III METODOLOGI Waktu dan Tempat

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

Analisis Vegetasi Hutan Alam

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SENSITIVITAS INDIKATOR PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI RAMAH LINGKUNGAN : STUDI KASUS DI IUPHHK/HPH PT. SARI BUMI KUSUMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

ANALISIS SENSITIVITAS INDIKATOR PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI RAMAH LINGKUNGAN : STUDI KASUS DI IUPHHK/HPH PT. SARI BUMI KUSUMA

METODOLOGI PENELlTlAN

IV. METODE PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu Dan Tempat penelitian

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM

III. Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam

BAB IV METODE PENELITIAN

4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

BAB III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

Sumber: & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

1 BAB I. PENDAHULUAN. tingginya tingkat deforestasi dan sistem pengelolan hutan masih perlu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian

Struktur Dan Komposisi Tegakan Sebelum Dan Sesudah Pemanenan Kayu Di Hutan Alam. Muhdi

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

ANALISIS VEGETASI MANGROVE DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT KAMPUNG ISENEBUAI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA SKRIPSI YAN FRET AGUS AURI

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA POLINDO CIPTA 1. M. Sugihono Hanggito, S.Hut. 2. Miftah Ayatussurur, S.Hut.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

III. METODE PENELTTIAN Tempat dan Waktu. Penelitian dilaksanakan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten BAB II METODE

III. METODE PENELITIAN

Asrianny, Arghatama Djuan. Laboratorium Konservasi Biologi dan Ekowisata Unhas. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

DINAMIKA PERMUDAAN ALAM AKIBAT PEMANENAN KAYU DENGAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) MUHDI, S.HUT., M.SI NIP.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

METODE PENELITIAN. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan metode

Transkripsi:

30 III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian tentang analisis sensitivitas indikator-indikator pengelolaan hutan produksi pada hutan alam dilaksanakan dalam waktu delapan bulan dengan rincian empat bulan dilakukan di areal kerja konsesi HPH/IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan pengolahan data dan penyusunan model dilakukan di Bogor selama empat bulan. Lokasi penelitian bertempat di areal hutan konsesi HPH/IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma yang memperoleh ijin sejak tahun 1978 dan telah mendapat perpanjangan kedua (SK MENHUT No. 201/Kpts-II/1998) dengan luas areal kerja 208.300 ha (fokus penellitian ini pada kelompok Sungai Sruyan Hulus seluas 147.600). Berdasarkan peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) lokasi tersebut masuk dalam kelompok hutan Sungai Seruyan Hulu dan Kelompok Sungai Jelai Delang yang terletak di Kabupaten Seruyan (dahulu Kabupaten Kotawaringin Timur), Provinsi Kalimantan Tengah. Lokasi penelitian tersaji pada Gambar 5. 3.2. Rancangan Penelitian 3.2.1 Bahan dan Alat Untuk menyusun hasil dari model sensitivitas indikator-indikator pengelolaan hutan alam alat yang digunakan adalah kompas. Phiband, meteran, haga, dan tape recorder kuisioner serta komputer dengan perangkat lunak analisis sistem Powersim Constructor 2,5. Sedangkan bahan yang digunakan adalah areal kerja IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma pada Lokasi Rencana Karya Lima Tahun (RKT) hutan primer dan hutan bekas tebangan tahun 2006 dan tahun berjalan 2007, hal ini digunakan untuk melihat tren estimasi jumlah vegetasi baik tingkat semai, pancang, tiang maupun pohon. 3.2.2 Jenis Data Penelitian model sensitivitas indikator-indikator pengelolaan hutan alam ini membutuhkan data sebagai menunjang pemodelan, yaitu data primer dan data sekunder seperti yang tersaji pada Tabel 2.

31 Lokasi Penelitian Gambar 5. Lokasi Penelitian IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Kabupaten Seruyan dan Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah

32 Tabel 2. Jenis Data Yang Dikumpulkan Dalam Penelitian No Kriteria Parameter Satuan I PRODUKSI a. Vegetasi Hutan Kemantapan Tegakan Potensi Tegakan Jenis Pohon Dilindungi Jenis Endemik b. Hasil Hutan Jenis Non Kayu II EKOLOGI a. Satwaliar Kekayaan Jenis Metoda Pengumpulan Metoda Analisis - Kuadran Deskriptif indeks keanekaragaman (Shanonn Indeks) M3/Ha Kuadran Deskriptif terhadap kerapatan dan volume tiap jenis N/Ha, % Kuadran Deskriptif terhadap kerapatan dan INP N/Ha, % Kuadran Deskriptif terhadap Jumlah Jenis Spesies Kuadran dan Wawancara Pengamatan, Studi Pustaka, Wawancara Kelimpahan Individu Pengamatan, Studi Pustaka, Wawancara kerapatan dan INP Tabulasi Tabulasi Tabulasi Alat Yang Digunakan Kompas,Haga Pt. ukur Dft. Isian Kompas, Haga Pt. Ukur,Df. Isian Kompas, Haga Pt. Ukur,Df. Isian Kompas, Haga Pt. Ukur,Df. Isian Df. Isian Binokuler Df. Isian Binokuler Df. Isian Penyebaran Lokal % Pengamatan Wawancara Tabulasi, ploting di peta Binokuler Df. Isian III Ekonomi Perusahaan (Pendapatan) a. Pendapatan Biaya - Wawancara - Dft. Isian Produksi/Ha Harga - Wawancara - Dft. Isian Penjualan Kayu/m 3 3.2.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan pengamatan langsung terhadap indikator kegiatan pengelolaan hutan alam produksi pada lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta yang berhubungan dengan topik penelitian. 3.2.3.1 Metoda Pengumpulan Data Vegetasi Pengumpulan data vegetasi alam dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapang (observasi lapang) secara diskriptif dengan mencatat jenis-jenis yang ditemukan dan dengan menggunakan metoda jalur berpetak. Pengukuran di lapangan dilakukan dengan Metode Jalur Berpetak dengan panjang 1 km dan lebar 20 m. setiap jarak 20 m dilakukan pengamatan terhadap vegetasi pada berbagai tingkat pertumbuhan. Untuk tingkat semai dan pancang dicatat jenis dan jumlah, sedangkan untuk tingkat tiang dan pohon dicatat jenis, tingkat dan diameter. Kriteria yang digunakan untuk masing-masing pertumbuhan adalah sebagai berikut :

33 Semai : Mulai dari anakan sampai tanaman yang tingginya kurang dari 1,5 m. Pancang : Mulai dari tinggi 1,5 m berdiameter 10 cm Tiang : Berdiameter diantara 10 cm 19 cm pada ketinggian 1,3 m Pohon : Berdiameter 20 cm pada ketinggian 1,3 m Luas petak ukur untuk masing-masing pertumbuhan yang digunakan adalah 2 x 2 m (semai), 5 x 5 m (pancang), 10 x 10 m (tiang) dan 20 x 20 m (pohon). Letak petak ukur masing-masing tingkat pertumbuhan disusun berselang-seling seperti disajikan pada Gambar 6. 20 m 5 m 10 m 20 m 2 m Jalur Rintis 2 m 5 m 10 m Gambar 6. Bentuk Plot Contoh Pengamatan Vegetasi 3.2.3.2 Metoda Pengumpulan Data Tanah Pengumpulan data tanah dilakukan melalui pengumpulan data sekunder. Data sekunder tersebut dapat diperoleh dari studi pustaka (instansi terkait). Data-data tersebut berupa peta tanah, tataguna lahan, dan status lahan. Data primer tentang tanah diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan. Ada dua bentuk pengamatan yang dilakukan, yaitu: pengamatan tanah dengan bor dan pengamatan tanah profil dengan cara membuat galian profil tanah (pits). Dari setiap profil tanah diambil contoh tanah yang selanjutnya dianalisis di laboratorium. 3.2.3.3 Metoda Pengumpulan Data Satwa (Estimasi Populasi) Pengamatan satwaliar khususnya primata Owa Borneo (Hylobates muelleri dan Hylobates agilis) dilakukan melalui pengamatan langsung (Primer). Pengamatan langsung dilakukan dengan metoda perjumpaan langsung dan membuat transek jalur (line transect sampling) (Subcommittee on Consevation of Natural Pupulations 1981). Transek jalur adalah unit contoh berbentuk empat persegi panjang yang ditempatkan sama dengan transek pengamatan vegetasi, dimana panjang dan lebar transek telah

34 ditetapkan sebelum pengamatan dilakukan. Metode line transect sampling digunakan untuk menghitung kelimpahan relatif dan estimasi kepadatan populasi berbagai jenis mamalia (1>1 kg) (Wallace et al., 1998) metode ini lakukan pukul 06.30 sampai pukul 11.00 (Iskandar, 2006). Pengamatan secara tidak langsung dilakukan melalui wawancara dengan staff PT. Sari Bumi Kusuma dan penduduk sekitar lokasi penelitian. Parameter dan indikator pengumpulan data vegetasi dan satwa disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Parameter dan Indikator Pengambilan Data Vegetasi dan Satwa No Sub Komponen Indikator Parameter 1 Vegetasi Vegetasi alam Vegetasi budidaya 2 Satwa Satwaliar Satwa budidaya Tipe vegetasi Keanekaragaman jenis Keanekaragaman jenis Tipe habitat Keanekaragaman jenis Keanekaragaman jenis Dominasi jenis Kerapatan Status, Jumlah jenis Kelimpahan Status Status Titik pengamatan satwaliar sama dengan pengamatan vegetasi, yaitu ditempatkan secara proposional pada 5 transek yang memotong tegak lurus kontur, dengan jarak antar transek adalah 100 meter. Sedangkan pengamatan satwa budidaya dilakukan di desa terdekat. Pengambilan data model estimasi populasi Owa Borneo (Hylobates muelleri) dilakukan melalui pendekatan pohon pakan dan pohon tempat tidur. Identifikasi pohon tempat pakan dan pohon tempat tidur dilakukan saat melakukan pengambilan data vegetasi tingkat pohon yaitu 1) jenis pohon; 2) tinggi; 3) diameter (Iskandar, 2006). 3.3. Metode Analisis 3.3.1 Metoda Analisis Potensi Tegakan Metoda analisis terhadap vegetasi dilakukan secara matematis, diskriptif, dan tabulasi ddari ata-data di lapangan, terutama jenis-jenis yang dilindungi undangundang. Keadaan struktur vegetasi hutan alam dapat digambarkan melalui analisis Indeks Nilai Penting (INP). INP ini merupakan kumulatif dari Kerapatan relatif (KR),

35 Frekuensi Relatif (FR), dan Dominasi Relatif (DR) yang dihitung dengan menggunakan persamaan (Surianegara dan Indrawan 1976) berikut ini : INP = KR (%) + DR (%) + FR (%) Untuk mendapatkan nilai KR, DR dan FR digunakan rumus sebagai berikut : Kerapatan (batang/ha) = Jumlah individu suatu jenis Luas areal seluruh petak contoh Kerapatan suatu jenis Kerapatan Relatif (%) = x 100 % Total kerapatan seluruh jenis Dominansi (m²/ha) = Basal area suatu jenis Luas seluruh petak contoh Dominansi Relatif (%) Dominansi suatu jenis = x 100 % Total dominansi seluruh jenis Frekuensi = Jumlah petak terisi suatu jenis Jumlah petak contoh seluruhnya Frekuensi suatu jenis Frekuensi Relatif (%) = x 100 % Total frekuensi seluruh jenis 3.3.2 Metoda Analisis Data Satwa Metoda analisis terhadap satwa/fauna dilakukan secara matematis, diskriptif, dan tabulasi terhadap data-data lapangan terutama jenis-jenis yang dilindungi undangundang. Analisis data menggunakan metoda IPA (Indices Ponctuel of d Abundance) berdasarkan rumus Shannon Winner sebagai berikut : Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H ) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : n Dimana : H' = - Σ {ni/n x Ln (ni/n)} ni = Nilai INP individu dari jenis i i=1 N = Jumlah INP individu seluruh jenis Estimasi populasi primata Owa Borneo (Hylobates muelleri) dilakukan dengan menganalisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan persamaaan dari Subcommittee on Consevation of Natural Pupulations (1981), yaitu : P = D x A

36 Dimana : P = Populasi D = Kepadatan Populasi A = Areal yang dihuni Kepadatan populasi dapat diperoleh dengan menghitung jumlah individu yang diidentifikasi dan membaginya dengan luas arela penelitian sehingga akan diperoleh individu per satuan luas tertentu, persamaannya adalah : Jumlah Individu Teriidentifikasi D = ----------------------------------------------- Total Areal Penelitian Untuk menduga populasi Owa Borneo (Hylobates muelleri) pada kurung waktu tertentu dan memprediksi populasi untuk waktu yang akan datang, menggunakan perangkat lunak Powersim constructor 2,5. berbagai parameter yang berhubungan dengan Owa Borneo (Hylobates muelleri) seperti data vegetasi tingkat pohon khususnya pohon pakan dan tempat tidur. 3.3.3 Analisis Sensitivitas Indikator Pengelolaan Hutan Alam Penelitian ini dilakukan dengan maksud mengungkapkan indikator/parameter yang sensitiv terhadap respon intervensi dan membuat skenario interaksi dari tiap indikator. Model sensitivitas akan mengungkapkan hasil-hasil intevensi terhadap unsur dan struktur sistem hal dimaksudkan dalam rangka menemukan alternatif tindakan. Ringkasnya uji sensitivitas adalah intevensi paramter input model dan/atau struktur model untuk melihat seberapa jauh kepekaannya terhadap perubahan output, sehingga dapat diamat bagaimana efek atau dampak suatu intevensi terhadap kinerja model (Siswosudarmo et al., 2001). Secara skematis intervensi input parameter tersaji pada Gambar 7. Intervensi Fungsional Input Intervensi Struktur Model Normal Dampak Intervensi INPUT PROSES OUTPUT Gambar 7. Tipe Intervensi Model Parameter Input vs Struktur Model (Siswosudarmo et al.,, dimodifikasi 2008)

37 Ada beberapa fase dalam analisis sesnsitivitas seperti yang dikemukakan oleh Purnomo (2005), sebagai berikut : a. Identifikasi indikator/isu/masalah, tujuan dan batasan Identifikasi indikator/isu atau masalah dan batasan dilakukan untuk mengetahui dimana sebenarnya pemodelan perlu dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menetukan indikator hipotetikal sebanyak 10 indikator. Setelah isu ditentukan, selanjutnya menentukan tujuan pemodelan menyangkut metode pemodelan, ketelitian model dan jenis model yang dinyatakan secara eksplisit. Setelah isu dan masalah berikutnya menentukan batasan terhadap permodelan yang dilakukan. b. Konseptualisasi model dengan menggunakan ragam metod seperti diagram kotak dan panah, diagram sebab-akibat, diagram stok (stoc) dan aliran (flow) atau diagram klas dan diagram sekuens Tahapan ini dumulai dengan mengidentifikasi semua komponen yang terlibat atau dimasukan dalam pemodelan. Jika komponen-komponen tersebut sangat banyak maka dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori. Komponen-komponen tersebut kemudian mencari hubungannya satu sama lain dengan menggunakan diagram kotak dan panah Dalam konseptualisasi model ini, perlu diperhatikan bahwa komponenkomponen yang membentuk sistem harus dinamis, sensitif terhadap perubahan serta keterkaitannya dalam sistem membentuk hubungan sebab-akibat. Identifikasi keterkaitan komponen tersebut didasarkan pada keadaan nyata agar hasil yang digambarkan model tersebut mendekati keadaan sebenarnya. c. Spesifikasi model dengan merumuskan makna diagram, kuantifikasi dan atau kualifikasi komponen indikator yang diperlukan Spesifikasi model kuantitatif, bertujuan untuk membentuk model kuantitatif dari konsep model yang telah ditetapkan dengan memberikan nilai kuantitatif terhadap masingmasing variabel/indikator dan menterjemahkan hubungan atau keterkaitan antar 10 variabel/indikator dan komponen penyusunan model sistem tersebut kedalam persamaan matematika. Persamaan tersebut dapat diperoleh dari hasil regresi terhadap data yang ada, hasil rujukan atau berdasarkan rekaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara rinci tahapan dalam spesifikasi model kuantitatif terdiri dari : - Memilih dan menentukan struktur kuantitas model - Menentukan satuan waktu dalam simulasi

38 - Identifikasi bentuk-bentuk fungsional dan persamaan model d. Evaluasi model yaitu mengamati kelogisan model dan membandingkan dengan dunia nyata atau model yang serupa jika ada dan diperlukan Evaluasi model bertujuan untuk mengetahui keterhandalan model untuk mendikripsikan keadaan sebenarnya. Proses pengujian dilakukan dengan mengamati kelogisan model dan membandingkan dengan dunia nyata atau model andal yang serupa jika ada. Setelah setiap dari model diamati apakah relasi-relasi yang ada logis atau tidak, maka selanjutnya diamati logis tidaknya keterkaitan antar bagian sebagai model yang utuh. Logis dalam hal ini berarti bahwa semua persamaan sesuai dengan apa yang dipercayai orang atau dengan kata lain sesuai dengan paradigma yang ada. Tahapan kedua dari evaluasi model ini adalah mengamati apakah perilaku model sesuai dengan harapan atau perkiraan yang digambarkan pada tahapan konseptualisasi model. Model dijalankan atau dieksekusi pada sebuah komputer, dan diamati hasilnya apakah beberapa komponen yang diamati atau menjadi fokus perhatian sesuai dengan pola perilaku perilaku yang diharapkan. Tahapan ketiga adalah membandingkan periaku model dengan data yang diperoleh dari sistem atau dunia nyata. Jika dalam model terdapat fungsi-fungsi bilangan acak, maka model harus dieksekusi sebanyak 30 kali untuk mengamati keragaman hasil pemodelan tersebut. Berikut ini langkah-langkah penerapan uji sensitivitas terhadap indikatorindikator pengelolaan hutan alam produksi ada lima yaitu : - Identifikasi alternatif intevensi, yaitu melihat intervensi apa perlu dilakukan untuk mencapai kinerja model yang diinginkan pada waktu mendatang. Untuk itu perlu dilihat dulu hasil simulasi tanpa intervensi, yaitu mengamati apakah kecendurangan kinerja model masih terkendali dan mantap, atau justru memperlihatkan kecendurangan melampaui batas (overshot) dan/atau bergejolak (oscillation). Jika kejadiannya adalah kecenderungan kinerja model masih terkendali dan mantap, bukan berarti tidak diperlukan intervensi, karena lingkungan sistem masa datang terus berubah dengan cepat. - Uji sensitivitas intervensi terhadap penggunaan paramater input dan intervensi struktur model sehingga menghasilkan output dengan intervensi atau normal. - Analisis dampak intervensi, yaitu melihat secara kuantitatif berapa besar dan kapan dampak intervensi menunjukkan hasil.

39 - Hasil uji parameter/indikator kemudian dievaluasi dengan maksud memilih tiga diantara yang paling sensitiv dari sepuluh indikator pada langkah identifikasi indikator/masalah maupun atau isu-isu. - Selanjutnya mensimulasikan dan mengamati hasil dan dampaknya pada keseluruhan kinerja unsur dalam sistem. Perubahan sifat dampak bersifat dinamis yang dinyatakan dalam prosentase fungsi waktu dan pola kecanderungan hasil dan dampak intervensi adalah bersifat non-linier. Hal tersebut akan di uji dengan fasilitas uji sensitivitas variabel/indikator dengan menggunakan perangkat lunak Powersim Constructor 2,5, hal ini digunakan untuk mengantisipasi perubahan parameter yang mungkin terjadi dalam dunia nyata - Kemudian menentukan dua sampai tiga indikator/variabel yang paling sensitiv terhadap respon intervensi. - Menguji hasil model yang telah dikembangkan (mensimulasikan) di lapangan dengan mengukur nilai normal indikator dan melakukan intervensi serta mengamati perbahan nilai indikator. e. Penggunaan model yaitu membuat skenario-skenario ke depan atau alternatif kebijakan kemudian mengevaluasi ragam skenario atau kebijakan tersebut dan pengembangan perencanaan dan agenda kedepan. Model yang telah dibentuk digunakan untuk menccapai tujuan pembentukannya. Kegiatan pertama adalah membuat daftar panjang semua skenario yang mungkin dapat dibuat dari model yang dikembangkan. Semua skenario tersebut dieksekusi, kemudian hasil eksekusi tersebut dicoba untuk dipahami. Dari hasil eksekusi tersebut kemudian dibuat daftar pendek yang memenuhi tujuan pemodelan. Dari daftar pendek tersebut dilakukan penajaman untuk mendapatkan hal-hal yang diinginkan, seperti makna yang lebih rinci dari skenario tersebut dan bagaimana hubungannya dengan komponenkomponen yang diubah-ubah untuk memenuhi skenario tersebut. Langkah kedua adalah menganalisis hasil dari daftar pendek skenario tersebut. Hasil analisis dari hasil eksekusi tiap skenario akan dipakai untuk membuat peringkat skenario - skenario tersebut yang mencerminkan urutan skenario yang lebih cocok untuk diterapkan sesuai dengan model yang dikembangkan. Tahapan terakhir adalah merumuskan skenario tersebut menjadi opsi atau pilihan kebijakan.