BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pada umur perkerasan jalan tidak terlepas dari sifat bahan terutama aspal sebagai bahan pengikat. Sehingga diperlukan suatu terobosan baru dengan memodifikasi aspal yang ada dengan cara menambahkan suatu bahan polimer yang mampu memperbaiki performa kelengketan, titik lembek dan kelenturan pada perkerasan aspal. Lapisan Aspal Beton (Laston) memiliki tingkat fleksibelitas yang tinggi sehingga penempatan langsung di atas lapisan seperti lapisan aus (AC-WC) membuat lapisan ini rentan terhadap kerusakan akibat temperature yang tinggi dan beban lalu lintas berat. Jenis kerusakan yang sering terjadi pada Laston adalah pelepasan butiran dan retak. Di samping hal tersebut, kerusakan jalan juga karena terlalu tingginya viskositas aspal keras saat pencampuran dengan agregat akibat tidak berjalannya pengendalian mutu di Asphalt Mixing Plant (AMP) sehingga temperatur aspal tidak terkontrol. Salah satu modifier yang sering dimanfaatkan adalah bahan polimer yang mampu mengantisipasi kondisi tersebut diatas adalah dengan polimer berjenis elastomerik yang memiliki kelenturan tinggi diharapkan mampu bersinergi dengan campuran aspal bergradasi menerus yaitu Lapis Beton Aspal (Laston), atau lebih dikenal dengan AC (Asphaltic Concrete). Laston adalah campuran beton aspal yang memiliki susunan agregat dengan gradasi menerus mengandalkan ikatan saling mengunci diantara butir-butir agregat, merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai penyebaran tegangan. Polymer Modified Asphalt (PMA) telah dikembangkan selama beberapa dekade terakhir. Umumnya dengan sedikit penambahan bahan polimer (biasanya sekitar 2-6%) sudah dapat meningkatkan hasil ketahanan yang lebih baik terhadap 1
deformasi, mengatasi keretakan-keretakan dan meningkatkan ketahanan yang tinggi dari kerusakan akibat umur sehingga dihasilkan pembangunan jalan lebih tahan lama serta dapat mengurangi biaya perawatan atau perbaikan jalan. Penggunaan campuran polimer aspal merupakan trend yang semakin meningkat tidak hanya karena faktor ekonomi, tetapi juga demi mendapatkan kualitas aspal yang lebih baik dan tahan lama. Modifikasi polimer aspal yang diperoleh dari interaksi antara komponen aspal dengan bahan aditif polimer dapat meningkatkan sifat-sifat dari aspal tersebut. Dalam hal ini terlihat bahwa keterpaduan aditif polimer yang sesuai dengan campuran aspal. Menurut Read dan Whiteoak (2003), salah satu peran utama dari bahan aditif untuk memodifikasi (modifier) aspal adalah untuk meningkatkan ketahanan aspal terhadap deformasi permanen pada suhu tinggi jalan tanpa merugikan mempengaruhi sifat-sifat aspal atau aspal pada suhu lainnya. Hal ini dicapai oleh salah satu dari dua metode, baik yang mengakibatkan pengurangan ketegangan permanen. Pendekatan pertama adalah membuat aspal menjadi kaku sehingga total respon visko-elastis dari aspal berkurang. Pilihan kedua adalah untuk meningkatkan komponen elastis dari aspal sehingga mengurangi komponen kental. Peningkatan kekakuan aspal cenderung meningkat kekakuan dinamis aspal. Hal ini akan meningkatkan kemampuan penyebaran beban dari material, meningkatkan kekuatan struktural dan memperpanjang umur perkerasan perkerasan. Atau, dimungkinkan untuk mencapai kekuatan struktural yang sama tetapi dengan lapisan tipis. Peningkatan komponen elastis dari aspal akan meningkatkan fleksibilitas aspal, ini penting di mana strain tarik tinggi diinduksi. Penelitian ini dimaksudkan untuk memanfaatkan Ethylene Vinyl Acetate (EVA) sebagai polimer dalam campuran Asphalt concrete Wearing Course (AC WC). Sehingga kendala rentannya laston terhadap retak setidaknya diharapkan mampu diatasi oleh campuran beton aspal yang mengandung aspal polimer tersebut. 2
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dari penelitian ini, penulis berusaha merumuskan poin-poin penting yang dianggap menarik untuk diteliti, yaitu: 1. Bagaimana karakteristik aspal polimer Ethylene Vinyl Acetate (EVA) ditinjau dari hasil pengujian laboratorium? 2. Bagaimana mendesain lapisan AC-WC dengan menambahkan modifier polimer jenis Ethylene Vinyl Acetate (EVA) dengan kadar 1%, 2%, 3%, dan 4% pada aspal pertamina penetrasi 60/70? 3. Berapa kadar optimum Ethylene Vinyl Acetate yang dicampurkan pada aspal lapisan AC-WC? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karakteristik aspal modifikasi polimer Ethylene Vinyl Acetate (EVA). 2. Melakukan perancangan laboratorium campuran (Laboratory Mix Design) aspal beton lapis aus (AC-WC) dengan bahan pengikat aspal modifikasi EVA (EVA-Modified Asphalt) 3. Mengetahui pengaruh aspal modifikasi EVA pada campuran aspal beton lapis aus (AC-WC) terhadap karakteristik campuran. 1.4 Batasan Masalah Berdasarkan tujuan serta rumusan masalah yang telah dibuat, penulis berusaha menentukan batasan masalah dalam penelitian ini: 1. Penelitian dilakukan pada aspal hanya untuk campuran Asphalt concrete Wearing Course (AC-WC) yang direncanakan. 2. Spesifikasi teknik yang digunakan mengacu pada Spesifikasi Umum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga Tahun 2012. 3. Untuk bahan aspal menggunakan aspal PERTAMINA dengan penetrasi 60/70. 4. Variasi lama perendaman adalah 0,5 jam dan 1 hari. 3
5. Pembuatan campuran benda uji dilakukan pada suhu ruang. 6. Penelitian benda uji aspal modifikasi dengan menambahkan Ethylene Vinyl Acetate (EVA) dengan kadar yang berbeda dalam hal ini dibatasi 0%, 1%, 2%, 3% dan 4%. 7. Sifat kimia dan nilai ekonomis dari penggunaan bahan Ethylene Vinyl Acetate (EVA) tidak ditinjau. 8. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kinerja dari AC-WC modified yang dibuat adalah pengujian Marshall Standar dari benda uji. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu: 1. Memberikan data yang lebih mendalam mengenai kinerja perkerasan apabila digunakan Ethylene Vinyl Acetate (EVA) sebagai polimer dalam campuran aspal modifikasi. 2. Diketahuinya kadar optimum dari pemanfaatan Ethylene Vinyl Acetate (EVA) pada campuran AC-WC. 3. Diketahuinya karakteristik Marshall dari campuran aspal beton lapis aus (AC- WC) yang menggunakan aspal modifikasi EVA. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai campuran AC-WC sebagai konstruksi jalan menggunakan aspal modifikasi polimer telah beberapa dilakukan. Penelitian terkait pengembangan aspal modifikasi polimer pada Laston Asphalt concrete Wearing Course (AC-WC) masih terbatas, dimana selama ini penggunaan aspal modifikasi polimer terbatas pada elastomer. Penelitian sejenis yang sudah dilakukan dan berkaitan dengan penelitian ini antara lain: a. Kajian Laboratorium Penggunaan Aspal Starbit E.55 Modifikasi Polimer Pada Asphalt concrete Wearing Course (AC - WC) Ditinjau Dari Durabilitas Dan Indirect Tensile Strength, 2014, oleh Damianus Kans Pangaraya 4
b. Kepekaan Aspal Modifikasi Polimer Dan Aspal Pen 60/70 Terhadap Perubahan Kadar Aspal Pada Campuran AC - WC Dengan Pengujian Marshall Dan Permeabilitas, 2014, oleh Rika Septiana Perbedaan dari penelitian ini adalah penggunaan aspal Pertamina Pen 60/70 sebagai bahan perekat, penggunaan Ethylene Vinyl Acetate (EVA) sebagai polimer plastomer dengan kadar berbeda dalam hal ini dibatasi 0%, 1%, 2%, 3% dan 4%, dan analisis dilakukan pada campuran AC-WC dengan variasi lama perendaman 0,5 jam dan 24 jam, maka dapat disimpulkan penelitian ini merupakan penelitian yang baru dan memiliki tingkat kemanfaatan yang tinggi. 5