BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK PEMBERIAN TANTIEM DAN BONUS SERTA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN.

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 12 April 2016

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 24 Maret 2016

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK. BAS No. 9 : KEWAJIBAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN OLEH AKUNTAN.

Buletin Akuntansi Staf Bapepam (BAS)

PT. Tunas Ridean Tbk Kamis, 19 April s/d Selesai

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN 2016 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. Jakarta, 20 April 2017

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 17 Maret 2017

2015 RUPS Tahunan P T S E M E N B ATU R AJ A ( P E R S ER O) TB K. Bahan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2015

Bahan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Tanggal 21 Maret 2016 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Bahan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tanggal 8 April 2015

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN 2015 MATERI RAPAT

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN 2018 PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk

- PENJELASAN AGENDA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Tanggal 13 Mei Dipublikasikan tanggal 21 April 2016

PENJELASAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN (RUPST) PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. 30 April 2018

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN 2016 PT. TUNAS RIDEAN Tbk. Jakarta, 21 April 2016

Bahan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PENJELASAN BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN (RUPS TAHUNAN) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. 31 Maret 2017

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

Lampiran Bahan Mata Acara 3, 5 dan 6 Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Bahan Mata Acara RUPSLB Tahun 2017

Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. Kode Emiten. Lampiran 2. Hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Bahan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

RINGKASAN PERUBAHAN DALAM PER 03/MBU/12/2016:

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT PANCA WIRATAMA SAKTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Bahan Mata Acara RUPS Luar Biasa Tahun 2015 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 18 Desember 2015

Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. Kode Emiten. Lampiran 2. Hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa

Bahan Mata Acara RUPST Tahun Buku PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR Tbk

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1

PENJELASAN MENGENAI AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT UNILEVER INDONESIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. ISAK 8 merupakan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2016

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) Tbk ( Perseroan )

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT Matahari Department Store Tbk Tbk. Tanggal dan Jam 06 Mei :26:02 Hasil Rapat Umum Para Pemegang Saham

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK BAHAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM 20 APRIL 2016

PENJELASAN MENGENAI MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT HM SAMPOERNA Tbk. TANGGAL 27 APRIL 2016

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

BAB II KETENTUAN DAN SYARAT PEMBELIAN KEMBALI SAHAM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TIMAH TBK PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN TAHUN BUKU 2016

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

Pengungkapan Pihak-Pihak yang Berelasi

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk

Pedoman Nominasi dan Remunerasi

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PT Trimegah Securities Tbk ( Perseroan )

RUGI LABA BIAYA FISKAL

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

REPRESENTASI MANAJEMEN

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk.

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

PENJELASAN AGENDA. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Jakarta, 16 April 2015

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

Modal pemilik = Aset Kewajiban

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ATAS RENCANA PENGGUNAAN LABA TAHUN BERJALAN PERSEROAN TERMASUK PEMBAGIAN DIVIDEN UNTUK TAHUN BUKU YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER

BAB III METODOLOGI ANALISIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PT XL AXIATA Tbk.

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 Juni 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

BAB 3 GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN IMBALAN KERJA DI PT. PGN (Persero) Tbk.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk

Kewajiban pelaporan, baik secara berkala maupun insidentil Kewajiban melakukan keterbukaan informasi dalam rangka aksi korporasi

SURAT KUASA UNTUK MENGHADIRI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. ( PERSEROAN ) TANGGAL 7 APRIL 2015

BAB II LAPORAN ARUS KAS

PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

No beserta Peraturan Nomor XI.B.2 yang merupakan lampirannya, menjadi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pembelian Kembali Saham yang Di

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

Transkripsi:

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK BAS No. 8 : PEMBERIAN TANTIEM DAN BONUS SERTA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN. Ikhtisar: Interpretasi dalam Buletin Akuntansi Staf ini menyajikan pandangan staf mengenai perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas pemberian tantiem dan bonus serta tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) dalam Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik. Tanggal Release : (berdasarkan tanggal penerbitan) Penjelasan Lebih Lanjut: Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan (62 21) 3857901; Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa (62 21) 3857822; Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil (62 21) 3857823; Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum (62 21) 3857902, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK), Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1-4, Jakarta 10710. Info Tambahan: Pernyataan dalam Buletin Akuntansi Staf bukan merupakan peraturan atau interpretasi yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK atau mendapat persetujuan resmi dari Bapepam dan LK. Pernyataan tersebut merupakan interpretasi dan praktik yang diikuti oleh staf di Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil, dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan dalam melaksanakan tugasnya. BULETIN AKUNTANSI STAF NO. 8 Buletin Akuntansi Staf ini merupakan pedoman atas implementasi PSAK No. 24 tentang Imbalan Kerja dan ISAK No. 3 tentang Perlakuan Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan yang terkait dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas pemberian tantiem dan bonus serta tanggung jawab sosial perusahaan, termasuk diantaranya pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Konsekuensi penyajian dan pengungkapan pada laporan keuangan dari pembebanan pemberian tantiem dan bonus serta tanggung jawab sosial perusahaan akan diuraikan lebih lanjut. Kejelasan mengenai hal tersebut diharapkan akan meningkatkan keandalan dan daya banding laporan keuangan Emiten dan Perusahaan Publik. Fakta: 1. PT A Tbk memperlakukan pemberian tantiem dan bonus serta tanggung jawab sosial perusahaan sebagai pengurang dari saldo laba. Pengungkapan yang dilakukan PT A pada catatan atas laporan keuangan tahun 2007 (dengan perbandingan tahun 2006) adalah sebagai berikut: Distribusi laba bersih Dalam Rapat Umum Pemegang Saham tahunan yang diadakan tanggal 28 Mei 2007 dan tanggal 29 Mei 2006 pemegang saham menyetujui distribusi laba bersih tahun 2006 dan 2005 sebagai berikut: 2006 2005 Dividen 1.000 500 Tantiem dan bonus 500 350 Dana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (PKBL) 700 500 2.200 1.350 1

Dividen yang berasal dari laba bersih tahun 2006 dan 2005 dibayarkan kepada pemegang saham masing-masing pada tanggal 29 Juni 2007 dan 25 Juni 2006. Berdasarkan keputusan RUPS tahun buku 2006 yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2007 diputuskan untuk membagikan tantiem dan bonus kepada komisaris dan direksi sebesar Rp. 500 juta serta alokasi dana untuk program tanggung jawab sosial perusahaan (termasuk PKBL) yang berasal dari laba bersih tahun buku 2006 sebesar Rp. 700 juta. Tantiem dan bonus serta dana untuk program tanggung jawab sosial Perusahaan dibayarkan pada tanggal 29 Juni 2007. Sedangkan pada RUPS tahun buku 2005 yang dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2006 diputuskan untuk membagikan tantiem dan bonus kepada komisaris dan direksi sebesar Rp. 350 juta serta alokasi dana untuk program tanggung jawab sosial perusahaan (termasuk PKBL) yang berasal dari laba bersih tahun buku 2005 sebesar Rp. 500 juta, yang dibayarkan pada tanggal 25 Juni 2006. 2. PT B memperlakukan pemberian tantiem dan bonus serta pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai beban pada periode berjalan. Pengungkapan yang dilakukan PT B pada catatan atas laporan keuangan tahun 2007 (dengan perbandingan tahun 2006) adalah sebagai berikut: Beban usaha & beban lainnya 2007 2006 Beban Umum dan Administrasi Beban Gaji dan Tunjangan 3.225 3.070 Sewa dan penyusutan 500 400 Promosi 300 250 Utilitas, perbaikan dan pemeliharaan 80 60 Tanggung jawab sosial perusahaan 500 300 Jamuan, representasi dan direksi 20 10 Perlengkapan kantor 40 30 Asuransi 250 200 Bahan bakar dan transportasi 50 30 Jumlah beban Umum dan Administrasi 4.965 4.350 Rincian beban gaji dan tunjangan adalah sebagai berikut: 2007 2006 Beban Gaji dan Tunjangan Gaji, upah, pensiun dan tunjangan pajak 2.500 2.400 Pendidikan dan pelatihan 250 200 Beban kompensasi atas opsi saham 100 150 Bonus Karyawan & lainnya 25 20 Penyisihan cadangan tantiem dan bonus 350 300 Jumlah Beban Gaji dan Tunjangan 3.225 3.070 Perusahaan membentuk penyisihan cadangan tantiem dan bonus untuk pembayaran tantiem kepada komisaris dan direksi untuk tahun buku 2007 sebesar Rp. 350 juta yang dihitung berdasarkan ketentuan internal Perusahaan yang dilakukan pada akhir tahun 2007 2

dan pembayarannya akan dilakukan setelah mendapat persetujuan RUPS yang dilakukan pada tahun 2008. Pada tahun 2006 Perusahaan membentuk penyisihan cadangan tantiem dan bonus untuk pembayaran tantiem kepada komisaris dan bonus kepada direksi sebesar Rp. 300 juta yang dilakukan pada akhir tahun 2006. Perusahaan telah melakukan pembayaran sebesar penyisihan cadangan tersebut setelah mendapat persetujuan RUPS pada tanggal 10 Juni 2007. Pertanyaan: 1. Apakah pemberian tantiem dan bonus diperlakukan sebagai beban atau pengurang saldo laba dan bagaimana penyajian serta pengungkapannya pada laporan keuangan? 2. Apakah pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (termasuk PKBL) diperlakukan sebagai beban atau pengurang saldo laba dan bagaimana penyajian serta pengungkapannya pada laporan keuangan? Jawaban: 1. Perlakuan akuntansi atas pemberian tantiem dan bonus perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1) PSAK No. 24 tentang Imbalan Kerja. Berdasarkan paragraf 18 dinyatakan bahwa: Perusahaan harus mengakui prakiran biaya atas pembayaran bagi laba dan bonus... jika, dan hanya jika: (a) perusahaan mempunyai kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif atas pembayaran beban tersebut sebagai akibat dari peristiwa masa lalu; dan (b) kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.... Dan pada paragraf 21 dinyatakan: Perusahaan dapat mengestimasi secara andal jumlah kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif dalam program bagi laba atau bonus jika, dan hanya jika: (a) bentuk formal program tersebut memuat suatu rumus untuk menentukan jumlah imbalan; (b) perusahaan menentukan jumlah yang harus dibayar sebelum laporan keuangan diselesaikan; atau (c) praktek masa lalu memberikan bukti jelas mengenai jumlah kewajiban konstruktif perusahaan Disamping itu, pada paragraf 22 dinyatakan bahwa: Kewajiban yang timbul dalam program bagi laba dan bonus merupakan akibat dari jasa pekerja dan bukan transaksi dengan pemilik perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan mengakui bagi laba dan bonus ini sebagai beban tahun berjalan dan bukan sebagai distribusi laba bersih. 3

2) UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam hal Perseroan membagikan tantiem untuk anggota direksi dan komisaris serta pembagian bonus kepada karyawan, wajib memperhatikan pasal 71 ayat (1) sebagai berikut: Penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) diputuskan oleh RUPS. Penjelasan atas pasal 71 ayat (1) adalah: Keputusan RUPS pada ayat ini harus memperhatikan kepentingan Perseroan dan kewajaran. Berdasarkan keputusan RUPS tersebut dapat ditetapkan sebagian atau seluruh laba bersih digunakan untuk pembagian dividen kepada pemegang saham, cadangan, dan/atau pembagian lain seperti tansiem (tantieme) untuk anggota Direksi dan Komisaris, serta bonus untuk karyawan. Pemberian tansiem dan bonus dikaitkan dengan kinerja Perseroan telah dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya. Kesimpulan Dengan memperhatikan ketentuan pada paragraf 18, 21 dan 22 PSAK 24, serta pasal 71 ayat (1) UU No. 40 tentang Perseroan Terbatas beserta penjelasannya, dapat disimpulkan bahwa Emiten dan Perusahaan Publik harus mengakui biaya tantiem dan bonus sebagai beban pada tahun berjalan dimana kewajiban konstruktif tersebut telah timbul dan dapat diestimasi secara andal. Dengan demikian, PT A seharusnya memperlakukan pemberian tantiem dan bonus sebagai beban pada tahun berjalan dan bukan sebagai distribusi laba bersih. Pembebanan tersebut disajikan pada laporan laba rugi dan diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan sebagaimana yang dilakukan oleh PT B. 2. Tidak ada ketentuan yang secara spesifik mengatur perlakuan akuntansi atas pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (termasuk PKBL). Akan tetapi alokasi dana tersebut dapat dianalogikan dengan pemberian sumbangan. Perlakuan akuntansi atas pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang diperlakukan sebagaimana sumbangan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1) ISAK No. 03: Interpretasi Tentang Perlakuan Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan. Pada paragraf 1 dinyatakan bahwa: Sumbangan atau bantuan diakui sebagai beban dalam penetapan laba rugi bersih periode berjalan, kecuali apabila pemberian sumbangan atau bantuan tersebut berkaitan dengan perolehan suatu aktiva. Disamping itu, pada paragraf 3 dinyatakan juga: Pemberian suatu sumbangan atau bantuan diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual. Saat terjadinya pemberian suatu sumbangan atau bantuan adalah pada saat kondisi tertentu yang disyaratkan untuk pemberian sumbangan atau bantuan telah terpenuhi, atau bila kegiatan atau transaksi tertentu yang mendasarinya telah dilakukan, atau pada saat dijanjikan atau dibayar 4

2) UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pada pasal 74 ayat (1) dan (2) dinyatakan: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Kesimpulan (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Dengan memperhatikan ketentuan ISAK 03 dan pasal 74 ayat (1) dan (2) UU No. 40 tentang Perseroan Terbatas dapat disimpulkan bahwa Emiten dan Perusahaan Publik harus mengakui pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai beban dalam periode berjalan yaitu pada saat terjadinya dan bukan sebagai distribusi laba bersih. Dengan demikian, PT A seharusnya memperlakukan pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai beban pada tahun berjalan, yaitu pada tahun 2006 dan 2005, meskipun persetujuan RUPS diberikan pada tahun 2007 dan 2006. Pembebanan tersebut disajikan pada laporan laba rugi serta diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan sebagaimana yang dilakukan oleh PT B. 5