V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA SEMBORO

ANALISIS TREND IRIGASI TEKNIS, IRIGASI SETENGAH TEKNIS, IRIGASI SEDERHANA DAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN SITUBONDO

III. KEADAAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pangan di mata dunia. Meski menduduki posisi ketiga sebagai negara penghasil

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2015)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN PEMBINAAN PERAN INDUSTRI BERBASIS TEBU DALAM MENUNJANG SWASEMBADA GULA NASIONAL.

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Ramalan II 2015)

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR REVITALISASI SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS GULA

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB IV GAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

Transkripsi:

68 V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan tingkat produksi gula antar daerah. Selain itu Jawa Timur memiliki jumlah Pabrik Gula (PG) terbanyak, yaitu 33 PG dari 59 PG yang ada di Indonesia. Total produksi gula Jawa Timur sebanyak 1 075 792 ton, atau sebesar 46.6 persen dari total produksi nasional pada tahun 2005/2006. Produksi tebu yang dihasilkan di Jawa Timur adalah sebanyak 14 665 500 ton atau mencakup 48.5 persen dari total produksi tebu nasional. Jika dilihat dari total kapasitas terpasang, industri gula jawa Timur memiliki total kapasitas terpasang terbesar di Indonesia yaitu 90 430 ton tebu per hari dari total 197 840 tth (P3GI, 2007). 5.2 Kabupaten Situbondo Kabupaten Situbondo merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini terletak di ujung timur Pulau Jawa bagian utara, sebelah Utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, serta sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo. Secara geografis Kabupaten Situbondo berada pada posisi 7 0 35-7 0 44 lintang selatan dan 113 0 30-114 0 42 bujur timur. Luas wilayah Kabupaten Situbondo adalah 1 638.50 km 2 atau 163 850 hektar. Kondisi fisiknya berbentuk memanjang dari barat ke timur 140 km dengan rata-rata lebar wilayah 11 km. Kabupaten Situbondo berada pada ketinggian 0-1.250 m di atas permukaan air laut. Temperatur daerah ini 24,7 0 C-27,9 0 C dengan rata-rata

69 curah hujan 994 mm-1.503 mm per tahunnya sehingga daerah ini tergolong kering. Umumnya keadaan tanah menurut teksturnya tergolong sedang 96,26%, tergolong halus 2,75% dan tergolong kasar 0,99%. Drainase tanah tergolong tidak tergenang 99,42%, kadang-kadang tergenang 0,05% dan selalu tergenang 0,53%. Jenis tanah di Kabupaten Situbondo antara lain berjenis alluvial, regosol, gleysol, renzine, grumosol, mediteran, latosol dan androsol. Bagian terbesar tanah di Kabupaten Situbondo terbentuk dari jenis tanah latosol seperti di Kecamatan Sumber Malang sedangkan bagian terkecil adalah dari jenis tanah regosol seperti yang terdapat di Kecamatan Mangaran. Jenis tanah dan sebarannya merupakan keunggulan yang berbeda dengan kabupaten lain sehingga pembangunan sektor pertanian dan industri yang berbasis sumberdaya alam banyak yang dikembangkan, salah satunya adalah industri tebu. Secara administratif Kabupaten Situbondo terdiri dari dari 17 Kecamatan dan dari 17 Kecamatan tersebut hanya 13 Kecamatan yang memiliki pantai. Jumlah kelurahan dan desa masing-masing adalah 4 kelurahan dan 132 desa. Tanaman tebu dibudidayakan hamper di semua kecamatan tersebut pada berbagai skala luasan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Situbondo adalah lahan sawah. Tahun 2007 lahan sawah tersebut seluas 30 405.95 hektar. Dilihat dari perkembangannya dari tahun 2005 samapai 2007 lahan sawah di wilayah Situbondo mengalami penurunan yaitu dari 31 638.50 hektar menjadi 30.405,95 hektar. Luas lahan kering justru mengalami peningkatan dari 26 765.30 hektar menjadi 27 997.13 hektar. Sebaliknya untuk penggunaan lahan lainnya dari tahun 2005 sampai 2007 mengalami luasan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.

70 Tabel 4. Perkembangan Luas Wilayah Situbondo Menurut Penggunaan Lahan di Kabupaten Situbondo (Ha) Penggunaan Lahan Luas 2005 2006 2007 Sawah 31 638.50 31 638.50 30 405.95 Pertanian tanah kering 26 765.30 26 765.30 27 997.13 Kebun campuran 414 414 414 Perkebunan 1 780.26 1 780.26 1 768.26 Hutan 73 407 73.407 73 407 Rawa/danau/waduk 174 174 174 Tambak/kolam 1 875.30 1 875.30 1 875.30 Padang rumput/tanah kosong 7 464 10 7 464.10 7 6464.10 Tanah tandus/rusak/tambang 17 052.10 17 052.10 17 502.10 Pemukiman 2 841 2 841 2 841.72 Lain-lain 438.44 438.44 438.44 Sumber: BPS Situbondo 2005, 2006, 2007 Perkembangan usahatani tebu di Kabupaten Situbondo dilihat dari luas panen dan produktifitas menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Luas areal panen dari tahun 2003 sampai 2007 mengalami peningkatan dari 7.2 ribu hektar menjadi 8.3 ribu hektar. Produktifitas gula juga mengalami peningkatan, yaitu dari 59.1 kuintal per hektar menjadi 64.8 kuintal per hektar, seperti yang terlihat pada Tabel 5. Peningkatan terjadi karena adanya peningkatan rendemen pada tebu. Jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Situbondo pada tahun 2007 sebesar 638.5 ribu jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 390 jiwa per km 2. Jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2007 sebanyak 342.2 ribu jiwa dan 180.8 ribu (52,67%) jiwa bekerja di sektor pertanian. Persentase tersebut

71 menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk yang bekerja di sektor non pertanian. Hal tersebut menggambarkan bahwa Kabupaten Situbondo merupakan wilayah agraris. Tabel 5. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Usahatani Tebu di Kabupaten Situbondo Tahun Luas Tanam (Hektar) Luas Panen (Hektar) Produksi Gula (Kuintal/Hektar) Produktifitas Gula (Kuintal/Hektar) 2003 7.209 7.209 42.624 59,1 2004 6.812 6.812 40.345 56,2 2005 6.182 6.182 39.398 53,7 2006 6.237 6.237 33.717 54,1 2007 8.311 8.311 53.872 64,8 Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia 2003-2006, 2006 dan BPS Situbondo, 2007 5.3 Kabupaten Lumajang Kabupaten Lumajang merupakan wilayah yang terletak pada 112 53' - 113 23' Bujur Timur dan 7 54' - 8 23' Lintang Selatan. Luas wilayah keseluruhan Kabupaten Lumajang adalah 1790.90 km 2 atau 3.74% dari luas Provinsi Jawa Timur. Luas tersebut terbagi dalam 21 Kecamatan yang meliputi 197 Desa dan 7 keluraha. Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi, yaitu: Gunung Semeru (3.676 m), Gunung Bromo (3.295 m) dan Gunung Lamongan (1.668 m). Kabupaten ini sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malang, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jember dan sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.

72 Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m dengan daerah yang terluas adalah pada ketinggian 100-500 m dari permukaan laut 63 405.50 hektar (35.40%) dan yang tersempit adalah pada ketinggian 0-25 m di atas permukaan laut yaitu 19 722.45 hektar (11.01%) dari luas keseluruhan Kabupaten Lumajang. Secara umum keadaan drainase di Kabupaten Lumajang cukup baik mengingat keadaan topografi yang bervariasi kemiringannya. Berdasarkan klasifikasi lereng (kemiringan), wilayah Kabupaten Lumajang termasuk kategori: datar (0-2%) seluas 87 199.59 hektar (45.9%), landai-agak miring (2-15%) seluas 1 459.57 hektar (17.57%), miring-agak curam (15-40%) seluas 28 827.89 hektar (10.10%) dan curam-sangat curam (lebih dari 90%) seluas 36 602.65 hektar. Keadaan topografi di Kabupaten Lumajang yang bervariasi mulai datar sampai curam menguntungkan dari aspek ketergantungannya. Pengaturan air yang baik dan berfungsinya saluran pengairan, menyebabkan daerah tidak tergenang kecuali jika terjadi bencana alam. Penentuan iklim di Kabupaten Lumajang didasarkan pada sistem Shcmidt dan Ferguson. Sistem ini hanya membandingkan jumlah bulan basah dan bulan kering. Berdasarkan klasifikasi Shcmidt dan Ferguson terdapat tiga macam iklim di Kabupaten Lumajang. Tipe pertama adalah iklim tipe C, yaitu iklim yang bersifat agak basah. jumlah bulan kering rata-rata kurang dari tiga bulan dan buah-buahan lainnya adalah bulan basah dengan jumlah curah hujan bulanan lebih dari 100 mm. Sektor pertanian merupakan tulang punggung kegiatan penduduk Kabupaten Lumajang. Luas lahan sawah di wilayah ini adalah 34 042 hektar. Hal ini didukung dengan daerah yang dekat dengan gunung berapi yang laharnya menyuburkan tanah di wilayah Lumajang. Keberadaan gunung yang menyediakan

73 lahan subur juga memberikan keuntungan lain bagi Lumajang. Mata air yang mengalir dari lereng gunung dan belum terpolusi menjadi sumber air utama bagi pengembangan pertanian organik. Selain penghasil tanaman pangan, Lumajang juga menjadi daerah produsen sayuran dan buah-buahan. Buah-buahan yang dihasilkan lumajang, pisang berukuran besar/pisang agung menjadi salah satu daya tarik. Pisang ini menjadi bahan baku pembuatan keripik dan sale pisang. Sentra penanaman pisang agung terletak di Kecamatan Senduro. Kegiatan di bidang perkebunan turut pula memberi andil pada perekonomian daerah, seperti kakao, kelapa, karet, tebu, kopi, cengkeh, tembakau, dan kapas. Tebu juga merupakan hasil perkebunan terbesar kedua setelah pisang yang dihasilkan di Kabupaten Lumajang. Menurut BPS (2007), luas perkebunan di Kabupaten Lumajang mengalami penurunan yaitu menjadi hanya seluas 11 473 hektar. PG Semboro berada di Desa/Kecataman Semboro, Kabupaten Jember. Beroperasi sejak 1928 sebagai unit usaha milik perusahaan swasta di era kolonialisme. Setelah mengalami beberapa kali rehabilitasi, kini PG Semboro berkapasitas 7 000 tth. Peningkatan kapasitas dilakukan tahun 2009 sejalan dengan dicanangkannya program revitalisasi dari sebelumnya sebesar 4 500 tth. Area pengusahaan tebu sekitar 9 000 hektar, baik yang berasal dari tebu sendiri maupun rakyat. Tebu digiling mencapai 900 000 ton dan gula dihasilkan sebanyak 88 000 ton. Dalam pada itu, untuk meningkatkan mutu produk sejalan dengan perubahan perilaku konsumen yang cenderung memilih gula bermutu tinggi dan warna lebih putih cemerlang, pada tahun 2009 juga telah dilakukan alih proses

74 dari sulfitasi dan remelt karbonatasi. Melalui proses ini, mutu produk dihasilkan minimal setara gula rafinasi sehingga secara bertahap PTPN XI dapat masuk ke pasar eceran yang memberikan premium lebih baik. 5.4 Pabrik Gula Semboro PG Semboro berada di Desa/Kecataman Semboro, Kabupaten Jember. Beroperasi sejak 1928 sebagai unit usaha milik perusahaan swasta di era kolonialisme. Setelah mengalami beberapa kali rehabilitasi, kini PG Semboro berkapasitas 7 000 tth. Peningkatan kapasitas dilakukan tahun 2009 sejalan dengan dicanangkannya program revitalisasi dari sebelumnya sebesar 4 500 tth. Area pengusahaan tebu sekitar 9 000 hektar, baik yang berasal dari tebu sendiri maupun rakyat. Tebu digiling mencapai 900 000 ton dan gula dihasilkan sebanyak 88 000 ton. Dalam pada itu, untuk meningkatkan mutu produk sejalan dengan perubahan perilaku konsumen yang cenderung memilih gula bermutu tinggi dan warna lebih putih cemerlang, pada tahun 2009 juga telah dilakukan alih proses dari sulfitasi menjadi remelt karbonatasi. Melalui proses ini, mutu produk dihasilkan minimal setara gula rafinasi sehingga secara bertahap PTPN XI dapat masuk ke pasar eceran yang memberikan premium lebih baik. 5.5 Pabrik Gula Wringinanom Beroperasi sejak masa kolonial, sebelum restrukturisasi BUMN Perkebunan tahun 1996 PG yang administratif masuk wilayah Kabupaten Situbondo ini menjadi unit usaha PTP XXIV-XXV. Sejalan perubahan frontal pada tatanan di semua aspek kehidupan dan lingkungan, termasuk tidak adanya

75 lagi kawasan tata ruang budidaya tebu dan kebebasan petani untuk mengusahakan tanaman apa saja yang dinilai paling menguntungkan, namun PG Wringinanom tetap eksis dan terus berkembang. Pengembangan areal terus dilakukan, baik TS maupun TR, seirama kapabilitas PG untuk menggiling tebu lebih banyak. Sasaran utama adalah daerah sawah berpengairan teknis yang secara agronomis juga digunakan untuk budidaya padi dan palawija. PG Wringinanom meyakini bahwa melalui penerapan agroekoteknologi, kecukupan agroinputs, penataan masa tanam, dan perbaikan manajemen tebang-angkut, produktvitas yang meningkat akan menjadi daya tarik bagi petani untuk menjadikan tebu sebagai komoditas alternatif. Selain itu, pengembangan juga dilakukan ke lahan kering sepanjang air dapat dipompa secara artesis. Upaya menarik animo petani juga dilakukan melalui perbaikan kinerja pabrik dan kelancaran giling. Sadar akan pentingnya tebu rakyat dalam pemenuhan kebutuhan bakan baku dan pengembangan PG lebih lanjut, pelayanan prima kepada petani teru diupayakan dengan sebaik-baiknya. Secara periodik, PG menyelenggarakan Forum Temu Kemitraan (FTK) guna membahas berbagai persoalan yang dihadapi petani, baik di luar maupun dalam masa giling. Dalam upaya peningkatan produktivitas, PG Wringinanom antara lain melakukan optimalisasi masa tanaman dan penataan varietas menuju komposisi ideal dengan proporsi antara masak awal, tengah dan akhir dengan sasaran berbanding 30-40-30. Melalui kebun semacam ini, petani diharapkan dapat belajar lebih banyak tentang pengelolaan kebun melalui best agricultural practices.