I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari demi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehilangan gigi menyebabkan pengaruh psikologis, resorpsi tulang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

ABSTRAK. Kata kunci: sikap, perilaku, kesehatan gigi dan rongga mulut, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sehingga apabila kehilangan gigi akan memilih menggunakan gigi tiruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang dikeluhkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keberhasilan pembangunan bangsa, untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi dan mulut yang paling umum diderita, dan menggambarkan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

*coret yang tidak perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset berharga, tidak hanya bagi individu tetapi juga

PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berupa alat cekat dan alat lepasan (Susetyo, 2000). Alat ortodontik cekat adalah

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Nasution (2004) berpendapat bahwa mutu mencakup suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Penilaian pasien terhadap mutu pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Rata-rata nilai plak indeks (%)

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karbohidrat pada plak yang menempel di permukaan gigi. Plak merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. American Public Health Association mendefinisikan anak cacat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, bersih, lembab sehingga terhindar dari infeksi (Eastham et al. 2013).

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan secara optimal. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan pasien merupakan konsep multidimensi. Dimensi kepuasan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan penurunan kondisi tidak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. sekitar 3,86 sehingga dapat dideskripsikan bahwa rata-rata orang Indonesia memiliki

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan sangat berhubungan dengan keselamatan seseorang, membuat masyarakat hati-hati

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 November sampai. 4 Desember 2008 di Yayasan Lupus Indonesia (YLI).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Bapak/Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2008). Rumah sakit sebagai penyedia

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).

Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawatan yang diminati banyak orang untuk merapikan susunan gigi. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebanyak 32

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berinteraksi merupakan kunci kesuksesan yang harus di

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ilmu mikrobiologi, lidah menjadi tempat tinggal utama bagi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah anak yang mengalami gangguan fisik atau biasa disebut tuna daksa.

HASIL ANALISIS DATA. Kelompok Usia Responden. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tahun 33 64,7 64,7 64,7

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

KONDISI KESEHATAN DAN KEBERSIHAN MULUT PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lain dan diperkirakan pada dua dekade abad 21 mengalami aged population boom,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawatan, penyakit ini dapat berlanjut dan terjadi pembentukan poket

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :..

BAB I PENDAHULUAN. sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari demi mendapatkan generasi bangsa yang kuat. Selain itu kesehatan juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan gigi merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan pada umumnya serta selanjutnya menjadi salah satu kunci keberhasilan Pembangunan Nasional (Sari dan Kusumawardani, 2006). Status kesehatan gigi dan mulut kita dapat memberikan petunjuk tentang kesehatan tubuh kita secara umum (Prasad dkk., 2010). Pandian dkk. (2012) menyatakan bahwa penyakit periodontal misalnya, dapat dihubungkan dengan kondisi kesehatan umum seperti penyakit jantung dan diabetes. Kondisi kesehatan yang kompleks tersebut disertai dengan resiko penyakit gigi dan mulut akan memperparah kondisi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Kesehatan gigi dan mulut dapat didefinisikan sebagai standar dari kesehatan mulut dan jaringan pendukungnya yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk makan, bicara, dan bersosialisasi tanpa rasa sakit serta ketidaknyamanan atau rasa malu yang berperan terhadap kesehatan umum secara baik (Prasad dkk., 2010). Menurut Pandian dkk. (2012), kesehatan gigi dan mulut adalah mempraktekkan upaya kebersihan gigi dan mulut agar bersih dan sehat dengan menyikat gigi dan flossing untuk mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi. Tujuan kesehatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah terbentuknya plak, 1

yaitu lapisan lengket yang mengandung bakteri dan sisa makanan yang membentuk suatu lapisan pada gigi dan dorsum lidah. Plak bertahan pada fisur dan celah gigi dan menghasilkan asam, jika tidak segera dibersihkan akan menyebabkan demineralisasi permukaan email gigi yang menghasilkan lubang. Plak juga mengiritasi gingiva dan dapat menyebabkan terjadinya penyakit gusi yang mengawali kehilangan gigi. Penyikatan gigi dan flossing menghilangkan plak dari gigi dan fluoride pada pasta gigi membantu melindungi gigi dengan cara pengikatan dengan email gigi agar menjadi lebih kuat. Sebagai upaya tambahan terhadap perawatan mulut sehari-hari demi meningkatkan kesehatan gigi dan mulut adalah kunjungan rutin ke dokter gigi. Beberapa orang menyikat gigi paling sedikit sekali sehari tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan tentang menyikat gigi yang benar. Anitasari dan Liliwati (2005) menyatakan bahwa kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius tenaga kesehatan, baik dokter gigi maupun perawat gigi, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh 90% penduduk Indonesia. Menurut Patil dkk. (2010), penyakit gigi bukan hanya penyakit ringan pada gigi dan gusi. Penyakit ini adalah penyakit pada tubuh yang berawal di dalam mulut. Jika penyakit gigi tidak diperiksa, dapat memperparah penyakit yang lebih berbahaya yang berefek serius terhadap kualitas hidup dan memperpendek harapan hidup. Ini berarti bahwa dokter harus lebih aktif dalam memberikan pendidikan kepada pasiennya tentang peran penyakit gigi terhadap kesehatan tubuh secara menyeluruh dan alasan mereka untuk menyembuhkan penyakit gigi 2

serta memulihkan keadaan mulut mereka ke kondisi yang sehat dan berfungsi normal. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk masyarakat agar orang mengerti pentingnya kontrol gigi secara rutin dan berkunjung ke dokter gigi demi pencegahan awal terjadinya penyakit gigi dan mulut (Emmanuel dan Chang, 2010). Menurut Ahmed dkk. (2010), pendidikan kesehatan gigi dan mulut dapat berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulutnya. Beberapa penyakit gigi dapat dicegah dalam tingkat pribadi dan masyarakat oleh para pemberi pelayanan kesehatan gigi berdasarkan pada pengetahuan mereka. Dalam hal ini terdapat tugas yang besar bagi dokter gigi dan beberapa personil kesehatan gigi untuk mengedukasi masyarakat dengan berbagai latar belakang dan pentingnya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut (Emmanuel dan Chang endo, 2010). Pengetahuan dan sikap dokter gigi memberikan pengaruh penting dalam sistem kerja mereka. Oleh karena dokter gigi adalah seseorang yang dapat menyampaikan informasi berdasarkan pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat, dokter gigi juga dapat mempengaruhi perilaku kesehatan gigi dan mulut masyarakat luas (Ghasemi dkk., 2007). Perawat gigi adalah salah satu bagian penting dalam tim kesehatan gigi. Mereka membantu dokter gigi dalam kesehariannya dan berperan sebagai penyokong pasien. Kerja perawat gigi penting dalam kesuksesan kerja tim secara menyeluruh (Gibson dkk., 1999). Kaira dkk. (2012) menyatakan bahwa perawat juga memiliki peran penting dalam promosi kesehatan dan penyebaran informasi 3

pencegahan, oleh karena itu sangatlah penting bahwa pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut mereka harus baik dan perilaku kesehatan gigi dan mulut mereka harus ditunjukkan pada segenap masyarakat luas. Mahasiswa profesi dalam memberikan informasi pencegahan dan promosi kesehatan adalah penting, maka mereka perlu memiliki pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang baik. Mahasiswa profesi ini berhubungan langsung dengan pasien dengan beragam umurnya dan berbagai macam latar belakang yang berbeda-beda dalam kesehariannya sehingga dengan adanya pengetahuan dan sikap kesehatan gigi dan mulut yang memadai, mereka dapat berperan penting dalam edukasi kesehatan gigi individu maupun masyarakat dan berperan sebagai model contoh untuk pasien dan masyarakat luas ketika para mahasiswa profesi mulai turun langsung bekerja di dalam masyarakat (Usman dkk., 2007). Menurut Baseer dkk. (2012), dengan pengetahuan dan sikap serta perilaku yang baik terhadap kesehatan gigi dan mulut, para penyedia pelayanan kesehatan gigi dapat berperan penting dalam hal memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut secara perseorangan maupun kelompok dan bertindak sebagai contoh untuk pasien, teman, keluarga dan masyarakat luas. Selama ini belum ada hasil penelitian tentang perbedaan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan gigi dan mulut pada penyedia pelayanan kesehatan yang bekerja di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta yang meliputi dokter gigi spesialis, dokter gigi umum, perawat gigi, residen dan mahasiswa profesi/ ko as. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian tersebut. 4

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada pemberi pelayanan kesehatan gigi di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta? 2. Apakah terdapat perbedaan sikap tentang kesehatan gigi dan mulut pada pemberi pelayanan kesehatan gigi di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta? 3. Apakah terdapat perbedaan perilaku tentang kesehatan gigi dan mulut pada pemberi pelayanan kesehatan gigi di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta? C. Keaslian Penelitian Penelitian tentang perbedaan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut pada pemberi pelayanan kesehatan di RSGM Prof.Soedomo, menurut sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Penelitian menggunakan variable pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut yang pernah dilakukan sebelumnya adalah: 1. Penelitian yang telah dijalankan oleh Lian dkk. (2010) yang berjudul Oral Health Knowledge, Attitude and Practice among Secondary School Students in Kuching, Sarawak. Perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada alat ukur penelitian, subyek penelitian dan tempat penelitian. Alat ukur pada penelitian sebelumnya menggunakan kuesioner modifikasi Petersen dkk. (2000) dan Stenberg dkk. 5

(2000), sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan kuesioner modifikasi Sharda dan Shetty (2008), Kumar dkk. (2012), Prasad dkk. (2010), Komabayashi (2005) dan Piperakis dkk. (2008). Penelitian sebelumnya menggunakan subjek penelitian sebesar 209 murid dari 4 SMK di Kuching, Sarawak dengan perbandingan 43,1% laki-laki dan 56,9% perempuan sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan subjek penelitian semua pemberi pelayanan kesehatan gigi yang bekerja di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta. 2. Mirza dkk. (2011) yang melakukan penelitian berjudul Oral Health Attitudes, Knowledge and Behaviour amongst High and Low Socioeconomic School Going Children in Lahore, Pakistan. Perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada alat ukur penelitian dan subyek penelitian. Penelitian sebelumnya menggunakan kuesioner modifikasi Petersen dkk. (2000) dan Stenberg dkk. (2000), sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan kuesioner modifikasi Sharda dan Shetty (2008), Kumar dkk. (2012), Prasad dkk. (2010), Komabayashi (2005) dan Piperakis dkk. (2008). Subjek penelitian sebelumnya adalah 281 murid tingkat 1-10 dari sekolah dengan tingkat sosial ekonomi rendah dan tinggi sedangkan subjek penelitian yang akan dilakukan adalah semua pemberi pelayanan kesehatan gigi yang bekerja di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta. 3. Kaira dkk. (2012) yang melakukan penelitian berjudul Oral Health Related Knowledge, Attitude and Practice among Nursing Students of Rohilkhand 6

Medical College and Hospital: A Questionnaire Study. Perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada alat ukur penelitian dan subyek penelitian. Penelitian sebelumnya menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Al-Omiri dkk. (2006), sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan kuesioner modifikasi Sharda dan Shetty (2008), Kumar dkk. (2012), Prasad dkk. (2010), Komabayashi (2005) dan Piperakis dkk. (2008). Subjek penelitian sebelumnya adalah 111 mahasiswa keperawatan di rumah sakit Rohilkand sedangkan subjek penelitian yang akan dilakukan adalah semua pemberi pelayanan kesehatan gigi yang bekerja di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut para pemberi pelayanan kesehatan yang bekerja di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta khususnya dalam hal manajemen sumber daya manusia yang bekerja di RSGM Prof. Soedomo. Para penyedia pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang mempunyai pemahaman yang baik terhadap 7

pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut dapat mengedukasi dan memotivasi para pasiennya. 2. Manfaat teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya. 8