Pusat Pelayanan Informasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

dokumen-dokumen yang mirip
Hak Akses Informasi Publik M E N G E N A L U U N O 1 4 / T E N T A N G K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I P U B L I K

FGD Analisa dan Evaluasi Hukum Dalam rangka Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pengambilan Kebijakan Publik. Oleh : Nevey Varida Ariani SH.,M.

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Peranan Pemerintah dalam Implementasi UU KIP

TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

KOMISI INFORMASI PROVINSI DKI JAKARTA. Buku Saku Keterbukaan Informasi Publik

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 132/PMK.01/2012 TENTANG

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR Rl TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

Pasal 4. (1) Setiap Orang berhak memperoleh Informasi Publik sesuai dengan ketentuan Undang Undang ini.

O L E H : M A H Y U D I N Y U S D A R

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor P

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

oleh: NANI NURANI MUKSIN KOMISI INFORMASI DKI 2017

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN NOMOR : : PER- 01 /MENKO/POLHUKAM/5/2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

TUGAS DAN FUNGSI UNIT PENGELOLAAN INFORMASI, DOKUMENTASI DAN ARSIP, PELAYANAN INFORMASI SERTA PENGADUAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA PPID UTAMA ACEH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Tata Cara Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3

BUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG

MEKANISME UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK Oleh.: Yunus,S.Pd.,M.Si i

Pokok-Pokok Pikiran UU KIP. Oleh: Mahyudin Yusdar

HAK AKSES INFORMASI PUBLIK. Oleh: Mahyudin Yusdar

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR :115 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publ

2012, No

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 7 TAHUN 2017

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

16. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 28 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA BAB I PENDAHULUAN

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2015 PPID PPATK

PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KI. Penyelesaian Sengketa. Informasi Pemilihan Umum. Standar Layanan. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik;

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GIANYAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PPID UTAMA MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN TAHUN 2017 KELENGKAPAN STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016 KELENGKAPAN STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MATARAM TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM

soekartono ė-mail :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2005

BAB III STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PPID

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

KEPALA DESA CERMEE KABUPATEN/KOTA BONDOWOSO PERATURAN KEPALA DESA CERMEE NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BATANG PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 3 Januari 2017 Kepala BKPP DIY. Ir. Arofa Noor Indriani, M.Si. NIP

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

MEMUTUSKAN: : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI.

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI FITRA RIAU

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 335/IX/KIP-PS-A/ IDENTITAS

Maklumat Pelayanan Informasi Publik. Lembaga Kajian dan Advokasi untuk Independensi Peradilan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

Transkripsi:

Buku Saku Pusat Pelayanan Informasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah i

Daftar Isi Daftar isi... ii Kata Pengantar... iii Keterbukaan Informasi Publik Dasar Hukum KIP... 1 Asas dan Tujuan UU KIP... 2 Hak WNI yang dijamin oleh UU KIP... 5 Konsekuensi Jaminan atas Hak Informasi... 6 Dasar Hukum Kebebasan IP... 7 Kebebasan Informasi Publik Prinsip-prinsip Universal tentang Kebebasan IP... 10 Pemohon dan Pengguna IP... 11 Pelayanan Publik di Badan Diklat Hak dan Kewajiban Badan Publik... 16 Dasar Hukum Undang-Undang Pelayanan Publik... 17 Maklumat Pelayanan... 18 Kode Etik Pelayanan... 19 Komitmen Pelayanan... 20 Struktur Organisasi... 20 Mekanisme Layanan Pemohon Informasi... 21 Klasifikasi Daftar Informasi Publik a. Berkala... 23 b. Setiap Saat... 25 c. Serta Merta... 29 Proses Pengecualian... 30 Informasi Publik yang Dikecualikan... 31 Pemanfaatan Teknoogi Informasi... 32 Kegiatan Rutin... 33 Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah ii

Kata Pengantar Hak atas Informasi adalah salah satu hak asasi manusia. Ketersediaan informasi sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Tanpa informasi, manusia tidak akan mampu mengambil keputusan akan suatu hal. Ketersediaan informasi akan mampu memberikan pertimbangan bagi manusia untuk mengambil keputusan yang rasional. Oleh karenanya, informasi harus dapat diperoleh oleh setiap orang. Indonesia, beberapa waktu yang lalu telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Kehadiran Undang-Undang ini tentu layak mendapat apresiasi positif karena menjadi landasan hukum bagi setiap orang untuk hak atas informasi, sekalipun dalam beberapa hal, undangundang ini memiliki keterbatasan. Bicara keterbukaan informasi publik, masyarakat Indonesia masih tergolong baru dalam urusan yang satu ini. Padahal, hak atas informasi begitu dekat dengan kita semua. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah iii

Hak atas informasi adalah hak asasi yang bersinggungan dengan segala urusan kita sehari-hari. Orang tua yang membayar uang sekolah anaknya, berhak tahu digunakan untuk apa saja uang sekolah yang dibayar itu. Keluarga yang salah satu anggotanya ditangkap atau ditahan oleh polisi, berhak tahu keberadaan yang bersangkutan. Mereka yang hendak membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) pun berhak tahu, seberapa besar sesungguhnya biaya yang diperlukan untuk membuat SIM, sehingga tidak perlu membayar biaya siluman. Kesemuanya ini berkaitan dengan hak atas informasi. Kesemuanya itu juga bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari kita semua. Buku saku ini disusun sebagai upaya untuk mengenalkan Undang-Undang yang baru tersebut kepada Pendamping masyarakat dan aktivis Ornop. Diharapkan setelah membaca buku saku ini dapat memperoleh pemahaman yang mendasar mengenai Undang-Undang tersebut, sehingga dapat menggunakannya ketika diperlukan terutama dalam kerja-kerja mendampingi masyarakat. Akhir kata, semoga manfaat yang diberikan buku ini jauh lebih besar dari ukurannya yang kecil. Salam, Penyusun Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah iv

+ Dasar Hukum Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik ditandatangani Presiden dan diundangkan pada 30 April 2008, tetapi baru berlaku dua tahun kemudian. Berarti seluruh materi UU KIP mulai berlaku sejak 1 Mei 2010. Sebelum Undang- Undang ini berlaku, Pemerintah sudah harus membentuk Komisi Informasi dan dua Peraturan Pemerintah, yaitu Peraturan Pemerintah tentang Pembayaran Ganti Rugi oleh Badan Publik, dan Peraturan Pemerintah tentang Jangka Waktu Pengecualian Informasi (Retensi). Selain itu, Undang-Undang KIP juga harus memberikan kewenangan pada Komisi Informasi untuk membuat petunjuk teknis pelaksanaan Undang- Undang KIP. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 1

Prinsip Keterbukaan Informasi 1. Bersifat terbuka dan dapat diakses kecuali yang dibatasi oleh UU (Maximum Access Limited Exemption). Asas ini diwujudkan melalui beberapa rumusan, antara lain: (i) Pemberlakuan pengecualian harus didasarkan pada asas kehati-hatian dengan menggunakan metode uji konsekuensi (consequential harm test) dan uji menimbang kepentingan publik yang paling besar (balancing publik interest test); (ii) Pemberlakuan status kerahasiaan terhadap informasi mempunyai batas waktu (tidak bersifat permanen); dan (iii) Ruang lingkup badan publik (penyedia akses informasi) tidak terbatas pada institusi negara (state institutions), tetapi juga institusi di luar negara yang mendapatkan serta menggunakan anggaran negara (terkait dengan aktualisasi prinsip akuntabilitas publik). Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 2

2. Diperoleh dengan cepat, tepat waktu, murah, dan prosedur sederhana. Harus ada prosedur yang jelas tentang tata cara memperoleh informasi. UU KIP mengatur sebagian batas waktu yang dibutuhkan, tetapi belum mengatur soal biaya (Lihat pasal 21). Tepat waktu adalah pemenuhan atas informasi sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Cara sederhana adalah informasi yang diminta dapat diakses secara mudah dalam hal prosedur dan mudah dipahami. Biaya murah adalah pengenaan biaya secara proporsional sesuai dengan yang berlaku pada umumnya. 3. Kerahasiaan informasi didasarkan pada aturan Undang- Undang, kepatutan, kepentingan umum setelah melalui uji konsekuensi. Kepentingan yang lebih besar didahulukan Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 3

Tujuan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik a) Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan program pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik. b) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan kebijakan publik. c) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu transparan, efektif dan efisien, akuntabel, serta dapat dipertanggungjawabkan. d) Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi kehidupan orang banyak. e) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. f) Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 4

Undang-Undang KIP menjamin hak setiap warga negara untuk (i) mencari; (ii) memperoleh; (iii) memiliki; (iv) menyimpan; (v) mengelola; dan (vi) menyampaikan informasi. Jaminan itu diberikan untuk seluruh jenis saluran informasi yang tersedia, baik yang elektronik maupun nonelektronik. Konsekuensi Jaminan atas Hak Informasi Setiap warga negara atau badan hukum Indonesia dijamin haknya untuk meminta informasi dari badan publik tertentu sesuai kebutuhan mereka. UU KIP menjamin pula mekanisme perolehan informasi publik tersebut, sehingga ada kewajiban badan publik untuk merespons. Informasi publik tersebut malah bisa digunakan untuk membangun dan menyejahterakan masyarakat sekitar. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 5

Konsekuensi Jaminan atas Hak Informasi masyarakat juga memiliki hak hukum jika badan publik tidak bersedia memberikan informasi publik yang diminta. Hak hukum dimaksud adalah mengajukan keberatan kepada atasan pejabat pengelola informasi dan dokumentasi, atau membawa masalah ini ke Komisi Informasi. Dasar Hukum Kebebasan Informasi Publik Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia yang mengatur keterbukaan informasi adalah : UUD 1945 Ketetapan MPR Undang-Undang Peraturan Perundangundangan lain Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 6

UUD 1945 Hak Asasi Manusia sering dijadikan sebagai indikator untuk mengukur tingkat peradaban, demokrasi, dan kemajuan suatu bangsa. Salah satu rumusan HAM adalah pengakuan hak setiap orang untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 28 F UUD 1945. Dari rumusan tersebut perbuatan yang dilindungi Konstitusi berkaitan dengan informasi, yaitu : Mencari; Memperoleh; Memiliki; Menyimpan; Mengelola; dan Menyampaikan. Katetapan MPR TAP Nomor I/MPR/2003 meninjau ulang materi dan status sebanyak 139 ketetapan MPR sebelumnya. TAP Nomor XVII dinyatakan tidak berlaku karena materinya sudah diatur dan diangkat ke dalam UUD 1945. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 7

Undang-Undang Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM). Pasal 14 UU HAM merumuskan : a) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya b) Setiap orang berhak untuk mencari, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Undang-Undang KIP) mengacu pada Pasal 28 F UUD 1945. Berisi 64 pasal, UU KIP ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 April 2008, dan berlaku dua tahun setelah diundangkan. Undang-Undang KIP adalah contoh ius constituendum. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 8

Peraturan Perundang-undangan lain Hak atas informasi tata ruang (UU Penataan Ruang dan PP Nomor 69/1996) Hak atas informasi lingkungan hidup (UU Nomor 32 Tahun 2009) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau asa (UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen) Hak mencari, memperoleh, memberikan informasi tentang penyelenggaraan negara, serta hak mendapat perlindungan hukum dalam mencari, memperoleh dan memberikan informasi tersebut (UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN). Hak atas catatan/rekaman pemakaian jasa telekomunikasi (UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi). Hak masyarakat untuk melakukan kegiatan untuk mengembangkan kemerdekaan pers dan menjamin hak memperoleh informasi yang diperlukan (UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers). Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 9

Prinsip-prinsip Universal tentang Kebebasan Informasi a) Maximum Access Limited Exemption (MALE) (i) hanya informasi tertentu yang dibatasi; dan (ii) pembatasan itu tidak berlaku permanen. b) Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan Akses terhadap informasi merupakan hak setiap orang. Orang bisa mengakses informasi tanpa harus disertai alasan untuk apa informasi tersebut diperlukan. c) Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat Nilai dan daya guna suatu informasi sangat ditentukan oleh konteks waktu. Informasi bisa jadi tidak berguna jika diperoleh dalam jangka waktu yang lama, karena bisa tertutup oleh informasi yang lebih baru. Selain itu, mekanisme penyelesaian sengketa informasi juga harus sederhana. d) Informasi Harus Utuh dan Benar Informasi yang diberikan kepada pemohon haruslah informasi yang utuh dan benar. Jika informasi tersebut tidak benar dan tidak utuh, dikhawatirkan menyesatkan pemohon. e) Informasi Proaktif Badan publik dibebani kewajiban untuk menyampaikan jenis informasi tertentu yang penting diketahui publik. f) Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik Perlu ada jaminan dalam undang-undang bahwa pejabat yang beriktikad baik harus dilindungi. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 10

Pemohon dan Pengguna Informasi Publik Menilik posisi informasi sebagai hak dasar manusia, setiap warga negara Indonesia bisa disebut sebagai pengguna informasi publik. Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik menyebutkan dua kedudukan warga negara dalam mengakses informasi publik, yaitu: a) Pemohon Informasi Publik b) Pengguna Informasi Publik Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 11

Pemohon Informasi Publik Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam undang undang ini. (Pasal 1 Ayat 12). Hak pemohon informasi publik adalah : Memperoleh, melihat, mengetahui, mendapatkan salinan, dan menyebarluaskan informasi publik. Mengajukan permintaan informasi disertai alasan. Pengguna Informasi Publik Pengguna Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang menggunakan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Seorang pengguna berhak mendapatkan informasi dan menggunakannya, tapi ia juga berkewajiban untuk : Menggunakan informasi publik sesuai peraturan perundangundangan. Mencantumkan sumber darimana ia memperoleh informasi publik, baik untuk kepentingan sendiri maupun keperluan publikasi. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 12

Dari Siapa Informasi Publik Dapat Diperoleh? Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik menerangkan : Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. (Pasal 1 Ayat 3). Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 13

Secara umum, ada empat indikator untuk menentukan apakah sebuah lembaga merupakan Badan Publik atau bukan, yakni : a) Semua lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Lembaga eksekutif : Presiden dan seluruh jajaran menteri departemen, pejabat tinggi negara setingkat menteri, lembaga pemerintah non departemen, komisikomisi yang berada dan bertanggung jawab kepada presiden. Lembaga legislatif : Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Lembaga yudikatif : Mahkamah Agung dan seluruh jajaran pengadilan di bawahnya, Mahkamah Konstitusi b) Badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yaitu: partai politik, perguruan tinggi, perpustakaan nasional, arsip nasional, kepolisian, BLU Transjakarta. c) Badan lain yang sebagian/seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD: BUMN dan BUMD. d) Badan lain yang sebagian/seluruh dananya bersumber dari sumbangan masyarakat atau sumbangan luar negeri: lembaga lembaga swadaya masyarakat. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 14

PPID adalah bagian dari Badan Publik. PPID adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di Badan Publik. Di banyak lembaga, pejabat yang dimaksud adalah pejabat Humas. Ada beberapa lembaga yang menggunakan nama lain. Misalnya, Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) di Kejaksaan, dan Kepala Pusat Informasi Publik di Departemen Kehutanan. Seorang aktivis harus memahami siapa pejabat yang telah ditunjuk untuk menjalankan fungsi sesuai amanat UU KIP. Sebab, dalam praktik yang bertugas melayani permintaan informasi dari publik bukan hanya humas. Misalnya : informasi di pengadilan negeri tidak ditangani sepenuhnya oleh pejabat Humas, melainkan seorang panitera. Pasal 4 SK Ketua MA No. 144/2007 menyebutkan bahwa penanggung jawab adalah panitera (informasi perkara) dan sekretaris (non-perkara). Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 15

Hak dan Kewajiban Badan Publik Suatu Badan Publik berhak melakukan tindakantindakan yaitu : a) Menolak memberikan informasi yang dikecualikan. b) Menolak memberikan informasi publik apabila tidak sesuai Peraturan Perundang-Undangan, yaitu (i) dapat membahayakan negara; (ii) berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat; (iii) berkaitan dengan hak-hak pribadi; (iv) berkaitan dengan rahasia jabatan; dan (v) informasi yang diminta belum dikuasai atau belum didokumentasikan. Hampir di semua negara yang mengenal badan sejenis, hak Badan Publik sebut diatur sama, yakni memiliki hak menolak memberikan informasi yang dikecualikan. Masalah yang mungkin timbul di Indonesia adalah bagaimana mengukur poin (v) di Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 16

Pelayanan Informasi Publik di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah Dasar Hukum SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 821.1/086/2015 tentang Pengangkatan / Penunjukan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Di Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; SK Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah Nomor 800/00426/2016 tentang Pembentukan Tim Pelaksana Teknis PPID Badan Diklat Prov. Jateng Tahun 2016; SK Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah Nomor 800/00427/2016 tentang Penetapan Klasifikasi Informasi Publik Badan Diklat Prov. Jateng Tahun 2016; SK Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah Nomor 800/07211 tentang Pembentukan Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Badan Diklat Prov. Jateng; SK Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah Nomor 800 / 07210 tentang Penetapan Standar Pelayanan Badan Diklat Prov. Jateng. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 17

Maklumat Pelayanan Memberikan Pelayanan : 2. Informasi Kediklatan yang Aktual 1. Penyelenggaraan & fasilitasi diklat sesuai kebutuhan 3. Penggunaan Sarana dan Prasarana yang Memadai Selalu Meningkatkan Mutu Pelayanan 4. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 18

KODE ETIK PELAYANAN 1. Mengedepankan transparansi dan akuntabilitas dalam mewujudkan penyelengaraan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan responsif. 2. Membudayakan pelayanan prima dengan dilandasi kesatuan dan keramahan untuk kepuasan para pihak yang berkepentingan. 3. Mengedepankan sikap adil, disiplin, tanggap, jujur, teliti dan akurat dalam setiap penyelenggaraan fungsi pelayanan secara profesional. 4. Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kompetensi dengan dilandasi dedikasi yang tinggi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. 5. Membangun sikap terbuka terhadap kritik, saran, keluhan, laporan serta pendapat dari para pihak yang berkepentingan. Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 19

Kami Berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah menjadi Pusat Unggulan Diklat Aparatur bertaraf Nasional dengan dilandasi nilai nilai Profesional Visioner Inovatif Asah Asih Asuh Komitmen Pelayanan Publik Struktur Organisasi PPID Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 20

Mekanisme Layanan Pemohon Informasi Pemohon dapat mengunjungi website http://badandiklat.jatengprov.go.id Pemohon dapat mengunjungi di kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah di Jalan Setiabudi No. 201 A Srondol Semarang pada Ruang Layanan Informasi PPID untuk mengajukan permohonan informasi Pemohon Informasi diwajibkan mengisi Formulir Permohonan Informasi Permohonan diproses Petugas Pelayanan Informasi mencatat informasi tersebut ke Register Permohonan lnformasi Pemohon juga mengisi Surat Pernyataan pemanfaatan informasi sesuai tujuan permintaan informasi Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 21

Mekanisme Layanan Pemohon Informasi informasi yang wajib disediakan dan dipublikasikan Permohonan diproses Petugas Pelayanan Informasi segera menyampaikan informasi informasi tidak dapat langsung ditindaklanjuti selambat-lambatnya 10 hari kerja PPID memberikan jawaban melalui Pemberitahuan Tertulis Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 22

Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 23

Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 24

Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 25

Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 26

Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 27

Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 28

Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 29

Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 30

Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 31

Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 32

Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah 33