {-in-} 22 indikator; (c) sufiks (panambang) yang meliputi {-e/-ne} 453 indikator, {-an} 80 indikator, {-en} 7 indikator, {-i} 5 indikator, {-a} 13 indikator, {-ana} 3 indikator, dan {- na} 13 indikator; (d) konfiks (imbuhan sesarengan) meliputi {ka- + -an} 34 indikator, {ka- + (-ake, -a, -ana, -na, -en)} 4 indikator, {ke- + -en} 5 indikator, {pan- + -an} 4 indikator, {pa- + (-e, -ne)} 4 indikator, {pra- + -an} 1 indikator, {N- + -i/-ni} 152 indikator, {N- + -ake/-aken} 117 indikator, {N- + -a} 1 indikator, {N- + -ne} 1 indikator, {di- + (-i, - ni)} 86 indikator, {di- + -ke/-ake} 78 indikator, {-in- + (-an, -ake)} 8 indikator, dan {sa- + (-e, -ne)} 26 indikator; (2) proses reduplikasi yang ditemukan meliputi : dwilingga 317 indikator, dwilingga salin swara 28 indikator, lingga semu 7 indikator, dwipurwa 6 indikator, dwipurwa salin swara 47 indikator, dan dwiwasana 1 indikator; (3) proses Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 95

pemajemukan yang ditemukan meliputi : tembung camboran wutuh 16 indikator dan tembung camboran tugel 3 indikator. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa Dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka Mulyana. 2011. Morfologi Bahasa Jawa (Bentuk dan Struktur Bahasa Jawa dilengkapi Peristilahan Paramasastra Jawa). Yogyakarta: Kanwa Publisher Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis). Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis). Yogyakarta: Sanata Dharma University Press Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 96