ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang muncul dinegara yang sedang berkembang adalah. bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

JUNIAR HENDRO NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. terbukanya perdagangan dunia, ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Ketimpangan pendapatan adalah sebuah realita yang ada di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

KATA PENGANTAR. ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang. dan dipergunakan untuk sebesar- besar kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

DAFTAR ISI DAFTAR ISI Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah orang yang mencar i pekerjaan. Keadaan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

KATA PENGANTAR Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surabaya Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program. Pembangunan Nasional , bahwa program penataan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi adalah usaha atau kebijakan yang bertujuan untuk

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1985-2007 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S-1 pada Universitas Muhammadiyah Surakarta Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Oleh : SRI WIDYANINGSIH B. 300 030 010 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar dari tahun sebelumnya. Indikator yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertumbuhan angka-angka pendapatan nasional, seperti PDB/PNB. Dalam prakteknya, angka PDB lebih banyak digunakan daripada PNB mengingat batas wilayah perhitungan PDB terbatas pada negara-negara yang bersangkutan (domestik). Aspek tersebut relevan untuk dipertimbangkan karena dengan demikian kebijakan-kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah untuk mendorong aktivitas perekonomian domestik bisa dinilai efektivitasnnya. (Ichsan, 1998:13) Dalam rangka upaya pembangnunan ekonomi Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur maka harus didukung pemanfaatan sumber daya secara potensial baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Sedangkan tujuan pembangunan ekonomi Indonesia tercermin dalam trilogi pembangunan yang terdiri dari pemerataan hasil-hasil pembanngunan, pertumbuhan ekonomi yanng cukup tinggi, dan stabilitas ekonomi yang mantap. Sebagian pendapat berkeyakinan akan pemikiran yang berkesimpulan bahwa hampir semua ahli ekonomi menganggap pembangunan identik dengan

pertumbuhan ekonomi seperti yang tercermin dalam tujuan pembangunan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi merupakan fungsi dari investasi yang berarti tergantung dari jumlah modal dan teknologi yang ditanam dan dikembangkan dalam masyarakat. Masalah-masalah yang dihadapi negara berkembang pada hakekatnya negara itu terdapat pengangguran yang sangat serius dan ditambah lagi pertumbuhan penduduk yang cepat. Dengan keadaan ini maka timbullah keperluan yang sangat mendesak untuk mempercepat pembangunan dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian negara mempunyai kemampuan yang sangat terbatas untuk melaksanakan pembangunan. Hal ini disebabkan oleh kondisi perekonomian yang mengnhambat laju pertumbuhan ekonomi yaitu jumlah alat-alat modal yang masih terbatas dan tingkat tabungan masyarakat yang masih rendah. Bertitik tolak dari krisis ekonomi, nampak jelas bahwa sektor pertanian dan pedesaan perlu diarahkan menjadi penggerak utama dan sektor andalan pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian diyakini mampu menggerakkan pertumbuhan perekonomian nasional dan sekaligus mengatasi masalah pemerataan dan pengentasan kemiskinan dan menjaga kelestarian lingkungan (Sudaryanto.T, dkk, 2000). Selama krisis ekonomi, secara keseluruhan ekonomi nasional selama tahun 1998 mengalami kontraksi sebesar 13,68 %. Namun di tengah krisis ekonomi ini sektor pertanian tetap mengalami pertumbuhan 0,22 % (BPS. 1999). Pada tahun 1968 1990, PDB sektor pertanian tumbuh dengan laju 4% per tahun dan pada tahun 1990 1997

turun menjadi 2%. Sekarang ini perekonomian sudah kembali menguat, ditandai dengan semakin rendahnya tingkat inflasi (di bawah 10%) dan pertumbuhan ekonomi antara 5 6% per tahun (BPS, 2009). Perekonomian suatu kawasan dapat dikatakan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung naik. Namun bukan berarti bahwa pendapatan perkapita akan mengalami kenaikan terus menerus. Sebagai contoh dengan adanya resesi ekonomi, kekacauan politik, dan penurunan ekspor. Semua itu dapat mengakibatkan perekonomian mengalami penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika keadaan demikian hanya bersifat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun, maka masyarakat tersebut dapatlah dikatakan mengalami pembangunan ekonomi (Arsyad Lincolin, 1992: 16). Memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki adalah harapan semua orang. Namun suatu kecenderungan untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah tinggi yang mensyaratkan ijazah sekolah tertentu dan adanya kebijakan pemerintah di beberapa negara berkembang untuk mensubsidi biaya pendidikan perorangan terutama untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti universitas, membawa situasi dimana investasi sosial dalam pendidikan secara kuantitatif biasa dikatakan tidak memberikan hasilhasil yang setimpal, apalagi jika hal dibandingkan dengan alternatif kesempatan investasi lainnya (Todaro, 1998:215). Dengan investasi yang baik pembangunan akan bisa terwujud. Investasi yang semakin tinggi akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional

dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan perkapita semakin besar (Arsyad Lincolin, 1992:45). Rendahnya investasi dan rendahnya permintaan akan barang dan jasa dikarenakan kebutuhan tenaga kerja yang tidak memadahi sehingga tidak mencakupi penciptaan tenaga kerja bagi penduduk (S. Yudo dan S. Endang, 1995:50). Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Artinya semakin banyak penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestik, dengan catatan mereka mempunyai daya beli sehingga permintaan akan meningkat (Todaro, 1997:163). Kenaikan dalam permintaan barang dan jasa pada tahap selanjutnya diimbangi dengan peningkatan penawaran barang dan jasa, sehingga produksi akan meningkatkan dan menciptakan kesempatan kerja. Dalam mendorong perekonomian di Jawa Tengah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu perlu dilakukan pemetaan wilayah dan potensi wilayah Jawa Tengah, kemudian peningkatan sarana dan prasarana, pemanfaatan pengeluaran pembangunan yang optimal dan peningkatan investasi. Program-program tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dengan memperhatikan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif Propinsi Jawa Tengah melalui peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap faktor-faktor produksi, peningkatan kemampuan kelembagaan ekonomi lokal dalam menunjang proses kegiatan produksi, pengolahan, dan pemasaran serta menciptakan iklim yang

mendukung bagi investor di Propinsi Jawa Tengah yang menjamin berlangsungnya produktivitas dan kegiatan usaha masyarakat dan peningkatan penyerapan tenaga kerja. Sasaran yang ingin dicapai adalah berkembangnya ekonomi wilayah Propinsi Jawa Tengah yang menunjang perluasan kesempatan kerja dan berusaha, serta keterkaitan ekonomi antara desa kota dan antarwilayah yang saling menguntungkan. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam upaya pengembangan pembangunan di Propinsi Jawa Tengah adalah (1) pengembangan produksi, pengolahan, dan pemasaran komoditas unggulan pertanian, industri, dan pariwisata pada sentra-sentra produksi dan kawasan potensial lainnya termasuk kawasan transmigrasi; (2) pengembangan prasarana pendukung pada wilayah strategis dan cepat tumbuh termasuk penyediaan tenaga kerja terampil, pemanfaatan teknologi, dan pengembangan jaringan informasi dan komunikasi modern; serta (3) pengembangan jaringan perdagangan dengan pemanfaatan potensi geografis dan kerja sama ekonomi antar-dan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta antardaerah dan subregional (Bapenas, 2008). B. Perumusan Masalah Kegiatan ekonomi sangat erat hubungannya dengan perubahanperubahan dalam investasi. Melalui peningkatan investasi berarti barang modal akan bertambah sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi akan menstimuler pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja. Dengan demikian diharapkan pengangguran semakin menurun.

Semakin tinggi kesempatan kerja, maka pendapatan perkapita akan semakin meningkat, sehingga daya beli masyarakat tinggi. Maka akan mendorong naiknya permintaan agregat. Kenaikan tersebut menyebabkan harga-harga semakin tinggi. Jika permintaan yang terus meningkat tidak dikendalikan dapat mendorong inflasi semakin tinggi. Sementara itu inflasi dapat mengakibatkan kemerosotan pendapatan riil yang diterima sehingga terjadi ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi. Dari berbagai keadaan tersebut maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah faktor-faktor seperti laju inflasi, investasi, produk domestik regional bruto serta upah berpengaruh terhadap kesempatan kerja di Jawa Tengah? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk menganalisis apakah faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laju inflasi, investasi, produk domestik regional bruto serta upah berpengaruh terhadap kesempatan kerja di Jawa Tengah. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberi bahan masukan pada pihak swasta atau pemerintah dalam membuat kebijaksanaan pembangunan utamanya yang berkaitan dengan kesempatan kerja dan upah minimum regional untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2. Memberi pengetahuan kepada lingkungan akademis dan peneliti lain mengenai peluang kesempatan kerja dilihat dari faktor-faktor pertumbuhan ekonomi dalam hal ini investasi, inflasi, produk domestik regional bruto dan upah. E. Hipotesis Hipotesis sebagai suatu jawaban sementara akan membantu memberikan petunjuk agar analisisnya sesuai tujuan semula. Berdasarkan perumusan masalah dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut: Faktor-faktor seperti laju inflasi, investasi, produk domestik regional bruto serta upah berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja di Jawa Tengah. F. Metode Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini memfokuskan pada analisis tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja di Jawa Tengah. Indikator pertumbuhan ekonomi ini sendiri adalah investasi, inflasi, PDRB serta upah. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan sampel diambil pada periode tahun 1985-2007. 2. Data Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, diperoleh dari instansi pemerintah (Biro Pusat Statistik) data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data tentang proporsi kesempatan kerja, investasi, inflasi, produk domestik regional bruto dan upah untuk Propinsi Jawa Tengah pada periode tahun 1985-2007. G. Analisis Data 1. Definisi Variabel dan Pengukurannya a. Proporsi kesempatan kerja yaitu perbandingan antara penduduk yang bekerja dengan jumlah angkatan kerja yang diukur untuk tiap propinsi dalam satu tahun. b. Investasi adalah pengeluaran yang ditunjukkan untuk menambah persediaan kapital yang diukur dalam satuan rupiah dalam satu tahun. c. Inflasi yaitu suatu keadaan dimana harga-harga umum meningkat secara terus menerus, yang diukur dengan indeks harga konsumen per propinsi dalam satuan tahun. d. Produk domestik regional bruto yaitu sejumlah nilai tambah yang timbul dari semua unit produksi di dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu yang diukur berdasarkan harga konstanta tahun 1993 dalam satuan rupiah dalam satu tahun. e. Upah yaitu seluruh pendapatan yang diterima oleh pekerja pada suatu perusahaan tersebut dalam satu bulan termasuk tunjangan-tunjangan yang diberikan oleh pengusaha, dihitung dalam satuan rupiah.

2. Metode Analisis Data Metode persamaan yang digunakan penulis dalam menganalisis data adalah model regresi linear berganda dalam bentuk double logaritma yaitu: Ln Y =? 0 +? 1 In X 1 +? 2 In X 2 +? 3 In X 3 +? 4 In X 4 + ei Dimana: Y X 1 X 2 X 3 X 4 : Proporsi kesempatan kerja : Investasi : Inflasi : PDRB : Upah? 0 : Konstanta? 1 -? 4 : Koefisien regresi ei : Variabel gangguan Untuk menganalisis kevaliditas model pengujian H. Sistematika Skripsi Untuk memudahkan melihat isi penulisan skripsi secara keseluruhan dengan cepat maka disajikan sistematika secara ringkas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, analisis data, hipotesis, dan sistematika skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang pengertian pertumbuhan ekonomi, model determinasi angkatan kerja serta faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja. BAB III METODE PENELITIAN Merupakan bab yang berisi tentang populasi, sampel jenis data, teknik pengumpulan data, definisi operasi variable dan pengukurannya, serta model dan alat analisa. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini berisikan mengenai analisis hasil-hasil dari penelitian dan analisa ekonomi. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran.