BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN TRADISI JUAL BELI SAPI KEPADA POLANGAN DI DESA KALIGEDE KECAMATAN SENORI KABUPATEN TUBAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Desa Wayang yaitu 271,673 Ha yang terdiri dari:

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

IV. GAMBARAN UMUM. namun berkat ketekunan dan kemauan keras dari penduduk yang datang dari Jawa ke

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran


V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

59 cukup luas untuk ukuran sebuah Desa tersebut dibatasi oleh beberapa Desa di sekitarnya, yaitu: a. Sebelah utara Desa Margoagung b. Sebelah timur De

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG UANG DENGAN PELUNASAN BARANG DI DESA KEDUNGRINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..s/d... TAHUN..

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Bapak Wiryo sebagai kepala desanya yang pertama. Desa Way Hui di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III PRAKTIK PEMASARAN HASIL PENAMBANGAN TANAH MERAH DI DESA KWADUNGAN LOR KECAMATAN PADAS NGAWI

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :


BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah


BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan


BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

Katalog : STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara


V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Kelurahan/Desa. Desa Giripanggung merupakan salah satu desa yang

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BAB III AKAD UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DAN PELAKSANAANNYA DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

BAB I LATAR BELAKANG

BAB III PRAKTIK DAGANG SAPÉ AREMBHEK DI DESA KAYUPUTIH KECAMATAN PANJI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. Kembang dari Desa Nglegi. Hasil surveinya adalah sebagai berikut: Sebelah Selatan : Desa Bandung, Kecamatan Playen

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. Posisi Desa Merpang

BAB I PENDAHULUAN. Dahlan 2016/ 2017 untuk Divisi 1 B 2 berlokasi di Dusun Miri, Desa/Kelurahan

BAB 1 PENDAHULUIAN 1.1 Analisis Situasi Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

P R O F I L DESA DANUREJO

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. keadaan penduduk, keadaan sarana dan prasana, keadaan pertanian, dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN


BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul dengan luas wilayah. 2209,53 hektar. Berdasarkan data monografi, Desa Giripanggung

DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN NOPEMBER - TAHUN 2017

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN 3 TAHUN 2016

BAB I PROFIL WILAYAH

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat

Transkripsi:

38 BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN TRADISI JUAL BELI SAPI KEPADA POLANGAN DI DESA KALIGEDE KECAMATAN SENORI KABUPATEN TUBAN A. Gambaran Umum Desa Kaligede Kecamatan Senori Kabupaten Tuban 1. Kondisi Geografis a. Luas dan Batas wilayah 1. Luas wilayah Desa kaligede merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Senori kabupaten Tuban dengan luas wilayah 296,04 ha. 2. Batas wilayah Desa kaligede mempunyai luas wilayah 296,04 ha dengan batasbatas yang meliputi: a) Sebelah Utara Desa Jatisari Kecamatan Senori b) Sebelah Timur Desa Leran Kecamatan Senori c) Sebelah Selatan Desa Banyuurip Kecamatan Senori d) Sebelah Barat Desa Wonocolo Kec.Kedewan Kab.Bojonegoro. b. Pembagian Wilayah Desa kaligede terdapat 3 Dusun, 4 RW, 19 RT, yaitu: 1. Dusun Kaligede, terdiri dari = 2 RW, 10 RT. 2. Dusun Sarang, terdiri dari =1 RW, 6 RT. 39

39 3. Dusun Biyangbali terdiri dari =1 RW, 3 RT. c. Orbitasi (jarak dari pemerintahan) 1. Dari pemerintahan kecamatan :3 km 2. Dari pemerintahan kabupaten :56 km 3. Dari pemerintahan propinsi : 230 km 4. Dari pemerintahan pusat : 460 km 2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa a. Visi dan misi 1) Visi : terciptanya kesejahteraan masyarakat yang berpotensi dan mandiri. 2) Misi : peningkatan pelayanan pemerintahan desa kepada masyarakat: b. Pemerataan pembangunan untuk menunjang peningkatan sumber daya manusia di masyarakat. c. Strategi pembangunan desa 1) Di dukung dengan swadaya masyarakat sehingga pembangunan tepat sasaran 2) Mengoptimalkan sumber daya alam serta sumber daya manusia 3) Mengacu usulan dari bawah (butter up) melalui rencana pembangunan desa yang ditetapkan APBDES

40 3. Kondisi pertanahan Kondisi pertanahan 35% 14% 5% 9% 9% 28% Sawah Tadah hujan Ladang Bangunan Umum Pemukiman Hutan Negara Fasilitas Umum Gambar 3.1 1. Peruntukan a. Sawah tadah hujan : 4% b. Ladang :28 % c. Bangunan umum :9 % d. Pemukiman :9 % e. Hutan Negara :35 % f. Fasilitas Umum :15 %

41 4. Kondisi Kependudukan Kondisi Kependudukan 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 Jumlah Jumlah Laki-Laki Perempuan penduduk keluarga jumlah 3,749 910 1,854 1,895 Gambar 4.1 a. Jumlah penduduk : 3.749 Jiwa b. Jumlah keluarga : 910 KK c. Komposisi penduduk menurut Jenis kelamin 1. Laki-laki : 1.854 Jiwa 2. Perempuan : 1.895 Jiwa 5. Tingkat pendidikan Masyarakat

42 Series 1 Penduduk buta huruf Penduduk tidak tamat SD Penduduk tamat SD/sederajat Penduduk tamat SMP/sederajat Penduduk tamat SMA/ sederajat Penduduk tamat Diploma Penduduk tamat S-1 Penduduk tamat S-2 212 542 553 335 393 24 40 1 Gambar 5.1 a. Penduduk Buta Huruf :212 b. Penduduk Tidak Tamat SD : 542 c. Penduduk Tamat SD / Sederajat : 553 d. Penduduk Tamat SMP/Sederajat : 335 e. Penduduk Tamat SMA / Sederajat : 393 f. Penduduk tamat Diploma : 24 g. Penduduk Tamat S-1 : 40 h. Penduduk Tamat S-2 : 1 6. Agama

43 AGAMA 4,000 3,500 3,000 Jumlah 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 Islam Kristen Katolik Hindu Budha AGAMA 3,749 0 0 0 0 Gambar 6.1 a. Islam : 3.749 orang b. Kristen :- c. Katolik :- d. Hindu :- e. Budha :- 7. Bidang Ekonomi Masyarakat a. Keberadaan pasar desa membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga. b. Adanya home industry c. Terbentuknya kelompok tani d. Adanya LKM (Lembaga Keuangan Mikro) e. Kopwan SEJAHTERA

44 Mata pencaharian penduduk adalah 92 % di bidang pertanian, sedangkan 8% di bidang jasa. Hasil pertanian Tahun 2014 lebih baik dari tahun sebelumnya dan dapat kami laporkan 2 (dua) tahun terakhir dari hasil komoditi pertanian sebagai berikut : a. Tahun 2013 1. Padi = 650 Ton 2. Jagung = 300 Ton 3. Kedelai = 0 Ton 4. Ketela Pohon = 50 Ton 5. Kacang = 0 Ton b. Tahun 2014 1. Padi = 660 Ton 2. Jagung = 325 Ton 3. Kedelai = 0 Ton 4. Ketela Pohon = 51 Ton 5. Kacang = 0 Ton 8. Bidang Kesehatan Sarana Kesehatan yang ada dalam Desa meliputi : 1. Polindes :1 2. Posyandu : 4 Kesehatan masyarakat cukup bagus, hal ini terbukti selama ini tidak ada masyarakat yang kena / terjangkit penyakit yang

45 membahayakan, karena adanya kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap arti pentingnya kesehatan. Meningkatkan kualitas pelayanan dan memeratakan kesehatan serta jaminan pelayanan kesehatan bayi masyarakat miskin ( gratis biaya pelayanan kesehatan dasar rawat inap Puskesmas dan kelas III pada RSUD). Mengalokasikan dana yang memadahi bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan murah. 9. Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Keamanan dan Ketertiban masyarakat, berjalan lancar, ini terbukti tidak adanya kejadian kejadian kriminalitas atau gangguan keamanan yang lain, dilihat dari data kriminalitas dan gangguan keamanan dari tahun ke tahun selalu nihil, untuk pelaksanaan PIL GUB Tahun 2008, PIL LEG Tahun 2009, PIL PRES Tahun 2009 dan pemilu KADA Tahun 2013 berjalan lancar, aman, nyaman dan kondusif. 10. Bidang Partisipasi Masyarakat Pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam menjunjung pembangunan : a. Swadaya masyarakat menunjang pembangunan jalan, plengsengan,dan pengadaan tanah untuk pembangunan gedung PAUD PKK Rp. 22.000.000,- b. Swadaya masyarakat menunjang pembangunan prasarana sosial, mushola Rp. 25.000.000,-

46 c. Wujud partisipasi berupa reboisasi (penanaman penghijauan) pohon jati di lahan kritis dari seluruh ruas jalan poros Desa dan jalan lingkungan, Tahun 2012 sejumlah 25 ribu pohon dan Tahun 2013 sejumlah 20 ribu pohon 11. Bidang Pemerintahan Desa Pelaksanaan Pemerintahan Desa, telah di laksanakan susunan organisasi tata kerja pemerintahan Desa yang baru sesuai peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 8 Tahun 2006 dan peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2008. 1. Kepala Desa = 1 2. Sekretaris Desa = - 3. Kepala Urusan = 3 4. Kepala Seksi = 3 5. Kepala Dusun = 3 Penarikan / Pemungutan PBB dari Wajib Pajak ( WP ) sesuai dengan yang di tetapkan, dari tahun ke tahunada kecenderungan kenaikan. - Tahun 2012 Baku PBB = 30.024.116 Lunas pada tanggal = 23 Agustus 2012 - Tahun 2013 Baku PBB = 29.076.444 Lunas pada tanggal = 20 Agustus 2013

47 - Tahun 2014 Baku PBB = 29.074.900 Sampai dengan tanggal 11 Maret 2014 sudah mencapai= 15,54 % 12. Bidang pendidikan a. PENDIDIKAN NON FORMAL - PAUD : 2 LEMBAGA - TPA : 6 LEMBAGA b. PENDIDIKAN FORMAL - TK/RA : 2 LEMBAGA - SD/SEDERAJAT : 3 LEMBAGA - SMP/SEDERAJAT : - LEMBAGA - SMA/SEDERAJAT : - LEMBAGA 13. Bidang Lembaga Kemasyarakatan Lembaga Kemasyarakatan Desa telah di bentuk menurut kebutuhan antara lain sebagai berikut : - BPD dengan anggota = 9 orang - LPMD dengan anggota = 10 orang - PKK dengan pengurus = 23 orang -RW dengan pengurus = 12 orang - RT dengan pengurus = 57 orang - Karang Taruna dengan pengurus = 7 orang - Kelompok Tani dengan pengurus = 18 orang

48 14. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga / PKK Pemberdayaan perempuan dalam pelaksanaan kegiatan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan program, terbentuk adanya kelompok PKK di berbagai tingkatan dan kelompok kegiatan yang ada sebagai berikut : - PKK Desa = 1 - PKK RW = 3 - PKK RT = 12 - Kelompok Desa Wisma = 45 - Kelompok Posyandu = 4 Adapun untuk mengetahui lebih jauh, mengenal potensi, kondisi Desa Kaligede dapat diperiksa dan dicermati sesuai kenyataan yang ada, dengan motto : Menjaga hal-hal lama yang baik dan mengadopsi hal-hal baru yang lebih baik. B. Proses terjadinya Praktik Jual Beli Sapi kepada Polangan di Desa Kaligede Kecamatan Senori Kabupaten Tuban. 1. Latar belakang terjadinya Jual Beli Sapi Kepada polangan di Desa Kaligede Kecamatan Senori Kabupaten Tuban Aktifitas jual beli merupakan suatu kegiatan yang tidak lepas dari perhatian suatu wilayah, karena pada kegiatan itulah terjadinya hubungan

49 ekonomi yang bersifat kontinyuitas sebagai kebutuhan primer masyarakat, bermacam-macam kebutuhan manusia bisa terpenuhi melalui transaksi jual beli, mulai dari kebutuhan sekunder lainnya. Di Desa Kaligede Kecamatan Senori Kabupaten Tuban merupakan desa yang berpotensi untuk lahan pertanian dan peternakan. Terbukti luas lahan ladang, sawah, dan hutan mendominasi dari luas lahan lainnya. Ladang dan sawah biasanya ditanami padi dan jagung. Para petani di Desa Kaligede sekaligus berprofesi sebagai peternak. Hasil tanaman jagung, padi, kacang dan lainnya, semua bagian tanaman itu dapat dimanfaatkan. Hasil tanaman dijual untuk mencukupi kebutuhan dan batang serta daun dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ternak di Desa Kaligede adalah kambing dan sapi. Di samping itu, luas lahan perhutanan tertanam pohon jati dan mahuni. Di balik semak-semak hutan banyak ditumbuhi rumput liar sehingga dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi. Masyarakat Desa Kaligede dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-harinya meliputi: petani, buruh tani, pegawai negeri, pengrajin, pedagang dan peternak. Akan tetapi lapangan pekerjaan masyarakat Desa Kaligede yang paling dominan adalah petani sekaligus peternak sapi. Selain secara geografis yang mendukung, tanah di daerah Kaligede juga subur. Maka banyak penduduk setempat yang bertani dan memelihara sapi, selain itu sapi jg banyak dimanfaatkan sebagai alat untuk membajak sawah. Seiring berjalannya waktu sapi tidak lagi dimanfaatkan untuk

50 membajak sawah, namun lebih kepada sebagai simpanan atau tabungan yang sewaktu-waktu bisa diperjual belikan. Para petani di Desa Kaligede memelihara sapi karena mudah untuk mendapatkan pakan dari sapi di Desa tersebut. Sapi itu digunakan untuk membajak sawah dan transportasi penduduk setempat sekitar tahun 1990-an. Untuk meminimalisir dalam pengelolaan sawah kebanyakan para petani mempunyai sapi dan digunakan untuk membajak sawah miliknya. Transportasi sapi biasanya digunakan untuk mengangkut hasil panen dan menderek kayu tebangan. Penduduk banyak yang memiliki sapi, biasanya dalam satu keluarga ada yang memiliki lebih dari tiga sapi. Selain sapi mudah dalam pemeliharaanya untuk mendapatkan makanan sapi sendiri sangat gampang. Karena selain daerah yang mendukung bahan makanannyapun mudah didapatkan, sapi cepat dalam berkembang biak biasanya sapi bisa beranak dalam kurun waktu kurang lebih satu sampai dua tahun. Sehingga hal ini bila dibiarkan terus menerus dan jika pemilik sapi tidak menjualnya ketika sapi sudah banyak maka pemilik sapi akan kuwalahan dalam memelihara sapinya. Jual beli sapi menurut penduduk setempat cukup menjanjikan lahan keuntungan untuk diperjual belikan, sehingga banyak polangan yang memanfaatkan untuk memperjualbelikan sapi di daerah tersebut. Pada zaman dahulu jual beli sapi tidak langsung dijual kepada polangan namun langsung dilakukan di pasar hewan, dan dijual dengan berjalan

51 kaki meskipun jarak yang ditempuh lumayan jauh hampir tiga jam jika ditempuh dengan jalan kaki. Namun pada tahun 1980-an mulai muncul adanya tradisi jual beli sapi kepada polangan. 51 Selain memudahkan polangan juga bertindak sebagai perantara antara penjual satu dengan penjual lainnya. Keinginan penduduk untuk menjual sapinya kepada polangan karena ada faktor dorongan ekonomi, dan ternyata kebiasaan ini sudah berlangsung lama. Meski kebiasaan ini sebenarnya ada yang merugikan masyarakat namun banyak masyarakat yang menjual sapinya kepada polangan, karena iming-iming harga yang lebih tinggi meskipun dengan cara dihutang sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk menjual sapinya kepada polangan dengan cara dihutang, meskipun pada awal polangan akan membayar uang setelah dua bulan pada masa pembelian namun ternyata banyak juga polangan yang tidak jujur sehinga waktu awal untuk membayar hutang tersebut belum dibayar bahkan ada juga yang sampai bertahun-tahun uang sapinya belum dibayarkan. Sehingga banyak masyarakat yang mengeluh dan merasa dirugikan oleh pihak polangan. 52 2. Proses Pelaksanaan Jual Beli Sapi kepada Polangan Pemilik sapi yang ingin menjual sapinya, mereka menghubungi polangan (calon pembeli sapi) dengan tujuan untuk menjual sapi dengan harga yang awalnya telah ditentukan oleh pemilik sapi. Namun polangan 51 Ibu Siswati, Penjual Sapi, 17 Desember 2014. 52 Bapak Khamim, Penjual Sapi, 18 Desember 2014.

52 memberikan ketentuan harga sendiri sesuai dengan harga yang ada di pasar, di situlah terjadi tawar-menawar sapi. Polangan menawarkan pembelian secara hutang dalam jangka waktu tertentu dengan harga yang lebih mahal tentunya dan yang sering terjadi biasanya dalam waktu dua bulan. Setelah itu terjadi kesepakatan antara pembeli (polangan) dengan penjual untuk pembelian sapinya dengan cara dihutang. Pembeli sapi (polangan) bisa melunasi hutangnya dalam waktu yang tepat namun bisa juga polangan mengingkari kesepakatan awal untuk melunasi hutangnya dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan polangan menjual sapi dari pemilik pertama tadi dengan cara dihutangkan kembali kepada pembeli kedua (pihak ketiga). Seperti kasus yang dialami oleh Bapak khamim yang menjual sapinya kepada Bapak bandi (polangan) seharga tujuh juta rupiah dengan cara dihutangkan, dan Bapak bandi memberikan uang muka sebesar dua juta rupiah, lalu Bapak bandi memberi janji akan melunasi hutangnya dalam kurun waktu dua bulan, namun yang terjadi Bapak bandi belum melunasi hutangnya dalam waktu yang telah disepakati. Dengan adanya tindakan Bapak bandi yang tidak amanah terhadap jual beli sapi maka di dalamnya masih terhadap hak khiyar penjual sapi dalam jual beli tersebut. 53 Apabila dalam jual beli ada salah satu pihak yang dirugikan maka di dalamnya ada hak khiyar untuk melanjutkan jual beli tersebut atau membatalkannya. 53 Khamim, Penjual sapi, 01 Februari 2015.

53 C. Akibat yang Ditimbulkan dari Jual Beli Sapi kepada Polangan. Jual beli sapi kepada polangan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Desa kaligede. Jual belinya sendiri dengan cara dihutang dan pembayaran ditunda dalam waktu dua bulan, meskipun polangan berjanji akan melunasi hutangnya dalam waktu yang sudah ditentukan namun tak jarang juga banyak polangan yang mengingkari janjinya sampai berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun belum dibayarkan uang pembelian sapi tersebut. Sehingga banyak pemilik sapi yang merasa dibohongi dan dirugikan karena polangan telah mengingkari janji yang telah disepakati di awal. Keterlambatan pembayaran yang sering terjadi oleh polangan dalam pembelian sapi secara dihutang ini, terjadi bukan pada satu kasus orang saja namun banyak polangan yang berperilaku seperti itu dalam transaksi jual beli sapinya. Meskipun seperti itu namun banyak penduduk yang menjual sapi kepada polangan, ada juga masyarakat yang menjual sapi kepada polangan secara langsung (tidak dihutangkan). Namun yang lebih mendominasi banyak penduduk yang merasa bahwa jual beli sapi dengan cara dihutang akan lebih cepat. Banyak penduduk yang kurang faham tentang jual beli syar i yang sesungguhnya sehingga jual beli sapi seperti ini akan dilakukan meskipun nantinya aka nada salah satu pihak yang dirugikan. D. Respon Warga Desa Kaligede Kecamatan Senori Kabupaten Tuban terhadap Polangan

54 1. Respon Moch. Aenurrohman (27 th), Kepala Desa Kaligede Moch. Aenurrohman adalah kepala Desa Kaligede saat ini, beliau mengetahui bahwasannya transaksi jual beli sapi kepada polangan sudah dikenal warganya sudah sekian lama. Namun bapak Moch. Aenurrohman belum pernah melakukan transaksi jual beli sapi kepada polangan, dan tidak banyak yang diketahui bapak Moch. Aenurrohman tentang jual beli sapi kepada polangan. 2. Respon Siswati (39 th), Warga Desa Siswati adalah penduduk Desa yang menjual sapinya kepada polangan. Beliau mengatakan bahwa mulai transaksi tradisi jual beli sapi kepada polangan dimulai kurang lebih pada tahun 80-an. 3. Respon Khamim (43 th), Warga Desa Khamim adalah penduduk desa yang menjual sapinya kepada polangan dengan cara dihutang. Beliau mengatakan jual beli sapi dulu dilakukan di pasar, bukan kepada polangan. 4. Respon Raswito (50 th), Warga Desa Raswito adalah penduduk Desa yang sering melakukan transaksi jual beli sapi kepada polangan. Ketika ditanya tentang sejarah jual beli sapi kepada polangan itu sendiri, beliau tidak mengetahui. Jual beli sapi kepada polangan itu sendiri menurut beliau sudah lama terjadi. 5. Respon Bandi (53 th), Warga Desa atau Polangan

55 Bandi adalah polangan (pembeli sapi), menurut beliau tidak setiap hari beliau membeli sapi penduduk, beliau biasanya membeli sapi penduduk ketika ada warga desa yang meghubunginya dan akan menjual sapi. 6. Respon khoiron (30 th), Warga Desa atau polangan Khoiron adalah warga desa atau polangan yang juga sering melakukan transaksi jual beli sapi. Beliau menjelaskan bahwa setelah membeli sapi milik penduduk dengan (hutang) beliau menjual sapi tersebut kepada pihak ketiga di pasar sapi dengan cara dihutangkan lagi. Karena menurut beliau di pasar banyak saingan penjual sapi juga, sehingga harus pandai-pandai menjual sapi meskipun dengan cara dihutangkan kembali. 7. Respon Suwaji (55 th), Warga Desa atau polangan Suwaji adalah warga desa atau polangan yang sering juga membeli sapi penduduk. Menurut beliau sudah menjadi kebiasaan polangan dan penduduk menjual atau membeli sapi dengan cara hutang atau dihutangkan. 8. Respon Yatimah (50 th), Warga Desa Yatimah adalah warga desa Kaligede yang sudah tidak asing dengan transaksi jual beli sapi kepada polangan. Menurut beliau menjual sapinya dengan dihutangkan dan pada waktu yang ditentukan uang sapinya belum dibayar.