BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki pertumbuhan penduduk sangat pesat. Pertumbuhan tersebut akan menjadikan tingkat permintaan transporasi meningkat dan peran transportasi tersebut menjadi sangat penting. Hal ini menuntut peningkatan sarana dan prasarana transportasi menjadi jalan yang aman, nyaman dan ekonomis, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pengguna jalan. Kerusakan perkerasan jalan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: kerusakan struktural dan kerusakan fungsional. Kerusakan struktural berkaitan dengan penurunan daya dukung karena struktur perkerasan mengalami perubahan komposisi kohesitas dan homogenitas campuran bahan susunnya, yang disebabkan beberapa faktor antara lain: ketidaktepatan mutu pelaksanaan, repetisi beban lalu lintas yang melebihi beban maksimal yang diijinkan dan perubahan cuaca (hujan) sehingga terjadi infiltrasi air hujan masuk ke dalam perkerasan. Kerusakan fungsional yang berkaitan dengan penurunan rasa kenyamanan jalan oleh pengguna yang disebabkan oleh perubahan cuaca antara bulan kering dan basah dan permukaan perkerasan yang licin sehingga berdampak penurunan kekesatan permukaan serta kemiringan permukaan jalan yang melebihi batas kritisnya akan memperbesar kecenderungan terjadinya kecelakaan akibat selip roda kendaraan (Mulyono, 2007). Indonesia merupakan negara dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Berdasarkan laporan dari detik.com tahun 2007 melaporkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) bahwa ada 3 penyebab tingginya curah hujan. Penyebab curah hujan tinggi tersebut adalah : (1) adanya tekanan rendah atau badai tropis di Australia bagian utara (2) adanya daerah pertemuan angin pada posisi di sekitar laut jawa hingga laut Banda, naiknya suhu muka laut di sepanjang deareah pertemuan angin memperkuat pertumbuhan awan hujan. (3) adanya 1

2 2 kenaikan suhu permukaan laut 0,5-1,0 derajat celcius di daerah perairan Indonesia. Tingginya intensitas curah hujan dan didukung dengan masih banyak prasarana jalan yang kurang memadai khususnya drainase seperti masih banyak drainase yang rusak, tidak terawat bahkan masih ada jalan yang tidak memiliki saluran drainase dapat mengakibatkan air tergenang hingga banjir. Pada saat musim hujan, masih banyak perkerasan jalan di Indonesia yang tergenang oleh air bahkan mengakibatkan banjir di sekeliling jalan tersebut. Disaat air dalam keadaan tergenang tersebut dapat mengakibatkan kinerja perkerasan campuran aspal beton berupa ketahanan dan keawetan (durability) jalan menjadi berkurang. Salah satu contoh kasus kerusakan jalan akibat banjir pada Kompas.com tahun 2015 menyebutkan bahwa di kawasan Jakarta Barat mengalami curah hujan yang sangat tinggi yang mengakibatkan air tergenang hingga banjir. Berdasarkan data rekapitulasi perbaikan jalan per tanggal 1 Januari-13 Februari 2015 Dinas Bina Marga DKI, jumlah pengaduan kerusakan jalan di Jakarta Barat, menempati urutan pertama, yakni sejumlah 266 aduan. Jalan yang mengalami kerusakan akibat banjir ini berjumlah 601 titik bahkan ada jalan yang rusak hingga kedalaman 20 cm. Contoh kasus di atas dapat dilihat terjadinya kerusakan jalan akibat banjir sangat rentan sekali terjadi. Melihat besarnya dampak banjir terhadap perkerasan jalan, maka perlu adanya pengetahuan dan inovasi dalam bidang jalan terus dikembangkan agar didapat kualitas perkerasan jalan yang mampu bertahan pada cuaca ekstrim dan pertumbuhan lalu-lintas yang tinggi. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka penulis menilai perlu dilakukan penelitian dengan pengujian di laboratorium tentang pengaruh air pada campuran Asphalt Concrete Wearing Course dengan bahan pengikat aspal Pertamina Pen.60/70 terhadap kuat tekan, modulus elastistas dan durabilitas.

3 Rumusan masalah Dari uraian latar belakang diatas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana nilai perbandingan nilai kuat tekan campuran Aspal Concrete Wearing Course dengan gradasi yang berbeda? 2. Bagaimana nilai perbandingan nilai modulus elastisitas campuran Aspal Concrete Wearing Course dengan gradasi yang berbeda? 3. Bagaimana pengaruh rendaman air terhadap durabilitas campuran Aspal Concrete Wearing Course berdasarkan kuat tekan dan modulus elastisitas dengan gradasi yang berbeda? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui perbandingan nilai kuat tekan campuran aspal concrete wearing course dengan gradasi yang berbeda. 2. Mengetahui perbandingan nilai modulus elastisitas campuran aspal concrete wearing course dengan gradasi yang berbeda. 3. Mengetahui pengaruh rendaman air terhadap durabilitas campuran aspal concrete wearing course berdasarkan kuat tekan dan modulus elastisitas dengan gradasi yang berbeda Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan campuran mengacu pada Spesifikasi Umum tahun 2010 Revisi 3 (2014) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2. Aspal yang digunakan adalah aspal penetrasi 60/70 produksi Pertamina 3. Agregat yang digunakan berasal dari daerah Tinalah, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

4 4 4. Gradasi agregat yang digunkan adalah gradasi batas atas (UL), nilai tengah (MR) dan batas bawah (LL). 5. Air yang digunakan untuk perendaman benda uji pada penelitian ini memakai air Selokan Mataram, Yogyakarta. 6. Pengujian dilakukan terhadap benda uji hasil perancangan pada kadar aspal optimum dengan variasi perendaman selama 0, 1, 2, 4, 7 hari. 7. Pengujian yang dilakukan adalah uji Marshall untuk mendapatkan nilai kadar aspal optimum dan uji kuat tekan bebas untuk mendapatkan nilai kuat tekan, modulus elastisitas dan durabilitas. 8. Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Transportasi, Universitas Gadjah Mada, DIY Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pengaruh perendaman air pada campuran Aspal Concrete Wearing Course dengan bahan pengikat aspal Pertamina Pen.60/70 terhadap kuat tekan, modulus elastisitas dan durabilias. Hasil penelitian ini juga bisa menjadi referensi bagi pihak-pihak yang terkait tentang permasalahan pada lapis beton aspal perkerasan jalan yang sering terendam air dan diharapkan bisa jadi pertimbangan dalam mengambil kebijakan penanganan jalan, baik pada saat perencanaan, pelaksanaan konstruksi, maupun pada saat operasional dan pemeliharaan jalan Keaslian Penelitian Penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan antara lain: 1. Putra (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh perendaman air secara menerus dan berkala terhadap durabilitas campuran AC-WC. 2. Sukarmato (2016) melakukan penelitian tentang kajian durabilitas campuran asphalt concrate wearing course (ac-wc) terhadap rendaman air banjir. 3. Wibawa (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh rendaman menerus dan berkala air banjir terhadap durabilitas campuran asphalt concrate-wearing course dengan bahan pengikat aspal modifikasi elastomer.

5 5 4. Rustomo (2004) meneliti tentang tinjauan daya tahan lama terhadap air hujan pada campuran beton aspal. 5. Wulandari (2015) meneliti tentang pengaruh Penggunaan Bahan Aditif Anti Stripping Agent Wetfix dan Filler PC Pada Aspal Shell Pen 60/70 dan Permabilitas Campuran AC-WC 6. Dirgahayu dkk (2016) meneliti tentang pengaruh perendaman air laut terhadap kuat tekan aspal berongga yang menggunakan aspal buton butir. Perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sejenis ini adalah penelitian ini menggunakan benda uji berukuran 2,5 inch x 4 inch untuk pengujian Marshall dan benda uji silinder berukuran 6 inch x 3 inch untuk pengujian kuat tekan bebas. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan variasi gradasi agregat yang berbeda yaitu batas atas (UL), nilai tengah (MR), dan batas bawah (LL). Benda uji nantinya akan dilakukan perendaman dengan menggunakan air rendaman Selokan Mataram yang selanjutnya dilakukan pengujian marshall untuk mencari kadar aspal optimum dan pengujian kuat tekan bebas untuk mendapatakan nilai kuat tekan dan modulus elastisitas campuran aspal beton. Untuk mengetahui pengaruh air terhadap durabilitas, maka pada penelitian ini benda uji dilakukan variasi perendaman yaitu 0, 1, 2, 4, 7 hari. Campuran beton aspal yang digunakan adalah Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) sesuai Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010 revisi 3, yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2014.