PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

dokumen-dokumen yang mirip
KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK YANG HOSPITALISASI DI RSUD dr WAHIDIN SUDIRO HUSODO

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK COMMUNICATION WITH IMPACT OF NURSE HOSPITALISASI IN CHILDREN

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MARTHA AYU RACHMADANI

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri, lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

FLORENTIANUS TAT 1, SELFIANA A. SING 2. Abstract

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERILAKU KOPING ORANGTUA DENGAN KEJADIAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RSUD DR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK HOSPITALISASI

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN PENERAPAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

AKTIVITAS BERMAIN MEWARNAI DAPAT MENINGKATKAN MEKANISME KOPING ADAPTIF SAAT MENGHADAPI STRES HOSPITALISASI PADA ANAK

Hubungan Antara Peran Orang Tua 1

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK PRASEKOLAH DI RUANG PERAWATAN ANAK RSUD AMBARAWA

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA KALISONGO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ABSTRAK

PERAN EDUCATOR PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN DI RUANG TULIP 1C RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN RESPON HOSPITALISASI ANAK USIA TODDLER DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD DI WILAYAH KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak,

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

BUDI HARTOYO NIM G2B Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Transkripsi:

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO Abdul Muhith *, Sulusul Hasanah ** *Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto **Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto Email: cua_muhith@yahoo.co.id Abstrak Selama proses hospitalisasi anak akan mengalami kecemasan karena sering kali dipersepsikan anak sebagai hukuman sehingga anak akan merasa malu, bersalah, atau takut. Peran perawat sangat berpengaruh pada kecemasan anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pada pasien anak prasekolah. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi seluruh orang tua pasien dengan rata-rata perbulan 86 pasien. Menggunakan teknik concecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 61 pasien. Data dikumpulkan dengan kuesioner perilaku caring dan SCAS diuji dengan chi square. Hasil penelitian dari 33 responden menyatakan perawat berperilaku caring terdapat 27 anak usia prasekolah (81,1%) mempunyai kecemasan tinggi dan 6 anak mempunyai kecemasan normal (18,2%). Dan dari 28 responden yang menyatakan perawat berperilaku tidak caring terdapat 12 anak (42,9%) mempunyai kecemasan tinggi dan 16 anak (57,1%) mempunyai kecemasan normal. Hasil uji chi square menunjukkan hasil ρ = 0,002 dan α = 0,05 maka ρ < α sehingga H0 ditolak berarti ada hubungan perilaku caring dengan kecemasan anak usia prasekolah. Fokus utama keperawatan anak adalah memperkecil stressor yang dilakukan dan membuat anak dapat menerima tindakan keperawatan, disini peran dan dukungan psikologis perawat maupun keluarga diperlukan unutk mempercepat proses penyembuhan. Kata kunci : Caring, Kecemasan, anak prasekolah, Hospitalisasi 19

Abstract During the process of hospitalization a child will have an anxiety experience for preschooler, that are perceived often as punishment, so the child will feel shame, guilt or fear. The role of nurses as health workers is very influential on anxiety at children. The purpose of this research was to know the relationship behavior caring nurse with anxiety in preschooler patient. Design the study was a cross sectional. The entire population of elderly patients with average monthly 86 patient. Sampel taken with concecutive sampling as much as 61 respondent. Data collected by questionnaire about caring behavior and SCAS with chi square test. The result of this research show that s from 33 respondents who stated that nurse have a behavior caring show with total score 27 respondent (81,1%) who have high anxiety and 6 child (18,2%) have normal anxiety. from 28 respondent who stated there was nurse that s show not behaving caring show with total score 12 child (42,9%) have high anxiety and 16 child (57.1%) have normal anxiety. The chi square test result show that the value are ρ = 0,002, and α = 0,05, so that ρ < α that means H0 is rejected wich means there is relationship between caring behavior preschool children with anxiety. The major focus of nursing in children is decrease of stressor a performed on child and make a child can received nursing actions, here the role of psychological and support from nurses and family badly need to speed up the healing process in children. Keywords : Caring, Anxiety, Preschool, Hospitalization A. PENDAHULUAN Perawatan di rumah sakit sering kali dipersepsikan anak prasekolah sebagai hukuman sehingga anak akan merasa malu, bersalah, atau takut. Hal ini menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerjasama dengan perawat, dan ketergantungan pada orang tua (Hidayat,2007). Stress pada anak ini dapat diperlihatkan dengan kecemasan yang muncul pada sikap anak. Kecemasan tidak dapat diartikan secara langsung sebagai suatu penyakit, melainkan suatu gejala. Kecemasan dapat terjadi pada waktu-waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan muncul sebagai reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan dan karena itu berlangsung 20

sebentar saja (Ramaiah, 2009). Penyebab stres dan kecemasan pada anak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya perilaku yang ditunjukkan petugas kesehatan (dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya), pengalaman hospitalisasi anak, support system atau dukungan keluarga yang mendampingi selama perawatan. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan anak menjadi semakin stres dan hal ini dapat berpengaruh terhadap proses penyembuhan (Nursalam, Susilaningrum & Utami, 2008 dalam Gaghiwu, 2013). Hasil penelitian di RSUD Margono Soekardjo Purwokerto menunjukkan 25% anak usia prasekolah yang dirawat mengalami cemas tingkat berat, 50% tingkat sedang dan 20% tingkat ringan (Purwandari, 2011). Hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Muhammadiyah Kota Probolinggo terhadap 5 responden anak prasekolah dengan tehnik wawancara terhadap orang tua pasien diperoleh 3 responden (60%) orang tua menyatakan perawat jarang memberikan penjelasan lengkap dan terkadang perawat tidak terlalu ramah ketika memberikan tindakan kepada pasien anak, dan 2 responden (40%) menyatakan perawat sudah bersikap ramah dan selalu memberikan penjelasan dengan baik. Berdasarkan hasil observasi peneliti ketika melakukan wawancara pada 5 orang tua tersebut diperoleh 3 orang tua yang menyatakan perilaku perawat masih belum ramah tampak anak mereka sering menangis dan rewel, bahkan ketika didekati keluarga anak masih tampak ketakutan dan rewel. Perawat yang bertugas memberikan asuhan keperawatan harus mengembangkan perilaku caring, perawat yang berperilaku caring berarti perawat tersebut mampu mengurangi stres ataupun trauma pasien ketika menjalani hospitalisasi (Mulyaningsih, 2011). Kecemasan yang terjadi pada anak tidak dapat dibiarkan, karena hal ini dapat berdampak buruk pada proses pemulihaan kesehatan anak. Dalam mengatasi kecemasan ini salah satu hal yang dapat dilakukan ialah melalui terapi bermain. Permainan anak akan membuat anak terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan (Supartini, 2004). Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan perilaku caring perawat dengan kecemasan pada anak prasekolah di Rumah sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Muhammadiyah kota Probolinggo. 21

B. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini observasional dengan desain korelasional dan pendekatan crossectional. Variabel penelitian yaitu perilaku caring perawat sebagai variable independen dan kecemasan anak usia prasekolah sebagai variabel dependen. Populasinya adalah seluruh orang tua dengan rata-rata perbulan 86 pasien. Sampel diambil dengan tehnik concecutive sampling sebanyak 61 pasien. Data dikumpulkan dengan kuesioner kecemasan spence children anxiety scale dan kuesioner perilaku caring. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 20 April 31 Agustus 2015. Peneliti melakukan pendekatan pada orang tua pasien satu persatu dengan kemudian peneliti memberikan kuesioner perilaku caring dan kecemasan pada orang tua sambil ditunggui oleh peneliti hingga selesai mengisi kuesioner, Setelah semua data terkumpul dilakukan pengolahan data dari proses editing, coding, scoring dan tabulating dan diuji chi square. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Perilaku caring perawat di Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Muhammadiyah Kota Probolinggo Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku Caring perawat di Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Probolinggo pada tanggal 20 April sampai 31 Agustus 2015 No. Perilaku Caring Perawat Frekuensi (f) Prosentase (%) 1. 2. Caring Tidak Caring 33 28 54,1 45,9 Jumlah 61 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa perilaku caring perawat tergolong perilaku caring sebanyak 33 responden (54,1%). 22

2. Kecemasan anak usia prasekolah di Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Muhammadiyah Kota Probolinggo Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kecemasan di Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Probolinggo pada tanggal 20 april sampai 31 Agustus 2015 No. Kecemasan Frekuensi (f) Prosentase (%) 1. 2. Normal Tinggi 22 39 36,1 63,9 Jumlah 61 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia prasekolah mengalami kecemasan tinggi yaitu sebanyak 39 responden (63,9%). 3. Hubungan perilaku caring dengan kecemasan anak usia prasekolah Tabel 3. Tabulasi silang antara hubungan perilaku caring dengan kecemasan anak usia prasekolah di Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Probolinggo pada tanggal 20 April sampai 31 Agustus 2015 No. Perilaku Caring Kecemasan Anak Usia Prasekolah Total Normal Tinggi f % f % f % 1. Caring 6 18,2 27 81,8 33 100 2. Tidak caring 16 57,1 12 42,9 28 100 Jumlah 22 36,1 39 63,9 61 100 23

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 33 responden yang menyatakan perawat berperilaku caring terdapat 27 anak usia prasekolah (81,1%) yang mempunyai kecemasan tinggi dan 6 anak usia prasekolah yang mempunyai kecemasan normal (18,2%). Dan dari 28 responden yang menyatakan perawat berperilaku tidak caring terdapat 12 anak usia prasekolah (42,9%) yang mempunyai kecemasan tinggi dan 16 anak usia prasekolah (57,1%) yang mempunyai kecemasan normal. Hasil uji chi square menunjukkan hasil ρ = 0,002 dan α = 0,05 maka ρ < α sehingga H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada hubungan perilaku caring dengan kecemasan anak usia prasekolah di Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Muhammadiyah Kota Probolinggo. D. PEMBAHASAN 1. Perilaku caring Berdasarkan tabel 1. menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa perilaku caring perawat tergolong perilaku caring sebanyak 33 responden (54,1%). Caring yang dilakukan oleh perawat ditunjukkan dengan 27 orang mengatakan perawat mendekatkan diri, 28 orang mengatakan perawat memahami kebutuhan pasien, 18 orang mengatakan perawat selalu hadir saat dibutuhkan, 29 orang mengatakan perawat sering mendengarkan keluhan, 30 orang perawat sudah memberikan perhatian penuh. Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan keluarga (Pery dan Potter, 2009). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya responden sudah melakukan perilaku caring, hal ini diperlukan karena anak usia prasekolah membutuhkan perlakuan dengan penuh kasih sayang agar anak merasa nyaman didekat perawat dan mudah dalam melakukan tindakan keperawatan. Perawat perlu memperhatikan perilaku caring mulai dari kehadiran dirinya, mendengar keluhan pasien saat tindakan, sampai melakukan interaksi yang baik. Memahami kebutuhan pasien bagi perawat merupakan hal sangat penting terutama pasien tersebut adalah anak-anak yang dalam pemenuhan kebutuhannya memerlukan perhatian khusus. 24

2. Kecemasan Anak Usia Prasekolah Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia prasekolah mengalami kecemasan tinggi sebanyak 39 responden (63,9%) dari data tersebut 26 anak takut terhadap tindakan yang dilakukan oleh petugas, dan 21 anak mengalami gangguan psikologis saat perawatan di rumah sakit. Perawatan anak prasekolah di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih sayang, dan menyenangkan, yaitu lingkungan rumah, permainan, dan teman sepermainannya (Supartini, 2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian anak usia prasekolah mengalami kecemasan tinggi, hal ini dipengaruhi berbagai faktor baik dari anak terhadap perlukaan yang dialami seperti pemasangan infus dan pemberian obat, dari lingkungan, dan pendampingan orang tua. Anak usia prasekolah menganggap hospitalisasi merupakan pengalaman baru dan sering membingungkan yang dapat membawa dampak negatif terhadap perkembangan normal. Hal ini sangat berpengaruh pada kondisi psikologis anak dan kejadian yang paling mudah dialami anak adalah kecemasan. Kecemasan anak juga akan terjadi ketika anak menjalani perawatan di rumah sakit sebagai pengalaman yang menakutkan. Reaksi terhadap perpisahan yang ditunjukkan anak usia prasekolah adalah dengan menolak makan, sering bertanya, menangis walaupun secara perlahan, dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. Sebagai perawat menghadapi kecemasan anak merupakan tantangan yang memerlukan keterampilan keperawatan yang baik agar dalam melakukan tindakan keperawatan dapat berjalan dengan baik dan tidak meninggalkan trauma pada anak. 3. Hubungan antara perilaku caring dan kecemasan anak usia prasekolah Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 33 responden yang menyatakan perawat berperilaku caring terdapat 27 anak (81,8%) mempunyai kecemasan tinggi dan 6 anak mempunyai kecemasan normal (18,2%). Dan dari 28 responden yang menyatakan perawat berperilaku tidak caring terdapat 12 anak (42,9%) mempunyai kecemasan tinggi dan 16 anak (57,1%) mempunyai kecemasan normal. Hasil uji chi square menunjukkan hasil ρ = 0,002 dan α = 0,05 maka ρ < α sehingga H0 ditolak 25

berarti ada hubungan perilaku caring dengan kecemasan anak usia prasekolah di Rumah Sakit Anak Dan Bersalin Muhammadiyah Probolinggo. Menurut Priyoto (2014), Reaksi anak terhadap sakit dan rawat inap dirumah sakit berbeda-beda pada masing-masing individu. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: perkembangan usia, pengalaman anak, sistem pendukung (support system), pola asuh keluarga, mekanisme koping anak. Perawatan di rumah sakit membuat anak kehilangan kontrol terhadap dirinya. Perawatan di rumah sakit juga mengharuskan adanya pembatasan aktivitas anak sehingga anak merasa kehilangan kekuatan diri. Perawatan di rumah sakit sering kali dipersepsikan anak prasekolah sebagai hukuman sehingga anak akan merasa malu, bersalah, atau takut (Supartini, 2004). Hasil penelitian Oktavia Candra Dewi (2014) Program Studi Ilmu keperawatan Universitas Jember denagn judul Hubungan Perlaku Caring Perawat dengan tingkat Kecemasan Anak Usia Sekolah akibat Hospitalisasi di Rumah Sakit Umum dr. H Koesnadi Kabupaten Bondowoso menunjukan bahwa mayoritas responden yang mendapatkan perilaku caring perawat, tingkat kecemasan menurun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasan ringan sebnyak 54,5% dan sisanya sebanyak 45,5% mengalami tingkat kecemasan sedang. Hal ini ditunjukan sebanyak 13 responden (59,1%) dengan perilaku caring Baik, 10 responden (76,9%) diantaranya mengalami tingkat kecemasan ringan dan 3 responden (23,1%) mengalami tingkat kecemasan sedang. Terdapat hubungan antara kecemasan anak dengan perilaku caring perawat, adanya hubungan ini disebabkan karena perilaku caring yang dilakukan oleh perawat dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak lebih baik sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak. Perilaku caring merupakan kunci dari keperawatan yang membedakan dengan profesi lain dan mendominasi serta menyatukan tindakan-tindakan keperawatan untuk mendapat hubungan saling percaya dengan pasien, seorang perawat harus mempunyai kemampuan berkomunikasi terapeutik yang baik terutama pada anak usia prasekolah yang rasa ingin tahu dan kondisi emosionalnya yang labil. Fokus utama keperawatan pada anak adalah memperkecil stresor yang dilakukan pada anak dan membuat anak 26

dapat menerima tindakan keperawatan, disini peran dan dukungan psikologis dari perawat maupun keluarga sangat diperlukan untuk mempercepat proses peneyembuhan sehingga keluarga merupakan sektor penting dalam melakukan kerjasama dalam melakukan keperawatan pada anak. E. KESIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar (54,1%) responden menyatakan bahwa perawat di Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Muhammadiyah Kota Probolinggo berperilaku caring yang dilakukan perawat berdasarkan kuesioner yaitu perawat mendekatkan diri, memahami kebutuhan pasien, perawat selalu hadir, mendengarkan keluhan pasien, memberikan perhatian penuh dan selalu memberi dukungan penuh terhadap pasien. Diharapkan sebagai masukan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan khususnya berkaitan dengan caring perawat dengan kecemasan anak prasekolah terutama RSAB Muhammadiyah Probolinggo untuk memberikan penyegaran tentang perilaku caring perawat dan meningkatkan pengawasan serta memberikan motivasi kepada perawat agar lebih berperilaku Caring. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang perilaku caring perawat dan kecemasan dan menggunakan instrumen yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Dewi, Octavia Candra. (2014). Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat Kecemasan Anak Usia Sekolah Akibat Hospitalisasi di Rumah Sakit Umum dr, H Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Program Studi Ilmu Keperawatan Univ Jember 2014 Hidayat, A (2007). Pengantar ilmu keperawatan anak jilid 1. jakarta: Salemba Medika. Gaghiwu, Lidia. (2013) Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Stress Hospitalisasi Pada Anak Usia Toddler Di Irna E BLU RSUP Prof. Dr. D. Kandou Manado. Journal Keperawatan Elektronik (e-kp) Vol 1 No. 1. Mulyaningsih. (2011). Hubungan Berpikir Kritis Caring dengan Perilaku Caring Perawat Di RSUD Moewardi Surakarta. Thesis FIK UI 2011. Priyoto. (2014). Konsep manajemen stress. Yogyakarta: Nuha Medika. 27

Purwandari. (2011). Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien anak Usia Prasekolah Sebelum dan Sesudah Program Mewarnai. Ramaiah. (2009). Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor Supartini, Yupi. (2004). Buku ajar konsep Keperawatan Anak. Jakarta: EGC Perry Potter. (2009). Fundamental Keperawatan Alih Bahasa. Yasmin Asih. Jakarta: EGC. 28