BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Grafik 4.1. Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia. Pembiayaan BMI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH (Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek dari penelitian ini merupakan seluruh bank yang mewakili 75% asset

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Inklusi Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Perbankan

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

Lampiran 1. Sampel Penelitian

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel. Kriteria pengambilan keputusan 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 1. Data Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Kata Kunci : Struktur Aktiva, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, dan Struktur Modal

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERBANKAN TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN (STUDI PADA 5 BANK TERBESAR DI INDONESIA)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. kabupaten/kota di Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan pada 5 BPR dan 5

DAFTAR PUSTAKA. D. Nachrowi.(2006). Ekonometrika Analisis Ekonomi dan Keuangan. Cetakan Pertama. Jakakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.3, No.1 April 2016 Page 286

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH EARNING PER SHARE

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perbankan Indonesia. kategori bank, diantaranya adalah Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko

PENGARUH PENGELOLAAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi pada Bank Persero di Indonesia Periode )

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 444

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

Lampiran 1. Database Panel Industri Perbankan Syariah yang Digunakan

ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK PEMBIAYAAN TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INODNESIA

PENGARUH OPM, ROE DAN ROA TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA. Surya Perdana 1, Eni Hartanti 2

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN DEPOSIT RATIO DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALYSIS OF THE INFLUENCE CREDIT RISK, LIQUIDITY RISK AND CAPITAL BANK TO PROFITABILITY (STUDY IN COMMERCIAL BANKS LISTED ON BEI YEAR

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

FAKTOR PENENTU NILAI PERUSAHAAN

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar industry otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

Jurusan Manajemen Universitas Negeri Gorontalo. Abstrak

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19 Cetakan V. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.

Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi

DAFTAR PUSTAKA. Manurung,Mandala dan Pratama Rahardja (2004). Uang,Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta. Lembaga Penerbit FEUI

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 550

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1 Di Indonesia sendiri dengan penduduk. yang dapat digunakan oleh masyarakat.

PENGARUH PERTUMBUHAN PEMBIAYAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI OTORITAS JASA KEUANGAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. menurun, tapi jika dilihat dari total asset mengalami kenaikan yaitu mencapai

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pembiayaan Grafik 4.1. Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia 12000000 10000000 80000000 60000000 40000000 20000000 0 Pembiayaan BMI BMI 2011 BMI 2012 BMI 2013 BMI 2014 BMI 2015 Pada grafik 4.1 menunjukkan bahwa produk pembiyaan yang paling tinggi pada Bank Muamalat Indonesia adalah murabahah. Terlihat dari tahun 2011 sampai dengan 2015 rata-rata mengalami peningkatan dan dengan pembiayaan murabahah paling tinggi ada pada tahun 2014. Sedangkan posisi ke dua yaitu pembiayaan bagi hasil dengan setiap tahunnya mengalami peningkatan dan paling tinggi ada pada tahun 2014. Hal diatas menunjukkan bahwa Bank Muamalat Indonesia belum melakukan diversifikasi produk secara maksimal, terbukti hanya produk 53

pembiayaan murabahah dan pembiayaan bagi hasil yang mengalami peningkatan. Grafik 4.2. Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 90000000 80000000 70000000 60000000 50000000 40000000 30000000 20000000 10000000 0 Pembiayaan BSM BSM 2015 BSM 2014 BSM 2013 BSM 2012 BSM 2011 Pada Bank Syariah Mandiri sesuai dengan grafik 4.2 menunjukkan bahwa pembiayaan paling tinggi adalah murabahah dan pada setiap tahunnya terus mengalami kenaikan dan paling tinggi terjadi pada tahun 2015. Pada pembiayaan bagi hasil pun mengalami kenaikan dari tahun 2011 sampai tahun 2013, turun pada tahun 2014 dan kembali naik pada tahun 2015. Berberbeda dengan pembiyaan murabahah dan pembiyaan bagi hasil, pada pembiyaan qard justru mengalami penurunan pada setiap tahunnya. Sama halnya dengan Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri pun belum memaksimalkan diversifikasi produk pembiyaan dan hanya pembiyaan murabahah dan pembiyaan bagi hasil yang paling sering digunakan. 54

Grafik 4.3. Pembiayaan Bank BNI Syariah 90000000 80000000 70000000 60000000 50000000 40000000 30000000 20000000 10000000 0 Pembiayaan BNI Syariah BNIS 2011 BNIS 2012 BNIS 2013 BNIS 2014 BNIS 2015 Pada grafik 4.3 menunjukkan kondisi pembiayaan murabahah di Bank BNI Syariah adalah pembiayaan paling tinggi diatara semua pembiayaan dan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan hingga pada tahun 2015 mencapai titik yang paling tinggi. Pada pembiayaan bagi hasil pun selalu mengalami peningkatan dengan titik paling tinggi yaitu tahun 2015, pembiayaan ijarah mengalami kenaikan dari tahun 2011 sampai 2014, dan pada tahun 2015 mengalami penurunan. Pembiayaan qard mengalami kenaikan pada tahun 2012 dan mengalami penurunan seterusnya sampai 2015. Hal ini pun menunjukkan bahwa pada Bank BNI Syariah belum memaksimalkan diversifikasi produk pembiayaannya dan hanya terfokus pada pembiayaan murabahah, bahkan pembiayaan bagi hasil masih sangat rendah dan memiliki selisih yang tinggi dengan pembiyan murabahah. 55

Grafik 4.4. Pembiayaan Bank BRI Syariah 60000000 50000000 40000000 30000000 20000000 10000000 0 Pembiayaan BRI Syariah BRIS 2011 BRIS 2012 BRIS 2013 BRIS 2014 BRIS 2015 Sesuai dengan grafik 4.4, kondisi pembiayaan pda Bank BRI Syariah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tah 2011 sampai tahun 2015. Namn peningkatan tersebut hanya terjaid pada pembiayaan murabahah dan bagi hasil. Dari semua pembiyaan yang ada, yang memiliki jumlah paling tinggi pun pembiyaan murabahah dan kedua yaitu bagi hasil, sedangkan pada pembiyaan qard mengalami peningkatan hanya pada tahun 2014, pembiayaan ijarah pun megalami peningkatan pada tahun 2013. Hal ini pun menunjukkan pada Bank BRI Syariah diversifikasi pembiayaan masih rendah karena pembiyaan paling tinggi hanya pada pembiayaan murabahah sedangkan pada pembiyaan lainnya masih rendah. 56

Grafik 4.5. Pembiayaan Bank Syariah Bukopin Pembiayaan Bank Syariah Bukopin 12.000.000 10.000.000 8.000.000 BSB 2011 6.000.000 BSB 2012 4.000.000 BSB 2013 2.000.000 BSB 2014 - BSB 2015 Pembiayaan pada Bank Syariah Bukopin sesuai dengan gafik 4.5 menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Namun dari semua pembiyaan hanya pembiayaan murabahah dan pembiyaan bagi hasil yang menunjukkan peningkatan sedangkan pembiayaan salam, istishna, ijarah, dan qard masih belum menunjukkan peningkatan dari tahun 2011sampai 2015. Pembiayaan paling tinggi pun ada pada pembiyaan murabahah, dan posisi kedua ada pembiayaan bagi hasil. Sama seperti Bank sampel lainnya, pada Bank Syariah Bukopin pn belum memaksimalkan diversifikasi pembiayaannya dan hanya terfokus pada pembiyaan tertentu saja. 57

2. Rate Of Return Grafik 4.6. Rate of Return 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Rate of Return BMI BSM BNIS BRIS BSB MRB ISHT IJARAH BASIL Grafik 4.6 menunjukkan rate of return dari masing-masing pembiayaan yang diterapkan oleh lima Bank sampel, rate of return yang paling tinggi pada Bank Muamalat Indonesia adalah pembiayaan bagi hasil sedangkan yang paling rendah adalah pembiayaan ijarah. Pada Bank Syariah Mandiri, rate of return pembiyaan tertinggi yaitu pada pembiayaan ijarah dan paling rendah yaitu pembiayaan murabahah. Pada Bank BNI Syariah rate of return pembiayaan paling tinggi ada pada pembiayaan bagi hasil dan paling rendah ada pada pembiayaan ijarah. Pada Bank BRI Syariah rate of return pembiayaan paling tinggi adalah pembiayaan ijarah dan paling rendah adalah pembiayaan murabahah. Pada Bank Syariah Bukopin, rate of return pembiyaan paling tinggi yaitu ada pada pembiayaan bagi hasil dan paling rendah ada pada pembiayaan istishna. 58

Ketika melihat kembali pada tingkat pembiayaan ke-lima Bank sampel rata-rata pembiayaan dengan tingkat pembiayaan paling tinggi adalah pembiayaan murabahah. Namun yang memberikan keuntungan yang lebih justru ditunjukan oleh pembiayaan lainnya. Seperti pada grafik 4.6, pembiayaan dengan rate of return yang stabil dan memiliki nilai tinggi justru didapat dari pembiyaan bagi hasil. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pembiyaan murabahah merupakan pembiayaan yang memiliki nilai paling tinggi namun dalam memberikan keuntungan pada bank, pembiyaan ini masih kurang. Maka dari itu diversifikasi pembiayaan sangat diperlukan oleh Bank Syariah. 3. Diversifikasi Untuk menentukan tingkat diversifikasi pada penelitian ini peneliti menggunakan persamaan HHI sebagai berikut: HHI = n i=1 X1 Q 2 Keterangan : HHI : Hirchman Herfindalh Index n : jumlah group yang diukur i : sebagai jumlah sektor industri Xi : jumlah kredit per sektor Q : jumlah total kredit 59

Berikut contoh cara menghitung tingkat diversifikasi: Pembiayaan Perhitungan Murabahah 9969013 X1 MRB = (9969013/20.212.710)^2 = 0,243251 Salam 0 X2 SLM = 0 Ishtisna 75.822 X3 Isht = (75.822/20.212.710)^2 = 1,40715 ijarah 694137 X4 IJR = (694137/20.212.710)^2=0,001179 bagi hasil 7.759.072 X5 BG = (7.759.072/20.212.710)^2 = 0,147357 Qard 1.714.666 X6 Qrd = (1.714.666/20.212.710)^2 = 0,007196 Total Pembiayaan 20.212.710 HHI = x1 + x2 + x3 + x4 + x5 + x6 = 0,398998 Perhitungan diatas adalah salah satu contoh yang peneliti ambil, yaitu pada Bank Muamalat triwulan pertama tahun 2011. Dengan hasil 0,398998 atau mendekati 0,4 maka tingkat diversifikasi pembiayaan pada bank muamalat saat itu Grafik 4.7. Diversifikasi Produk pada BMI QARD BMI BASIL 38% IJARAH ISHT SALAM MRB 62% Pada grafik diatas menunjukkan bahwa diversifikasi produk pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia belum merata. Hal ini dapat dilihat dari persentasenya dimana produk yang telah 60

terdiversifikasi yaitu hanya produk Murabahah dengan persentase 62% dan produk Bagi Hasil dengan persentase 38%. Sedangkan pada produk pembiayaan salam, ijarah, istishna, dan qard masih. Grafik 4.8. Diversifikasi Produk pada BSM SALAM QARD 2% IJARAH ISHT BASIL 1 BSM MRB 88% Pada Bank Mandiri Syariah, diversifikasi produk pembiayaan masih pada tingkat yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari grafik diatas dimana menunjukkan persentase diversifikasi hanya terjadi pada produk pembiayaan Murabahah dengan persentase 88%, produk pembiayaan bagi hasil dengan persentase 1, dan produk pembiayaan Qard dengan persentase 2%. Sedangkan produk pembiayaan salam, istishna dan ijarah masih. 61

Grafik 4.9. Diversifikasi Produk pada BNI Syariah SALAM ISHT BNIS IJARAH 1% BASIL 5% QARD 2% MRB 92% Pada BNI syariah, diversifikasi produk pembiayaan juga msih belum merata dan masih didominasioleh produk pembiayaan murabahah dengan persentase 92%. Sedangkan untuk produk pembiayaan bagi hasil hanya sebesar 5%, produk pembiayaan ijarah sebesar 1%, produk pembiayaan qard sebesar 2%. Untuk produk pembiayaan salam dan istishna masih. Grafik 4.10. Diversifikasi Produk pada BRI Syariah SALAM IJARAH ISHT BASIL 9% BRIS QARD 2% MRB 89% 62

Pada Bank BRI Syariah, tingkat diversifikasi produk pembiayaan pun masih tergolong rendah, rata-rata masih didominasi oleh produk pembiayaan murabahah dengan persentase 89%. Produk pembiayaan bagi hasil hanya sebesar 9% dan Qard sebesar 2%. Sedangkan untuk pembiayaan produk ijarah, salam, dan istishna justru masih. Grafik 4.11. Diversifikasi Produk pada Bank Syariah Bukopin Syariah Bukopin QARD SALAM ISHT IJARAH BASIL 16% MRB 84% Tingkat diversifikasi pada Bank Bukopin Syariah berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa diversifikasi yang diakukan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai persentase setiap produk, dimana produk pembiayaan dengan prsentase tertinggi yaitu produk pembiayaan murabahah dengan nilai persentase 84% dan sisanya 16% yaitu untuk produk pembiayan bagi hasil. 63

Sedangkan untuk produk pembiayaan ijarah, salam, istishna, dan qard masih. Perbandingan Tingkat Diversifikasi Grafik 4.12. Perbandingan tingkat diversifikasi 12 Tingkat Diversifikasi 10 8 6 4 2 BMI BSM BNIS BRIS SyarBuk 0 MRB SALAM ISHT IJARAH BASIL QARD Berdasarkan grafik IV.8, dapat dilihat diversifikasi disetiap bank hanya terpusat pada produk pembiayaan murabahah dan pembiayaan bagi hasil. Hal ini sesuai dengan data pembiayaan yaitu dimana pembianyaan yang paling tinggi ada pada produk pembiyaan murabahah. Tingkat diversifikasi paling tinggi justru ditunjukkan oleh Bank BNI Syariah, dimana produk yang mendapat porsi diversifikasi adalah murabahah, bagi hasil, ijarah, dan qard. Sedangkan diversifikasi paling rendah ditunjukkan oleh Bank Muamalat dan Bank Bukopin Syariah. Pada Bank Muamalat memiliki produk pembiayaan meliputi produk pembiyaan modal kerja, pembiayaan hunian 64

syariah bisnis, pembiayaan investasi, dan pembiayaan IB Asset Refinance Syariah. Dari keempat produk pembiyaan tersebut, ratarata menggunakan akad murabahah dan bagi hasil seperti mudharabah, musyarakah, dan musyarakah mutanaqishah. Maka wajar jika tingkat diversifikasi produk pembiayaan pada Bank Muamalat rendah. Sedangkan pada Bank Syariah Bukopin, memiliki produk pembiayaan diantaranya Murabahah, Musyarakah, Mudharabah, Mudharabah Muqoyyadah, ib Pinjaman Qardh, ib Istishna, ib Istishna Pararel, ib Kepemilikan Mobil, ib Kepemilikan Rumah, Pembiayaan ib K3A, Pembiayaan ib KKPA - Relending Syariah, ib Jaminan Tunai, ib Pembiayaan Pola Channeling, ib SiaGa Emas Gadai, ib Kepemilikan Emas, ib SiAga Pendidikan, dan ib SiAga Pensiun. 1 Dari semua produk pembiayaan tersebut akad yang digunakan paling banyak adalah akad murabahah. Selain itu juga Bank Syariah Bukopin termasuk bank syariah yang belum lama spin off, maka dari tingkat diversifikasi produk pembiayaan pun masih rendah. 4. Hasil Analisis Penelitian ini menggunakan data sekunder rasio keuangan dimulai dari triwulan I tahun 2011 hingga triwulan IV tahun 2015. Berdasarkan pertimbangan ketersediaan data serta jumlah 1 http://www.syariahbukopin.co.id/id/produk-dan-jasa/pembiayaan 65

observasi sebanyak 100 (data triwulan) maka data tersebut di anggap telah representatif. a. Model Penelitian 1) Uji Pool Least Square Tabel 4.1. Pool Least Square Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 2.508594 0.475743 5.273005 0.0000 HHI? -2.722179 0.885716-3.073421 0.0027 Sumber : hasil output regresi data panel, di olah. *Nilai signifikan <0,05 Dari hasil uji pool least square diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas variabel HHI 0,002 yang berarti signifikan dan memiliki nilai koefesien sebesar -2,722179. Hasil analisis menggunakan metode pool least square menunjukkan bahwa tingkat diversifikasi produk pembiayaan berdasarkan jenis penggunaanya berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank syariah. 2) Uji Fixed Effect Tabel 4.2. Fixed Effect Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 2.450634 0.472713 5.184191 0.0000 HHI? -2.613223 0.882304-2.961816 0.0039 Fixed Effects (Cross) _BMI--C -0.136494 _BSM--C 0.483947 _BNIS--C 0.361864 66

_BRIS--C -0.353760 _SYARBUK--C -0.355556 Sumber : hasil output regresi data panel, di olah. *Nilai signifikan <0,05 Pada analisis menggunakan metode fixed effect, menunjukkan nilai probabilitas variabel HHI yaitu 0,003 dengan nilai koefesien sebesar -2, 613223. Sedangkan nilai konstanta pada BMI sebesar -0.136494, BSM sebesar 0.483947, pada BNI Syariah sebesar 0.361864, pada BRI Syariah sebesar -0.353760, dan Syariah Bukopin sebesar - 0.355556. Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode fixed effect tingkat diversifikasi produk pembiayaan berpengaruh negatif terhadap ROA. 3) Uji Random Effect Tabel 4.3. Random Effect Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 2.456375 0.506767 4.847150 0.0000 HHI? -2.624016 0.870709-3.013654 0.0033 Random Effects (Cross) _BMI--C -0.126917 _BSM--C 0.447886 _BNIS--C 0.334697 _BRIS--C -0.327261 _SYARBUK--C -0.328405 Sumber : hasil output regresi data panel, di olah. *Nilai signifikan <0,05 Pada analisis menggunakan metode random effect, menunjukkan nilai probabilitas variabel HHI yaitu 0,003 67

dengan nilai koefesien sebesar -2, 624016. Sedangkan nilai konstanta pada BMI yaitu sebesar -0. 0.126917, pada BSM sebesar 0.447886, pada BNI Syariah sebesar 0.334697, pada BRI syariah sebesar -0.327261, dan Syariah Bukopin sebesar -0.328405. Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode random effect tingkat diversifikasi produk pembiayaan berpengaruh negatif terhadap ROA. b. Pemilihan Model 1) Uji Chow Tabel IV.4. Chow Test Redundant Fixed Effects Tests Pool: BANK Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 10.027791 (4,94) 0.0000 Cross-section Chi-square 35.537426 4 0.0000 Sumber : hasil output regresi data panel, di olah. Hipotesis : H0 : nilai chi-square < 0,05 = Fixed Effects H1 : nilai chi-square > 0,05 = PLS / Commond Effects Hasil dari metode chow test diatas dapat dilihat nilai probabilitas chi-square adalah 0,0000. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang tepat untuk digunakan 68

adalah metode fixed effect, karena nilai probabilitas chisquare signifikan. 2) Uji Hausman Test Tabel 4.5. Hausman Test Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: BANK Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 0.005731 1 0.9397 Sumber : hasil output regresi data panel, di olah. Hipotesis : H0 : nilai chi-square < 0,05 = Fixed Effects H1 : nilai chi-square > 0,05 = Random Effects Hasil dari metode hausman test diatas dapat dilihat nilai probabilitas chi-square adalah 0,93. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang tepat untuk digunakan adalah metode random effect, karena nilai probabilitas chi-square tidak signifikan. Tabel 4.6. Hasil Model Random Effect Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 2.456375 0.506767 4.847150 0.0000 HHI? -2.624016 0.870709-3.013654 0.0033 Random Effects (Cross) _BMI--C -0.126917 _BSM--C 0.447886 _BNIS--C 0.334697 _BRIS--C -0.327261 _SYARBUK--C -0.328405 69

Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.442195 0.3818 Idiosyncratic random 0.562698 0.6182 Weighted Statistics R-squared 0.085609 Mean dependent var 0.290237 Adjusted R-squared 0.076279 S.D. dependent var 0.582493 S.E. of regression 0.559837 Sum squared resid 30.71487 F-statistic 9.175195 Durbin-Watson stat 0.525890 Prob(F-statistic) 0.003136 Sumber : hasil output regresi data panel, di olah. Dengan model random effects dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut : Bank Muamalat Indonesia ROAit = -0,126917-2.624016HHIit Bank Syariah Mandiri ROAit = 0.447886-2.624016HHIit Bank BNI Syariah ROAit = 0.334697-2.624016HHIit Bank BRI Syariah ROAit = --0.327261-2.624016HHIit Bank Syariah Bukopin ROAit = -0.328405-2.624016HHIit c. Uji statistik 1. Koefisiensi Determinasi (R-Square) Seperti yang telah dijelaskan, R-square berfungsi untuk melihat seberapa besar variabel 70

indenpenden mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini, hasil R-square dari variabel indenpenden HHI setelah diolah dengan model random effect yaitu sebesar 0,085. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat diversifikasi produk pembiayaan hanya berpengaruh sebesar 8,5% terhadap ROA, sedangkan 92,5% marupakan variabel diluar penelitian ini. 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Statistik) Uji F-Statistik digunakan untuk melihat apakah variabel indenpenden secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen pada tingkat signifikansi 0.05 (5%). Dalam penelitian ini, hasil F-Statistik dari variabel indenpenden HHI setelah diolah dengan model random effect yaitu sebesar 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat diersifikasi produk pembiayaab berpengaruh signifikan terhadap ROA. 3. Uji t-statistik Uji t-statistik digunakan untuk menguji pengaruh parsial dari variabel indenpenden terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, hasil t- Statistik dari variabel indenpenden HHI setelah 71

diolah dengan model random effect yaitu sebesar 0,003. Hal ini menunjukkan pada uji parsial, tingkat diversifikasi produk pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap ROA. B. Pembahasan Hasil Analisis Pengaruh Tingkat Diversifikasi Produk Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Diversfikasi sering kali digunakan dalam investasi portofolio, dalam portofolio diversfikasi memiliki fungsi untuk meminimalisir risiko yang kemungkinan akan terjadi. Ketika seorang investor menanamkan modalnya di beberapa portofolio maka diharapkan apabila terjadi kerugia pada satu portofolio, investor tersebut masih memiliki keuntungan dari potofolio lainnya. Pada bank syariah, diversifikasi dapat dijadikan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan profitabilitas yaitu dengan meningkatkan diversifikasi pada produk yang digunakan. Hipotesis pada penelitian ini adalah semakin tinggi tingkat diversifikasi produk pembiayaan maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas bank syariah. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan model random effect antara variabel HHI pembiayaan dengan ROA menunjukkan nilai koefesien -2.624016 dan nilai probabilitas sebesar 0,0033 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 serta nilai R-squared sebesar 0,85 yang berarti variabel HHI pembiayaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA dengan persentase hanya berpengaruh 72

sebesar 8,5%. Dengan kata lain, semakin rendah tingkat diversifikasi yang dilakukan oleh bank syariah maka profitabilitas bank juga akan menurun. Maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini tingkat diversifikasi pada produk pembiyaan mempengaruhi tingkat profitabilitas Bank Syariah dan sesuai dengan hipotesis. Adapun beberapa bukti mengenai hasil penelitian ini, diantaranya sebagai berikut: 1. Tingkat diversifikasi pada bank syariah di Indonesia dalam periode penelitian ini masih tergolong rendah. Grafik 4.13. Pembiayaan pada Bank Syariah Pembiayaan 1,8E+09 1,6E+09 1,4E+09 1,2E+09 1E+09 80000000 60000000 40000000 20000000 0 SyarBuk BRIS BNIS BSM BMI Penyebab rendahnya diversifikasi dapat dilihat pada grafik 4.13 dimana pada ke-lima sampel hanya terfokus pada pembiyaan murabahah, sedangkan tingkat pembiyaan lainnya masih sangat rendah. Hal ini menyebabkan nilai diversifikasi pembiyaan rendah yaitu jauh dari 0 seperti yang terlihat pada grafik 4.14 dan tabel 4.1 berikut. 73

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 93 97 Grafik 4.14. Tingkat Hirscman Herfindal Index Tingkat HHI 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 Tabel 4.7. Deskripsi Statistik Tingkat Hirscman Herfindal Index HHI_BMI HHI_BSM HHI_BNIS HHI_BRIS HHI_SYARBUK Mean 0.467292 0.550692 0.525595 0.532245 0.583983 Median 0.485858 0.552814 0.514937 0.541067 0.599279 Maximum 0.496241 0.764051 0.700224 0.577789 0.648464 Minimum 0.398998 0.440570 0.399304 0.367374 0.506253 Std. Dev. 0.032988 0.075406 0.102520 0.046612 0.044157 Skewness -0.903198 0.805273 0.624724-2.389971-0.494678 Kurtosis 2.216408 4.286388 2.139181 9.033826 1.992539 Jarque-Bera 3.230902 3.540545 1.918441 49.37909 1.661501 Probability 0.198801 0.170287 0.383191 0.000000 0.435722 Total Mean HHI 0,531961 Sumber : hasil output regresi data panel, di olah. Rendahnya diversifikasi terbukti dengan nilai rata- rata HHI masih berada diatas 0,5. Rendahnya diversifikasi yang dilakukan oleh bank syariah ini menyebabkan profitabilitas bank syariah tidak maksimal karena hanya bersumber paling besar dari produk pembiayaan murabahah saja ketika di bank syariah memiliki beberapa produk pembiayaan lainnya seperti ijrah, bagi hasil, salam, istishna. 74

Sementara itu pada rate of return yang telah dibahas sebelumnya menunjukkan pembiyaan murabahah tidaklah berkonstribusi banyak dalam menaikkan keuntungan. Untuk rate of return yang tinggi justru ditunjukkan oleh pembiyaan bagi hasil. Hal ini dapat ditunjukkan dengan grafik 4.15 berikut. Grafik 4.15. Trend Rate of Return BS periode 2011-2015 Trend Rate of Return Rate of return Basil 28% Rate of return MRB 24% Rate of return Ijarah 21% Rate of return Isht 27% Dapat dilihat pada grafik 4.15 rate of return paling tinggi adalah pembiayaan bagi hasil dengan persentase 28%, selanjutnya 27% pada pembiayaan istishna, pembiayaan murabahah 24%, dan pembiayaan ijarah 21%. Apabila Bank Syariah hanya terfokus pada pembiayaan murabahah saja maka keuntungan yang didapat oleh Bank Syariah tidak maksimal. 75

1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 Grafik 4.16. ROA & HHI 4 3 2 1 0 HHI &ROA ROA HHI Dari penjelasan diatas maka dapat dipastikan jika tingkat diversifikasi produk pembiyaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas Bank. Seperti yang terlihat oada grafik 4.16 apa bila nilai HHI semakin mendekati 0 maka berarti bank telah melakukan diversfikasi dan akan meningkatkan profitabilitas Bank syariah. Sebaliknya, apabila Bank Syariah hanya terfokus pada satu produk pembiayaan saja dan jika terlebih produk tersebut adalah produk murabahah maka profit yang akan didapat oleh Bank Syariah pun tidak akan maksimal atau meningkat. Adapun argumen mengenai penyebab mengapa Bank Syariah di Indonesia rata-rata mengunggulkan produk murabahah dalam melakukan pembiyaan dan belum melakukan diversifikasi terhadap produk pembiyaan yaitu risiko yang ada pada produk pembiayaan. Risiko pada setiap produk tentu berbeda, seperti risiko produk murabahah lebih rendah dari pada risiko pada produk bagi hasil. Pada produk murabahah, risiko dapat diperkirakan lebih jelas karena 76

menggunakan sistem jual beli dimana margin telah ditentukan dari awal dan nasabah pun membayar angsuran dengan jumlah yang sama. Sedangkan pada produk pembiayaan bagi hasil, risiko lebih tinggi karena menggunakan sistem bagi hasil dimana bagi hasil tersebut tergantung pada pendapatan yang diperoleh nasabah. Sebagai lembaga keuangan yang menerapkan prinsip kehati-hatian akan lebih memilih risiko yang rendah sehingga produk pembiayaan yang sering digunakan hanya produk pembiyaan murabahah sehingga mempengaruhi tingkat diversifikasi. Namun jika dilihat dari profit yang akan didapat justru produk bagi hasil lebih tinggi dibandingkan denganproduk murabahah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari Christiani (2011), dalam penelitian tersebut dinyatakan semakin tinggi tingkat diversifikasi kredit maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas bank, dan ketika risiko tinggi maka hubungan antara diversifikasi kredit terhadap probabilitas kegagalan bank akan melemah. Sejalannya kedua penelitian ini memperkuat hasil dalam penelitian ini, bahwa rendahnya tingkat diversifikasi produk disebabkan oleh tingkat risiko pada setiap produk dimana bank syariah memilih produk dengan risiko yang rendah. Sedangkan semakin tinggi risiko pada suatu produk maka semakin tinggi pula keuntungan yang akan diperoleh. Hal ini menunjukkan jika diversifikasi dapat di gunakan untuk meningkatkan profitabilitas bank syariah, apabila bank syariah mengelola produk 77

pembiayaannya secara maksimal dan mampu mengelola risiko maka akan berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank syariah itu sendiri. 78