BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

dokumen-dokumen yang mirip
menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

I. PENDAHULUAN. kemampuan kerja dan kemampuan-kemampuan lainnya. Pesatnya pertumbuhan perbankan di Indonesia menyebabkan diperlukannya

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

Pengaruh Metode Camels Dan Rgec Terhadap Harga Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh Analisis Risk, Good Corporate Governance, Earning dan Capital dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara piha

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB V PENUTUP. model RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings and Capitals)

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Central Asia, Tbk dan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut memerlukan dana dalam jumlah yang besar. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Mulai dari petani, buruh, dan nelayan sudah mengenal bank. Bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penggerak roda perekonomian suatu negara, fungsi bank sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

Judul : RGEC Sebagai Determinasi dalam Menanggulangi Financial Distress

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia terhadap struktur ekonomi dan moneter dalam negeri sebuah

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan yang sifatnya memberi kemudahan dan kepuasan nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, perbankan menjadi salah satu sektor yang memegang peranan penting di dalamnya. Bank dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang- Undang No. 10 Tahun 1998 bahwa Bank merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Salah satunya, bank memiliki dua jenis jika dilihat dari segi kedudukan atau statusnya yaitu bank sebagai Bank Devisa dan Bank Non Devisa. Keduanya ini menunjukkan kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari jumlah produk, modal, maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, traveller cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit serta transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh bank Indonesia. Agar tetap dapat menjalankan 1

2 kegiatan operasionalnya, suatu perbankan harus bisa dikatakan sebagai bank yang sehat dalam arti bank harus mampu menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik dan terhindar dari financial distress. Financial distress merupakan suatu keadaan ketika arus kas operasi perusahaan tidak cukup untuk melunasi kewajiban-kewajiban lancarnya, sehingga perusahaan harus segera mengambil tindakan perbaikan. Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan dalam keadaan yang tidak baik atau krisis (Evanny, 2012). Financial distress dapat disebut sebagai kondisi yang tidak sehat dalam perusahaan dan financial distress ini terjadi sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan. Salah satu contoh bank yang mengalami financial distress adalah bank Mutiara yang dulunya merupakan Bank Century. Bank Century mengalami masalah likuiditas karena dana yang ada di bank tidak bisa digunakan untuk mengembalikan uang nasabahnya sehingga bank ini dinyatakan sebagai bank yang gagal dan berdampak sistemik. Karena dampaknya tersebut, sehingga bank ini harus diselamatkan melalui suntikan dana dari LPS sebesar 6,7 Triliun rupiah. Dengan adanya suntikan dana tersebut, maka kinerja bank Century diambil alih oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan berganti nama menjadi Bank Mutiara pada tahun 2008. Pengambilalihan Bank Mutiara oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini berdasarkan keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) No. 04/KSSK.03/2008 pada tanggal 21 November 2008 sebagai langkah penyelamatan kesehatan ekonomi nasional. Setelah beroperasi beberapa tahun,

3 bank Mutiara mengalami masalah kredit macet. Total kredit bermasalah atau Non Performing Laon (NPL) Bank Mutiara mencapai Rp 1,02 Triliun per september 2013. (www.republika.co.id diakses tanggal 30 september 2015). Bank Mutiara kembali menjadi masalah karena setelah mendapatkan suntikan dari LPS tidak menunjukkan kinerja yang baik sehingga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjual Bank Mutiara. Beberapa investor tertarik untuk membeli Bank Mutiara namun yang memenangkan Bank Mutiara ini adalah pihak asing yaitu J Trust Co Ltd pada akhir 2014 lalu dengan kepemilikan saham sebesar 99,996 %. Bank Mutiara telah resmi berganti menjadi Bank J Trust Indonesia pada bulan Mei 2015. (http://financial.bisnis.com diakses 30 September 2015). Bank Indonesia memiliki peranan penting dalam penyehatan bank. oleh karena itu, bank Indonesia telah menetapkan suatu ketentuan yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh lembaga perbankan yaitu berdasarkan surat keputusan direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 yaitu tentang Tata Cara Peningkatan Tingkat Kesehatan Bank Indonesia. Pelaksanaan dilakukan dengan cara mengkualifikasikan beberapa komponen yaitu Capital (Permodalan), Assets (Aktiva), Management (Manajemen), Earning (Rentabilitas), Liquidity (Likuiditas) atau disingkat dengan CAMEL. Karena semakin meningkatnya usaha dan profil risiko, bank perlu mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul dari operasional bank. Maka terdapat tambahan komponen dalam metode penilaian bank yaitu sensitivity of

4 market (sensivitas terhadap risiko pasar) atau disingkat CAMELS yang berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tahun 2004. Bank Indonesia menyempurnakan metode penilaian tingkat kesehatan bank umum dari CAMELS menjadi RGEC sesuai dengan SE BI nomor 13/24/DPNP tanggal 25 oktober 2011. Peraturan ini efektif digunakan oleh seluruh Bank umum sejak 1 januari 2012. RGEC merupakan komponen dari Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital. Risk Profile merupakan penilaian terhadap risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank. Good Corporate Governance merupakan sistem yang digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan (Masyhud, 2006:334). Earnings merupakan penilaian terhadap tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Farah, 2009:61) sedangkan Capital (modal) dengan menggunakan CAR (Capital Adequancy Ratio) yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal bank sendiri, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya, 2005:121). Pengukuran tingkat kesehatan bank sangat penting untuk dilakukan untuk mengetahui kondisi yang terjadi di bank tersebut sehingga dengan mengetahui keadaan yang sebenarnya, maka bank dapat segera melakukan tindakan perbaikan agar tidak sampai terjadi masalah yang besar dan menimbulkan kebangkrutan. Masalah Bank Mutiara yang telah diuraikan diatas, menjadi salah satu faktor bagi peneliti untuk mengambil sampel di bank devisa yang ada di Indonesia

5 karena Bank Mutiara sendiri merupakan salah satu bank yang tergolong sebagai bank devisa Indonesia. Bank devisa adalah bank yang menjadi intermediasi transaksi dalam negeri maupun luar negeri sehingga cakupan transaksinya sangat luas. Karena luasnya transaksi yang dilakukan, maka dibutuhkan pengukuran tingkat kesehatan bank untuk memprediksi financial distress di dalam bank devisa agar dapat diketahui bagaimana kondisi yang sebenarnya terjadi dalam bank devisa tersebut, sehingga dengan begitu bank devisa dapat melakukan perbaikan serta evaluasi terhadap kinerjanya untuk menghindari terjadinya krisis keuangan dan kebangkrutan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Luciana S. A dan Winny H. (2005) menunjukkan bahwa rasio CAR dan BOPO dapat digunakan dalam memprediksi financial distress sedangkan untuk rasio APB, NPL, PPAPAP, ROA dan NIM tidak dapat digunakan dalam memprediksi financial distress, hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agus Baskoro A. (2014) yang menunjukkan bahwa rasio ROA, ROE dan NIM dapat digunakan dalam memprediksi financial distress sedangkan untuk rasio CAR, NPL, LDR dan IRR tidak dapat digunakan dalam memprediksi financial distress. Hasil lain juga ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Christiana K. dan Imam G. (2013) bahwa rasio LDR dan BOPO berpengaruh secara signifikan sehingga dapat digunakan dalam memprediksi financial distress sedangkan rasio CAR, NPL dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap financial distress. Hasil lain juga diperoleh dalam penelitian yang dilakukan oleh Adhistya Rizky B. dan Abdul Rohman (2013) yang menunjukkan bahwa CAR, NPL, ROA, BOPO dan

6 LDR berpengaruh tidak signifikan dalam memprediksi kondisi bermasalah perbankan sedangkan NIM dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dalam memprediksi kondisi bermasalah perbankan. Dari hasil penelitian terdahulu yang hasilnya berbeda, maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis financial distress pada bank devisa dengan menggunakan model RGEC. Model RGEC ini menggunakan variabel independen yang meliputi Risk Profile (NPL dan LDR), Good Corporate Governance (GCG), Earning (ROA dan NIM) serta Capital (CAR) sedangkan untuk variabel dependennya yaitu financial distress. Periode penelitian menggunakan tahun 2012 sampai 2014 karena Bank Indonesia menerbitkan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur tentang penilaian kesehatan bank dengan menggunakan model RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) mulai efektif diterapkan oleh semua bank sejak tanggal 1 januari 2012. Adanya alasanalasan yang telah diuraikan tadi, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Model RGEC dalam Memprediksi Financial Distress pada Perbankan Devisa di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah model RGEC dapat digunakan dalam memprediksi financial distress pada bank devisa di Indonesia?

7 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan model RGEC dapat digunakan dalam memprediksi financial distress pada bank devisa di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan bisa diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi serta dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang terkait dengan prediksi financial distress dengan model RGEC. 2. Bagi Investor Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi investor, debitur, kreditur serta masyarakat umum pengguna jasa perbankan dalam mempediksi financial distress (tingkat kesehatan) perbankan terutama bank devisa sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya. 3. Bagi Akademisi Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dan pengetahuan mengenai kemampuan model RGEC dalam memprediksi financial distress pada bank devisa di Indonesia.

8 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab dan pembahasan antara bab yang satu dengan bab yang lain saling berkaitan. Sistematikanya disusun sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menguraikan penjelasan yang bersifat umum, yaitu mengenai latar belakang masalah yang mendasari diadakannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang penelitian terdahulu, landasan teori, hubungan antar variabel, kerangka pemikiran dan hipotesis yang berguna sebagai dasar pemikiran dalam pembahasan masalah yang diteliti. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan tentang metode penelitian yang berisi tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data serta teknik analisis data. BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang gambaran subyek penelitian yang menerangkan populasi dari penelitian serta aspek-aspek dari sampel yang dianalisis,

9 kemudian ada analisis data yang menjelaskan hasil dari penelitian. Isi yang terakhir memuat pembahasan dari hasil analisis data yang dilakukan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan penelitian yang berisi jawaban dari rumusan masalah dan pembuktian hipotesis, kemudian berisi tentang keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya, sehingga dapat dilakukan penyempurnaan dalam penelitian berikutnya dengan memperhatikan keterbatasan penelitian yang dilakukan.