BAB 4. topologi jaringan komputer yang lebih baru dengan menggunakan metodelogi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. PT.Adicipta Innovations Technology, maka solusi yang diajukan untuk

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

InterVlan Routing TUJUAN PERALATAN TEORI

LAMPIRAN. Wawancara dengan Bapak Ali Naga Saputra selaku IT Head Division di PT. Adicipta

BAB I PENDAHULUAN. berbagai data, berbagai hardware, berbagai software, dan berbagai jalur

SIMULASI KONFIGURASI VLAN DENGAN MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.3

DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. konfigurasi pada jaringan yang telah diterapkan. Topologi yang digunakan dalam

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Local Area Network (LAN)

VIRTUAL LAN (VLAN) Irfan Akbar, site :

Lab 1. VLAN (virtual LAN)

TIPE TIPE VLAN Keanggotaan dalam suatu VLAN dapat di klasifikasikan berdasarkan port yang di gunakan, MAC address, tipe protokol.

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengerti pr insip Vlan dan bisa mengkonfigurasi Vlan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat

1. Berapa nilai baud rate pada hyper terminal yang digunakan untuk console

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN IAIN LANGSA BERBASIS VLAN

2. Cost reduction penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade perluasan network yang bisa jadi mahal.

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL)

Spanning Tree Protocol

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Makalah Seminar Kerja Praktek IMPLEMENTASI TEKNOLOGI JARINGAN Virtual LAN (VLAN) PT. TELKOM DIVRE IV SEMARANG

Gambar 4.1 Cisco Catalyst TC 24 Port

Modul Superlab CCNA. Oleh: M. Saiful Mukharom. Jika kalian ingin bertanya ada di twitter.

BAB 3 ANALISIS DAN IM PLEMENTASI. terdapat jaringan komputer untuk memperlancar arus informasi di dalam

Percobaan VLAN. Konfigurasi VLAN

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka

JARINGAN KOMPUTER MODUL 8

MODUL 1 VIRTUAL LAN (VLAN)

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER

Konfigurasi VLAN Menggunakan 1 Router dan 2 Switch pada Cisco Packet Tracer

BAB 4 RANCANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kami memilih untuk menerapkan static VLAN dibandingkan dynamic VLAN.

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch

Konsep Virtual LAN (VLAN)

Network Tech Support Virtual LAN [VLAN]

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KONFIGURASI ROUTER. CLI (Command Line)

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

SIMULASI PERANCANGAN SISTEM JARINGAN INTER VLAN ROUTING DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Virtual LAN. Isbat Uzzin N Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS, Surabaya

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 LANGKAH-LANGKAH INSTALASI PACKET TRACER 6.2

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF

1 IDN Networking Competition Soal Superlab Cisco IDN Competition 2017

TUGAS 3 JARINGAN KOMPUTER. Analisa: Gambar di atas adalah topologi jaringan VLAN dengan menggunakan dua switch. PC A

BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan

Modul 3 Konfigurasi Router

Praktikum 6 Keamanan Jaringan Pengenalan Cisco IOS, VLAN, dan WLAN

ROUTING STATIS DAN DINAMIS

MODUL PRAKTIKUM. (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST. Static Routing

Makalah Seminar Kerja Praktek KONFIGURASI VLAN PADA JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN PACKET TRACER

Konfigurasi Router. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

Sip, sekarang coba designkan saya sebuah jaringan Komputer seperti dibawah ini. Gambar 1 : Jaringan Komputer Lab A

KONFIGURASI CISCO ROUTER

MODUL V. Praktikkum Frame Relay. Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay. 2. Mengetahui cara kerja Frame relay

Gambar 1 Sebuah jaringan flat menggunakan 4 buah switch 1

TUTORIAL PEMBUATAN JARINGAN KOMPUTER BERBASIS VLAN (dengan DHCP)

MODUL 4 PC ROUTER. Gambar 1 Komunikasi dua komputer

2.4 Contoh Konfigurasi IPv4 Static Routing Pada Topology Jaringan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN NETWORK BERBASIS VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK Studi Kasus : PT. SUMBERTAMA NUSA PERTIWI

LAMPIRAN A: MODE ROUTER

BAB 4 PENGUJIAN SISTEM. dengan menggunakan teknologi EoMPLS agak sulit dilakukan secara

TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5

TOPOLOGI DAN IMPLEMENTASI VLAN DENGAN CISCO SWITCH 3750

JARINGAN KOMPUTER MODUL 9

VTP TUJUAN PERALATAN TEORI

KONFIGURASI VLAN, ROUTING STATIC, DHCP DAN NAT PADA LAYER 3 SWITCH CISCO 3560

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Perintah Dasar CISCO Catalyst 3550

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)

Tutorial Cisco Packet Tracer: Konfigurasi VLAN Pada Switch

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN MENGGUNAKAN HSRP DAN VLAN PADA PT. MICROREKSA INFONET

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP

PEMASANGAN VLAN PADA 10 KAMAR KOS

: Muhammad Miftah Firdaus NPM : : Sistem Komputer Dosesn Pembimbing : Elvina, S.Kom., MM.

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages

Rancang Bangun VLAN untuk Segmentasi Jaringan pada Cyber Campus Laboratory Universitas Stikubank

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERCOBAAN ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. penulis memilih untuk merancang topologi jaringan yang baru dengan

MODUL CISCO STATIC ROUTING

Makalah Seminar Kerja Praktek KONFIGURASI VLAN PADA JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN PACKET TRACER

BAB IV CISCO PACKET TRACER

PERANCANGAN JARINGAN CABANG MIKROBANKING PT. BANK INTERNASIONAL INDONESIA, TBK

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE

/28

Analisis dan Perancangan Sistem Manajemen Network Berbasis Virtual Local Area Network (Studi Kasus : PT. Sumbertama Nusa Pertiwi)

Modul 5 Cisco Router

Transkripsi:

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan penelitian dan anilisis jaringan komputer yang sedang berjalan dan permasalahan yang sedang dihadapi pada PT Lite Solutions Indonesia, maka usulan solusi yang diajukan untuk perusahaan tersebut adalah dengan merancang topologi jaringan komputer yang lebih baru dengan menggunakan metodelogi VLAN. Dalam perancangan topologi yang baru, kami menggunakan aplikasi Cisco Packet Tracer 5.3.1.0044 sebagai alat untuk melakukan simulasi. Alasan penggunaan alat simulasi ini adalah untuk memudahkan dalam penggunaan aplikasi karena dilengkapi dengan berbagai macam perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan topologi serta beberapa fitur-fitur dan tampilan yang mendukung saat proses pengiriman dan penerimaan data pada jaringan komputer. 4.1.1 Topologi Jaringan Baru Pada topologi yang baru kita hanya membuthkan 1 buah Cisco Switch dan mengnon-aktifkan 2 Cisco Switch dan sebuah wireless router TP-Link. Fitur Cisco Switch yang kita gunakan adalah : Cisco Switch 2950 series 24 port 10/100 48

49 Gambar 4.1 Cisco Switch 2950 series Cost : $230 Fitur dari cisco switch 2950 series ini adalah : 24 10/100 Berfungsi untuk layanan data, video dan suara pada tepi jaringan Ideal untuk jaringan desktop Lalu fitur untuk wireless routernya adalah TP-Link MR 3420 Gambar 4.2 TP-Link MR 3420

50 Cost :$30 Fitur dari TPLINK TL-MR3420 3G/3.75G Wireless N Router ini adalah: 1. Kompatibel dengan modem USB UMTS/HSPA/EVDO 2. 3G/ WAN failover menjamin sebuah koneksi internet yang selalu online 3. Mendukung pppoe, ip dinamis, ip statis, pptp, kabel l2tp akses internet 4. Teknologi SST meningkatkan ketahanan link dan stabilitas 5. Wireless N kecepatan hingga 300Mbps 6. Teknologi cca meningkatkan sinyal anda stablility dengan secara otomatis menghindari konflik saluran 7. Kontrol bandwidth berbasis IP memungkinkan administrator untuk menentukan berapa banyak bandwidth yang dialokasikan ke setiap PC 8. Jembatan Wds nirkabel menyediakan menjembatani mulus untuk memperluas jaringan nirkabel Gambar 4.3 menunjukan topologi jaringan yang baru untuk PT Lite Solutions Indonesia. Dari topologi tersebut dapat diperhatikan bagaimana setiap divisi dihubungkan ke sebuah switch tersendiri. Hal ini memberikan beberapa keuntungan terhadap topologi tersebut yaitu untuk melakukan pengaturan jaringan yang lebih mudah dan mempermudah pengaturan jaringan karena dengan tiap divisi yang terhubung kepada sebuah switch telah sesuai dengan konsep VLAN yang membagi setiap segmen pada switch.

51 Gambar 4.3 Rancangan Jaringan yang baru 4.1.2 Pembagian IP Address dan VLAN Setelah topologi jaringan yang baru telah dibuat,selanjutnya adalah melakukan perencanaan pengalokasian IP address dan penetapan VLAN. Perhitungan alamat IP berdasarkan base 192.168.0.0/16 dan dibagi menjadi beberapa subnet bergantung pada tiap tiap divisi. VLAN akan ditetapkan berdasarkan port-port pada switch divisi dan disediakan port port cadangan, apabila port yang digunakan saat ini mengalami kerusakan. Pada tabel 4.1 dapat dilihat jangkauan IP address tiap tiap divisi yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan untuk kantor cabang PT Lite Solutions Indonesia.

52 Tabel 4.1 IP Address & Network Address No Divisi IP Address Network Address VLAN 1 Kepala Cabang 192.168.2.16/24 192.168.2.0/24 1 2 Kabag Sales Marketing 192.168.2.13/24 192.168.2.0/24 1 3 Regional Sales 192.168.10.2-3/24 192.168.10.0/24 10 4 Promotion 192.168.20.2-3/24 192.168.20.0/24 20 5 Bisnis Development 192.168.30.2-3/24 192.168.30.0/24 30 6 Kabag Keuangan 192.168.2.17/24 192.168.2.0/24 1 7 Finance 192.168.40.2-3/24 192.168.40.0/24 40 8 Accounting 192.168.50.2-3/24 192.168.50.0/24 50 9 Network 192.168.2.11/24 192.168.2.0/24 1 10 Maintenance 192.168.2.12/24 192.168.2.0/24 1 11 Printer 1 192.168.2.14/24 192.168.2.0/24 1 12 Printer 2 192.168.2.15/24 192.168.2.0/24 1 13 Wireless 192.168.2.18/24 192.168.2.0/24 1 14 PC Wireless 1 192.168.0.102/24 192.168.0.0/24-15 PC Wireless 2 192.168.0.103/24 192.168.0.0/24 - Selanjutnya dibawah ini merupakan port port FastEthernet yang akan dikelompokan untuk port port VLAN yang akan dibuat untuk mewakili divisi divisi yang telah ada.

53 Tabel 4.2 Port VLAN Device Port VLAN VLAN Fe 0/4-5 10 Fe 0/6-7 20 Switch Fe 0/8-9 30 Fe 0/11-12 40 Fe 0/13-14 50 Pada kantor cabang pemberian membership VLAN dilakukan dengan metode port-based yang berarti pada masing masing port pada switch di konfigurasi untuk pemberian membership VLAN. Penggunan mekanisme portbased dilakukan karena memiliki kelebihan dalam pembangunan nya, hanya dengan mengalokasikan port port yang akan ditetapkan pada nomor VLAN. Jumlah VLAN yang dibuat disesuaikan berdasarkan pembagian divisi yang pada divisi tersebut mempunyai lebih dari 1 workstation dan akan di VLAN kan. Dengan mengelompokan tiap tiap divisi keadalam suatu VLAN akan meminimalisir dampak dari adanya broadcast yang tidak perlu kepada end user yang tidak berada dalam suatu VLAN tersebut. Port port yang digunakan akan diaktifkan sedangkan port port yang tidak terpakai akan dimatikan, hal ini menjadi pengamanan ganda agar mencegah user yang tidak berhak masuk ke dalam jaringan tersebut.

54 Perubahan pada jaringan yang baru terhadap jaringan yang lama terletak pada pengurangan switch yang berdampak pada perubahan lalu lintas jaringan. Masing masing divisi yang dikelompokan berdasarkan VLAN terhubung ke masing switch menggunakan media FastEthernet. Berikut ini adalah tabel default-gateway untuk masing-masing VLAN: Tabel 4.3 Daftar Default-Gateway VLAN Default Gateway 10 192.168.10.1 20 192.168.20.1 30 192.168.30.1 40 192.168.40.1 50 192.168.50.1 4.1.3 Konfigurasi SVI Pada Switch Switch ini memiliki fitur SVI (Switch Virtual Interface) yang dapat digunakan sebagai default gateway untuk masing masing VLAN yang digunakan. Cara mengonfig SVI dengan masuk ke dalam tiap interface VLAN yang bersangkutan dan memberikan ip address masing masing yang digunakan nantinya sebagai default-gateway tiap VLAN.

55 Switch(config)#int vlan vlan_id Switch(config)#ip address IP SM Switch(config)#no shutdown 4.1.4 Konfigurasi VLAN pada Switch Setelah membagi VLAN bedasarakan divisi-divisi yang ada maka langkah selajutnya yang harus dilakukan adalah membuat jaringa VLAN pada switch. Perintah yang harus dimasukan adalah switch(config)#vlan vlan_id switch(config-vlan)#name vlan_name switch. Dalam topologi ini, pembuatan VLAN hanya perlu dilakukan pada 4.1.5 Konfigurasi Switchport Pada Switch Port port yang terhubung ke end device menggunakan mode access. Pada port fa0/1 switch yang terhubung ke CiscoRouter tidak menggunakan mode switchport, hal ini dikarenakan interface tersebut memerlukan IP address agar dapat terhubung ke router menggunakan routing protocol. Selain itu juga perlu meng-assign tiap tiap VLAN ke port port yang akan digunakan oleh end device.

56 Switch(config)#int interface_id Switch(config)#switchport mode access/trunk Switch(config)#switchport access vlan vlan_id 4.1.6 Konfigurasi Global Parameter & banner pada Switch dan Router Konfigurasi global parameter berisi penggantian nama hostname yang berfungsi sebagai pembeda antara router/switch yang lainnya, lalu ada password yang dienkripsi untuk masuk ke privi-ledge mode yang berfungsi untuk memprotect router agar tehindar dari tangantangan yang tidak bertanggung jawab. Lalu ada banner yang berfungsi penanda bahwa yang ia config adalah milik PT Lite Solutions. Konfigurasi untuk di router maupun di switch itu sama, konfigurasi nya sebagai berikut Router(config)#banner motd # Enter TEXT message. End with the character '#'. *************** Lite Solutions Indo *************** # Router(config)#hostname R1 R1(config)#enable secret litesolutions R1(config)#exit R1#

57 4.1.7 Konfigurasi command line access pada Switch dan Router Konfigurasi command line access berguna untuk mem-password router/switch ketika ingin masuk ke dalam configurasi terminal,, jadi ketika memasuki router/switch dan ingin mengconfigure terminal akan ada 2 password yang menjaga keamanan router/switch. Konfigurasi nya sebagai berikut R1(config)#line console 0 R1(config-line)#password ******* R1(config-line)#login R1(config-line)#exit R1(config)# 4.1.8 Konfigurasi Subnetting (Penambahan Subinterface) pada Router Konfigurasi penambahan sub-interface, ini sesuai dengan banyaknya VLAN yang akan ditangani. Encapsulation berguna jika ingin menerapkan suatu jenis protokol WAN. Penambahan subinterface ini juga berguna untuk membungkus VLAN menjadi kesatuan. Konfigurasinya sebagai berikut: Router(config)#interface fa slot/port.subinterface number Router(config-subif)#encapsulation dot1q vlan-identifier Router(config-subif)#ip address IP SM

58 Router(config-subif)#no shutdown Router(config-subif)#exit 4.1.9 Konfigurasi agar Router memberikan IP DHCP pada user Konfigurasi pemberian IP DHCP kepada user ini jelas berguna agar para end user yang meminta IP DHCP bisa mendapatkan IP nya secara otomatis, Jika yang menggunakan VLAN, makan VLAN tersebut akan disatukan berdasarkan default router dan Network Address nya, dan di luar VLAN pun akan mendapatkan perlakuan yang sama dengan yang berada di dalam VLAN. Konfigurasinya sebagai berikut: Router(config)# ip dhcp pool client name_client Router(dhcp-config)# default-router address Router(dhcp-config)#network NA SM Router(dhcp-config)#exit 4.1.10 Konfigurasi DHCP server DHCP server Router(config)# ip dhcp excluded-address low-address [high address] Router(config)# ip dhcp pool pool_name Router(dhcp-config)#network network-number [mask/prefix-length] Router(dhcp-config)# default-router address Router(dhcp-config)#exit

59 4.1.11 Konfigurasi pada Wireless Linksys wifi yang digunakan memiliki fitur GUI untuk mengatur konfigurasinya. IP address yang digunakan adalah 192.168.0.1. Kemudian SSID yang digunakan oleh PT Lite Solutions Indonesia. Pembagian IP address ke usersecara DHCP dengan range 192.168.0.100 sampai 192.168.0.149 Gambar 4.4 Setting IP address secara DHCP pada Wireless

60 Gambar 4.5 Setting SSID Gambar 4.6 Setting Security pada Wireless

61 Gambar 4.7 Setting DHCP server pada Wireless 4.2 Skenario Uji Coba Jaringan pada Cisco Packet Tracer a) Hasil Simulasi jaringan Untuk mengukur efektifitas, kinerja dan ketersediaan jaringan, maka digunakan simulasi dengan menggunakan Packet Tracer 5.3.1.0044. Software ini digunakan karena sesuai dengan kebutuhan dan juga langsung disediakan oleh Cisco sehingga sesuai dengan perangkat yang digunakan selain itu juga karena penggunaannya yang mudah dimengerti user. Dari hasil simulasi yang dibuat maka diambil beberapa sampel dan test untuk mengukur ketersediaan jaringan, efektifitas dan kineja jaringan.

62 b) Verifikasi VLAN Pembuatan VLAN dalam jaringan cukup dilakukan di Switch karena sudah terdapat VTP. Pembuatan VLAN atau penghapusan VLAN hanya dapat dilakukan di VTP server. Untuk mengcek VLAN yang ada maka dapat digunakan perintah Switch#show vlan Gambar 4.8 Verifikasi VLAN

63 c) Verifikasi Wireless Dalam topologi jaringan ini terdapat sebuah wireless router yang menggunakan DHCP dalam pemberian IP ke user. Range IP address yang disediakan mulai dari 192.168.0.100 sampai dengan 192.168.0.149 atau dengan kata lain user yang dapat menggunakan wifi dibatasi hanya 50 orang Gambar 4.9 Konfigurasi IP Address PC Wireless 1

64 Gambar 4.10 Konfigurasi IP Address PC Wireless 2 d) Verifikasi global parameter pada Switch dan Router Gambar 4.11 Konfigurasi global parameter pada Router

65 Gambar 4.12 Konfigurasi global parameter pada Switch Konfigurasi global parameter pada switch dan router adalah sama, berfungsi salah satunya untuk merubah nama hostname yang biasanya di ganti menjadi R1 (Router 1), hanya untuk penamaan saja, lalu juga berfungsi untuk memberi password ketika ingin memasuki configurasi, password di dienkripsi untuk masuk ke privi-leged mode yang berfungsi untuk memprotect router agar tehindar dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

66 e) Verifikasi command line access &banner pada Switch dan Router Gambar 4.13 Hasil konfigurasi command line access &banner pada Router Gambar 4.14 Hasil konfigurasi command line access &banner pada Switch

67 Konfigurasi command line access & banner pada sitch dan router pun sama, tidak ada bedanya, hanya beda di hardware saja, switch atau router. Setelah di konfigurasi, banner pada switch maupun router menjadi ***************** Lite Solutions Indo ***************** Lalu line consolenya pun menjadi ada passwordnya, yaitu litesolutions, jika tidak memasukan password tersebut, maka console tidak akan bisa di konfigurasi. f) Verifikasi IP DHCP & DHCP server pada Router Gambar 4.15 Hasil konfigurasi IP DHCP pool & DHCP server

68 Setelah di konfigurasi DHCP server maupun IP DHCP pool, maka semua end user sekarang sudah bisa merequest IP, ip dhcp excluded-address dan ip dhcp pool lan adalah konfigurasi agar jaringan yang berada di LAN bisa mendapat IP, sedang kan ip dhcp pool vlan agar jaringan yang berada di VLAN bisa mendapat IP, karena pada topologi (Gambar 4.7) ini terdapat 5 VLAN maka ip dhcp pool vlan yang di set ada 5, dari VLAN 10 sampai dengan VLAN 50. g) Verifikasi Subnetting Gambar 4.16 Hasil konfigurasi Subnetting

69 Dari hasil konfigurasi penambahan subinterface di atas sudah terlihat bahwa subinterface telah bertambah berdasarkan VLAN yang telah dibuat sebelumnya dengan menyantumkan masing-masing ip gateway dari VLAN itu sendiri. Penambahan subinterface berguna untuk memberikan gateway bagi VLAN agar bisa saling terhubung, h) Verifikasi Switchport pada Switch Gambar 4.17 Hasil konfigurasi Switchport pada Switch

70 Pada gambar di atas terlihat bahwa interface fa0/1 sudah di konfigur mode trunk. Trunk pada VLAN adalah link point-to-point diantara satu atau lebih dari interface Ethernet dan perangkat lain jaringan, yang dimana merupakan saluran untuk VLAN antara switch dan router. Trunk membawa lalu lintas untuk memperluas VLAN melintasi seluruh jaringan. Lalu pada fa/ selanjutnya terlihat mode access, mode access adalah mengatur config yang ada pada suatu vlan agar terhubung dengan jaringan vlan yang lainnya. i) Verifikasi SVI pada switch Gambar 4.18 Hasil konfigurasi Switch Virtual Interface Pada gambar di atas adalah hasil dari konfigurasi SVI pada switch yang dibuat untuk VLAN 1. SVI dibuat untuk memberikan koneksi IP dengan host. Alasan SVI hanya di buat pada VLAN 1 karena divisi network berada pada VLAN 1,yang dimana hanya divisi network saja yang bisa mengakses switch maupun router, dan sehingga switch bisa dikelola secara remote oleh divisi network

71 j) Verifikasi keamanan Gambar 4.19 Hasil uji keamanan 1 Gambar 4.20 Hasil uji keamanan ketika memasuki router/switch

72 Gambar 4.21 Hasil uji keamanan ketika memasuki configurasi pada router/switch Pada gambar di atas ini, terdapat gambar yang menunjukan uji coba keamanan dirouter. Konfigurasi pada router maupun di switch adalah sama. Kata kunci keamanan setelah dimasukan kata kuci yang benar pun akan terenkripsi, jadi tetap tidak ketahuan. Ketika ingin mengonfigurasi pun tetap diminta kata kunci jadi semakin ketat keamanannya.

73 k) Verifikasi routing table Gambar 4.22 Hasil konfigurasi routing table Dari hasil konfigurasi pada router terlihat routing table, dimana routing table itu mencatat jalur jalur yang akan dilewati oleh paket. Karena pada jaringan ini terdapat VLAN, maka harus dilakukan subinterface yang berguna untuk membagi jalur paket pada VLAN. Pada gambar di atas terdapat 5 VLAN, dengan ip gateway yang berbeda beda.

74 l) Verifikasi ip interface brief Gambar 4.23 Hasil ip interface brief Dari hasil ip interface brief di atas, terlihat bahwa status interface yang sudah di konfigurasi sudah up, status itu menandakan bahwa interface tersebut sudah dapat terhubung ke port tujuannya. Kendala yang sering terjadi ketika status masih tetap down biasa nya adalah kondisi kabel yang rusak, pada saat konfigurasi tidak ada command no shutdown yang membuat status nya tetap down, kondisi router yang sedang mati kadang menjadi masalah saat status down.

75 J) Tes Konektivitas Jaringan Dalam mengetes konektivitas jaringan maka dilakukan tes ping seperti gambar berikut ini : o Ping antar VLAN Gambar 4.24 Ping dari VLAN 20 ke VLAN 30 Dari hasil tes tersebut menunjukan bahwa koneksi antar VLAN sudah dilakukan. Hal ini juga membuktikan bahwa konfigurasi SVI pada switch sudah berjalan dengan baik.

76 K) Ping sesama VLAN Gambar 4.25 Ping sesama VLAN 10 Dari hasil tes tersebut menunjukan bahwa koneksi dalam VLAN sudah dilakukan. Hal ini juga membuktikan bahwa konfigurasi VLAN pada switch sudah berjalan dengan baik.

77 L) Ping LAN dalam WiFi Gambar 4.26 Ping dari Pc wireless 1 ke Pc wireless 2 Hasil ping ini menunjukan bahwa user yang meggunakan WiFi dapat saling terhubung satu dengan yang lainnya di dalam jaringan WiFi itu sendiri.

78 M) Ping dari no VLAN ke VLAN Gambar 4.27 Ping dari no VLAN ke VLAN Hasil ping di atas menunjukan bahwa end user yang berada di dalam VLAN dengan end user yang berada di luar VLAN dapat terhubung dengan baik.

79 N) Ping PC network ke printer Gambar 4.28 Ping PC network ke printer Hasil ping menunjukan bahwa PC yang berada di luar VLAN ataupun di dalam VLAN dapat menggunakan printer secara otomatis, tidak harus terhubung langsung ke printer dan ini dapat menambah efisiensi waktu.

80 O) Ping PC Wireless ke VLAN 30 Gambar 4.29 Ping PC Wireless ke VLAN 30 Hasil ping antara PC Wireless dan jaringan yang berada di dalam VLAN dapat terhubung dengan baik, dan dapat melakukan komunikasi. Dari semua hasil ping yang telah berhasil, menunjukan bahwa konfigurasi yang dilakukan telah benar. 4.2.1 Perbandingan jaringan lama dengan jaringan baru Adanya VLAN pada jaringan baru, dapat mencegah brodcast yang tidak perlu dalam jaringan dimana hanya end-device yang menjadi tujuan saja yang menerima broadcast sedangkan end-device yang lainnya tidak. Dalam hal ini, broadcast terjadi tiga kali di jaringan yaitu ketika ada

81 proses ARP, MAC Address table refresh. Berikut ini adalah contoh hasil simulasi broadcast pada jaringan lama yang tidak menggunakan VLAN. Gambar 4.30 Broadcast dalam jaringan tanpa VLAN Gambar 4.31 Broadcast dalam jaringan tanpa VLAN

82 Gambar 4.32 Broadcast dalam jaringan tanpa VLAN Dari ketiga gambar di atas, dapat dilihat bagaimana paket broadcast dikirm dan sampai ke semua end-device. Sementara itu, di bawah ini adalah hasil simulasi broadcast pada jaringan yang menggunakan VLAN. Gambar 4.33 Broadcast dalam jaringan dengan VLAN

83 Gambar 4.34 Broadcast dalam jaringan dengan VLAN Gambar 4.35 Broadcast dalam jaringan dengan VLAN

84 Gambar 4.36 Broadcast dalam jaringan dengan VLAN Dari keempat gambar di atas, bisa dilihat bahwa paket broadcast hanya diterima end-device yang menjadi tujuan, sedangkan end-device yang lain tidak menerima paket beroadcast. Berikut ini adalah hasil ping dan traceroute yang telah dilakukan :

85 Gambar 4.37 Hasil ping dan traceroute antar divisi tanpa VLAN Gambar 4.38 Hasil ping dan traceroute antar divisi dengan VLAN

86 Dari gambar 4.33 dan gambar 4.34 menunjukan proses ping dan traceroute yang terjadi saat pengiriman paket dari PC dalam satu divisi, yaitu PC 1 dan PC 2 dalam divisi promotion, tes dilakukan dalam jaringan yang sudah di set VLAN maupun yang belum di set VLAN. Dari gambar di atas, dapat dibuat tabel sebagai berikut. Tabel 4.4 Tabel hasil ping antara jaringan VLAN dan LAN VLAN Time(ms) Min Max Average Reg sales 1 Reg Sales 2 12 50 35 Promotion 1 50 81 72 Router 22 50 35 LAN Time(ms) Min Max Average Reg sales 1 Reg sales 2 32 110 56 Promotion 1 20 96 56 Router 57 158 85 Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan ping antara jaringan VLAN dengan jaringan tanpa VLAN dalam satu divisi, bahwa jaringan dengan VLAN

87 lebih cepat dalam pengiriman dan penerimaan paket data dibandingkan dengan jaringan tanpa VLAN. 4.3 Hasil Evaluasi Sistem Setelah melakukan simulasi dengan menggunakan Cisco Packet Tarcer maka, dapat dibandingkan antara topologi jaringan yang lama yang tidak menggunakan VLAN dengan topologi jaringan yang baru, yang menggunakan VLAN. Jaringan baru yang menggunakan VLAN didesain bertujuan untuk meningkatkan performa, efisiensi dan keamanan jaringan. Dari hasil perbandingan tersebut, dapat dibuat tabel berikut ini : Tabel 4.5 Perbandingan jaringan lama dengan jaringan baru Point Perbandingan Tanpa VLAN Dengan VLAN Broadcast Cost Terdapat broadcast yang tidak perlu ke enddevice Lebih mahal dan tidak efisien Menyaring broadcast yang tidak perlu ke end-device Lebih murah, karena hanya menggunakan 1 switch, lebih efisien dan mudah diatur

88 Kecepatan pengiriman dan penerimaan paket data Keamanan Jaringan Lebih lambat dalam pengiriman maupun penerimaan paket data 1. Semua end-user dapat mengakses kemana saja 2.Router dan Switch tidak diprotect dan siapa saja dapat mengaksesnya Lebih cepat dalam pengiriman maupun penerimaan paket data 1. Membatasi akses yang tidak diinginkan 2. Memprotect Router dan Switch agar tidak bisa di akses orang lain, selain admin