BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

dokumen-dokumen yang mirip
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

TINJAUAN PUSTAKA Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB II KERANGKA TEORITIS. Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. aset keuangan (financial asset) atau tagihan-tagihan (claim) misalnya: saham,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan tambahan dana atau uang tidak hanya dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peranan Bank dan Perekonomian

BAB II LANDASAN TEORI

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990, bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan yang melakukan penghimpunan dana dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Menurut PSAK No 31 tentang Akuntansi Perbankan, bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), 5

6 serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bank memiliki kegiatan utama yang berupa menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Jenis dan Usaha Bank Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, terdapat 2 jenis bank, yaitu: 1. Bank Umum Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha Bank Umum meliputi: a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. memberikan kredit; c. menerbitkan surat pengakuan hutang; d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

7 1. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 2. surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 3. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; 4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI); 5. obligasi ; 6. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; 7. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga;

8 h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; k. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; l. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; m. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain melakukan kegiatan usaha di atas, bank umum dapat pula: a. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

9 c. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan d. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. 2. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi: a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. memberikan kredit; c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

10 Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut: a. Bank milik pemerintah Yaitu bank yang akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Disamping itu, terdapat pula Bank Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat 1 dan tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh pemda masing-masing tingkatan. b. Bank milik swasta nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Hal ini dapat diketahui dari akte pendiriannya didirikan oleh swasta sepenuhnya, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. c. Bank milik koperasi Merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. d. Bank Milik Asing Merupakan bank yang kepemilikannya 100% oleh pihak asing (luar negeri) di Indonesia. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. e. Bank milik campuran

11 Merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh 2 belah pihak yaitu bank dalam negeri dan luar negeri. Kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan swasta nasional. 3. Fungsi Bank Budisantoso dan Triandaru (2006:9) mengemukakan fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Fungsi bank dapat dijelaskan secara lebih spesifik yaitu sebagai berikut: a. Agent of Trust Trust atau Kepercayaan dalam Bahasa Indonesia merupakan dasar utama kegiatan dunia perbankan baik dalam hal menghimpun dana (funding), dan menyalurkan dana (lending). Masyarakat tidak akan bersedia menitipkan dananya di bank apabila tidak didasari rasa percaya. Masyarakat percaya bahwa bank akan mengelola uangnya dalam bentuk simpanan dengan baik dan penuh tanggungjawab. Dimana sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dana tersebut dapat ditarik kembali. Sebaliknya, bank tidak akan bersedia meminjamkan uangnya kepada debitur atau masyarakat tanpa dilandasi rasa percaya. Bank percaya bahwa uang yang disalurkan kepada debitur dalam

12 bentuk pinjaman tidak akan disalahgunakan oleh debitur yang menjadi nasabahnya. Sebaliknya, debitur akan menggunakan dan mengelola pinjamannya dengan baik dan penuh tanggungjawab. Debitur juga mempunyai kemampuan untuk mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempo, dan mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya berupa bunga atas pinjaman. Kedua kondisi tersebut tidak dapat berjalan tanpa adanya unsur percaya antara pihak bank dengan masyarakat. b. Agent of Development Kegiatan bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat berpengaruh bagi kelancaran perekonomian sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa mengingat kegiatan tersebut erat kaitannya dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, kegiatan distribusi, dan kegiatan konsumsi tidak lain adalah upaya pembangunan perekonomian suatu masyarakat. c. Agent of Services Selain menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat, bank juga menyediakan jasa-jasa perbankan lain seperti jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang barang berharga,

13 jasa pemberian jaminan bank, jasa penyelesaian tagihan, dll. Bank akan selalu berinovasi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan mutu pelayanan melalui berbagai produk yang ditawarkan. 4. Prinsip-Prinsip Perbankan Pada dasarnya ada 3 prinsip yang harus diperhatikan oleh bank. a. Prinsip likuiditas Likuiditas adalah kemampuan suatu bank untuk melunasi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktu atau pada waktu nasabah hendak melakukan penarikan simpanan gironya, untuk itu bank harus berjaga-jaga agar likuiditasnya tetap tersedia. b. Prinsip solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban di bidang keuangan apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Dalam hal ini bank harus mempunyai kesanggupan untuk membayar semua utang dari aktiva yang dimilikinya. Utang yang dimaksud adalah utang bank kepada pihak ketiga, bukan termasuk utang kepada pemegang saham. c. Prinsip rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Laba akan akan

14 digunakan bank untuk melakukan kegiatan operasionalnya dan merupakan bentuk penilaian kinerja manajemen. 5. Peran Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang penting dalam sistem keuangan (Santoso, 2006). a. Pengalihan aset (asset transmutation) Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini, bank dan lembaga keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih aset yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrowers). Dalam kasus yang lain, pengalihan aset dapat pula terjadi jika bank dan lembaga keuangan bukan bank menerbitkan sekuritas sekunder (giro, deposito berjangka, dana pensiun, dan sebagainya) yang kemudian dibeli oleh unit surplus dan selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas primer (saham, obligasi, promes, commercial paper dan sebagainya) yang diterbitkan oleh unit defisit.

15 b. Transaksi (transaction) Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Dalam ekonomi modern, transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Transaksi keuangan selalu diperlukan baik secara langsung dalam jual beli barang jadi, maupun dalam transaksi jual beli barang mentah dan setengah jadi dalam proses produksi. Produk-produk yang dikeluarkan oleh bank dan lembaga keuangan bukan bank (giro, tabungan, deposito, saham, dan sebagainya) merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagi alat pembayaran. c. Likuiditas (liquidity) Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut masingmasing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian, lembaga keuangan memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas. Di sisi lain, lembaga

16 keuangan juga akan dapat memberikan fasilitas tambahan likuiditas kepada pihak-pihak yang mengalami kekurangan likuiditas. Dengan kata lain, lembaga keuangan secara bersamaan menyalurkan likuiditas kepada pihak yang memerlukan tambahan likuiditas, dengan cara menyalurkan dana dari pihak yang mengalami kelebihan likuiditas. d. Efisiensi (efficiency) Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Mereka hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris (assymetric information) antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peranan lembaga perantara keuangan menjadi penting untuk memecahkan masalah insentif ini. Lembaga perantara keuangan mempunyai peranan untuk menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak sempurna.

17 B. Laporan Keuangan Bank Laporan keuangan bank umum bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan. Selain itu laporan keuangan bank umum juga bertujuan untuk membantu pengambilan keputusan. Komponen laporan keuangan bank umum untuk tujuan umum terdiri atas sebagai berikut. 1. Neraca Laporan neraca adalah laporan keuangan utama yang diterbitkan pada akhir periode akuntansi, yaitu per tanggal 31 Desember. Tanggal tersebut adalah syarat minimal dan sifatnya formal berdasarkan suatu kewajiban perusahaan melaporkan transaksi keuangan bukan berdasarkan kebutuhan. Laporan neraca terdiri atas dua sisi yaitu aktiva di sebelah kiri dan passiva di sebelah kanan. a. Aktiva Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai bank sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan menjadi sumber perolehan manfaat ekonomi di masa depan. Pos-pos aktiva yang umum dimiliki oleh bank adalah sebagai berikut: 1) kas; 2) kas dalam valuta asing; 3) Sertifikat Bank Indonesia; 4) pendapatan bunga yang akan diterima;

18 5) penempatan pada bank lain (giro, tabungan, deposito dan sertifikat deposito); 6) restrukturisasi kredit; 7) agunan yang diambil alih; 8) aset tetap dan inventaris; 9) aset tidak berwujud; dan 10) aset lain-lain. b. Passiva Pasisva (kewajiban) adalah hutang masa kini bank yang timbul dari peristiwa masa lalu dan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya milik bank yang mengandung manfaat ekonomi. Pos-pos kewajiban yang umum dimiliki oleh bank adalah sebagai berikut: 1) kewajiban segera; 2) utang bunga; 3) utang pajak; 4) simpanan; 5) simpanan dari bank lain; 6) pinjaman diterima; 7) dana setoran modal kewajiban; 8) kewajiban imbalan kerja; 9) pinjaman subordinasi; 10) modal pinjaman; dan

19 11) kewajiban lain-lain c. Modal Modal atau ekuitas adalah hak residual atas aset bank setelah dikurangi semua kewajiban. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas, misalnya modal disetor, tambahan modal disetor, saldo laba, cadangan umum dan cadangan tujuan yang disajikan dalam pospos terpisah. Klasifikasi semacam itu dapat menjadi relevan untuk pengambilan keputusan pemakai laporan keuangan apabila pos tersebut mengindikasikan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya terhadap kemampuan perseroan untuk membagikan atau menggunakan ekuitas. 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan seluruh penghasilan dan beban bank dalam suatu periode. Penghasilan terdiri atas pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Beban terdiri atas beban operasional dan beban non operasional. Pos-pos yang terdapat dalam laporan laba rugi bank adalah sebagai berikut. a. Pendapatan operasional Pendapatan operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari kegiatan utama bank. Pendapatan operasional terdiri ataspendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya. b. Beban operasional

20 Beban operasional adalah semua beban yang dikeluarkan atas kegiatan yang lazim sebagai usaha bank. c. Pendapatan non operasional Pendapatan non operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama bank. d. Beban non operasional Beban non operasional adalah semua beban yang berasal dari kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama bank e. Beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan adalah jumlah agregat beban pajak kini yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode. 3. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas bank yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto atau kekayaan bank selama periode pelaporan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan bank selama periode pelaporan. Laporan perubahan ekuitas bank antara lain terdiri atas: a. modal saham, misalnya penambahan modal saham; b. laba/rugi yang belum direalisasi dalam Sertifikat Bank Indonesia;

21 c. surplus revaluasi aset tetap; d. dana setoran modal ekuitas;dan e. saldo laba (laba ditahan). 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas bank selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi (operating) adalah aktivitas penghasil utama pendapatan bank (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Aktivitas investasi (invensting) adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman bank. Kas adalah saldo kas dan rekening giro di Bank Umum. Setara kas adalah penempatan dana dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan Bank Umum. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai gambaran umum Bank Umum, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan, dan informasi penting lainnya. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

22 ekuitas dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang ada dalam catatan atas laporan keuangan. C. Tingkat Kesehatan Bank 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehatihatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah

23 ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan. 2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank menetapkan matrik bobot penilaian faktor keuangan sebagai berikut: Tabel 2. 1 Matrik Bobot Penilaian Faktor Keuangan Bank Keterangan Bobot Peringkat Faktor Permodalan 25% Peringkat Faktor Kualitas Aset 50% Peringkat Faktor Rentabilitas 10% Peringkat Faktor Likuiditas 10% Peringkat Faktor Sensitivitas atas Risiko Pasar 5% Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012. Hasil analisis akan menunjukkan kondisi kesehatan bank yang digolongkan ke dalam peringkat akhir hasil penilaian bank. Peringkat dari masing-masing faktor akan menentukan predikat tingkat kesehatan bank, yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat sebagai berikut: Tabel 2. 2 Kriteria Penetapan Peringkat Tingkat Kesehatan Bank Peringkat Predikat Peringkat 1 Sangat Sehat Peringkat 2 Sehat Peringkat 3 Cukup Sehat Peringkat 4 Kurang Sehat Peringkat 5 Tidak Sehat Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012.

24 D. Analisis Camel 1. Faktor Permodalan (Capital) Bank Indonesia telah menetapkan Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank sebagi suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva pasar. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0% dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100%. Dengan demikian, ATMR menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang cukup. (Budisantoso dan Triandaru, 2000:27) Penghitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah sebagai berikut: CAR = Modal Aktiva Tertimbang Menurut Resiko 100% Tabel 2. 3 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat CAR Peringkat 1 CAR 11% Peringkat 2 9,5% CAR < 11% Peringkat 3 8% CAR < 9,5% Peringkat 4 6,5% CAR < 8% Peringkat 5 CAR < 6,5%

25 Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012. 2. Faktor Kualitas Aset (Asset Quality) Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dengan membandingkan aktiva produktif yang disesuaikan (APYD) terhadap aktiva produktif (AP). Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 31/147/ KEP/ DIR tanggal 12 November 1998, aktiva produktif (AP) adalah penanaman dana baik dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Sedangkan kualitas aktiva produktif (KAP) adalah semua aktiva dalam rupiah atau valas yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya, yaitu pemberian kredit, kepemilikan surat-surat berharga, dan penempatan dana kepada bank lain baik dari dalam maupun luar negeri terkecuali penanaman dana dalam bentuk giro atau penyertaan. Perhitungan kualitas aktiva produktif (KAP) dapat dirumuskan sebagai berikut: a) Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Menurut Kasmir (2012 : 45) kualitas aset digunakan untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Perhitungan kualitas aset dapat dirumuskan sebagai berikut:

26 KAP = Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Aktiva Produktif 100% Tabel 2. 4 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat KAP Peringkat 1 KAP > 0,99 Peringkat 2 0,96 < KAP 0,99 Peringkat 3 0,93 < KAP 0,96 Peringkat 4 0,90 < KAP 0,93 Peringkat 5 KAP 0,90 Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012. b) Penanganan Kredit Bermasalah Rasio NPL (Non Performing Loan), digunakan untuk menilai kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah akibat penyaluran kredit. Rasio dibawah 5% menunjukkan bahwa, NPL berada pada kondisi baik. Risiko kredit yang akan diterima bank dapat dilihat dari besar kecilnya NPL yaitu semakin kecil NPL maka akan semakin kecil pula risiko yang akan ditanggung bank dan sebaliknya, NPL yang tinggi akan memperbesar biaya yang akan menyebabkan kerugian bank. Biaya tersebut meliputi biaya pencadangan Aktiva Produktif maupun biaya-biaya lainnya. Perhitungan NPL (Non Performing Loan), dapat dirumuskan sebagai berikut:

27 NPL = 3. Faktor Manajemen (Management) Jumlah Kredit Bermasalah Total Kredit 100% Menurut Kasmir (2012:45), dalam mengelola kegiatan bank seharihari juga dinilai kualitas manajemennya dengan alasan bahwa seluruh kegiatan manajemen bank mencakup manejemen umum dan manajemen risiko yang pada akhirnya akan berpengaruh pada perolehan laba yang dicapai bank. Perhitungan Net Profit Margin (NPM) dapat dirumuskan sebagai berikut: NPM = 4. Faktor Rentabilitas (Earning) Laba Bersih Pendapatan Operasional 100% Rentabilitas adalah kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan yang wajar sesuai dengan line of business. Rentabilitas suatu bank dalam analisa CAMEL ini adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total aset (ROA), dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO). a. Return On Asset (ROA) ROA = Laba Sebelum Pajak Rata rata Total Aset 100%

28 Tabel 2. 5 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat ROA Peringkat 1 ROA > 1,450% Peringkat 2 1,215% < ROA 1,450% Peringkat 3 0,999% < ROA 1,215% Peringkat 4 0,765% < ROA 0,999% Peringkat 5 ROA 0,765% Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012. b. Return On Equity (ROE) ROE = Laba Setelah Pajak Rata rata Modal Inti 100% Tabel 2. 6 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat ROE Peringkat 1 ROE > 23% Peringkat 2 18% < ROE 23% Peringkat 3 13% < ROE 18% Peringkat 4 8% < ROE 13% Peringkat 5 ROE 8% Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012.

29 c. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO = Total Beban Operasional Total Pendapatan Operasional 100% Tabel 2. 7 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat BOPO Peringkat 1 BOPO 83% Peringkat 2 83% < BOPO 85% Peringkat 3 85% < BOPO 87% Peringkat 4 87% < BOPO 89% Peringkat 5 BOPO > 89% Sumber: Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank tahun 2012. d. Net Interest Margin (NIM) NIM = 5. Faktor Likuiditas (Liquidity) Pendapatan Bunga Bersih Aktiva Produktif 100% Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank bersangkutan mampu membayar semua hutangnya terutama hutang jangka pendek. Dalam hal ini yang dimaksud dengan hutang jangka pendek yang ada di bank antara lain adalah simpanan masyarakat yaitu seperti tabungan, giro, dan deposito. Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar. Kemudian bank juga harus dapat pula memenuhi semua permohonan

30 kredit yang layak dibiayai. Bank Indonesia telah menetapkan standar untuk penilain rasio LDR Bank. Rasio LDR dibawah 110% menunjukkan bank dalam kondisi sehat, sedangkan rasio di atas 110% menunjukkan bank dalam kondisi likuiditas buruk. Perhitungan LDR (Loan to Deposit Ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: LDR = Jumlah Kredit yang Diberikan Dana Pihak Ketiga 100% a. Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain). b. Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank). 6. Keterbatasan penelitian pada faktor sensitivitas terhadap resiko pasar (Sensitivity to Market Risk) Dalam penelitian ini penulis mengalami kesulitan dalam memperoleh variabel yang digunakan untuk menilai tingkat sensitivitas bank. Hal ini dikarenakan variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas. Komponen-komponen faktor sensitivitas terhadap risiko pasar tidak dipublikasikan dalam laporan keuangan bank karena bersifat rahasia. Sehingga penilis tidak dapat memperoleh informasi yang cukup memadai untuk faktor S atau Sensitivity to market risk. Sehingga tidak ada bobot (0) untuk faktor tersebut.