I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Dilihat dari karakter fisiknya, murbei merupakan buah yang berasa segar manis

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

1 I PENDAHULUAN. (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu dan Tempat

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang penelitian,

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PEMANFAATAN LIMBAH BUAH MENJADI JELLY KERING

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO menunjukkan proporsi kematian di negara berkembang dengan. sebanyak (39%), kanker (27%), dan PTM lainnya (30%).

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter dan tumbuh subur mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI KARAGENAN DAN KONJAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB III BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah pare (Widayanti dkk., 2013).

Pemanfaatan Limbah buah menjadi Jelly Kering. Purwanti Widhy H, M.Pd

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI KARAGENAN DAN KONJAK

PENDAHULUAN. proses pengolahannya permen terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. produksi kopi dunia. Data dari International Coffe Organization (ICO)

J.REKAPANGAN Vol.11, No.1, Juni 2017

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan, beberapa

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN DAUN KERSEN (Muntingia calabura) SEBAGAI PERMEN JELLY TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN. Abstrak

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam umbi-umbian dapat dipergunakan sebagai sumber. kalori/karbohidrat, salah satunya adalah singkong. Singkong kaya akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

I PENDAHULUAN. (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis Penelitian dan (1.7.) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merr)merupakansalahsatubahannabati yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB I PENDAHULUAN. keinginan manusia, baik dari industri rumahan sampai restoran-restoran

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negeri yang kaya akan buah-buahan tropis. Salah satu buah

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I. PENDAHULUAN. tengah masyarakat harus segera diatasi. Maraknya penggunaan daging babi yang

I PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Kepulauan Indonesia dengan daerah continental dengan perairan

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

LAPORAN TUGAS AKHIR. PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium Guajava L.)

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. halaman tempat tinggal (Purwaningsih, 2007).

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Transkripsi:

I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pikiran, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. 1.1. Latar Belakang Permen adalah suatu produk pangan yang disukai oleh semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa karena dapat dikonsumsi di mana pun dan kapan pun, serta pada umumnya berbahan dasar gula, air, dan sirup fruktosa. Permen memiliki kadar gula yang relatif tinggi sehingga olahan ini memiliki kalori yang tinggi. Permen pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu permen keras (hard candy) dan permen kenyal (chewy candy). Permen keras dibuat dengan kadar gula yang tinggi, untuk mencegah kristalisasi dengan menambahkan sirup gula. Permen jelly ini dibuat dengan menggunakan senyawa pengenyal yaitu gelatin. Fungsi utama penambahan gelatin dalam pembuatan permen jelly yaitu untuk meningkatkan elastisitas, konsistensi dan stabilitas produk. Permen jelly biasa dibuat dengan penambahan gula sukrosa yang tinggi kalori sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Maka dari itu digunakan gula rendah kalori, sehingga permen jelly dapat dikonsumsi oleh penderita penyakit gula atau diabetes. Salah satu jenis gula rendah kalori yang digunakan adalah sorbitol dan aspartam. Sorbitol ialah salah satu pemanis alternatif lain yang sering digunakan dalam makanan. Sorbitol memiliki rasa manis sekitar 60% dari sukrosa dan sorbitol menghasilkan 2,6 kalori per 1 gram, sedangkan aspartam memiliki tingkat

kemanisan yang relatif sebesar 60 kali sampai dengan 220 kali dari sukrosa dengan nilai kalori sebesar 0,4 kkal/g. Penggunaan gula rendah kalori pada permen jelly dapat menjadi suatu solusi bagi beberapa konsumen yang memiliki masalah dengan konsumsi gula seperti penderita penyakit diabetes. Permen jelly merupakan permen yang terbuat dari komponen-komponen air, flavor, gula, dan bahan pembentuk gel (gelatin dan pati termodifikasi). Permen jelly mempunyai penampakan jernih, transparan serta mempunyai tekstur yang elastis dengan kekenyalan tertentu (Deki, 2010). Permen jelly dibuat dengan menggunakan gelatin sebagai bahan pembentuk gelnya. Gelatin sendiri merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen secara alami terdapat pada tulang dan kulit binatang (Atmaka dkk, 2013). Gelatin merupakan salah satu contoh dari berbagai jenis bahan penstabil. Bahan penstabil merupakan bahan pengental dan pembentuk gel yang berfungsi sebagai pengemulsi, pembentuk lapisan tipis, sebagai suspensi, meningkatkan elastisitas, konsistensi dan stabilitas produk. Berdasarkan fungsinya tersebut maka gelatin dapat digunakan pada proses pembuatan permen jelly. Bahan penstabil lain yang bisa digunakan untuk proses pembuatan permen jelly yaitu karagenan dan agar-agar. Karagenan adalah suatu bahan penstabil yang diperoleh dari ekstrak rumput laut merah, karagenan berfungsi sebagai pembentuk gel. Selain itu salah satu jenis penstabil lain yaitu agar-agar, yang berfungsi sebagai pembentuk gel pada permen jelly. Permen jelly biasanya dibuat dengan menggunakan bahan baku yang berasal dari sari buah. Adanya pembuatan permen jelly dengan penambahan ekstrak daun

ataupun kulit buah dapat dijadikan suatu inovasi serta diversifikasi pangan. Salah satu satu bahan baku yang dapat digunakan ialah daun sirih merah. Daun sirih memiliki beberapa khasiat dan manfaat di antaranya adalah diabetes melitus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah stroke, dan lain-lain. Daun sirih merah memiliki kandungan senyawa aktif yang cukup banyak di antaranya senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavonoid (flavonol, flavanon, isoflavon dan auron), dan juga minyak atsiri (kavikol, fenol, eugenol, transkaryopilen, dan beta-selinen). Dengan banyaknya senyawa aktif yang terdapat di dalam daun sirih merah dipercaya mendatangkan berbagai manfaat kesehatan. Senyawa flavonoid yang merupakan senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas menguntungkan bagi kesehatan. Salah satunya adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk mencegah mencegah penyakit kanker. Daun sirih merah memiliki kelemahan yaitu rasanya yang terbilang cukup pahit untuk dikonsumsi sehingga tidak semua kalangan suka mengkonsumsi daun sirih merah ini. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu usaha diversifikasi dari pengolahan daun sirih merah agar masyarakat dapat merasakan manfaat dan kegunaan dari daun sirih merah ini. Salah satu usaha yang dilakukan adalah mengolah daun tersebut menjadi permen jelly yang disukai oleh semua kalangan. Penambahan ekstrak daun sirih merah ke dalam pembuatan produk permen jelly dapat mengurangi kekhawatiran masyarakat yang berkaitan dengan rasa pahit dari daun sirih merah. Hal tersebut didukung oleh adanya beberapa jenis penstabil yang digunakan dimana penggunaan bahan penstabil dapat memperbaiki tekstur, kekenyalan sehingga dapat memberikan nilai tambah pada produk permen jelly.

1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang di atas, sehingga masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh penambahan ekstrak daun sirih merah terhadap karakteristik permen jelly?. 2. Bagaimana pengaruh penambahan jenis penstabil terhadap karakteristik permen jelly? 3. Bagaimana interaksi keduanya terhadap karakteristik permen jelly? 1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan daun sirih merah menjadi suatu produk pangan yang memiliki nilai jual tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan nilai tambah permen jelly daun sirih merah dari berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih merah dan pembentuk jenis penstabil. 1.4.Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya guna pada daun sirih merah menjadi bentuk olahan pangan yang bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan, meningkatkan usaha dalam penganekaragaman produk daun sirih merah dan untuk menambah wawasan terhadap produk olahan daun sirih merah 1.5.Kerangka Pemikiran Permen jelly ialah permen yang memiliki tekstur lunak, yang diproses dengan penambahan komponen hidrokoloid seperti agar, gum, pektin, pati, karagenan, gelatin, dan lain-lain yang digunakan untuk modifikasi tekstur sehingga

menghasilkan produk yang kenyal, harus dicetak dan diproses aging terlebih dahulu sebelum dikemas (SNI, 2008) Permen jelly dapat dilakukan dengan cara melarutkan gelatin dalam air panas pada suhu 60-70 o C, kemudian dilanjutkan dengan penambahan sukrosa, sirup glukosa, asam sitrat dan pewarna. Setelah itu dilakukan pemasakan campuran pada suhu 90-100 o C dan penambahan flavor serta penuangan ke dalam cetakan. Permen jelly yang dituang ke dalam cetakan, kemudian didingin kan pada suhu ruang selama satu jam dan dilanjutkan dengan pendinginan pada suhu refrigerator selama 12 jam ((Hunaefi, 2002) dalam Kurniawan, 2006) Permen jelly dibuat dengan proses pencampuran gula yang dimasak dengan padatan yang diperlukan dan penambahan bahan pembentuk gel (gelatin, agar, pektin atau karagenan) dengan cita rasa dan aroma serta bentuk yang menarik. Kekerasan dan tekstur permen jelly tergantung pada bahan pembentuk gel yang digunakan (Deki, 2010). Pembentukan gel pada permen jelly terjadi karena pengembangan molekul gelatin pada waktu pemanasan. Panas akan membuka ikatan-ikatan molekul gelatin dan cairan yang semulanya bebas mengalir menjadi terperangkap di dalam struktur tersebut, sehingga larutan menjadi kental (Kurniawan, 2006). Gel yang jernih dapat diperoleh setelah proses pemasakan dengan cara pengeluaran gelembung dari larutan gelatin yang masih panas, dengan cara larutan dibiarkan selama 30 menit. Jumlah gelatin yang diperlukan untuk menghasilkan gel yang memuaskan berkisar antara 5-12% tergantung dari kekerasan produk akhir yang diinginkan (Kurniawan, 2006).

Gel mempunyai mekanisme pembentukan sebagai berikut, apabila senyawa polimer atau makromolekul (struktur kompleks) yang bersifat hidrofil atau hidrokoloid didispersikan kedalam air maka akan mengembang. Kemudian terjadi proses hidrasi molekul air melalui pembentukan ikatan hidrogen, dimana molekulmolekul air akan terjebak didalam struktur molekul kompleks tersebut akan terbentuk masa gel yang kaku atau kenyal (Kartika, 2011). Menurut Nelwan, dkk (2015), gelatin digunakan sebagai gelling agent pada industry pangan maupun obat-obatan. Karakteristik unik yang dibentuk oleh gelatin ialah melt-in-mouth atau meleleh dimulut. Hal ini turut mempengaruhi tingkat penerimaan panelis terhadap rasa penerimaan permen jelly pala yang dihaluskan. Menurut Wijana dkk (2014) penambahan karagenan dan gelatin berpengaruh nyata terhadap total gula, kadar abu, dan kekerasan permen jelly nanas, sedangkan penambahan karagenan berpengaruh nyata terhadap kadar air permen jelly nanas. Permen jelly nanas perlakuan terbaik berdasarkan uji kesukaan panelis yaitu permen jelly dengan formulasi penambahan karagenan 3,5% dan gelatin 14%. Permen jelly nanas perlakuan terbaik memiliki rerata kadar air 13,695%; total asam 0,517%; total gula 84,69%; kadar abu 0,71%; dan kekerasan 45,00 g. Permen jelly nanas yang kenyal diperoleh dari penambahan gelatin 7% dan karaginan 0,5%. Hasil analisa kimia pada permen jelly tersebut adalah kadar air 10,64%, kadar gula reduksi 11,25%, vitamin C 11,42 mg, tekstur 0,361 mm/gr.det dan uji organoleptik adalah rasa 4,33 dan daya kunyah 4,47 (Basuki dkk, 2014). Menurut Atmaka dkk (2013),semakin besar konsentrasi campuran karaginan dan konjak berpengaruh terhadap peningkatan kekerasan dan kadar air permen jelly

temulawak. Sedangkan pada nilai elastisitas, semakin besar konsentrasi campuran karaginan dan konjak memberikan nilai elastisitas yang semakin rendah. Menurut penelitian Rachmawati dan Ciptati (2011) mengenai isolasi senyawa antioksidan dan daun sirih merah. Ekstraksi bertahap dari daun sirih merah dapat memfraksinasi kandungan senyawa sirih merah sesuai kepolarannya. Senyawa golongan alkaloid hasil fraksinasi ekstrak kasar etil asetat (A) aktif sebagai antioksidan dan mempunyai nilai IC50 50,91 ppm, sedangkan senyawa hasil fraksinasi dari ekstrak etil asetat (B) merupakan golongan neolignan dan tidak aktif sebagai antioksidan. Daun sirih merah mengandung 9.27% air, 14.33% abu, 3.96% lemak, 22.63% protein, dan 59.08% karbohidrat. Uji toksisitas menunjukkan bahwa rebusan daun sirih merah tidak memiliki toksisitas hingga dosis 20 g/kg BB. Nilai LC50 untuk air rebusan terjadi pada konsentrasi 544.82 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa sirih merah relatif aman dan memiliki potensi bioaktivitas (Safithri, 2012). Menurut Dewandari (2013) dalam penelitiannya ekstraksi dan karakterisasi nanopartikel ekstrak sirih merah. Ekstraksi etanol 96% dengan maserasi memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode refluks dengan rendemen 7,2 ± 0,25%, kapasitas antioksidan 10892,86 ± 6,06 (AAEµg/ml), IC50 sebesar 46,51 ± 0,05 (AAEµg/ml) serta fenol 2388,37 ± 0,3 mg/100g, dengan menghasilkan polifenol dan flavonoid lebih banyak. Menurut Syafutri dkk (2010), penggunaan sorbitol pada pembuatan permen jelly timun suri yang semakin banyak akan meningkatkan kandungan gula total

dalam bahan. Penambahan sorbitol berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air, ph, kadar gula total dan aktivitas antioksidan. Rancangan perlakuan yang akan dilakukan pada penelitian utama diantaranya f1g1 yang menggunakan konsentrasi ekstrak daun sirih merah 0,5% dan jenis penstabil gelatin 18%, perlakuan f1g2 yang menggunakan konsentrasi ekstrak daun sirih merah 0,5% dan jenis penstabil karagenan 18%, perlakuan f1g3 konsentrasi ekstrak daun sirih merah 0,5% dan jenis penstabil agar-agar 18%, perlakuan f2g1 konsentrasi ekstrak daun sirih merah 1% dan jenis penstabil gelatin 18%, perlakuan f2g2 konsentrasi ekstrak daun sirih merah 1% dan jenis penstabil karagenan 18%, perlakuan f2g3 konsentrasi ekstrak daun sirih merah 1% dan jenis penstabil agaragar 18%, perlakuan f3g1 konsentrasi ekstrak daun sirih merah 1,5% dan jenis penstabil gelatin 18%, perlakuan f3g2 konsentrasi ekstrak daun sirih merah 1,5% dan jenis penstabil karagenan 18%, perlakuan f3g3 konsentrasi ekstrak daun sirih merah 1,5% dan jenis penstabil agar-agar 18%. 1.6.Hipotesa Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka diajukan hipotesis bahwa diduga dengan konsentrasi ekstrak daun sirih merah dan juga penambahan jenis penstabil mempengaruhi karakteristik permen jelly serta interaksi keduanya terhadap karakteristik permen jelly. 1.7.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2016 hingga selesai, bertempat di Laboratorium Penelitian Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Jl Setiabudi No. 193 Bandung.