KOMPOSISI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN DI SUNGAI SERAYU BAGIAN HILIR, JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK PENANGKAPAN IKAN SIDAT DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI POSO SULAWESI TENGAH

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT

AKTIFITAS PENANGKAPAN DAN KONDISI LINGKUNGAN MENJELANG PERIODE KEMATIAN MASAL IKAN DI WADUK IR. H. DJUANDA

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI BATANG TARUSAN NAGARI NANGGALO KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

BAB III BAHAN DAN METODE

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN E-JURNAL NADIA PERDANA PUTRI NIM:

TEKNIK PENATAAN KOLEKSI IKAN SEBAGAI MEDIA INFORMASI ILMIAH PLASMA NUTFAH IKAN PERAIRAN UMUM

KEANEKARAGAMAN IKAN SUNGAI LAHEI BERDASARKAN ALAT TANGKAP IKAN OLEH MASYARAKAT DESA LAHEI KABUPATEN BARITO UTARA

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

STRUKTUR KOMUNITAS NEKTON DI DANAU SIOMBAK KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI WADUK CIRATA, JAWA BARAT

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL MEROPLANKTON PADA MALAM HARI DAN HASIL TANGKAPANNYA DI TELUK CEMPI, NUSA TENGGARA BARAT

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI BATANG BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI LUBUK TANO KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

KADAR SALINITAS DI BEBERAPA SUNGAI YANG BERMUARA DI TELUK CEMPI, KABUPATEN DOMPU-PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TEKNIK PENGUKURAN MORFOLOGI LABI LABI (Amyda cartilaginea) DI SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air menuju ke laut melalui sungai

Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013

PERTUMBUHAN IKAN KERALI (Labocheilos falchifer) DI PERAIRAN SUNGAI LEMATANG, SUMATERA SELATAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

Keanekaragaman sumber daya ikan di Kolong - Bendungan Simpur Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung

TEKNIK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP ROMPONG (SURROUNDING NET) DI SUNGAI KAPUAS, KALIMANTAN BARAT

3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MATA PANCING GANDA PADA RAWAI TEGAK TERHADAP HASIL TANGKAPAN LAYUR

Keragaman ikan di Danau Cala, Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

Kadar Salinitas, Oksigen Terlarut,..Kepulauan Seribu-Provinsi DKI Jakarta (Dumarno, D & T. Muryanto)

Mouth character and teeth structure variation on the Bagridae family found in Serayu River of Banyumas

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

STUDI POPULASI IKAN NAPOLEON (Cheilinus undulatus) DENGAN METODE SENSUS VISUAL DI KEPULAUAN SELAYAR, SULAWESI SELATAN

Upaya, Laju Tangkap, dan Analisis... Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan (Rupawan dan Emmy Dharyati)

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

INVENTARISASI SPESIES IKAN DI SUNGAI KOMERING KECAMATAN MADANG SUKU II KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, SUMATERA SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

PENANGKAPAN IKAN DI SUNGAI MARO, MERAUKE

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

KOMPOSISI LARVA UDANG DI PERAIRAN PESISIR KABUPATEN KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

3 METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DAN KOMPOSISI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN DI SEKITAR PULAU BENGKALIS, SELAT MALAKA

KAJIAN BIOLOGI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT ABSTRAK

MANAJEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI KABUPATEN BULUNGAN

TEKNIK PENGAMATAN VEGETASI MANGROVE DI PESISIR KABUPATEN PANGANDARAN, JAWA BARAT

ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HIMMEN (Glossogobius sp) DI DANAU SENTANI KABUPATEN JAYAPURA ABSTRAK

4 HASIL. Gambar 8 Kapal saat meninggalkan fishing base.

IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TAMAN WISATA PERAIRAN LAUT BANDA, PULAU HATTA, DAN PULAU AY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

5 PEMBAHASAN 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan

KOMUNITAS IKAN INTRODUKSI DI DANAU BATUR, BALI COMMUNITY OF INTRODUCED FISH IN LAKE BATUR, BALI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kerang yang banyak terdapat di wilayah Kabupaten Cilacap yaitu jenis

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN ALAT CANTRANG DI PERAIRAN TELUK JAKARTA

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

KAJIAN KONSTRUKSI DAN LOKASI JARING WARING TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN TERPERANGKAP IKAN HIU PAUS (Rhincodon typus) DI SELAT MADURA

2. IKTIODIVERSITAS DI RAGAM HABITAT ESTUARI SEGARA MENYAN

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN INTRODUKSI DI DANAU BATUR, BALI* [Community Structure of Introduced Fish in Lake Batur, Bali]

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB IV METODE PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

Analisis tingkat trofik dan pemanfaatan pakan alami oleh komunitas ikan di Waduk Kedungombo, Jawa Tengah

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI BATANG TUPANGAN KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan

I. PENDAHULUAN. dan 46 jenis diantaranya merupakan ikan endemik (Syandri, 2008). Salah satu

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGENDALIAN SUMBERDAYA IKAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PENANGKAPAN DAN PENGUMPULAN GLASS ELL (SIDAT) DI MUARA SUNGAI CIMANDIRI

Komposisi Jenis dan Hasil Tangkapan Ikan di Danau Sentani Papua

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI BATANG BANGKO KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN ABSTRACT

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

3. METODE PENELITIAN

MORTALITAS DAN TINGKAT EKSPLOITASI IKAN BREK (Barbonymus balleroides Val. 1842) DI SUNGAI SERAYU KABUPATEN BANJARNEGARA, JAWA TENGAH.

Transkripsi:

KOMPOSISI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN DI SUNGAI SERAYU BAGIAN HILIR, JAWA TENGAH Soleh Romdhon, Sumindar dan Henra Kuslani Teknisi Balai Penelitian Pemulihan Konservasi dan Sumber Daya Ikan-Jatiluhur Teregistrasi I tanggal: 06 Januari 2015; Diterima setelah perbaikan tanggal: 09 Februari 2015; Disetujui terbit tanggal: 10 Februari 2015 PENDAHULUAN Sungai adalah salah satu bagian dari perairan umum yang mempunyai ciri khas yaitu airnya mengalir. Indonesia memiliki 5.590 sungai utama, salah satunya adalah Sungai Serayu (DKP, 2009). Sungai serayu bagian hilir berada diantara Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap dengan titik koordinat 07 012 523-07 312 543 LS dan 108 502 163-110 042 203 BT. Sungai Serayu merupakan salah satu sungai terbesar di Pulau Jawa yang terletak di Provinsi Jawa Tengah melintasi beberapa kabupaten, seperti Kabupaten W onosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap. Panjang sungai utama mencapai 180 km dengan 11 anak sungai (Munir, 2009). Sungai-sungai di Pulau Jawa cenderung telah mengalami degradasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain dikarenakan tingginya aktifitas manusia (Antropogenik) yang bersinggungan dengan sungai. Faktor internal penurunan berupa penangkapan yang berlebih, penggunaan alat tangkap yang berbahaya, dan masuknya spesies asing atau introduksi sedangkan faktor eksternal berupa degradasi habitat, rekayasa dan fragmentasi habitat serta perubahan iklim (Rahardjo, 2012). Sungai Serayu terindikasi telah mengalami degradasi di seluruh bagian daerah aliran sungainya. Degradasi di bagian hilir salah satunya akibatkan adanya kegiatan penambangan pasir yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan pengedukan air dan perubahan habitat ikan karena pengambilan pasir. Kegiatan tersebut dapat menganggu habitat dan ruaya ikan dari laut ke air tawar atau sebaliknya (Krismono et al., 2014). Aktivitas perikanan di Sungai Serayu bagian hilir masih cukup tinggi. Aktivitas penangkapan ikan di Sungai Serayu bagian hilir lebih banyak dilakukan pada pagi hari, karena memanfaatkan kondisi air surut dengan arus sungai yang tidak terlalu deras dibandingkan pada saat pasang. Alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan sekitar adalah jala lempar (cast net), sedangkan jenis alat tangkap lainnya berupa jaring insang (gill net), pancing (pole line) dan bubu (trap) yang hanya sebagian kecil digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi jenis ikan yang ditemukan di sungai Serayu bagian hilir menggunakan alat tangkap berupa jala lempar. POKOK BAHASAN Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Sungai Serayu bagian hilir pada bulan April, Juni, September dan Oktober 2013 dengan cara mengikuti nelayan. Daerah penelitian berada di wilayah administratif antara Kab. Banyumas dan Kab. Cilacap Provinsi Jawa Tengah (Gambar 1). Gambar 1. Peta lokasi penelitian ------------------ Korespondensi: Balai Penelitian dan Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan E-mail : - 31

BTL. Vol.13 No. 1 Juni 2015 : 31-35 Stasiun penelitian ditentukan sebanyak 3 titik terdiri dari (1) Muara Sungai Logawa-Sungai Serayu (Kab. Banyumas), (2) Bendung Gerak Serayu (Kab. Banyumas) dan (3) Adipala (Kab. Cilacap). Tabel 1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut: Alat dan bahan penelitian yang digunakan disajikan pada Tabel 1. No. Alat dan bahan Kegunaan Alat 1. Perahu Motor Panjang 12 m, lebar 2 m, tinggi 80 cm Transportasi di lokasi penelitian 2. Global Positioning System (GPS) Penentuan posisi lokasi penelitian 3. Peta Lokasi sampling 4. Jala (cast net) Alat tangkap ikan 5. Cool box Wadah sampel ikan 6. Buku panduan identifikasi (Kottelat, 1993; Froese & Pauly, 2013) Identifikasi ikan Bahan 1. Formalin 10% Pengawet ikan Bahan dan Metode Identifikasi dan penentuan penyebaran jenis ikan (ikan Asli atau introduksi mengacu pada Kotellat, 1993 dan situs fish base (Froese & Pauly, 2013) Spesifikasi alat jala (cast net) sebagai berikut : 1. Bahan yang digunakan adalah tangsi atau nilon sebagai alat pengurung ikan dan timah sebagai pemberat serta tali sebagai pengulur dan penarik jala (Gambar 2). 2. Diameter luasan jala pada saat terbentang adalah 3 m, sedangkan tinggi 2,5 3, 5 m, menggunakan pemberat : timah dengan berat total kurang lebih 8 kg. 3. Pada jala ikan bagian dalam dibuat tali jindro 20 buah (yaitu 1 tali mempunyai 3 cabang tali kearah pemberat). 4. Ukuran jala mesh size (MS ½-1 inci). Proses Penangkapan 1. Jala disusun, bagian tengah jala dikaitkan pada siku tengah tangan kiri. Kemudian jala dilempar keperairan sehingga membentang dan dengan cepat jala tenggelam oleh pemberat sampai ke dasar perairan dan ditunggu sekitar 1 menit lamanya. 2. Sambil ditarik perlahan bentangan jala dipersempit sehingga pemberat terkumpul menyatu, kemudian diangkat dan diperiksa hasilnya. 3. Hasil tangkapan jala kemudian dimasukan kedalam kantong yang terbuat dari ayaman bambu. 4. Hasil tangkapan ikan diukur panjang total (cm), panjang standar (cm), tinggi (cm) dan berat (gr) sebagai data acuan selanjutnya. 5. Ikan sampel kemudian diidentifikasi menggunakan buku identifikasi (Kothelat et al., 1993). 6. Catat seluruh hasil pengamatan pada blanko pengamatan. Hasil dan Pembahasan Gambar 2. Jala sebagai alat tangkap ikan Hasil tangkapan ikan di sungai Serayu bagian hilir ditemukan 16 famili dari 16 spesies ikan dengan total tangkapan ikan sebanyak 148 ekor. Komposisi dan jenis ikan hasil tangkapan di sungai Serayu bagian hilir disajikan pada Tabel 2. Beberapa gambar ikan hasil tangkapan ikan disajikan pada Lampiran 1. Sebanyak 14 jenis merupakan ikan asli sungai Serayu bagian hilir sedangkan 2 jenis ikan adalah ikan asing yaitu ikan bawal dan nila merupakan hasil introduksi. Ikan yang dominan tertangkap adalah jenis ikan belanak sebanyak 51 ekor dan ikan keting 32 ekor. Ikan bawal merupakan jenis ikan introduksi yang perlu mendapat perhatian serius, karena disamping 32

kemampuan adaptasi lingkungannya yang baik, ikan ini juga merupakan pemangsa yang buas dan rakus, sehingga dapat mengancam keberadaan ikan-ikan asli di sepanjang DAS Serayu. Ikan bawal telah tersebar di sungai Serayu bagian tengah hingga hilir. Di bagian hilir, ikan bawal tertangkap di sekitar daerah litoral dengan tutupan tumbuhan air yang lebat dari spesies Cyperus rotundus. Tabel 2. Komposisi jenis ikan yang tertangkap di sungai Serayu bagian hilir sebagai berikut : No. Nama Daerah Famili Nama ilmiah Hilir Status 1. Membreng Ambassidae Ambassis nalua 3 Asli 2. Keting Bagridae Mystus gulio 32 Asli 3. Ceracas Beloniidae Strongylura strongylura 4 Asli 4. Cengkek Carangidae Caranx ignobilis 9 Asli 5. Nila Cichlidae Oreochromis niloticus 3 Introduksi 6. Brek Cyprinidae Barbonymus balleroides 18 Asli 7. Rekrekan Gerreidae Gerres oyena 1 Asli 8. Boso Gobiidae Glossogobius giurus 1 Asli 9. Cemberet Megalopidae Megalops cyprinoides 1 Asli 10. Belanak Mugilidae Chelon subviridis 51 Asli 11. Belanak Mugilidae Moolgarda cunnesius 5 Asli 12. Belanak Mugilidae Moolgarda engeli 5 Asli 13. Patan Platycephalidae Platycephalus indicus 1 Asli 14. Bawal Serrasalmidae Colossoma macropomum 11 Introduksi 15. Sangkek Sparidae Acanthopagrus berda 1 Asli 16. Kerong-kerong Terapontidae Terapon jarbua 2 Asli Hasil tangkapan ikan ini masih banyak ditemukan ikan asli sebanyak 14 jenis sedangkan ikan asing atau introduksi ditemukan 2 jenis. Dikhawatirkan ikan introduksi akan mengancam ikan asli sekitar sungai. KESIMPULAN 1. Jala merupakan alat tangkap ikan yang bersifat aktif dan merupakan alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Sungai Serayu. 2. Hasil tangkapan ikan di Sungai Serayu bagian hilir sebanyak 16 famili yang terdiri dari 14 jenis ikan asli dan 2 jenis ikan asing. 3. Ikan yang tertangkap dominan adalah ikan belanak dan keting yang merupakan ikan asli Sungai Serayu bagian hilir. PERSANTUNAN Tulisan ini merupakan kontribusi dari hasil kegiatan, T.A. 2013 pada kegiatan Konservasi Sumberdaya Ikan Di Sungai Serayu, Jawa Tengah Balai Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan Jatiluhur, Purwakarta. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Krismono. MS. selaku penanggung jawab yang telah memberikan sebagian data sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisannya. DAFTAR PUSTAKA DKP [Departemen Kelautan dan Perikanan]. 2009. Kebijakan dan strategi konservasi sumber daya ikan dan lingkungannya di perairan daratan. Jakarta: Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut-DKP. 216 p. Froese, R. & D. Pauly. Eds. 2013. FishBase. World W ide W eb electronic publication. www.fishbase.org, version (10/2013). Helfman, G. S. 2007. Fish conservation a guide to understanding and restorating global aquatic biodiversity and fishery resources. Washington: Island Press. 570 p Kottelat, M., J. A. Whitten, S. N. Kartikasari & S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. Hongkong. 377 p. 33

BTL. Vol.13 No. 1 Juni 2015 : 31-35 Munir, A. 2009. Karakteristik daerah aliran sungai (DAS) Serayu Provinsi Jawa Tengah berdasarkan kondisi fisik, sosial serta ekonomi. Laporan Mata Kuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Departemen Geografi. FMIPA, Universitas Indonesia. 18p. Krismono., M.F. Rahardjo, A. Zahid, A. Asriyansah, A. Warsa, D.A. Hedianto, A. A. Sentosa, H. Saepulloh, S. Romdon. 2014. Konservasi Sumberdaya Ikan Di DAS Serayu, Jawa Tengah. Laporan Akhir Penelitian. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan, Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. 35 hal. (Tidak dipublikasi). 34

Lampiran 1. Beberapa jenis ikan hasil tangkapan di sungai Serayu bagian hilir: Cangkek (Caranx sexfasciatus) Boso (Glossogobius giurus) Rek-rekan (Geres oyena) Bawal (Colosoma Macropomum) Nila (Oreochromis nilaticus) Patan (Platycephalus indicus) Sangkek (Acanthopagus berda) Ceracas (Strongylura strongylura) Cemberet (Megalop cyprinoides) Kerong (Terapon jarbua) Keting (Mystus gulio) Belanak (Chelon subviridis) 35