Uji Potensi Bakteri Selulotik dari Lahan Pertanian yang Tercemar Pestisida

dokumen-dokumen yang mirip
ISOLASI BAKTERI SELULOLITIK DARI LAHAN PERTANIAN DI DESA CANDIKUNING BEDUGUL

ISOLATION MICROBE Indigenous TO DEGRADE PROFENOFOS FROM SOIL BEDUGUL AREA.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengisolasi Actinomycetes dan melihat kemampuannya dalam

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB 4. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

Teknik Isolasi Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

Teknik Isolasi Bakteri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN SKRINING BAKTERI INDIGENOUS DARI AIR RENDAMAN PELEPAH TANAMAN SALAK (Zalacca edulis, Reinw.) YANG BERPOTENSI SEBAGAI BAKTERI SELULOLITIK

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber karbon dan sumber energi (Hardjo et al., 1994: 15).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

komersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O,

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

Uji Potensi Bakteri dan Resistensi terhadap Antibiotik

III. METODOLOGIPENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BABm METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN

Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Rancang Media. Rancang Media 3/3/2016. Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

ISOLASI BAKTERI PENGHASIL PROTEASE DARI LIMBAH CAIR TAHU DI KOTA PADANG ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

ISOLASI BAKTERI SELULOLITIK TERMOFILIK KOMPOS PERTANIAN DESA BAYAT, KLATEN, JAWA TENGAH

MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI

BAB III METODE PENELITIAN

Rizki Wulandari, Silvera devi, Andi Dahliaty

BAKTERI TERMO-AMILOLITIK YANG BERASAL DARI SUMBER AIR PANAS PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR E-JURNAL

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

POTENSI BAKTERI SELULOLITIK DALAM DEKOMPOSISI JERAMI PADI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media Bushnell-Haas,Larutan Standar Mc -Farland

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III BAHAN DAN METODE

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif

Transkripsi:

Uji Potensi Bakteri Selulotik dari Lahan Pertanian yang Tercemar Pestisida Putu Setia Budi 1, Ida Bagus Wayan Gunam 2, Anak Agung Made Dewi Anggreni 2 Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Unud 2 Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Unud Email : setiabudiputu@ymail.com ABSTRACT The aim of this study was to isolate bacteria that could potentially degrade the cellulose from of agricultural land in the village Candikuning Bedugul and to determine the ability of isolates in degrade cellulose. These bacteria are capable of utilizing cellulose as carbon source 11 only isolates that produce a clear zone with diameters above 12.07 mm up to 45.59 mm on Gram s Iodine test. Eleven isolates bacteria cellulolytic pure who afford occurrence bacterial growth on media selective and isolates produce clear zone that most highest is CK 18. Keywords: cellulose degrading bacteria, isolation, Gram's Iodine test. 1. PENDAHULUAN Selulosa merupakan salah satu senyawa organik paling melimpah di alam tetapi proses dekomposisinya lama (Stryer, 2000). Selulosa adalah senyawa seperti serabut, tidak larut dalam air dan merupakan struktur dasar sel tumbuhan yang ditemukan di dalam dinding sel tumbuhan, terutama pada tangkai, batang dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan (Lehninger, 1982). Bakteri selulolitik adalah bakteri yang mampu mendegradasi dan memanfaatkan selulosa sebagai sumber karbon dan energinya (Baharuddin et al., 2010). Bakteri selulolitik dipilih sebagai salah satu mikroba pendegradasi selulosa karena memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dibanding kelompok mikroba lainnya sehingga waktu yang dibutuhkan untuk produksi enzim lebih cepat (Baharuddin et al., 2010). Selain itu, tingkat variasi genetik kelompok bakteri sangat beragam yang memungkinkan dilakukan rekayasa genetika untuk optimasi produksi maupun aktivitas enzim selulasenya (Alam et al., 2004). Bakteri selulolitik memiliki ketahanan yang tinggi terhadap kelembaban yang dibutuhkan untuk dekomposisi selulosa. Penggunaan pestisida pada produksi holtikultura dapat menjadi penyebab terhambatnya degradasi selulosa untuk menyuburkan tanah, akan tetapi bakteri selulolitik lama-kelaman akan beradaptasi dengan residu pestisida yang ada pada lahan pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi bakteri yang berpotensi mendegradasi selulosa dari lahan pertanian di Desa Candikuning Bedugul dan untuk mengetahui kemampuan isolat dalam mendegradasi selulosa. 31

2. METODE PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Pangan dan Laboratorium Bioindustri dan Lingkungan di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana dari Februari 2015 hingga Agustus 2015. 2.2. Bahan dan Alat Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini harus selalu dalam keadaan steril. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah. Bahan yang digunakan dalam isolasi bakteri yang berpotensi mendegadasi selulosa diantaranya medium selulolitik. Komposisi medium selulolitik terdiri dari KH₂PO₄, K₂SO₄, NaCl, FeSO₄, NH₄NO₃, MnSO₄, CMC, KI, I₂, Bacto Agar Bacto Agar yang seluruhnya adalah pro analysis (pa) (Azizah et al., 2014). Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipet mikro, laminar flow cabinet, ph meter, spektrofotometer, vortex, sentrifius, shaker, autoclave, incubator. 2.3. Prosedur Percobaan 2.3.1. Pembuatan Media Selektif Medium selulolitik padat yang berpotensi mendegradasi selulosa dibuat dengan cara melarutkan 1 g KH₂PO4, 0,5 g K₂SO₄, 0,5 g NaCl, 0,5 g FeSO₄, 1 g NH₄NO₃, 0,01 g MnSO₄, 10 g CMC, 20 g Bacto Agar dalam 1000 ml aquades (Azizah et al., 2014) dan disterilisasi pada suhu 121 C selama 15 menit. 2.3.2. Isolasi Bakteri Sebanyak 1 gram sampel tanah dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi 9 ml NaCl 0,85% sehingga diperoleh pengenceran 10-1. Suspensi dari pengenceran 10-1 diambil 1 ml lalu dimasukkan ke dalam 9 ml sehingga diperoleh pengenceran 10-2. Selanjutnya dilakukan pengenceran berseri hingga didapatkan pengenceran 10-5. Dari pengenceran 10-3 sampai 10-5 diambil sebanyak 100 µl dan diinokulasikan dengan metode sebar pada media selektif (medium selulolitik) padat dalam cawan petri yang berbeda. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 4 hari (Wang et al., 2005). 2.3.3. Uji dengan Gram s Iodine Isolat yang sudah diremajakan pada kultur cair diambil menggunakan pipet sebanyak 100 µl dan isolat tersebut diteteskan di dalam cawan petri yang sudah berisi media selektif padat. Pada uji dengan Gram s Iodine ini dilakukan penggulangan pada media selektif dan diinkubasi menggunakan incubator selama 4 hari pada suhu 37 C (Wang et al., 2005). Kemudian larutan dari Gram s Iodine steril (2,0 g KI dan 1,0 g I₂ dalam 300 ml aquades) tersebut dituangkan ke dalam cawan petri yang sudah ditumbuhi isolat, sampai seluruh permukaan cawan tersebut tergenang larutan Gram s Iodine, lalu didiamkan selama 3 menit di dalam laminar flow dan larutan Gram s Iodine dibuang kedalam elemeyer. Bakteri selulolitik dapat diketahui dengan mengukur diameter zona bening pada diameter koloni (Sari et al., 2012). 32

33 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Isolasi Bakteri Pada penelitian ini berhasil diisolasi 11 isolat bakteri yang berpotensi sebagai bakteri pendegadasi selulosa yang berasal dari sampel tanah. Sebelas isolat yang menggunakan sampel tanah diberi kode CK (Candi Kuning) dengan nama CK 03, CK 04, CK 06, CK 07, CK 08, CK 11, CK14, CK 15, CK 16, CK 17, CK 18 (Nonomura dan Ohara, 1971). Bakteri koloni yang tumbuh pada media selektif dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Koloni yang tumbuh pada media selektif. 3.2. Uji dengan Gram s Iodine Sebelas isolat yang merupakan bakteri selulolitik yang mampu tumbuh pada medium selulolitik, diinokulasikan menggunakan pipet mikro sebanyak 100 µl pada medium selulolitik padat, untuk mengetahui tingkat degredasi selulosa (Alam et al., 2013). Sedangkan diameter zona bening bakteri selulolitik umumnya berukuran lebih besar dibandingkan dengan diameter koloni, karena enzim selulase disekresikan ke lingkungan sekitarnya oleh bakteri pendegadasi selulosa (Zverlova et al., 2003). Isolat CK 18 mempunyai ukuran zona bening tinggi sebesar 45,59 mm, dari 11 isolat yang menghasilkan zona bening berkisar antara 12,07 mm sampai 45,59 mm. Isolat bakteri selulolitik yang mampu menghasilkan zona bening disajikan pada Gambar 2. Data zona bening masing-masing isolat pada medium selulolitik padat dapat dilihat pada Tabel 1. Gambar 2. Isolat bakteri selulolitik yang dapat tumbuh pada media selektif dan mampu menghasilkan zona bening dengan ukuran yang berbeda.

34 Tabel 1. Bakteri selulolitik yang memiliki zona bening dan dapat tumbuh pada media selektif. No Kode Isolat Zona Bening (mm) 1 CK 03 27,53 2 CK 04 24,32 3 CK 06 23,06 4 CK 07 32,03 5 CK 08 41,55 6 CK 11 12,07 7 CK 14 39,32 8 CK 15 40,13 9 CK 16 13,08 10 CK 17 19,09 11 CK 18 45,59 Keterangan : Percobaan dilakukan dengan menginokulasi isolat pada media selektif padat dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 4 hari di shaker dengan kecepatan 100 rpm. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Bakteri yang mampu memanfaatkan selulosa sebagai sumber karbon pada media selektif hanya 11 isolat, yang menghasilkan zone bening dengan diameter berkisar 12,07 mm sampai 45,59 mm pada uji Gram-Iodine. Sebelas isolat bakteri selulolitik murni yang mampu terjadinya pertumbuhan bakteri pada media selektif dan isolat menghasilkan zona bening yang paling tertinggi adalah CK 18. Saran Pada penelitian selanjutnya, perlu ditentukan kondisi optimum dan pola pertumbuhan serta uji aktivitas enzim selulase isolat CK 18 tersebut. DAFTAR PUSTAKA Alam M. Z., Machhur, M. A., dan Anwar M. N. 2004. Isolation, Purification, Characterization of Cellulolytic Enzymes Produced by Streptomyces amiyaensis. Journal Biology Science. 7(10): 1647-1653. Alam, M.S, Sarjono P.R. dan Aminin, A.L.N. 2013. Isolasi Bakteri Selulolitik Termofilik Kompos Pertanian Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas. 1(1) : 190-195. Azizah, S.N., K. Muzakhar dan S. Arimurti. 2014. Skrining Bakteri Selulolitik Asal Vermicomposting Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember (UNEJ). II (1): 26-30. Baharuddin, Razak, Hock, Ahmad, Aziz, Rahman, Shah, Hassan, Sakai dan Shirai. 2010. Isolasi and Characterization of Thermophilic Cellulase-Producing Bacteria from

Empty Bunches-Palm Oil Mill Effluent Compost. Journal of Applied Science. 7(1): 56-62. Lehninger, A.L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Terjemahan oleh Thenewidjaj, M. Principles of Biochemistry. Jakarta: Erlangga. Lu, W.J., H. Wang, S. Yang, Z. Wang, & Y. Nie. 2005. Isolation And Characterization Of Mesophilic Cellulose-Degading Bacteria From Flower Stalks- Vegetable Waste Co-Composting System. J.Gen.Appl.Microbiol. 51: 353-360. Nonomura, H and Y. Ohara. 1971. Distribution of soil actinomycetes. VIII. Geen spore Goup of Microtetraspora, Its Preferential Isolation and Taxonomic Characteristics. 49: 1-7. Sari, U.M., A. Agustien dan Nurmiati. 2012. Penapisan dan Karakterisasi Bakteri Selulolitik Termofilik Sumber Air Panas Sungai Medang, Kerinci, Jambi. Laboratorium Riset Mikrobiologi, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang. Stryer, L. 2000. Biokimia Edisi 4 Volume 2. Terjemahan Sidikin, M. Biochemistry. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Zverlova, V. V., W. Holl, & H. Schwarz. 2003. Enzymes For Digestion Of Cellulose And Other Polysaccharides In The Gut Of Longhorn Beetle Larvae, Rhagium Inquisitor L. (Col., Cerambycidae). International Biodeterioration & Biodegadation. 51:175 179. 35