POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY

dokumen-dokumen yang mirip
MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

HUBUNGAN POLA ASUH TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK DI RA/BA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

#### Selamat Mengerjakan ####

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.

LAMPIRAN A. Autistic Social Skill Profile (ASSP) Universitas Sumatera Utara

PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

KOMUNIKASI DENGAN AUD SERI BACAAN ORANG TUA

4 Prinsip Dasar untuk Komunikasi Produktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya anak usia dini sudah mulai belajar untuk mandiri.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

41 A. Menyampaikan Pesan Pendek

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

KISI KISI ANGKET. : RAHMI YULIA : AID : Dr.Drs. H.Hendra Sofyan, MSi : Dr. K.A. Rahman, M.Pd.I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seseorang dalam hidup bermasyarakat dan sebagai prasyarat kehidupan. Pada

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

TOILET TRAINING. C. Faktor-Faktor Yang Mendukung Toilet Training Pada Anak

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

BAB 8. KEKERASAN DALAM RUMAHTANGGA DAN TRAFFICKING DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

DAFTAR ISI. Pengantar.1. Bab I: Preambul Sinis.2. Bab II: Serba-Serbi Sinis 4. Bab III: Perkenalkan, Tokoh Sinis 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK. Pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual berbasis keluarga

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

Secara umum komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau pertukaran katakata/gagasan dan perasaan, di antara dua orang atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

PENDIDIKAN (KEWIRAUSAHAAN) ANAK USIA DINI DALAM AGAMA

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

Kegiatan Sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

Tema 1. Keluarga yang Rukun

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

.satu. yang selalu mengirim surat

Lihat Ma, Dengar Ma! Copyright Murtiyarini.

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG

INFORMED CONSENT. Pernyataan Pemberian Izin Oleh Responden. : Resiliensi Remaja Putri Korban Eksploitasi Seksual. Komersil (Prostitusi)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

Mengajarkan Budi Pekerti

Makalah ASPEK BAHASA pada anak usia 0-5 tahun. Oleh: Fitriani Y. Lubis, M.Psi, Psikolog Staf Pengajar Fakultas Psikologi UNPAD

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

Apa Respon Masyarakat terhadap individu yang sukses dan yang gagal dalam hidup??

KARENA KITA ADALAH ORANGTUA: Percikan Cerita Pengasuhan Anak

SAMPLE. Prologue. Beberapa tahun lalu... image diriku yang ingin kutanamkan dalam benakku. Aku

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti. S : Subjek. Subjek HK. P : Assalamu alaikum de, selamat siang. S : Wa alaikum salam, siang..

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI)

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

budi pekerti pelajaran 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dusun Ngelo. Tengah dengan luas wilayah ha/m 2

Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 1-2 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

Tes Karakteristik Pribadi

Kejadian Sehari-hari


ALBINO. Written by Aprilia Rahayu ( ) (Copyright 2011)

IBU DAN CINTA INT.DI DAPUR TEMPAT IBU MULYADI MEMASAK(PAGI)

LESTARI KARYA TITIS ALYCIA MILDA

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

SERI BACAAN ORANG TUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial. membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Membangun Karakter Anak Usia Dini SERI BACAAN ORANG TUA

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

SKALA I. 3. Sebaiknya jawaban bersifat spontan dan tidak didasarkan atas apa yang dianggap benar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. Semester 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk

MENGAJARKAN BAHASA DAN KOMUNIKASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa

***** 2 Bintang Bersinar di Negeri Berlian

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

Transkripsi:

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY 2016 085643378090

PENGERTIAN Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan. Proses tersebut melibatkan dua pihak yang berkomunikasi yang masing-masing bertujuan membangun suatu makna agar keduanya memahami atas apa yang sedang dikomunikasikan. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu

HAKIKAT KOMUNIKASI EFEKTIF Komunikasi efektif adalah adanya saling memahami apa yang dimaksud oleh si pemberi pesan dan yang menerima pesan. Pada dasarnya, apa yang dikomunikasikan dalam bentuk lisan harus tersampaikan pesannya secara akurat

POLA ASUH PENGERTIAN POLA ASUH MACAM-MACAM POLA ASUH pola asuh merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anakanaknya (Kohn) pola asuh merupakan pola interaksi antara orangtua dan anak (Theresia Indira Shanti) Pola Asuh Otoriter Pola Asuh Demokratis ( Authoritative) Pola Asuh Permisif

CIRI-CIRI : Otoriter Anak harus tunduk dan patuh terhadap kamauan orang tua Identik dengan hukuman Cenderung menggunakan kalimat perintah dan larangan : harus, mesti, tidak boleh, jangan

Permisif CIRI-CIRI : Orang tua cenderung menghindari konflik dengan anak, sehingga membiarkan apa saja yang dilakukan anak Anak-anak tumbuh dengan kebebasan (serba boleh) Bahasa yang digunakan memuat kata-kata yang meng-iya-kan : iya deh, boleh, terserah

Demokratis CIRI-CIRI : Orang tua memberi kebebasan yang disertai bimbingan kepada anak Menyeimbangkan kebebasan dan keteraturan Penggunaan bahasa yang memungkinkan anak mengekspresikan apa yang dia rasa, pikir dan inginkan

Dampak Pola Asuh Otoriter : o Anak merasa tertekan dan penurut o Tidak mampu mengendalikan diri, kurang dapat berfikir, tidak bisa mandiri, kurang kreatif, kurang dewasa dalam perkembangan moral dan rasa ingin tahunya rendah Permisif : Anak mempunyai harga diri yang rendah, tidak punya kontrol diri yang baik, kemampuan sosialnya buruk, dan merasa bukan bagian yang penting untuk orang tuannya

lanjutan Demokratis Anak merasa bahagia, mempunyai kontrol diri dan rasa percaya diri terpupuk, bisa mengatasi stres, mempunyai keinginan berprestasi dan bisa berkomunikasi baik dengan teman-teman dan orang dewasa Anak lebih kreatif, problem solvingnya baik, komunikasi lancar, tidak rendah diri dan berjiwa besar

KOMUNIKASI YANG DISARANKAN

Gunakan kalimat positif Hindari menggunakan kata jangan, tidak boleh dengan maksud melarang anak melakukan tindakan tertentu. Gantikan dengan kalimat positif. Contoh 1: Eh, jangan lari-lari! Sebaiknya diganti dengan kalimat Nak, jalan pelan-pelan ya... Contoh 2 : Eh, tidak boleh merebut mainan teman ya! Sebaiknya, Wati, kalau mau pinjam mainan, bilang dulu ya

Tunjukkan mimik muka dan bahasa tubuh yang positif Tunjukkan mimik muka dan gerak tubuh yang membuat hati anak senang dan nyaman, seperti dengan tersenyum saat mengajak mereka berbicara, menyentuh atau mengusap rambut anak, dan sebagainya.

Upayakan ada kontak mata dan saling melihat Saat berkomunikasi dengan anak, sebaiknya kita melihat anak agar anak merasa diperhatikan dan anak merasakan bahwa apa yang kita sampaikan adalah sungguh-sungguh.

Gunakan kalimat sederhana atau mudah dipahami oleh anak Anak belum memiliki kemampuan mengingat kalimat yang panjang dan bertele-tele. Sebaiknya orangtua berbicara dengan kalimat yang pendek, sederhana dan mudah dipahami oleh anak. Contoh 1 : Hari, tolong ambil bola di bawah sofa dan masukkan kembali dalam keranjang hijau di samping almari ya nak! Sebaiknya : Hari, tolong ambil bola di bawah kursi itu! (sambil menunjuk kursi yang dimaksud). Kemudian setelah Hari mengambil bola, orangtua mengajak Hari ke samping almari dan memintanya memasukkan bola ke dalam keranjang hijau.

Usahakan posisi tubuh sejajar dengan anak Orang dewasa umumnya memiliki postur lebih tinggi dan lebih besar daripada anak. Maka pada saat berbicara dengan anak sebaiknya mensejajarkan posisi dengan anak.

Ajukan pertanyaan terbuka dan merangsang anak untuk berpikir atau menemukan jawabannya sendiri Berikan kesempatan pada anak untuk menyampaikan sesuatu pada orangtua dengan memberinya pertanyaan yang memungkinkan anak menjawab lebih bebas/terbuka. Jika orangtua ingin mengetahui alasan anak berbuat sesuatu, maka sebaiknya hindari pertanyaan dengan jawaban tertutup, misalnya ya dan tidak. Contoh 1 : Tadi di sekolah belajar nggak? (Jawaban anak : ya atau tidak) Sebaiknya : Tadi diajak belajar apa saja sama bu guru?

Berikan teladan Anak belajar dengan melihat lingkungan terdekatnya, maka orangtua perlu memberikan keteladanan atau contoh yang baik kepada anak

Pahami perasaan anak Pada saat anak mengalami peristiwa tertentu seperti sakit, sedih, kecewa, senang, takut, dan sebagainya, sebaiknya orangtua memahami perasaan anak dengan menanyakan apa yang sedang dirasakan, sehingga anak merasa aman dan dipahami.

Jadilah pendengar yang baik Dengarkan dengan penuh perhatian ketika anak menyampaikan sesuatu. Dengarkan sampai selesai dan hindari memotong pembicaraannya. Tinggalkan aktivitas yang kita lakukan, supaya anak merasa benar-benar mendapatkan perhatian kita.

Beri tanggapan yang benar Berikan kebebasan kepada anak untuk mengungkapkan perasaannya. Bila diperlukan, ulangi cerita anak untuk menyamakan pengertian. Berikan tanggapan yang tepat agar anak merasa nyaman dan dihargai. Contoh: Bu, masa aku dibilang pemalas sama Leo. Tanggapan ibu: Kamu kan memang pemalas Sebaiknya: Kamu dibilang pemalas ya, menurutmu bagaimana?

Gunakan nada suara yang wajar Pada saat berbicara pada anak gunakan intonasi dan nada suara yang wajar dan sesuai dengan situasi. Ketika menegur anak yang melakukan kesalahan, tidak perlu membentak atau menggunakan nada tinggi.

Gunakan kata-kata emas Dalam berbicara dengan siapapun, biasakan menggunakan kata-kata emas seperti: Tolong, Silahkan, Sebaiknya, Maaf, Terima kasih, Permisi. Contoh: Ketika anak menaikkan kakinya di atas meja, kita bisa mengatakan: Silahkan kakinya diturunkan nak!

CARA BERKOMUNIKASI YANG PERLU DIHINDARI

Pemberian cap/label Ketika berbicara dengan anak, hindari memberi cap pada anak, seperti; bodoh, pemalu, pengacau, cengeng, nakal, usil, bandel, centil, pemarah, tukang bantah, cerewet, pendiam, dan sebagainya. Tindakan ini akan menghambat kemajuan anak dan justru menjadikan anak seperti apa yang orangtua katakan. Contoh: Anak saya ini memang pemalu, Bu. Dasar anak nakal

Penggunaan bahasa bayi atau kekanak-kanakan Biasakan berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, dengan lafal dan pengucapan yang tepat. Kemampuan bahasa anak belum sempurna, oleh karena itu perlu pembiasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar sejak dini. Contoh : Kata sakit diucapkan menjadi atit Kata takut diucapkan menjadi tatut Kata panas diucapkan menjadi nanas

Menyalahkan, mencemooh, mengejek, menghina, meremehkan, menyindir, membandingkan anak, dll Hindari kata-kata yang menyakitkan hati anak dan meremehkan kerja keras yang sudah dilakukannya dengan menyalahkan, mencemooh, mengejek, menghina, maupun membandingkan. Tindakan ini akan membuat anak tidak memiliki kepercayaan diri dan keberanian serta dapat mematikan motivasi dan daya kreasi anak. Contoh : Gara-gara kamu sih, minumnya jadi tumpah Kalau membedakan warna saja tidak bisa, bagaimana mungkin bisa jadi dokter?

Mengancam dan menakut-nakuti Ketika kita menginginkan anak berbuat sesuatu, sebaiknya tidak mengancam atau menakutnakuti. Karena anak tidak akan memahami apa yang sebenarnya kita kehendaki. Bahkan bisa membuat anak takut pada sesuatu secara berlebihan (phobia) dan trauma. Contoh : Ayo makannya dihabiskan, kalau tidak ibu panggilkan orang gila lho

Memerintah, mendesak, terlalu mengatur serta menggurui Anak sebaiknya diberi kebebasan untuk melakukan segala sesuatu yang disukainya, jika anak melakukan sesuatu yang berbahaya atau kurang tepat, orangtua perlu mengingatkan dan mengarahkan. Contoh: Sudah diam, tidak usah menangis! Ayo cepat makannya, ayah sudah terburu-buru!

Mengalihkan kesalahan pada orang lain atau benda Ketika anak mengalami kegagalan, terjatuh, atau tertimpa sesuatu, sebaiknya tidak mengkambinghitamkan benda atau orang lain. Contoh : Pada saat anak jatuh karena tersandung batu. Duh, batunya kok nakal, dipukul saja ya.. Sebaiknya: Jalannya hati-hati ya nak...

Mengabaikan cerita anak Seringkali orangtua menganggap cerita anak tidak penting, mungkin orangtua sedang sibuk dengan kegiatan lain atau orangtua bosan dan capek mendengarkan cerita anak.