PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR BEBAN KERETA API. Enda Permana* )

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

BAB II TEORI DASAR. Gage length

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

RANCANG BANGUN DYNAMOMETER UNTUK PENGUKURAN GAYA POTONG MESIN BUBUT

BAB IV Pembuatan dan Kalibrasi Alat Ukur Prestasi Turbojet

BAB III PELAKSANAAN PENGUJIAN

TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

M VII KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG (Indirect Brazillian Tensile Strength Test)

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

\ / BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan. Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE. Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang

Mesin atau peralatan serta komponenkomponenya pasti menerima beban operasional dan beban lingkungan dalam melakukan fungsinya.

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

BAB III KARAKTERISTIK MATERIAL BLOK REM KOMPOSIT

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Penambahan Serat Kawat Berkait Pada Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

KARAKTERISAS I SENSOR STRAIN GAUGE Kurriawan Budi Pranata 1, Wignyo Winarko 2, Solikhan 3

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Perbandingan Hasil Analisa Konsentrasi Tegangan Pada Plat Berlubang Akibat Beban Tarik Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga dan Kajian Eksperimen

REKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

MATERIAL TEKNIK 3 IWAN PONGO,ST,MT

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

III. METODE PENELITIAN

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER

PEMILIHAN PARAMETER PERLAKUAN PANAS UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAJA PEGAS 55 Si 7 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENAMBAT REL KERETA API

STUDI PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN PLAT BAJA St 40 TEBAL 3 mm DENGAN PENGELASAN BUSUR LISTRIK MENGGUNAKAN ARUS 120 A DAN 140 A

Kajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

EDISI 8 NO 1 AGUSTUS 2016 ITEKS ISSN Intuisi Teknologi Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIMULASI STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API TERHADAP VARIASI KONFIGURASI RANGKA BATANG, MUTU MATERIAL, DAN BEBAN SUHU

BAB IV PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL

PERANCANGAN TIMBANGAN DAN PENGUKUR DIAMETER KAWAT TEMBAGA PADA MESIN GULUNG KAWAT TEMBAGA DENGAN MIKROKONTROLER ATmega328 ABSTRAK

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI GOKAR LISTRIK

PEMBANDINGAN KEKUATAN TARIK TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BRINEL DAN MENGGUNAKAN UTM (UNIVERSAL TEST MACHINE)

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAK TWO-DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

Analisa Mekanik Brake Shoe Tipe T-360 Dan Tipe T-359 KK Dengan Metode Elemen Hingga

PERBANDINGAN KEHILANGAN GAYA PRATEKAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK DI GEDUNG*

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX

TERMINOLOGI PADA SENSOR

PENGUJIAN BAJA-TULANGAN

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

Naskah Publikasi Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN LEBIH LANJUT

BAB III METODE PENELITIAN

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik Universitas Lampung, yang meliputi beberapa proses sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB II METODE PERANCANGAN

Studi Alternatif Bentuk Rangka Jembatan Canai Dingin Untuk Pejalan Kaki Bentang Kecil Terhadap Rasio Berat dan Lendutan

PENGARUH PEMANASAN DAN PERUBAHAN BENTUK PADA KEKUATAN TARIK POLYVINYL CHLORIDE (PVC)

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

DISPLACEMENT PADA BATANG PRISMATIS DENGAN LUAS PENAMPANG BERVARIASI. Mekanika Kekuatan bahan 2 nd and 3 rd session

BAB 4 ANALISA PANAS HIDRASI PONDASI BORED PILE JEMBATAN SURAMADU. mengenai diameter dan kedalaman pondasi, kedalaman air laut, dan kedalaman

Sumber :

PENGUKURAN GAYA GESEK STATIS PADA BERBAGAI MACAM BERAS

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB III Perancangan Alat Ukur Prestasi Turbo Jet

Diktat-elmes-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 2 BEBAN, TEGANGAN DAN FAKTOR KEAMANAN

HHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

2 3. Cold Rolled Steel sheet in Coils 4. Cold Rolled Steel Sheets Tebal mei 1 mm tetapi kurang dari 3 mm dengan lebar 600 mm atau sampai dengan

Sifat Sifat Material

BAB 3 METODE ANALISIS

METODOLOGI PENELITIAN

JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

Transkripsi:

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR BEBAN KERETA API Enda Permana* ) ABSTRAK PERANCANGAN DAN PEMBUTAN ALAT PENGUKUR BEBAN RODA KERETA API. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat suatu disain alat ukur (transduser) untuk mengukur beban kereta api dengan memakai strain gauge. Transduser tersebut berukuran tinggi 12 mm dan diameternya 30 mm dengan kapasitas pengukuran beban statis sampai 20 ton dan beban dinamis sampai 40 ton. Untuk mendapatkan kapasitas pengukuran tersebut dipilih bahan transduser dari baja karbon dengan kadar 0,5 % dengan proses perlakukan panas. Dari hasil percobaan didapatkan suatu performan yang signifikan dari alat ukur tersebut dimana parameter pengukuruan menunjukkan nilai yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. ABSTRACT DESIGN AND EVALUATION OF A WEIGHING SYSTEM FOR RAILWAY TRAIN. The objective of this project is to design and fabricate a weighing system for railway train using strain gauge transduser. It has a height of 12 mm and diameter of 30 mm, a range of from 0 to 20 tonnes, and can withstand up to 40 tonnes gradually applied. To achieve the high yiedl stress necessary, the transducer was made from 0,5 % carbon steel, specially heat-treated and cooled. The experiment showed that all parameters met with the spesifications. Key words: Strain gauge, pressure transducer.

PENDAHULUAN Sistem perkeretaapian pada era sekarang ini menunjukkan perkembangan yang pesat, salah satunya dapat dilihat dari segi kecepatannya yang semakin meningkat sehingga waktu tempuh dengan menggunakan kereta api semakin bisa diperkecil. Disamping itu kereta api masih dianggap sebagai alat transfortasi yang relatif lebih aman dan nyaman. Untuk menunjang fungsi dari suatu gerbong kereta api supaya bisa beroperasi secara optimal diperlukan adanya system kontak yang tepat antara roda-roda pada gerbong kereta api dengan relnya. Oleh karena gerbong kereta api memiliki beberapa roda yang secara langsung berhugungan dengan rel, maka diperukan adanya distribusi beban kereta api yang merata pada setiap roda untuk mencegah terjadinya pemusatan teganggan pada sebagian roda yang dapat mengakibatkan rusaknya system bantalan. Disamping itu dapat membahayakan keselamatan terutama pada waktu kereta berjalan dengan kecepatan tinggi. Salah satu cara yang tepat untuk melihat distribusi tegangan kontak antara roda dengan rel kereta api adalah dengan mengukur gaya tekanpada setiap roda. Gaya-gaya ini bisa bervariasi akibat penyetelan sistem suspensi yang tidak sesuai. Oleh karena ini diperlukan alat ukur gaya yang dapat ditempatkan diantara roda dengan rel yang berukuran sekecil mungkin sesuai dengan dimensi dari roda kereta api dan luas penampang relnya (gambar-1). Gambar-1 Posisi transducer antara roda dan rel Dengan ukuran diameter roda kereta api sebesar 6 feet (152.4 mm) maka tinggi transducer yang dibuat tidak boleh melebihi 19 mm sehingga roda kereta masih aman

untuk bisa terangkat dan terus menempel pada lintasan relnya. Adapun spesifikasi lengkap dari transducer yang akan dibuat adalah sebagai berikut: 1. Batas pembebanan (input range) = 0 sampai dengan 20 ton ( 0 s/d 200 kn). 2. Sudden load maksimum = 25 ton (250 kn). 3. Maximum overall error ± 3 % 4. Tinggi transducer 19 mm 5. Power supplay = 240 Vac LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN Percobaan dilakukan di Strength of Material Laboratory National University of Singapore dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perlakukan panas pada bahan Bahan yang dipilih adalah baja karbon sederhana (plain carbon steel) AISI-1005 ukuran diameter 38 mm dan panjang 300 mm. Bahan ini dipilih karena harganya murah, mudah didapat dan memiliki data spesifikasi yang komplit. Proses permesinan dilakukan untuk membuat dua buah specimen percobaan tarik dengan ukuran panjang 37 mm dan diameter 5 mm kemudian dilakukan percobaan tarik pada specimen pertama sebelum di lakukan perlakukan panas dan hasilnya dapat dilihat pada gambar-2. Gambar-2 Diagram gaya vs elongasi bahan sebelum perlakuan panas Pada bahan yang kedua dilakukan proses perlakukan panas dengan mengacu pada prosedur perlakukan panas untuk baja karbon dan dilakukan pengujian tarik seperti pada bahan sebelum dilakukan perlakuan panas dan hasilnya dapat dilihat pada gambar-3.

Gambar-3 Diagram gaya vs elongasi bahan setelah perlakuan panas 2. Pembuatan prototipe transducer (blank) Proses permesinan dilakukan untuk membuat prototipe transducer dengan ukuran dimater 30 mm dan tebal 15 mm, kemudian dilakukan proses perlakuan panas seperti pada langkah pertama. Specimen tersebut kemudian dipotong lagi sehingga ketebalannya menjadi 12 mm (gambar-4) dan selanjutnya seluruh permukaan specimen tersebut dibersihkan dan dihaluskan. Gambar-4 Geometri dari protipe transducer 3. Pemasangan strain gauge pada transducer. Empat buah strain gauge ditempelkan pada prototype transducer dengan posisi seperti pada gambar-5. Gauge G2 dan G4 mengukur tegangan tekan arah longitudinal, e L, dimana: e L F AE (1)

dan gauge G1 dan G3 mengukur tegangan tarik arah keliling (transverse tensile stress, e T ), dimana: e T ve L (2) Gambar-5 Posisi strain gauge pada transducer 4. Pemasangan rangkaian listrik Setelah terpasang pada transducer, keempat strain gauge dirangkai dengan memakai pola Jembatan Wheatstone seperti pada gambar-6. Gauge G1 dan G3 dipasang berlawanan untuk mengukur tegangan tarik dan gauge G2 dan G4 dipasang berlawanan untuk mengukur tegangan tekan. Gambar-6 Rangkaian jembatan Wheatstone rumus : Tegangan output yang dihasilkan dari rangkaian di atas dapat dihitung dengan

V 0 V s (1 v) 2 GF AE Dimana: Vs = tegangan input, G = gauge factor dari strain gauge, dan v = Poisson s ratio. Tegangan output diperbesar dengan bantuan instrument Amplifier model Calex 165 Bridge Sensore Unit (3) dimana alat tersebut distel pada tegangan 0 sampai 200mV untuk besarnya input beban dari 0 sampai 200 kn. (3) 5. Proses Kalibrasi Proses kalibrasi alat ukur dilakukan dengan mengaplikasikan gaya tekan dari 0 sampai 200 kn dengan rentang 20 kn setiap pengukurannya, kemudian langkah dibalik dari 200 kn sampai 0 kn dengan rentang yang sama untuk melihat konsistensi dari data outputnya. proses pengukuran dilakukukan sebanyak 3 kali dan output voltase yang dihasilkan menunjukkan harga yang konsisten. Hasil selengkapnya dari proses kalibrasi digambarkan secara grafik pada gambar-7. Gambar-7 Grafik antara output voltase dengan beban pada proses kalibrasi

ANALISA HASIL PERCOBAAN Berikut ini adalah analisa dari data-data hasil percobaan: 1. Dari hasil uji tarik bahan sebelum proses perlakuan panas (gambar-2) terlihat bahwa bahan sangat liat (ductile) dan batas elastisitasnya sangat kecil sehingga batas titik luluhnya tidak kelihatan. Untuk menentukan titik luluhnya didapat dengan mengambil harga elongasi sebesar 0,2% dan didapat nilai titik luluhnya pada gaya sebesar 5,5 kn. Dengan luas penampang specimen sebesar 20,1 x 10-6 m 2 maka tegangan luluh bahan adalah 274 MN/m 2. 2. Setelah proses perlakuan panas (gambar-2) terlihat bahwa daerah elastis bertambah dan batas titik luluh terlihat jelas yaitu pada gaya sebesar 17 kn sehingga tegangan luluhnya menjadi 845 MN/m 2. Dengan mengambil beban statis sebesar 20 ton sebagai acuan dari beban maksimum, maka tegangan yang terjadi pada transducer adalah sebesar 278 MN/m 2. Tegangan ini masih jauh dibawah batas maksimum kekuatan bahan sehingga transducer dapat dipergunakan dengan aman untuk menahan beban statis maupun dinamis. 3. Hasil proses kalibrasi (gambar-7) menunjukkan output voltase dengan tingkat proporsional yang tinggi. Dari grafik dapat dilihat bahwa harga kesalahan ukur (error) ada dibawah angaka ± 3 % dari skala ukur yaitu sebesar ± 6 kn. Walaupun nilai histeresis terlihat pada angka ± 5 %, hal ini biasa terjadi yang disebabkan oleh pemakaian awal dari strain gauge dan akan terus turun menjadi nol setelah pemakaian berulang-ulang. KESIMPULAN Alat ukur (strain gauge transducer) yang dirancang dan dibuat pada percobaan ini telah memenuhi 5 kriteria spesifikasi yaitu pembebanan bisa dilakukan sampai 20 kn dan dapat mengantisipasi dinamik load sampai 30 ton, penyimpangan pengukuran ada berada dibawah ± 3 %, tinggi transduser ada pada batas aman ketinggian angkat roda kereta api, serta power supplay yang digunakan bisa dengan tegangan listrik yang umum yaitu pada voltase 240 Volt. Alat ini bersifat portable sehingga mudah untuk dibawa untuk berbagai keperluan pengukuran. Namun demikian hasil percobaan diatas didapat dari percobaan di laboratorium dengan kondisi ideal dimana permukaan bidang aplikasi transducer memakai bidang yang

rata. Percobaan selanjutnya dilapangan masih harus dilakukan untuk melihat pengaruh dari berbagai tipe dari roda dan rel kereta api. DAFTAR PUSTAKA Bently J. P. (1989). Principle of Measurement Systems, Longman Scientific & Technical, Singapore. David Viney, (1988), The Strain Gauge Pressure Transducer, Transducer Technology Update Calex Electronics Ltd, Design Guide and Catalogue. Paul DeGarmo, (1995), Materials And Processes in Manufacturing, 5 th Edition, McMillan. Woolman and R. A. Mottram, (1983), British EN Steel, volume 2 dan 3.