BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar perusahaan manufaktur dalam bidang industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Prosedur yang digunakan dalam penentuan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan yang tercatat di situs www.sahamok.co.id yang menjadi populasi terdapat 15 perusahaan yang memenuhi kriteria. Sebanyak 15 perusahaan yang kemudian dijadikan sampel di dalam penelitian ini. B. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kutosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013). Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian faktor faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab social pada perusahaan manufaktur dalam bidang industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian ini, data yang di deskripsikan dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum dan minimum dari perhitungan variabel Kepemilikan Saham Asing, Leverage, Profitabilitas, Size, dan CSR. Hasil uji statistik deskriptif secara ringkas disajikan dalam tabel sebagai berikut: 51
52 Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ASING 45.2642.8064.483373.1816766 LEV 45.1580 1.9863.716727.5319911 PROFIT 45.0007.3211.096327.0752464 SIZE 45 25.5796 31.1666 28.331582 1.7162797 CSR 45.0330.8571.244440.1893076 Valid N (listwise) 45 Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: 1. Jumlah sampel (N) ada 45 yang masuk ke dalam kategori perusahaan manufaktur dalam bidang industry dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun berturut-turut yang terdiri dari variabel Kepemilikan Saham Asing, Leverage, Profitabiltas, Size dan CSR. 2. Kepemilikan Saham Asing memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0,2642 atau (26,42%) yaitu pada perusahaan Budi Acid Jaya Tbk pada tahun 2012 dan nilai terbesar (maximum) sebesar 0,8064 atau (80.64%) yaitu pada perusahaan Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2012. Nilai rata-rata (mean)
53 sebesar 0,483373 dan standar deviasi sebesar 0,1816766. Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,483373 > 0,1816766, berarti bahwa sebaran nilai kepemilikan saham asing baik. Data tersebut bersifat homogen tidak terdapat kesenjangan yang cukup besar antara nilai kepemilikan saham asing terendah dan tertinggi selama periode 2012-2014. 3. Leverage memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0.1580 atau (15.80%) yaitu pada perusahaan Indocement Tunggal Prakasa Tbk pada tahun 2013 dan nilai terbesar (maximum) sebesar 1.9863 atau (198.63%) yaitu pada perusahaan Pelangi Indah Canindo Tbk pada tahun 2012. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0.716727 dan standar deviasi sebesar 0.5319911. Nilai ratarata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,716727 > 0,5319911, berarti bahwa sebaran nilai leverage baik. Data tersebut bersifat homogen tidak terdapat kesenjangan yang cukup besar antara nilai leverage terendah dan tertinggi selama periode 2012-2014. 4. Profitabiltas memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0,0007 yaitu pada perusahaan Siearad Produce Tbk pada tahun 2014 dan nilai terbesar (maximum) sebesar 0,3211 yaitu pada perusahaan Lion Mesh Prima Tbk pada tahun 2012. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,096327 dan standar deviasi sebesar 0,0752464. Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,096327 > 0,0752464, berarti bahwa sebaran nilai profitabilitas baik. Data tersebut bersifat homogen tidak terdapat kesenjangan yang cukup besar antara nilai profitabilitas terendah dan tertinggi selama periode 2012-2014.
54 5. Size memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 25.5796 yaitu pada perusahaan Lion Mesh Prima Tbk pada tahun 2012 dan nilai terbesar (maximum) sebesar 31,1666 yaitu pada perusahaan Semen Gresik Tbk pada tahun 2014. Nilai rata-rata (mean) sebesar 28,331582 dan standar deviasi sebesar 1,7162797. Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 28,331582 > 1,7162797, berarti bahwa sebaran nilai size baik. Data tersebut bersifat homogen tidak terdapat kesenjangan yang cukup besar antara nilai size terendah dan tertinggi selama periode 2012-2014. 6. CSR (Corporate Social Responsibility) memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0,0330 yaitu pada perusahaan Champion Pasific Indonesia Tbk pada tahun 2014 dan nilai terbesar (maximum) sebesar 0.8571 yaitu pada perusahaan Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2013. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,244440 dan standar deviasi sebesar 0.1893076. Nilai rata-rata (mean) lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,244440 > 0.1893076, berarti bahwa sebaran nilai CSR baik. Data tersebut bersifat homogen tidak terdapat kesenjangan yang cukup besar antara nilai CSR terendah dan tertinggi selama periode 2012-2014. C. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2013).
55 Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Gambar 4.1 grafik normal probability plot of regresison standardized menunjukkan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Selain dengan melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov- Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 5% berarti data normal.
56 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 45 Normal Parameters a,b Mean.0000000 Std. Deviation.15086040 Absolute.100 Most Extreme Differences Positive.100 Negative -.080 Kolmogorov-Smirnov Z.673 Asymp. Sig. (2-tailed).755 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa bahwa nilai signifikan dari pengujian Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,755; dengan nilai signifikansi diatas 0,05 berarti bahwa hipotesis nol diterima atau nilai residual terdistribusi normal.
57 2. Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas atau tidak dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Influence Factor) dan Tolerance. Bila nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,10 maka model regresi yang digunakan terbebas dari masalah multikolonieritas (Ghozali, 2013). Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity Statistics Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) -1.548.404-3.834.000 ASING.264.133.253 1.989.054.978 1.022 1 LEV -.035.059 -.098 -.590.559.573 1.745 PROFIT -.227.425 -.090 -.534.596.557 1.796 SIZE.060.014.548 4.244.000.953 1.050 a. Dependent Variable: CSR Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21
58 Berdasarkan tabel 4.3 di atas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) dibawah angka 10 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk Kepemilikan Saham Asing, Leverage, Profitabilitas dan Size, dan masing -masing sebesar 0.978, 0,573, 0,557 dan 0,953 serta masing - masing mempunyai VIF 1,022, 1,745, 1,796 dan 1,050. demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi Dengan tidak terdapat problem multikolonieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini. 3. Hasil Uji Heteroskedasitas Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedasitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas (Ghozali, 2013). a. Grafik Scatterplot Untuk menentukan heterokedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang berbentuk harus menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan X. Dengan melihat memplotkan grafik antara SRESID dengan ZPRED dimana gangguan heteroskedastisitas akan tampak dengan adanya pola tertentu pada grafik (Ghozali, 2013).
59 Gambar 4.2 Uji Heteroskedasitas Sumber : Data skunder yang diolah SPSS 21 Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. b. Uji Glejser Untuk menentukan heterokedastisitas dengan menggunakan nilai absolut residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2013).
60 Tabel 4.4 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) -.399.191-2.088.043 ASING.278.063.242 1.436.107 1 LEV.027.028.156.976.335 PROFIT.334.201.270 1.664.104 SIZE.012.007.214 1.727.092 a. Dependent Variable: ABSUT Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS 21 Hasil tabel 4.4 menunjukkan variabel independen menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang mempunyai nilai signifikan > 0,05 tingkat kepercayaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikan ASING = 0,107, nilai signifikan LEV = 0,335, nilai signifikan PROFIT = 0,104 dan nilai signifikan SIZE = 0,092. Dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Oleh karena itu model regresi layak untuk digunakan.
61 4. Hasil Uji Autokorelasi Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan dengan problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013). Uji Autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi adanya autokorelasi, yang dapat dilakukan dengan cara melihat besaran Durbin Watson sebagai berikut pada tabel 4.4 : Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.604 a.365.301.1582237 1.763 a. Predictors: (Constant), SIZE, ASING, LEV, PROFIT b. Dependent Variable: CSR Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21 Dari hasil pengolahan data tabel 4.5 menunjukkan hasil pengujian autokorelasi dengan nilai Durbin Watson sebesar 1,763. Selanjutnya, nilai DW dibandingkan dengan nilai du dan 4-du yang terdapat pada tabel Durbin Watson. Nilai du diambil dari tabel DW dengan n berjumlah 45
62 dan k = 4, sehingga diperoleh du sebesar 1,720. Pengambilan keputusan dilakukan dengan ketentuan du < dw < 4-du atau 1,720 < 1,763 < 4 1,720. jika dihitung menjadi 1,720 < 1,763 < 2,280, dapat disimpulkan dari nilai DW di atas bahwa tidak terjadi autokorelasi antara variabel independen sehingga model regresi ini layak digunakan. D. Uji Kelayakan Model Pengujian kelayakan model dilakukan dengan melakukan beberapa pengujian, yaitu: 1. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan model variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2013). Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.604 a.365.301.1582237 a. Predictors: (Constant), SIZE, ASING, LEV, PROFIT b. Dependent Variable: CSR Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS 21
63 Pada tabel diatas menunjukkan nilai Adjusted R 2 sebesar 0,301 atau 30,1%. Hal ini berarti bahwa CSR dapat dijelaskan oleh variable Kepemilikan Saham Asing, Leverage, Profitabilitas dan Size sebesar 30,1% sedangkan sisanya sebesar 0,699 atau 69,9% (1-0,301) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. 2. Hasil Uji Statistik F Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama terhadap variabel dependen. Jika Fhitung lebih besar dari Ftabel dan signifikansi kurang dari 0,05 (F hitung > F tabel dan Sig. < 0,05) maka variabel independen secara bersama mempengaruhi variabel dependennya (Ghozali, 2013). Hasil perhitungan uji statistik F ditunjukkan pada tabel berikut:
64 Tabel 4.7 Hasil uji statistik F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression.575 4.144 5.747.001 b 1 Residual 1.001 40.025 Total 1.577 44 a. Dependent Variable: CSR b. Predictors: (Constant), SIZE, ASING, LEV, PROFIT Sumber : Data sekunder yang diolah oleh SPSS 21 Dari tabel di atas diketahui nilai F hitung sebesar 5,747 dengan signifikansi 0,001. Sedangkan F tabel dengan derajat kebebasan df1=k-1 (df1=5-1=4) dan df2=n-k (df2=45-5=40). Sehingga hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah sebesar 2,61. Nilai F hitung > F tabel (5,747 > 2,61) dengan signifikansi 0,001< 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Saham Asing, Leverage, Profitabilitas dan Size secara bersama-sama berpengaruh terhadap CSR.
65 E. Hasil Uji Hipotesis 1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik T) Uji statistik t dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara individu memiliki dampak yang disignifikan terhadap variabel dependen, serta untuk membuktikan variabel mana yang paling dominan (Ghozali, 2013). Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.8, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima dan menolak H o. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H o diterima dan menolak H a. Tabel 4.8 Uji Statistik Partial (Uji t) Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) -1.548.404-3.834.000 ASING.264.133.253 1.989.054 1 LEV -.035.059 -.098 -.590.559 PROFIT -.227.425 -.090 -.534.596 SIZE.060.014.548 4.244.000 a. Dependent Variable: CSR Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS 21
66 Tabel 4.8 diatas ini menunjukkan bahwa tiga variabel independen yaitu kepemilikan saham asing, Leverage, profitabilitas dan Size yang dimasukkan ke dalam regresi. 1. Kepemilikan Saham Asing Berdasarkan Tabel 4.8 model persamaan regresi linear dapat dilihat bahwa variabel kepemilikan saham asing diketahui nilai koefisien 0,264 dengan tingkat probability sebesar 0,054 > 0,05, artinya secara parsial kepemilikan saham asing tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility (CSR). 2. Leverage Berdasarkan Tabel 4.8 model persamaan regresi linear dapat dilihat bahwa variabel leverage menunjukkan nilai koefisien sebesar -0,035 dengan tingkat probability sebesar 0,559 > 0,05 yang artinya secara parsial leverage tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility (CSR). 3. Profitabilitas Berdasarkan Tabel 4.8 model persamaan regresi linear dapat dilihat bahwa variable profitabilitas menunjukkan nilai koefisien sebesar -0,227 dengan tingkat probability sebesar 0,596 > 0,05 yang artinya secara parsial profitabilitas tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility (CSR).
67 4. Size Berdasarkan tabel 4.8 model persamaan regresi linear dapat dilihat bahwa variable size menunjukan nilai koefisien sebesar 0,060 dengan tingkat probability sebesar 0,000 < 0,05 yang artinya secara parsial size berpengaruh signifikan terhadap corporate social responsibility (CSR). 2. Pengujian Regresi Berganda Hasil dari analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity Statistics Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) -1.548.404-3.834.000 ASING.264.133.253 1.989.054.978 1.022 1 LEV -.035.059 -.098 -.590.559.573 1.745 PROFIT -.227.425 -.090 -.534.596.557 1.796 SIZE.060.014.548 4.244.000.953 1.050 a. Dependent Variable: CSR Sumber : data diolah oleh spss 21
68 Dari hasil output yang disajikan pada tabel 4.9 maka dapat diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut: CSR = (-1,548) + 0,264 ASING - 0,035 LEV - 0,227 PROFIT + 0,060 SIZE Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dianalisis pengaruh masing-masing variabel independen terhadap CSR (Coroporate Sosial Responsibility), yaitu: a. Dari hasil perhitungan diatas didapatkan hasil konstansa sebesar -1,548 hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel ASING (X1), LEV (X2), PROFIT (X3), SIZE (X4) = 0; maka besarnya variabel dependen CSR (Y) akan sebesar -0,1548. b. Variabel Kepemilikan Saham Asing (X1) mempunyai nilai koefisien 0,264. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai Kepemilikan saham Asing mengalami kenaikan 1% sementara variabel independen lain bersifat tetap maka nilai CSR akan meningkat sebesar 0,264%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kepemilikan saham asing dengan Corporate social responsibility. Jika kepemilikan saham asing semakin meningkat maka semakin meningkat luas pengungkapan corporate social responsibility. c. Variabel Leverage (X2) mempunyai nilai koefisien -0,035. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai Leverage mengalami kenaikan sebesar 1% sementara variabel independen lain bersifat tetap maka nilai CSR
69 akan menurun sebesar 0,035%. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara variabel leverage dengan Corporate social responsibility. Jika leverage semakin meningkat maka semakin menurun luas pengungkapan corporate social responsibility. d. Variabel Profitabilitas (X3) mempunyai nilai koefisien -0,035. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai Profitabilitas mengalami kenaikan 1% sementara variabel independen lain bersifat tetap maka nilai CSR akan menurun sebesar 0,035%. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara profitabilitas dengan Corporate social responsibility. Jika profitabilitas semakin meningkat maka semakin menurun luas pengungkapan corporate social responsibility e. Variabel Size (X4) mempunyai nilai koefisien 0,060. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai Size mengalami kenaikan 1% sementara variabel independen lain bersifat tetap maka nilai CSR akan meningkat sebesar 0,060%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara size dengan Corporate social responsibility. Jika size semakin meningkat maka semakin meningkat luas pengungkapan corporate social responsibility. F. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 1. Pengaruh kepemilikan saham asing terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham asing tidak berpengaruh signifikan terhadap corporate social responsibility.
70 Perusahaan yang di dalamnya terdapat saham asing, belum mempunyai kesadaran terhadap aspek lingkungan dan sosial sebagai isu penting yang harus diangkat ketika mengungkapkan laporan tahunan. Argument bahwa kepemilikan saham oleh pihak asing yang disinyalir concern terhadap isu sosial dan lingkungan sehingga akan mendorong manajmen perusahaan untuk melakukan CSR dan meningkatkan pengungkapan CSR tidak terbukti. Kepemilikan asing dikonsolidasikan dengan perusahaan di Indonesia berjumlah kecil sehingga pengungkapan taggung jawab social perusahaan kurang diperhatikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angling (2010). 2. Pengaruh Leverage terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Corporate Social Responsibility. Hal ini dikarenakan bahwa meskipun jumlah utang perusahaa besar namun jika perusahaan memiliki kepedulian dan tanggung jawab yang besar terhadap lingkungan sosialnya maka perusahaan tersebut akan tetap melakukan corporate social responsibility. Hubungan yang baik antara perusahaan yang memiliki utang dengan debtholders diperkirakan menjadi penyebab tidak adanya pengaruh leverage terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Sehingga leverage tidak berpengauh terhadap pengungkapan tanggung jawab social perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafika dan Yulius (2014).
71 3. Pengaruh profitabilitas terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Corporate social Responsibility. Hal tersebut menunjukan tingkat profitabilitas perusahaan tidak mempengaruhi luas pengungkapan tanggungung jawab sosial. Perusahaan dengan tingkat laba yang tinggi belum tentu mampu mengalokasikan kelebihan dananya untuk hal-hal lain, salah satunya untuk melakukan kegiatan sosial beserta pengungkapannya karena perusahaan lebih berorientasi untuk meningkatkan laba semata. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angling (2010) dan Rafika dan Yulius (2014). 4. Pengaruh Size terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Corporate social Responsibility. Artinya bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan akan mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki asset yang besar tentunya tidak lepas dari tuntutan untuk memiliki performance yang baik. Salah satu cara untuk memperlihatkan performance yang baik, perusahaan harus lebih memperhatikan keadaan lingkungan sosial, yaitu dengan melakukan pengungkapan CSR yang lebih luas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizkia (2012) dan Farah (2012).