POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF MENGGUNAKAN METODE BRAIN STORMING

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember

OLEH : DRS. ZULIYANTO ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses belajar siswa, tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran PKn di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

2015 PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

BAB II. Kajian Pustaka

Rinendah Sihwinedar 16

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Tilka Masoyang, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN Palabatu 1 Melalui Metode Diskusi

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRATION TERHADAP MATERI PEMERINTAH DAERAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SETIA BAKTI

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pendidikan Kewarganegaraan Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Rosita Christina Haloho Guru Fisika SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari para siswa baik sebagai individu, anggota masyarakat, dan

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom


BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti

PEMANFAATAN HALAMAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Oleh : Restuning Ropika Putri, S.Pd

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

III. METODE PENELITIAN. tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktekprektek

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MATERI POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA YANG BEBAS DAN AKTIF MENGGUNAKAN METODE BRAIN STORMING BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II SD NEGERI 07 NGUNUT KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SRI NGATIN, S.Pd. *) *) Guru SDN 07 Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung ABSTRAK Perolehan nilai beberapa materi pelajaran masih ada yang belum memenuhi standar, khususnya untuk mata pelajaran PKn. Berdasarkan pengalaman peneliti hal ini disebabkan oleh, teknik mengajar yang masih relatif monoton. Sejauh ini pembelajaran PKn di kelas mayoritas masih dilaksanakan dengan metode ceramah. Hal ini tidak menutup kemungkinan menyebabkan interaksi belajar mengajar yang lebih melemahkan motivasi belajar siswa. Hal yang sama juga terjadi pada siswa kelas VI Semester II SD Negeri 07 Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dimana ketika dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran PKn, sebagian besar siswanya mendapat nilai dibawah KKM. Apabila keadaan ini terus dibiarkan memungkinkan hasil belajar siswa akan semakin buruk. Oleh sebab itu perlu adanya inovasi terhadap metode pembelajaran yang dilakukan guna meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah menggunakan metode pembelajaran kontekstual brain storming. Berdasarkan pembahasan dan analisis terhadap hasil penelitian tindakan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kontekstual brain storming dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI Semester II SD Negeri 07 Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Peningkatan ini dapat dilihat dari terus meningkatnya hasil belajar yang diperoleh siswa baik nilai rata- rata dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Bertumpu pada kesimpulan tersebut, peneliti menyampaikan saran agar Guru dalam pembelajaran hendaknya lebih banyak menggunakan strategi pembelajaran sehingga siswa tidak akan mudah jenuh dan bosan selama mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan dan pada akhirnya hasil belajar siswa dapat ditingkatkan secara optimal. Kata Kunci: A. PENDAHULUAN Hasil Belajar, Politik Luar Negeri, Bebas dan Aktif, Brain Storming, Pembelajaran Kontekstual kesulitan dalam menerima konsep yang Pembelajaran PKn haruslah lebih berkembang, tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut: diajarkan definisi, diberikan contoh-contoh dan diberikan latihan soal. Karena hal ini sangat memungkinkan siswa mengalami tidak berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya. Dalam latihan soal sebaiknya siswa dihadapkan dengan bentuk soal cerita yang mungkin terkait dengan terapan PKn dalam kehidupan sehari-hari (Guntur Sumilih 2002: 103). Namun keadaan yang dialami oleh siswa kelas VI Semester II SD Negeri 07 Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten 23

Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagian besar siswa yang ada di kelas ini masih merasa kesulitan, takut dan kurang berani bertanya terhadap hal- hal yang belum dipahami. Selain itu, peneliti juga kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Keadaan ini jika dibiarkan akan menyebabkan nilai pelajaran PKn akan semakin menurun dan gagal dalam memperoleh nilai ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan langkah-langkah yang dapat dilaksanakan baik oleh siswa maupun guru. Guru hendaknya mengemas proses belajar mengajar dengan metode yang tepat dan menarik dalam penyajiannya. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah menggunakan metode brain storming berbasis model pembelajaran kontekstual. Metode brain storming berbasis model pembelajaran kontekstual; merupakan suatu bentuk strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada kegiatan pemaparan pendapat atau opini secara lengkap, sistematis dan logis dengan menggunakan ragam bahasa lisan yang terorganisasi dengan baik secara bergantian dalam suatu kelompok guna menyikapi permasalahan bersama, dan pada tahapan selanjutnya diupayakan untuk menyikapi permasalahan tersebut, dengan berpijak pada kaidahkaidah dalam model pembelajaran kontekstual secara aplikatif. Sesuai latar belakang diatas, pada kesempatan ini peneliti melakukan sebuah penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa Kelas VI Semester II SD Negeri 07 Ngunut pada mata pelajaran PKn materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif setelah diterapkannya metode brain storming berbasis model pembelajaran kontekstual? 2. Bagaimanakah peningkatan kreativitas siswa Kelas VI Semester II SD Negeri 07 Ngunut melalui implementasi metode brain storming berbasis model pembelajaran kontekstual? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi metode brain storming berbasis model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKn materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif pada siswa kelas VI Semester II SD Negeri 07 Ngunut. 2. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi metode brain storming berbasis model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas VI Semester II SD Negeri 07 Ngunut. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik bagi siswa, guru, maupun guru lain. a. Bagi siswa 24

Dapat meningkatkan keberanian siswa bertanya, menjawab, dan mengemukakan pendapat Dapat meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa tentang konsep pembelajaran PKn b. Bagi guru Dapat meningkatkan keterampilan pengembangan pendekatan, metode atau model dalam proses pembelajaran di kelas Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran c. Bagi guru lain Dapat meningkatkan pemahaman tentang penelitian dan menumbuhkan minat untuk melakukan penelitian. Hasil dari penelitian tindakan ini dapat dijadikan sebuah referensi pembelajaran baik dalam kegiatan belajar mengajar ataupun dalam pelaksanaan penelitian lanjutan B. KAJIAN TEORI Metode Brain Storming Metode brain storming berbasis model pembelajaran kontekstual; merupakan suatu bentuk strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada kegiatan pemaparan pendapat atau opini secara lengkap, sistematis dan logis dengan menggunakan ragam bahasa lisan yang terorganisasi dengan baik secara bergantian dalam suatu kelompok guna menyikapi permasalahan bersama, dan pada tahapan selanjutnya diupayakan untuk menyikapi permasalahan tersebut, dengan berpijak pada kaidah-kaidah dalam model pembelajaran kontekstual secara aplikatif. Dalam proses pembelajaran, dikenal beragam teknik pendekatan, strategi pembelajaran dan model pembelajaran yang tepat sasaran, berdaya guna dan berhasil guna bisa diterapkan secara aplikatif kepada siswa di kelas guna pencapaian target pembelajaran seperti yang diinginkan dan diharapkan oleh berbagai pihak. Berbagai metode pendekatan, strategi pembelajaran maupun model pengajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) masing-masing memiliki pernik dan relung sendiri-sendiri, dan masing-masing memiliki kelebihan serta kekurangan dan karakteristik yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas tertentu. Namun, pada dasarnya masing-masing memiliki satu tujuan yang sama yakni memperlancar proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dan meningkatkan kemampuan, ketrampilan serta prestasi belajar siswa. Pendekatan brain storming berbasis model pembelajaran kontekstual dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bersentuhan langsung dengan bentuk kecerdasan liguistik dan kecerdasan personel, salah satu bentuk kecerdasan dalam delapan kecerdasan majemuk (multiple intellegence). Kecerdasan yang mana antara satu bentuk kecerdasan dengan bentuk kecerdasan yang lain mempunyai hubungan dan keterkaitan yang sangat erat dan kompleks. Model Pembelajaran Kontekstual Model pembelajaran kontekstual (Contextual and Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru 25

mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat (Depdiknas, 2002: 03). Menurut Nurhadi (2004: 48) pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) memiliki tujuh komponen utama, yang meliputi: 1. Kontruktivisme (Constructivism). 2. Menentukan (Inquirly). 3. Bertanya (Questioning). 4. Masyarakat Belajar (Learning Community). 5. Pemodelan (Modelling.) 6. Refleksi (Reflection). 7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment). Pengertian Hasil Belajar Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita (1997; 191) tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Adapun dasar-dasar penyususan tes hasil belajar adalah sebagai berikut: 1. Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku. 2. Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar-benar mewakili bahan yang telah dipelajari. 3. Bentuk pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan aspekaspek tingkat belajar yang diharapkan. 4. Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Tipe Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana (1988; 49), tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu: bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang harus nampak sebagai hasil belajar. Nana Sudjana (1988; 50-54) juga mengemukakan unsur- unsur yang terdapat dalam ketiga aspek pengajaran adalah sebagai berikut: Tipe hasil belajar bidang kognitif Tipe ini terbagi menjadi 6 poin, yaitu tipe hasil belajar: 1. Pengetahuan hafalan (Knowledge). 2. Pemahaman (komprehention). 3. Penerapan (aplikasi). 4. Analisis. 5. Sintesis. 6. Evaluasi Tipe hasil belajar afektif Bidang afektif disini berkenaan dengan sikap. Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar dari yang sederhana ke yang lebih komplek yaitu: 1. Receiving atau attending. 2. Responding atau jawaban. 3. Valuing atau penilaian. 4. Organisasi. 5. Karakteristik nilai atau internalisasi Tipe hasil belajar bidang psikomotor Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan, 26

kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan ketrampilan yaitu: 1. Gerakan refleks yaitu ketrampilan pada gerakan tidak sadar. 2. Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar. 3. Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, adaptif, motorik, dan lain- lain. 4. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan keharmonisan dan ketetapan. 5. Gerakan-gerakan skill, mulai dari dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks. 6. Kemampuan yang berkenaan dan komunikasi non decorsive seperti gerakan ekspresif, interpretatif. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Beberapa pandangan para pakar tentang Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut: 1. Henry Randall Waite dalam penerbitan majalah The Citizendan Civics, pada tahun 1886, merumuskan pengertian Civics dengan The sciens of citizenship, the relation of man, the individual, to man in organized collections, the individual in his relation to the state. 2. Stanley E. Dimond berpendapat bahwa civics adalah citizenship mempunyai dua makna dalam aktivitas sekolah. Yang pertama, kewarganegaraan termasuk kedudukan yang berkaitan dengan hukum yang sah. Yang kedua, aktivitas politik dan pemilihan dengan suara terbanyak, organisasi pemerintahan, badan pemerintahan, hukum, dan tanggung jawab 3. Menurut Merphin Panjaitan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokrasi dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang dialogical. Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar dari budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagao individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan Hakikat PKn, yaitu: 1. Program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari- hari. 2. Sebuah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio- kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan 27

Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan dengan paradigma baru, yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui berikut ini: 1. Civic Intelligence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun social. 2. Civic Reponsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab. 3. Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung jawabnya, baik secara individual, sosisal, maupun sebagai pemimpin hari depan. C. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan upaya kritis penelitian terhadap objek penelitian; termasuk diri peneliti tersendiri. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guru juga berperan sebagai praktisi, merupakan sebuah elemen bagian dari instrumen objektifitas yang logikanya dalam mencermati suatu fenomena perkembangan, pengumpulan data, penganalisisan data, maupun pengkajian menyeluruh dalam kegiatan penelitian itu sendiri. Wibawa (2003: 56) mengatakan bahwa kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai makna sadar atau refleksi dan kritis terhadap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap perubahan dan perbaikan mutu serta kualitas proses pembelajaran, baik yang bersifat evolusi maupun revolusi. Secara rinci, tahapan-tahapan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) masingmasing siklus dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) aplikasi metode brain storming berbasis model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan pemahaman materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif pada bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) siswa kelas IV semester II SD Negeri 07 Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/ 2015 ini dapat dicermati di bawah ini, yang meliputi: 1. Siklus I 2. Siklus II Pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus I dan II sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Pembelajaran yang dilakukan pada dasarnya sama hanya saja pada setiap akhir pembelajaran yang dilakukan akan dilakukan evaluasi dan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hal bertujuan agar ketika dilaksanakannya kegiatan pembelajaran berikutnya, kelemahan maupun kekurangan yang muncul pada siklus sebelumnya tidak akan lagi terulang dan terjadi pada siklus pembelajaran lanjutan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) aplikasi metode Brain Storming berbasis model pembelajaran kontekstual untuk 28

meningkatkan pemahaman materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif pada bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) ini dilaksanakan di kelas VI Semester II SD Negeri 07 Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Penelitian tindakan ini dilakukan pada semester genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Adapun waktu pelakasanaan penelitian tindakan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3. 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Tindakan No Jenis kegiatan Waktu pelaksanaan 1 Siklus I Rabu, 08 April 2015 2 Siklus II Rabu, 22 April 2015 Subjek dalam penelitian tindakan yang dipilih oleh peneliti adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri 07 Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Jumlah keseluruhan siswa di kelas ini adalah 17 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki- laki dan 12 siswi perempuan. Instrumen Penelitian Instrumen utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian itu sendiri, peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah guru merupakan orang atau elemen yang memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan pihak-pihak yang lain. Untuk mendukung dan melengkapi instrumen utama digunakan instrumen penunjang. Instrumen penunjang tersebut meliputi: (1) Pedoman observasi; (2) Tes; (3) Dokumentasi; dan (4) Foto. Indikasi Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Indikator tingkat keberhasilan yang menunjukkan berhasil atau tidaknya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) yang terimplementasikan pada peningkatan pemahaman siswa pada materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif dengan menggunakan pendekatan brain storming berbasis model pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan pemahaman siswa pada materi pembelajaran 2. Tingkat efisiensi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Teknik Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. D. HASIL PENELITIAN Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus pembelajaran, dimana tiap siklusnya terdiri dari 29

tindakan (perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi). 1. Pelaksanaan Siklus I a. Perencanan (planning) Kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah: Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode pembelajaran kontekstual brain storming sesuai materi yang diajarkan Membuat instrumen penelitian Membuat silabus Membuat lembar kerja sesuai materi b. Tindakan Pelaksanaan pembelajaran siklus I sesuai dengan RP yang telah dibuat sebelumnya. Adapun langkah- langkah pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dibawah ini: Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan kepercayaan masingmasing, untuk mengawali pelajaran. Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran Membagikan hasil ulangan harian. Dilanjutkan dengan membahas sekilas mengenai soal- soal ulangan harian pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Semua siswa diminta menyimak teks yang dibaca oleh siswa yang ditunjuk secara bergiliran mengenai politik luar negeri bebas aktif. Guru menjelaskan alasan mengapa Indonesia mengambil sikap netral. Guru melanjutkan dengan menjelaskan tujuan politik luar negeri. Siswa menyebutkan kepanjangan GBHN. Guru menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan rumusan politik luar negeri. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Berdiskusi mengenai apa yang dimaksud dengan perang dingin. Guru bertanya mengenai definisi netral. Berdiskusi mengenai definisi politik. Guru meminta semua siswa untuk mengamati posisi geografis Indonesia yang strategis dalam percaturan politik dunia. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing. 1. Temuan positif 30

a) Melalui penggunaan metode pembelajaran kontekstuan brain storming ini siswa terlihat lebih bergairah dalam belajar b) Dalam berdiskusi dan tanya jawab siswa terlihat mulai aktif, meski peran siswa masih kurang karena hanya beberapa orang saja c) Motivasi siswa dalam memahami materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif mengalami peningkatan yang terlihat dengan adanya beberapa siswa bertanya terkait dengan simulasi yang dilakukan oleh siswa- siswa yang lain 2. Temuan negatif a) Sebagian siswa masih ada yang belum bisa menjelaskan kepada teman-temannya dalam menyampaikan pengalamannya b) Kualitas tanya jawab yang dihasilkan dari hasil diskusi belum maksimal. 2. Pelaksanaan Siklus II 1) Perencanan (planning) Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah: Membuat rencana pembelajaran atau skenario metode pembelajaran kontekstual brain storming sesuai materi yang diajarkan Membuat instrumen penelitian Membuat silabus Membuat lembar kerja sesuai materi 2) Tindakan Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebetulnya sama dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Namun, pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II sesuai dengan hasil refleksi terhadapi siklus I. Jadi kekurangan dan kelemahan yang peneliti lakukan pada saat siklus I dibenahi dan diperbaiki pada siklus II agar kelemahan dan kekurangan tersebut tidak akan terulang lagi pada siklus II. Setelah pembelajaran pada siklus II selesai dilakukan, peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dicatat dalam siklus II adalah sebagai berikut: 1. Temuan positif a) Dalam berdiskusi dan tanya jawab hampir keseluruhan siswa aktif selama proses pembelajaran dilakukan. b) Tidak ada siswa yang melakukan kegiatan yang menyimpang dari proses pembelajaran yang dilakukan. c) Segala kekurangan dan kelemahan dalam penggunaan metode pembelajaran kontekstual brain storming yang terjadi pada siklus sebelumnya tidak terjadi lagi pada siklus II. 2. Temuan negatif a) Pertanyaan siswa dalam diskusi kelas masih belum terarah. Pertanyaan seperti itu hanya dilakukan oleh beberapa siswa yang memang memiliki daya serap rendah terhadap mata pelajaran. b) Kualitas tanya jawab yang dihasilkan dari hasil diskusi belum maksimal. Tapi, hampir keseluruhan siswa sudah berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari temannya. c. Pengamatan tindakan (observing) Pengamatan dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrumen yaitu: (1) peng- 31

amatan terhadap kreativitas siswa (2) evaluasi pemahaman siswa; (3) tes untuk mengetahui dampak model pembelajaran kontekstual brain storming terhadap kreativitas dan pemahaman siswa. Berikut dipaparkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dari pelaksanaan tindakan pada setiap siklus sebagai berikut: Hasil pengamatan terhadap kreativitas siswa Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan meng- gunakan beberapa indikator yang meliputi keseriusan siswa, inisiatif siswa, partisipasi siwa dalam pembelajaran, kemampuan siswa menyebutkan fakta, kemampuan siswa menjelaskan konsep dengan kata-kata sendiri, berdiskusi, kemampuan siswa memahami perintah guru. Hasil tes formatif Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa dan telah dianalisis berdasrkan indikator pencapaian pemahaman materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, diperoleh nilai rata- rata siswa pada siklus I adalah 73 dan pada siklus II adalah sebesar 81 atau mengalami peningkatan 8 angka dibanding siklus I. Tingkat ketuntasan belajar siswa sudah mencapai tingkat ketuntasan secara klasikal (85%), maka penelitian ini tidak dilanjutkan pada perbaikan lanjutan atau siklus selanjutnya. Pada siklus ke II tingkat ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 88%. Pembahasan Data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan pada Siklus I dan Siklus II diolah dan di analisis dan diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dari data penilaian tentang kreativitas siswa jelaslah bahwa implementasi pembelajaran kontekstual brain storming pada pokok bahasan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif memberikan kontribusi yang cukup signifikan (positif). Keseluruhan indikator yang merujuk pada kreativitas siswa menunjukkan keberhasilan yang cukup baik. 2. Dari data formatif I dan tes formatif II tampak terdapat peningkatan yang signifikan. Siklus I nilai rata- rata siswa sebesar 73, sedangkan pada hasil tes formatif II siklus II nilai rata- rata siswa meningkat menjadi 83. Maka telah terjadi kenaikan 8 angka. Pada tingkat ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, yang awalnya pada siklus I hanya sebesar 71% meningkat pada siklus II menjadi 88% (15 siswa) yang telah tuntas. Berdasarkan urain tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengimplementasian metode pembelajaran kontekstual brain storming dalam pembelajaran mata pelajaran PKn materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif memberi dampak positif terhadap meningkatnya hasil belajar siswa kelas VI Semester II SD Negeri 07 Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2014/ 2015. E. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kemuka- 32

kan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal- hal sebagai berikut: 1. Implementasi pembelajaran kontekstual brain storming dalam materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif mata pelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI Semester II SD Negeri 07 Ngunut. Terbukti terdapat kenaikan persentase tingkat ketuntasan belajar siswa dari siklus I sebesar 71% menjadi 88% pada siklus II, atau mengalami peningkatan sebesar 17%. 2. Implementasi pembelajaran kontekstual brain storming dalam materi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif mata pelajaran PKn dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas VI Semester II SD Negeri 07 Ngunut. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka diakhir penulisan laporan penelitian tindakannya peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Guru dalam pembelajaran ini hendaknya lebih banyak menggunakan strategi pembelajaran sehingga siswa tidak akan mudah jenuh dan bosan selama mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan. 2. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ideidenya, dan guru sebaiknya sebagai fasilitator. 3. Kepala sekolah diharapkan mendukung dan memotivasi guru dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang sudah ditentukan sebelumnya. F. DAFTAR PUSTAKA Dahar, Ratna Wilis,1988, Teori-Teori Belajar, Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud, Jakarta. Degeng, S Nyoman, 1989, Taksonomi Variabel, IKIP Malang, Malang. Depdikbud, 2002, Pendekatan Kontekstual, Balai Pustaka, Jakarta Dimyati Dkk, 2002, Belajar Dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Haryanto, 2003, Sains Untuk SD Kelas VI, Erlangga, Jakarta Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, PT Rosda Karya, Bandung Puskur, 2003, KD Sains SD, http:// www.puskur.net/ inc/ sd/ PengetahuanAlam.pdf. Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta.Jakarta. Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, www.depdiknas.go.id Wahyudi, 2001, Tingkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Pelajaran, Editorial Pendidikan Dan Kebudayaan Edisi 36, Depdiknas, Jakarta. 33