BAB I PENDAHULUAN. Iman adalah pekerjaan yang berhubungan dengan perbuatan batin (hati)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. 1 Masyarakat Kalimantan

BAB IV ANALISIS. yang berlangsung secara turun-temurun yang diwarisi oleh pelaku dari leluhur

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tergabung dalam suku-suku, baik suku yang besar maupun. kepercayaan yang melandasi tata aturan hidup keseharian.

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat.kepercayaan ini menimbulkan perilaku tertentu seperti berdo a,

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. Agama seperti yang kita ketahui bahwa dalam perspektif umat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Refly, Bahasa Etika Postmodernisme, (Jakarta: PT Rajawali Grafindo Persada, 2006), h. 53.

BAB I PENDAHULUAN. sifat-sifatnya sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya. 1

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi atau tidak lepas dari alam sekitar. Keadaan alam sekitar inilah yang

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu kepercayaan atau agama, dimana seorang penganut

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan bumi, dan masyarakat umumnya. 1 Etnobotani juga memiliki

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.

BAB IV ANALISIS. Dalam menganalisis ini, penulis akan mencoba mengarahkan kepada tiga (3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

BAB III METODE PENELITIAN

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan umat manusia, dan usaha juga sangat menentukan pola hidup, corak

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. bandingkan dengan makhluk yang lain, baik dalam bentuk fisik maupun dalam

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

BAB V ANALISIS. media dan alat upacara, 4) orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara Syarat-syarat melakukan mandi hamil tujuh bulan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cabang dan gerakannya yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang dikatakan oleh S.

BAB I PENDAHULUAN. dalam burung Garuda Panca Sila dengan Semboyan Bhineka Tunggal Ika. 1

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena

KEBUDAYAAN SUKU BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk sikap dan prilaku yang diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuannya. Disamping itu tiap-tiap individu manusia mempunyai kepentingan dari

BAB III METODE PENELITIAN. natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa ada manipulasi, serta

BAB I PENDAHULUAN. sangat menghormati adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. terjalinnya hubungan antar individu maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa termasuk agamapun banyak aliran yang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Masyrakat Jawa merupkan kelompok yang terbesar dalam penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

BAB I PENDAHULUAN. tradisi yang sangat unik. Tradisi ini masih berakar kuat sampai sekarang dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan tradsi mayangi masyarakat di Desa Plaosan Kecamatan Babat. kegiatan yang menunjukan komunitas muslim.

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. mempercayai ajaran agama, sebagaimana tertulis dalam dasar Negara Indonesia sila

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya masyarakat ataupun suatu lembaga. 1 Penelitian ini dilakukan

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

TRADISI MEMBANGUN RUMAH DI DESA SUNGAI RANGAS ULU KECAMATAN MARTAPURA BARAT KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iman adalah pekerjaan yang berhubungan dengan perbuatan batin (hati) yaitu percaya kepada Allah SWT, para Malaikat, para Rasul Allah, kitab-kitab Allah, akan terjadinya hari kiamat, dan percaya kepada takdir, sifatnya abstrak (tersembunyi). Seseorang yang yang telah beriman wajib menjaga keimanannya dari segala perbuatan buruk yang akan mengakibatkan rusaknya iman tersebut. Sedangkan Islam adalah pekerjaan yang berhubungan dengan perbuatan lahir (anggota) yaitu mengucapkan syahadat, mengerjakan salat, puasa, zakat, haji, sifatnya konkrit (nyata). Kalau kita perhatikan antara Iman dan Islam maka jelaslah bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan dengan arti kata setiap orang Islam (muslim) wajiblah dia beriman (mukmin) dan sebaliknya, setiap orang percaya (beriman) wajiblah dia Islam, artinya menyerah diri agar mendapat keselamatan Fi al-dunya wal al- akhirat 1. Negara Indonesia adalah Negara yang majemuk yang mempunyai berbagai macam suku bangsa keanekaragaman kepercayaan, keyakinan dan agama. Sejak lama agama Islam menjadi salah satu ciri masyarakat Banjar yang mana senantiasa memberikan tuntunan untuk taat kepada Allah SWT. dan agama Islam menjadi kepercayaan yang diyakininya. 1.M.Noor.Mat Dawam, Pembinaan Aqidah Islamiyah (Thoelogi Islam), (Yogyakarta: Yayasan Bina Karya Lp5 Bip, 1984), h. 38. 1

2 Akan tetapi praktek-praktek keagamaan tersebut tidak seluruhnya berdasarkan ajaran agama Islam karena semua itu masih ada sisa-sisa kepercayaan dan ajaran lama yang masih ditemukan dalam masyarakat Banjar yang asal usulnya merupakan kepercayaan nenek moyang yang telah berurat akar dan sifatnya turun menurun. Kepercayaan lama yang masih ada dalam masyarakat Banjar yang merupakan unsur animisme, dinamisme, dan totemisme. Kepercayaan yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari adalah kepercayaan terhadap roh-roh halus, benda-benda yang mempunyai kekuatan yang dianggap sakral, dan mempercayai ada hubungan kekerabatan dengan binatang. Faham yang menyakini bahwa manusia memiliki hubungan keluarga dengan binatang, kemudian keyakinan ini mengarahkan pengikutnya untuk menyakini bahwa ada beberapa binatang yang memiliki kekuatan gaib, lalu mereka mengkeramatkan binatang-binatang tersebut bahkan sampai memujanya, dinamakan Totemisme. Kepercayaan atas dasar keyakinan bahwa binatang-binatang tertentu merupakan nenek moyang suatu masyarakat atau orang-orang tertentu tersebut menyakini binatang-binatang tersebut dianggap sebagai nenek moyang yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Biasanya binatang yang dianggap nenek moyang itu tidak boleh diburu atau dimakan, kecuali untuk keperluan upacara tertentu. Hidup binatang tersebut tertutup bagi manusia, itulah suatu keadaan yang rahasia, sehingga banyak binatang yang melebihi manusia, misalnya dalam hal

3 ketajaman mata, kecepatannya, ketangkasan, daya orientasinya, ketajaman alat penciumnya. 2 Oleh sebab itulah manusia dengan binatang mempunyai rasa kekerabatan dan menganggap adalah nenek moyang mereka, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. 3 Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila dalam kepercayaan dan kelakuan religius yang dijumpai dalam masyarakat ini ditemukan kepercayaankepercayan dan kelakuan-kelakuan yang dapat dicari asal-usulnya dari kepercayaan asal nenek moyang mereka meskipun sulit untuk memisahkannya karena telah terjalin erat sebagai sebuah sistem terpadu. 4 Masyarakat primitif mempercayai bahwa manusia dengan binatang itu sejajar, karena ada di antara binatang itu boleh dikata mempunyai persamaan asal usul roh, dan di antara binatang itu ada yang menjadi pelindung manusia, atau ada juga di antara roh manusia yang berwujud binatang. Penduduk daerah Teluk Tiram Darat kelurahan Teluk Tiram Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin adalah salah satu masyarakat yang masih mempunyai kepercayaan yang menganggap mempunyai kekerabatan yaitu binatang buaya. Di daerah Teluk Tiram Darat kebanyakan pendatang dari daerah pehuluan, tepatnya terdapat pusat makam asal mula nenek moyang binatang- 2 A.G.Honig. Jr, Ilmu Perbandingan Agama,di terjemahakan oleh M.D. koesoemosoesitro dan Soegiarto, ( Jakarta: Gunung Mulia, 2005), h. 55. 1982), h. 10. 1997), h. 6. 3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT.Raya Grafindo Persada, 4 Alfani Daud, Islam dan Masyarakat Banjar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

4 binatang yang dianggap sebagai nenek moyang yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda tempatnya adalah daerah Pugaan Kabupaten Tabalong. Kebiasaan orang hulu (pehuluaan) mereka biasa mengunjungi dan menziarahi ke tempat tersebut kurang lebih kira-kira setahun sekali. Di daerah tersebut ada kuburan Datu Abi dan keturunannya untuk mereka kunjungi. H. Surya (Datu Abi) adalah orang yang pertama kali menjalin hubungan kekerabatan dengan binatang buaya. Semasa hidup, beliau memelihara binatang buaya, yang mana bermula ketika Datu Abi menemukan buaya di pasar Arba Kecamatan Banua Lawas. Dengan adanya pendatang pehuluan ini di Kota Banjarmasin sejak dahulu bahkan sampai sekarang ini memberikan sesajen untuk memberi makan buaya yang berada di sekitar sungai Martapura. Mereka melakukan pemberian makanan buaya dikarenakan kepercayaan mereka turun menurun. Upacara memberi makan buaya tersebut diadakan setahun sekali. Sebagai contoh, apabila ada anak yang sakit atau salah satu keluarga mereka ada yang sakit mereka beranggapan bahwa buaya tersebutlah yang meminta makan. Bukan hanya itu saja apabila ada acara perkawinan atau mandi hamil 7 bulanan mereka menyediakan salah satu air yang akan digunakan adalah air yang telah diambil setelah memberi makan buaya. Adapun sesajen yang digunakan untuk memberi makan buaya itu terdiri dari nasi ketan, pisang, telur, rokok, kembang dan biasa juga bubur merah dan bubur putih. Sesajen itu dimasukan ke dalam air sungai dengan memasukkan tangan sampai lengan, kemudian makanan tersebut dilepaskan dan air itu diambil

5 untuk dimandikan agar yang sakit cepat sembuh dan untuk yang mandi-mandi tidak diganggu oleh buaya tersebut. Walaupun masyarakat di daerah Teluk Tiram Darat beragama Islam namun kepercayaan yang bersifat primitif tetap mereka percayai. Oleh karena itu bagi umat Islam sangat diperlukan sekali dalam masyarakat yang mempunyai ilmu pengetahuan agama khususnya para ulama yang bertugas mengayom, membina, dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan yang berkaitan tentang akidah atau keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa maupun sosial kemasyarakatan. Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk meneliti yang di tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul: Persepsi Ulama terhadap Hubungan Kekerabatan antara Manusia dengan Buaya di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin (Study Kasus). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas,maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kepercayaan dan perilaku masyarakat terhadap hubungan kererabatan manusia dengan buaya di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin? 2. Bagaimana persepsi ulama terhadap kepercayaan dan perilaku masyarakat tersebut?

6 C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Permasalahan Untuk menhindari kesalahpahaman terhadap penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut: 1.Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu serapan/ proses seseoreang mengetahui berberapa hal melalui pancainderanya. 5 2.Ulama adalah orang yang ahli dalam hal atau dalam pengatahuan agama Islam. 6 3.kepercayan dari asal percaya yaitu mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata. Kepercayaan juga berarti suatu aliran yang mempunyai faham yang bersifat dogmatis yang terjalin dengan adat istiadat hidup sehari-hari dari berbagai suku bangsa yang mepercayai terhadap apa saja yang dipercayai adat nenek moyang. 7 4. Masyarakat ialah sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. 5. Buaya ialah binatang yang berdarah dingin yang merangkak bertubuh besar dan berkulit keras, bernafas dengan paru-paru, hidup di sungai. 8 6. Kekerabatan ialah mempunyai hubungan keluarga. Berdasarkan keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud dengan persepsi ulama terhadap hubungan manusia dengan buaya di Kecamatan 5 Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 675. 6 Ibid, h. 985. 7 Ibid, h. 753. 8 Ibid, h. 129.

7 Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin adalah kepercayaan dan perilaku masyarakat terhadap binatang buaya yang mereka anggap sebagai kepercayaan bahwa antara manusia dan buaya bisa memliki adanya hubungan kekerabatan atau adanya hubungan persahabatan yang telah terikat perjanjian, kehebatan ilmu, memiliki magic, atau melahirkan kembar satu manusia dan satu lagi buaya serta tanggapan para Ulama di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin yang mana ulama tersebut adalah para muballig dan muballigah. D. Tujuan dan Signifikansi Penulisan. 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a. Kepercayaan dan perilaku masyarakat terhadap hubungan manusia dengan buaya di Kota Banjarmasin. b. Persepsi ulama terhadap kepercayaan dan perilaku masyarakat tersebut. 2. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini berguna sebagai bahan: a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi masyarakat umum dan khususnya bagi para ulama di kota Banjaramsin b. Acuan atau rujukan bagi kalangan sivitas akademi, khususnya bagi kalangan sivitas akademika dan bagi kalangan yang berkepentingan terhadap hasil penelitian ini serta bagi yang ingin meneliti masalah ini dari aspek lain.

8 E. Kajian Pustaka Sejauh pengamatan penulis memang telah ada beberapa peneliti yang telah berusaha melakukan penelitian terhadap hubungan kekerabatan Manusia dengan Buaya, seperti Studi Kasus Hubungan Kekerabatan atau Kekeluargaan Antara Manusia dengan Buaya di Kecamatan Pugaan Kabupaten Tabalong,Skripsi ini dibuat oleh Khairiniyah pada tahun 1991. Di dalam Skripsi tersebut membahas tentang asal-usul adanya hubungan kekerabatan antara manusia dan buaya. Sementara itu Noor Silan juga pernah membuat skripsi berjudul persepsi ulama tentang persahabatan antara manusia dengan buaya di Kelurahan Sungai Lulut Banjarmasin. Skripsi ini hanya meneliti sebatas di daerah Kelurahan Sungai Lulut Banjarmasin. Dari penulusuran yang telah penulis lakukan terhadap hubungan kekerabatan antara manusia dengan buaya F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field researce), yaitu penelitian di mana sejumlah data yang diperlukan digali dari sumber penelitian yang berada di daerah penelitian dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu. 2. Lokasi, Subjek dan Objek penelitian a. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini ialah di daerah Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin.

9 b. Subjek dan objek penelitian Subjek penelitian ini adalah para ulama yang berkompetin terhadap permasalahan yang dibahas yakni menguasai masalah teologi berdomisili di Kecamatan Banjarmasin Barat kota Banjarmasin. Sedangkan objek penelitian ini adalah persepsi ulama terhadap hubungan kekerabatan antara manusia dengan buaya dan kepercayaan serta perilaku masyarakat. Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah para ulama yang berada di Kelurahan Teluk Tiram Banjarmasin, berjumlah 4 orang ulama, sedangkan 4 orang ulama. tersebut ditambah dengan orang yang terlibat langsung dalam hubungan kekerabatan dengan buaya, hanya dibatasi 5 orang. 3. Data dan Sumber Data a. Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data pokok dan data pelengkap. 1). Data pokok menyangkut permasalahan - Gambaran mengenai persepsi ulama terhadap hubungan kekerabatan antara manusia dengan buaya di Kota Banjarmasin - Gambaran mengenai kepercayaan masyarakat Kota Banjarmasin terhadap buaya

10 - Gambaran mengenai perilaku masyarakat apabila mengabaikan kekerabatan 2). Data pelengkap menyakup permasalahan antara lain: - Gambaran lokasi secara umum daerah Kecamatan Banjarmasin Barat - Kondisi Geograpis daerah Kecamatan Banjarmasin Barat - Kondisi Demogratis Daerah Kecamatan Banjarmasin Barat, meliputi: 1. Jumlah penduduk 2. Mata pencaharian 3. Pendidikan 4. Agama b. Sumber Data Data dalam penelitian ini digali dari: 1) Responden, yaitu ulama yang ada di Kelurahan Teluk Tiram, sedangkan responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 4 orang ulama ditambah dengan orang yang terlibat langsung dalam hubungan persahabatan dengan buaya, yang dibatasi hanya 5 orang. Jadi jumlah seluruh responden ada 9 orang. 2) Informan, yaitu orang-orang yang dianggap dapat memberikan masukan terhadap permasalahan yang diteliti seperti: Kepala Desa, tokoh masyarakat da ulama.

11 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dilapangan digunakan teknik sebagai berikut: a. Observasi, dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian terhadap permasalahan yang diteliti yaitu persepsi ulama terhadap hubungan kekerabatan antara manusia dengan buaya di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin. b. Interview, dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan responden dan informan terhadap kepercayaan dan persepsi ulama terhadap hubungan kekerabatan antara manusia dengan buaya. c. Dokumentar adalah studi tentang data-data yang berkenaan dengan geografis dan demografis yang menjadi lokasi penelitian dan landasan teoritis yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. 5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data Data yang digali data sumbernya diolah melalui tahap-tahap: 1. kolekting data yaitu menghimpun seluruh data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti 2. editing data, mengkaji, menyaring, melengkapi, dan menyempurnakan data sesuai dengan tujuan penelitian

12 3. klasifikasi data, mengelompokkan data, sesuai dengan sub-sub permasalahan yang diteliti, sesudah ini diolah dan disajikan dalam bentuk uraian-uraian 4. Interpretasi, menafsirkan data yang yang kurang jelas agar mudah dipahami b. Analisis data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini disusun dalam bentuk uraian secara deskriftif dalam bentuk gambaran-gambaran yang dapat menjelaskan permasalahan yang diteliti, setelah data disajikan dan dinterpretasikan kemudian dianalisis dengan pendekatan Antropologi dan akidah Islam kemudian ditarik kesimpulan. G. Sistematika Penulisan Adapun tujuan sistematika penulis yaitu untuk membuat kejelasan dari alur permasalahan, oleh karena itu penulis membaginya dalam 5 bab, yaitu: Bab I Pendahuluan, penulis memaparkan latar belakang masalah yang membahas tentang ketertarikan penulis untuk mengadakan penelitian tentang pesepsi ulama terhadap hubungan kekerabatan antara manusia dengan buaya di Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin. Penulis juga membuat rumusan masalah, definisi operasional & lingkup pembahasan, tujuan dan signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan.

13 Bab II landasan teoritis yang memaparkan tentang pengertian totemisme, sifat-sifat khas totemisme, pemujaan dalam Totemisme, syirik dalam Islam, pandangan Islam terhadap tradisi, serta ulama dan perannya di masyarakat. Bab III Laporan hasil penelitian yang berisikan gambaran lokasi penelitian, gambaran mengenai kepercayaan masyarakat terhadap buaya yang dianggap mempunyai kekerabatan, gambaran perilaku masyarakat terhadap binatang buaya, kepercayaan yang mendasarinya serta persepsi ulama terhadap hubungan kekerabatan antara manusia dengan buaya. Bab IV Penyajian data dan analisis, yang berisi analisis yang memuat tentang persepsi ulama terhadap hubungan kekerabatan antara manusia dengan buaya ( study kepercayaan dan perilaku ) Bab V Penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran.