HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDER PADA PEKERJA BURUH DI PELABUHAN LAUT MANADO Bella C. D. Larono*, Odi R. Pinontoan*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi ABSRTAK Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan yang dirasakan seseorang pada bagian otot rangka apabila otot menerima beban secara statis berulang dalam jangka waktu yang lama. Keluhan muskuloskeletal dapat dipengaruhi beberapa faktor risiko salah satunya faktor pekerjaan yaitu sikap kerja. Sikap kerja adalah tindakan dalam melakukan suatu pekerjaan dengan tidak canggung sehingga tercipta produktivitas dan efisiensi kerja yang optimal dan merasakan kenyamanan saat bekerja. Berdasarkan survei awal peneliti, ditemukan bahwa tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Manado mengangkat barang secara manual tanpa alat bantu dengan beban yang diangkut melebihi kapasitas pekerja. Akibat dari sikap kerja ini memicu timbulnya keluhan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja buruh. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Tempat penelitian di Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan Manado, pada bulan februari mei 2017. Besar sampel dalam penelitian ini berjumlah 56 orang. Instrumen penelitian ini menggunakan alat ukur lembar kerja ovako working analysis system (OWAS) untuk sikap kerja dan kuesioner nordic body map (NBM) untuk keluhan muskuloskeletal. Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji spearman rank (p 0,05) pada program SPSS. Diperoleh hasil p value = 0,014 dan r = 0,327. Dengan demikian terdapat Hubungan Sikap Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Disorder Pada Pekerja Buruh Di Pelabuhan Laut Manado, dengan tingkat keeratan cukup yang berarah postif. Perlu diadakan adanya sosialisasi pengetahuan akan sikap kerja yang sesuai dan keluhan muskuloskeletal. Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder ABSTRACT Musculoskeletal complaints are a person s perceived sympathetic in the skeletal muscle when the muscle receives statically repeated loads over the same time. Musculoskeletal complaints can be influenced by several risk factors one of which is work factor that is work attitude. Work attitude is an action in doing a job with no awkward to creating work productivity and optimal work efficiency and feel comfortable in working. Based on the first survey, it was found that the loading and unloadig man power in Manado Port pick up the goods manually without the tools with loads transported beyond the worker s capacity. Effect of this work is triggers the onset of musculoskeletal compalints. Purpose of this research is to know the correlation between work attitude with musculoskeletal disorder complaint on workers at Manado seaport. This research use analytical survey method with cross sectional study approach. Place of research in cooperative man loading and unloading Manado seaport, on February Mey 2017. Samples of this research are respondents. This research instument using ovako working analysis system (OWAS) worksheets for work attitude and Nordic Body Map (NBM) questionnaire for musculoskeletal complaining. Data analysis includes univariate analysis and bivatiate analysis using spearman rank test (p=<0,05) at SPSS programs. Research result correlation work attitude with musculoskeletal disorder complaint obtained p value = 0,014 and r = 0,327. There is a correlation work attitude with musculoskeletal disorder complaint at workers on Manado seaport. Need knowledge dissemination of appropriate working attitudes and musculoskeletal complaints. Keywords : Work Attitude, Musculoskeletal Disorder Complaints 1
PENDAHULUAN Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot rangka apabila otot menerima beban dalam jangka waktu yang lama yang akan menyebabkan keluhan mulai dari keluhan sangat ringan sampai keluhan sangat sakit. Menurut WHO bahwa faktor risiko secara global untuk sejumlah kesakitan dan kematian salah satunya adalah keluhan muskuloskeletal. Hasil study tentang MSDs menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang, dan otot-otot bagian bawah. Gangguan muskuloskeletal dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja dan bagi perusahaan. (Tarwaka, 2015) Sikap kerja adalah suatu gambaran tentang posisi badan dalam melakukan suatu pekerjaan. Sikap kerja yang tidak sesuai dalam bekerja dapat menyebabkan adanya peningkatan beban kerja sehingga pekerja tidak mampu mengerahkan kemampuan secara optimal. Sikap kerja yang tidak sesuai pada umumnya terjadi karena karakteristik tuntunan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran. (Suma mur, 2014) Tenaga Kerja Bongkar Muat merupakan salah satu bagian dari masyarakat pekerja yang perlu mendapat perhatian karena proses kerja yang dilakukan banyak mengandung risiko. Pada umumnya pekerjaan yang dilakukan seperti memikul, menjinjing maupun memanggul. Pelabuhan Laut Manado merupakan prasarana transportasi laut yang mempunyai fungsi dan peranan penting dalam roda transportasi karena pelabuhan ini terletak di kota Manado sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, dan pariwisata. Dengan terdapat banyak kapal yang berlabuh setiap harinya maka terdapat banyak pula barang penumpang yang harus diangkut oleh tenaga kerja (buruh). Berdasarkan survei awal peneliti, ditemukan bahwa ternyata para pekerja sering mengabaikan sikap dalam melakukan pekerjaan dengan memaksakana tubuh untuk mengangkat, membawa dan memindahkan barang ditambah beban yang melebihi kapasitas pekerja. Dari beberapa uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Sikap Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Disorder Pada Pekerja Buruh Di Pelabuhan Laut Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan Manado pada bulan Februari Juni 2017. Populasi dalam 2
penelitian ini adalah 125 orang tenaga kerja. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, didapatkan hasil 56 responden, Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kerja OWAS untuk penilaian sikap kerja, kuesioner Nordic Body Map untuk penilaian keluhan muskuloskeletal, kamera dan alat tulis. Sumber data yang diambil yaitu data primer dan data sekunder. Analisis Data yang digunakan adalah Analisis Univariat untuk setiap variabel penelitian dan Analisis Bivariat untuk mengetahui adanya hubungan antara sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal dengan menggunakan uji Spearman rank. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden untuk umur mempunyai jumlah usia 21-30 sebanyak 21 orang (37,5%), usia 31-40 sebanyak 17 orang (30,4%), usia 41-50 sebanyak 10 orang (17,9%), dan usia 51-60 sebanyak 8 orang (14,3%). Sedangkan untuk tenaga kerja semuanya berjenis kelamin laki-laki (100%) dikarenakan proses bongkar muat di pelabuhan Manado tidak memungkinkan tenaga kerja perempuan melihat cara melakukan pekerjaan dengan mengangkat, menahan, membawa maupun menurunkan barang dengan beban yang melebihi kapasitas kerja perempuan. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja mempunyai jumlah 1-9 tahun sebanyak 42 orang (75%) dan 10-19 tahun sebanyak 14 orang (25%). Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Kerja Sikap Kerja n % Risiko Rendah 0 0 Risiko Sedang 0 0 Risiko Tinggi 40 71,4 Risiko Sangat Tinggi 16 28,6 Total 56 100 Berdasarkan tabel 1, penelitian terhadap 56 responden, yang melakukan sikap kerja dengan frekuensi responden terbanyak berada dikategori sikap kerja risiko tinggi yaitu 71,4%, sedangkan responden dengan sikap kerja risiko sangat tinggi sebanyak 28,6%, dan tidak terdapat sikap kerja risiko rendah dan sikap kerja risiko sedang. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Muskuloskeletal Keluhan n % Muskuloskeletal Rendah 15 26,8 Sedang 40 71,4 Tinggi 1 1,8 Sangat Tinggi 0 0 Total 56 100 Berdasarkan tabel 2, penelitian terhadap 56 responden, tingkat keluhan muskuloskeletal didapat hasil frekuensi terbanyak pada kategori sedang yaitu 3
71,4%, sedangkan untuk kategori sedang sebanyak 26,8%, kategori tinggi sebanyak 1,8%, dan tidak terdapat tingkat keluhan muskuloskeletal kategori sangat tinggi. Tabel 3. Analisis Hubungan sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal Keluhan Muskuloskeletal Sikap Kerja Total Rendah Sedang Tinggi n % n % n % n % p Value r Risiko Tinggi 14 35 26 65 0 0 40 100 0,014 0,327 Risiko Sangat Tinggi 1 6,3 14 87,5 1 6,3 16 100 Jumlah 15 26,8 40 71,4 1 1,8 56 100 Berdasarkan tabel 3, dapat disimpulkan bahwa bahwa buruh dengan sikap kerja risiko tinggi dan mengalami keluhan muskuloskeletal rendah sebanyak 14 orang (35%), buruh dengan sikap kerja risiko Spearman maka didapat hasil p value = 0,014 ( p value < 0,05) dan nilai r = 0,327 yang berarti terdapat hubungan sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal dengan melihat nilai (r) yang berarti tingkat tinggi dan mengalami keluhan kekuatan (keeratan) bernilai postif searah muskuloskeletal sedang sebanyak 26 dimana semakin meningkat sikap kerja orang (65%), dan tidak terdapat buruh risiko tinggi maka semakin besar dengan sikap kerja risiko tinggi yang terjadinya keluhan muskuloskeletal pada mengalami keluhan muskuloskeletal pekerja buruh di pelabuhan manado. tinggi. Sedangkan untuk buruh dengan sikap kerja risiko sangat tinggi dan Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Suwanto (2016) bahwa ada mengalami keluhan muskuloskeletal hubungan yang signifikan antara risiko rendah sebanyak 1 orang (6,3%), buruh postur kerja dengan risiko keluhan dengan sikap kerja risiko sangat tinggi dan muskuloskeletal dengan nilai (p =0,001 mengalami keluhan muskuloskeletal dan nilai r 0,551). sedang sebanyak 14 orang (87,5%), dan terdapat 1 orang (6,3%) buruh dengan sikap kerja risiko sangat tinggi dan KESIMPULAN Terdapat hubungan sikap kerja dengan mengalami keluhan muskuloskeletal keluhan muskuloskeletal disorder pada tinggi. Dengan menggunakan uji korelasi pekerja buruh di Pelabuhan Laut Manado. SARAN 4
1. Sebaiknya diberikan alat bantu penunjang untuk pekerja dalam pemindahan dan pengangkutan beban/barang. 2. Bekerja sama dengan pimpinan tentang sosialiasi pengetahuan akan sikap kerja yang sesuai dan keluhan muskuloskeletal sehingga pencegahan dan pengobatan akan risiko penyakit akibat kerja terminimalisir. 3. Pekerja buruh disarankan untuk melakukan relaksasi dengan peregangan otot apabila merasakan keluhan-keluhan selama bekerja. 4. Selain muskuloskeletal, sebaiknya pihak pimpinan menyedikan alat pelindung diri yang sesuai standar bagi tenaga kerja agar lebih menghindari risiko terjadinya penyakit akibat kerja. Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri Dasardasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja Revisi Edisi: II. Surakarta: HARAPAN PRESS DAFTAR PUSTAKA Pelabuhan Manado. 2017. Profil Pelabuhan Laut Manado. Kota Manado Soedirman, Suma mur PK, 2014. Keselamatan Kerja Dalam Perspektif Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga Suwanto. 2016. Hubungan Antara Risiko Postur Kerja Dengan Risiko Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Bagian Pemotongan Besi Di Sentra Industri Pande Besi Padas Klaten. Naskah Publikasi 5